Pepaya Menakjubkan Berkat Pupuk organik Cair EM4

Raden WardanaLuas lahannya tak seberapa, paling tiga are saja. Namun jangan heran kalau hasil tanaman buahnya berupa papaya jenis Thailand sungguh menakjubkan dan mungkin menjadikan iri atau bahkan membuat heran petani lainnya. Raden Wardana (53) petani asal Dusun Montong, Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat telah membuktikan kesungguhannya dalam menjalankan usaha taninya dengan hasil produksi yang memuaskan. Kerja keras, kesungguhan dan potret keberhasilan Raden Wardana tidak datang begitu saja. Selain teknologi pertanian yang intens dilaplikasikannya, juga bimbingan dari penyuluh swadaya juga tak pernah lepas dari cara bertani semestinya yang dilakukan.

Terang saja dibalik kesuksesan tersebut, Pak Raden, sapaan akrabnya tak pernah mengabaikan cara bertani petani-petani zaman dahulu. Ia masih mempertahankan cara pertanian yang serba organic, tanpa tergiur dengan pertanian ala instan yang sesungguhnya merusak tanah dan tanaman. Cara bertani organic dimaksud, Raden mengaplikasikan penggunaan pupuk kompos cair EM4 dalam setiap usaha tani yang dikembangkannya, terlebih pada tanaman buah seperti papaya Thailand yang tengah dikembangkannya di Dusun Presak, Sidekarya, Desa Batukumbung, Kecamatan Lingsar.

Pengembangan tanaman buah apa saja termasuk tanaman pangan di desa yang dikenal desa mandiri energi ini berjalan cukup baik. Karena selain didukung oleh limbah atau kotoran sapi yang tersedia banyak disini, sangat memungkinkan dikembangkan pertanian organic dengan sentuhan atau aplikasi pupuk kompos itu sendiri. “Pertanian di sini cukup bagus, karena disini sentra produksi sapi yang menghasilkan kotoran sapi yang bisa kita olah dengan pupuk organic untuk dijadikan pupuk tanaman,” ujar lelaki yang juga staf PDAM Kecamatan Narmada ini.

Hasil usaha tanaman buah berupa papaya thailand yang ditanganinya bersama warga setempat dibawah bimbingan penyuluh swadaya kecamatan lingsar dan Kecamatan Narmada, Ali Swasta memang mengagumkan. Bagaimana tidak lahan yang dimanfaatkan untuk tanaman buah ini begitu rimbun, daunnya yang menghijau dan segar serta buahnya yang cukup banyak dalam satu pohon membuat Pak Raden dan kawan-kawan petani lainnya boleh berbangga. “Saya perkirakan dalam satu pohon itu bisa menghasilkan buah antara 15-20 buah papaya dengan ukuran yang besar, sedang dan kecil. Rasanya juga manis dan banyak konsumen yang nyari,” kata Raden.

Pengembangan tanaman buah papaya dengan aplikasi pupuk kompos  ini setidaknya tidak saja memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi diri Raden Wardana sendiri, namun juga memberi nilai lebih setidaknya mampu mendongkrak pendapatan usaha tani warga dari tanaman buah papaya saja. Belum lagi tanaman palawija ataukah tanaman pangan lainnya.

“Karena itu saya bersama rekan-rekan petani lainnya akan terus menggunakan pemupukan organik dengan aplikasi pupuk kompos ini untuk menghasilkan produksi pertanian yang ramah lingkungan, layak dikonsumsi dan menyehatkan,” terang Wardana.

Jurnalis Warga: Penulis: Wardi, warga Labuapi

Rekreasi Mancing, Hilangkan Kepenatan Di Kolam Lingsar

DSC_1359Selain menikmati keindahan alam, belanja, atau berburu kuliner, satu kegiatan lagi yang menjadi sarana rekreasi banyak anggota masyarakat adalah memancing. Baik dilakukan di laut, sungai maupun di kolam pancing masing – masing memberikan sensasi yang berbeda namun mendatangkan kegembiraan yang sama.

Hari mulai beranjak sore. Di bawah cuaca yang sedikit berawan sinar matahari nampak menyembul kekuningan membias di antara daun – daun  kelapa melambai yang tengah tertiup angin  ataukah daun manggis yang berada di Taman Wisata Pura Lingsar, Lombok Barat.

Taman wisata Pura Lingsar yang dilengkapi sebuah kolam besar suatu hari di akhir pekan suasananya sedikit berbeda  dibanding dengan hari-hari biasanya. Kecuali acara Pujawali Perang Topat di Pura Lingsar maupun kegiatan-kegiatan keagamaan ummat Hindu lainnya yang kerapkali ramai. Namun keramaian kali ini ditandai dengan tigaratusan peserta lomba mancing se Pulau Lombok menjejali pinggir kolam besar di Taman Pura Lingsar.

Para mancing mania seakan tak ingin surut atau bahkan beranjak ke lokasi lainnya, mereka fokus mancing untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dan seberat-beratnya yang dibatasi hingga 5,5 Kg. Meski terik matahari dari pagi hingga sore menyengat dan hujan deras turun seketika, para mancing mania tak terusik sedikitpun untuk meninggalkan lokasi pemancingan yang menyediakan ikan berbagai jenis seperti ikan bawal, mujair, nila dan ikan jenis lainnya.

Arman Hadi Ketua Forum Pemuda Lingsar. menilai, event semacam ini sangatlah penting artinya untuk lebih mengenalkan secara luas Taman Lingsar sebagai salah satu obyek wisata unggulan di Lombok Barat. Tidak hanya pengunjung mengenal Taman Narmada saja. Di Taman Lingsar terdapat sejumlah pasilitas lainnya, selain taman yang indah dan asri, juga di tempat ini terdapat Pura Lingsar sebagai tempat persembahyangan ummat Hindu pada saat-saat tertentu. Di sini juga terdapat Kemaliq yang cukup disakralkan oleh masyarakat suku Sasak-Lombok. Demikian juga dengan keberadaan kolam besar di Taman Lingsar seluas 1 hektar ini, kerap kali digunakan untuk ajang rekreasi utamanya rekreasi mancing tidak saja bagi wisatawan lokal, namun juga wisatawan asing.  “Karena itu tak mengerankan pada setiap penghujung tahun, Taman Lingsar selalu dijadikan sebagai tempat upacara Perang Topat Pujawali Pura Lingsar,” tandasnya

Beragam masukan tersirat secara langsung dari para pemancing saat itu, agar kegiatan seperti ini bisa ditindaklanjuti atau diagendakan secara rutin. Tidak hanya pada saat moment-moment tertentu saja seperti ulang tahun, namun juga pada saat-saat yang lain. “Hal ini merupakan kegiatan positif dan hendaknya didukung oleh keberadaan pasilitas  memancing seperti peneduh agar para pemancing bisa betah dan fokus memancing,” kata Seban pemancing asal Peresak, Lombok Tengah dimintai pendapatnya.

Menyingkap soal pemanfaatan Taman Lingsar yang belum Maksimal ini, Arman Hadi punya proyeksi lain. Jika pelaksanaan kegiatan di Taman Lingsar termasuk lomba mancing seperti ini paling banter dilaksanakan oleh pengelola Taman Lingsar. Ia tak menampik selama ini keterlibatan Pemda khususnya instansi terkait belum kelihatan, jika tidak dikatakan sama sekali belum ada.

“Sebenarnya perlu ada dukungan yang lebih intensif dari Pemda. Katakanlah misalnya tersedianya sarana prasarana yang disiapkan seperti perahu sebagaimana di taman lainnya yang sudah populer seperti Taman Narmada ataukah Taman Impian Jaya Ancol, kolam di Taman Loang Baloq. Dengan sendirinya pengunjung akan datang sendiri dan Taman Lingsar menjadi lebih hidup,” ujar Arman yang juga aktif di setiap tournament sepakbola Lingsar ini.

Kadis Kelautan Perikananan Lobar Ir. H. Akhmad Subandi, MM memberi dukungan atas terselenggaranya lomba mancing ini. Bahkan ia mengaku memberikan kontribusi dengan menyumbang ikan di event ini. Hanya saja ia menyentil agar para pemancing lebih betah, diusulkan agar dibuatkan terop atau lapak pemancingan yang nyaman. Kegiatan ini bukan saja untuk rekreasi massal keluarga, namun juga sekaligus bagaimana mengajak masyarakat sejak dini dengan cara-cara yang sederhana dan praktis agar gemar makan ikan. Ia bahkan perlu mengajak Diparsenibud Lobar untuk berkiprah.

“Ya sekaligus juga hasil pancingan bisa langsung dibakar di tempat, karena rasanya kan beda, mengingat suasananya yang berbeda pula di tengah rimbunnya pohon manggis. Selain itu juga kegiatan seperti ini perlu ditindaklanjuti ke depannya, dengan mengadakan event serupa atau berkala seperti tiap-tiap hari libur atau minggu. Nanti bisa kerjasama dengan sponsor. Dengan demikian sektor lain juga akan hidup seperti usaha dagang, kuliner dan lainnya,” ujar spesialisasi bidang perikanan ini.

Kecuali itu, dengan hidupnya Taman Lingsar, maka pertumbuhan sektor lainnya juga akan memberikan multiplyer efeck. Sebutlah misalnya, yang paling praktis adalah tumbuhnya berbagai macam usaha ekonomi kreatif dengan munculnya warung-warung kecil seperti kuliner atau penjual berbagai jenis makanan, bahkan penjual umpan ikan untuk mancing juga bisa dimanfaatkan.

Jurnalis Warga: Wardi, Alamat  Labuapi.

Petani Durian Lobar Harapkan Perhatian Serius Pemerintah

??????????Durian Lombok Barat (Lobar) yang sudah tak asing lagi bagi para konsumen lokal maupun luar daerah semakin menambah antusias petani setempat untuk membudidayakan durian. Kecuali prospek secara ekonomi,durian juga bisa dikembangkan sebagai wisata agro yang menjanjikan.

Di Lombok Barat sendiri merupakan lumbung durian terbesar di NTB dan banyak tempat yang memiliki potensi penghasil buah durian. Sebutlah misalnya  Desa Kekait, Medas dan Sidemen Kecamatan Batu Layar, Karang Bayan, Sesaot, Lembah Sempage, Segerongan dan beberapa desa lain dikawasan kecamatan Lingsar, Narmada dan Gunung Sari.

Sayangnya potensi buah-buahan yang cukup menjanjikan ini belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat utamanya dalam pengembangan sistem pemasaran maupun pengembangan pembudidayaan penanaman durian, sehingga muncul menjadi destinasi yang dapat diandalakan bagi kabupaten Lombok Barat.

Padahal sebagaimana diungkapkan Mamiq Mustaan, usaha rambutan bisa memberikan keuntungan yang lumayan besar dibanding dengan buah-buahan yang lain, disamping itu para penikmat buah ini kebanyakan datang langsung sambil jalan-jalan dan membawa keluarga ketempat ini.

Hasil panen durian dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini disebabkan karena petani sudah menguasai teknologi budidaya durian yang benar dan menghasilkan produksi yang banyak. Kecuali itu perluasan areal penananamn juga dilakukan. Harga durianpun meski puasa dan Lebaran saat ini selalu meningkat. Meski begitu konsumen selalu berdatangan untuk membeli durian. Silih berganti konsumen datang ke area pemasarannya di Karang Bayan maupun langsung ke lokasi sentra pengembangan durian di Lombok Barat.

Jurnalis Warga: Wardi asal Labuapi

Berkat Pupuk Organik Tomat Petani Sembung Meningkat

??????????Hasil produksi pertanian khususnya bagi tanaman holtikultura dengan sistem penanaman an organic atau kimia tidak selamanya menguntungkan petani. Kalaupun petani untung tapi produksi yang dihasilkan justru menimbulkan penyakit jika dikonsumsi, karena berbahan kimia saat dilakukan pemupukan.

Namun yang terjadi sebaliknya. Sejumlah petani khususnya petani jenis sayur-sayuran tomat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat justru mengaku puas atas hasil produksi tomatnya setelah memanfaatkan pupuk organic pada tanaman tomatnya seluas 50 are yang disewanya dari pemilik tanah.

“Alhamdulillah hasilnya ternyata membanggakan. Sebelumnya kami memang getol menggunakan pupuk kimia seperti obat pembasmi hama dan ternyata hasil buah tak bagus-bagus amat jika dibandingkan dengan menggunakan pupuk organic seperti yang saya lihat hasilnya sekarang,” kata Sapardi (35) petani tomat asal Desa Sembung Tengah, Kecamatan Narmada, Lombok Barat ini.

Menurut Sapardi, memperoduksi pupuk organik baginya tak sulit. Meski pendidikannya hanya tamat SD, namun ayah dua anak ini tekun membaca pengetahuan dari buku-buku yang ada di perpustakaan desa terutama yang menyangkuit bidang pertanian, khsusunya penggunaan pupuk organic bagi peningkatan hasil pertanian.

Dalam buku yang ia pinjam sekali seminggu di perpustakaan desanya itu, Sapardi ia memulai membuat pupuk organic dengan memanfaatkan sisa-sisa kotoran ternak berupa kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kuda, kotoran itik yang dikombinasikan  dengan kotoran rumah tangga (sampah) yang berasal dari dedaunan. “Bahkan bekas jerami hasil panen sebelumnya juga kami manfaatkan untuk pembuatan pupuk organic,” kata Sapardi.

Sebelum masa tanam tomat dkimulai, Sapardi menaburkan hasil olahan pupuk organic di sejumlah bedengan tanaman tomatnya dengan mengaduk-aduknya bersdama tanah sawah dimaksud. Selanjutnya Sapardi langsung menanaminya dengan tomat yang sudah disemai terlebih dahulu. “Saya kagum setelah melihat pertumbuhan buah, daun dan batangnya serta bunganya yang meghasilkan buah cukup pesat. “Selama menggunakan pupuk organic dan hasilnya cukup memuaskan, saya putuskan untuk berhenti menggunakan pupuk kimia yang ternyata selama ini tidak saja membahayakan bagi tanaman, tapi juga berpengaruh buruk terhadap lingkungan sekitar,” jelas Sapardi sembari tersenyum kecil.

Wardi, Labuapi, Lombok Barat.

Daun Salam Kaya Manfaat

Daun salam keringDaun salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpl. Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm.

Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum.

Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau stek.

Kegunaan daun salam untuk mencegah berbagai penhyakit diantaranya, diare. Caranya 15 g daun dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air bersih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin disaring lalu diminum.

Kencing manis: 7 lembar daun salam dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Sakit maag: 15-20 lembar daun dicuci bersih, rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya. Minum sebagai teh setiap hari, sampai rasa penuh dan perih di lambung menghilang.

Mabuk akibat alcohol, 1 genggam buah salam yang sudah masak dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus. Peras dan saring, lalu diminum. Kudis, gatal, daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ketempat yang sakit.

Wardi, Jurnalisme/Artikel Warga Labuapi

Wisata Menakjubkan dari Gili Nanggu

Kawasan wisata Gili NangguArah pengembangan destinasi pariwisata di Lombok Barat dalam peta pengembangan destinasi ke depannya akan banyak menyasar destinasi wisata  di wilayah selatan Lombok Barat, tepatnya di wilayah kecamatan Sekotong. Tidak lagi market pengembangannya hanya terpusat di kawasan Senggigi. Alasannya Senggigi sudah begitu terkenal dan wisatawan membutuhkan destinasi wisata alternatif yang menjadi rujukan para wisatawan dalam melakukan aktivitas perjalanannya.

Sekotong menawarkan beragam potensi unggulan wisata alam utamanya wisata pantai yang menarik yang bisa dinikmati untuk berlibur. Sebutlah misalnya kawasan Gili Nanggu yang biasa diistilahkan dengan kawasan wisata GITANADA (Gili Tangkong, Nanggu dan Gili Sudak) yang berada Selat Lombok atau di pesisir barat Pulau Lombok. Gili ini berada di wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Jika mengunjungi salah satu gili ini, sudah pasti wisatawan bakalan takjub dengan keindahan alam yang terhampar di gili ini.  Akses untuk menuju gili inipun sangat memadai, jalanan yang dilalui sudah baik dan tidak perlu memakan waktu yang lama. dari Mataram ataupundari pintu masuk ke Pulau Lombok baik lewat Bandara International Lombok (BIL) maupun melalui Pelabuhan Lembar yang lebih dekat.

Jaraknyapun ke sana kurang lebih 47 km, jika menggunakan kendaraan rmelalui jalur darat dan menggunakan speed boat dari Pelabuhan Lembar dengan jarak tempuh tidak kurang dari 30 menit anda sudah sampai di kawasan ini. Demikian juga jika menyeberang dari Pelabuhan Tawun, Sekotong Barat, jarak tempuh 25 menit sudah sampai.

Sampai di Gili ini terpampang tulisan Selamat Datang DI GITANADA langsung bisa ditemukan hamparan pasir putih nan menawan dan laut biru yang tenang,serta suasana gili yang asri dan tenang. Dan jika sudah  matahari mulai condong ke arah barat bisa menyaksikan sunset dan sunrise tempat ini menjadi pilihan yang tepat.

Sejumlah fasilitas yang tersedia di Gili Nanggu begitu lengkap. Diantaranya, penginapan, diving maupun snorkeling. Tentu berwisata ke Gili Nangu dijamin kepenatan rutinitas kerja selama semingu akan terbayang dengan suasana refresing yang menyenangkan dan bugar kembali memulai pekerjaan berikutnya.

Selain itu disekitar gili ini ada dua gili yang berdekatan yaitu gili kedis dan gili sudak yang bisa kamu kunjungi dengan perahu ataupun speedboat. Untuk itu mari kita berwisata berwisata ke Gili Nanggu saja.

Jurnalisme warga: Wardi, warga Labuapi

Menikmati Pesona Malam di Pantai Senggigi

Pesona Malam di Pantai Senggigi
Wisata alam di Lombok Barat begitu syarat akan keunikan, kekhasan dan karakteristik lokasi yang beragam. Wisata alam merupakan suguhan wisata yang lagi digandrungi para wisatawan khususnya para muda mania. Karena disamping sebagai media rekreasi, namun juga bermanfaat ganda sebagai media pembelajaran bagi referensi studynya di bangku kuliah atau sekolah.

Di Lombok Barat tidak hanya menyuguhkan keelokan alamnya yang tersaji. Namun ada sajian lain yang selalu melengkapi kunjungan wisata ke Lombok Barat, Diantaranya soal kuliner, budaya dan lainnya.

Baik wisata alam, wisata kuliner yang ada di Lombok selalu menjadi konsumsi media sosial maupun media elektronik dan cetak untuk selalu dipublis. Bagaimana menjajal keindahan malam di balik gemerlap lampu neon warna-warni di Pantai yang sudah kesohor namanya di tingkat dunia ini.

Pantai Senggigi menjadi obyek wisata paforit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, karena memliki daya tarik tersendiri bagi obyek wisata lainnya di Pulau Lombok.Keindahan pantai di siang hari masih berbekas hingga malam hari seakan tak pernah pudar atau luntur akan sergapan matahari di siang hari. Buktikan saja berjalan-jalan di malam hari, suasana pantai Senggigi sedikit beda dan khas dibanding siang harinya. Keindahan bola lampu yang terpasan di sana-sini baik di pinggir jalan hingga menerangi bibir pantai di kawasan Senggigi membuat siapapun berdecak kagum, bahkan ingin berlama-lama menikmati keindahannya, apalagi didukung oleh kondisi cuaca yang cerah.

Tiupan angin sepoi-sepoi dan deru ombak yang menghempas pelan di tepi pantai terasa nyanyian alam seakan menghibur hati yang tengah berkecamuk lara dan gundah gulana. Semuanya membuat hati menjadi lebih tenang, sunyi dan relaksasi denan sendirinya datang menghampiri.

Sembari menikmati sajian khas kuliner Lombok berbagai jenis aneka rasa ditemani segelas kopi atau minuman khas Lombok natural, sembari duduk menyandar di pinggir pantai menjadi kenangan malam yang teringat sepanjang masa. Berliburlah ke Senggigi siang dan malam hari tidak akan rugi meluangkan waktu anda untuk sekedar menghilangkan kepenatan selama rutinitas kerja yang begitu tinggi.

Wardi, jurnalisme warga Labuapi.

Jajar Legowo Maxi Tingkatkan Produktivitas Padi

DSC_0074Hasil kreatifitas dan rekayasa teknologi pertanian melalaui system kaji tindak dan ujicoba penanaman padi varietas Jajar Legowo Maxi yang diaplikasikan oleh para penyuluh pertanian khususnya dibawah binaan Unit Pelaksana Teknis  Balai Penyuluh Pertanian (UPT BPP) Kecamatan Lingsar, Lombok Barat hasilnya sungguh luar biasa. Kesungguhan para penyuluh atau sering disebut pahlawan kemakmuran ini dengan mendorong para petani yang berada pada lahan uji coba seluas 70 are tersebut mampu meningkatkan nilai produktivitas padi atau beras yang selama ini dikhawatirkan tidak bisa menuai  tingkat maksimal.

Keraguan itu akhirnya bisa dibuktikan pada panen raya padi sistim Jajar Legowo Maxsi, hasil kaji tindak penyuluh pertanian pada lahan percontohan UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Lingsar, beberapa waktu lalu. Kepercayaan diri para penyuluh pertanian bersama masyarakat petani setempat cukup beralasan. Karena hasil uji coba dimaksud hasil panen meningkat cukup drastis. Misalnya pada padi varietas Jajar Legowo Maxsi sistem 2:1 target Kementerian Pertanian perkiraan hasil tidak lebih tidak kurang dari 7 ton padi persatu satuan hektar.  Namun oleh UPT Balai Penyuluh Kecamatan Lingsar mencoba kaji tindak tanam jajar legowo sistim 4:1 Maxi mampu menghasilkan 7,2 ton padi per hektar. Sedangkan dengan sistim 6:1 Maxi mampu menghasilkan 8 ton per satu satuan hektar.

Kerjasama yang baik antara para penyuluh pertanian dengan para kelompok tani di Kecamatan Lingsar juga menjadi semangat dan kolaborasi sistim yang selama ini cukupbagus dikembangkan dan terbina dengan baik. Karena itu tidak heran jika keberhasilan itu tidak mungkin datang sendiri. Namun kerjasama antara para penyuluh pertanian dan dan kelompok tani patut diberikan apresiasi. Sebagaimana dijelaskan Camat Lingsar, Rusditah S.Sos bahwa di wilayahnya terdapat 25 orang penyuluh baik penyuluh pertanian, perikanan maupun kehutanan. Sementara jumlah kelompok tani sebanyak 112 kelompok. Terbagi dalam 72 kelompok tani pangan, 25 kelompok tani perikanan dan 15 kelompok tani kehutanan. “Kecuali itu berkat sponsor dari PT Singenta Indonesia dan pupuk Kaltim dari segi penyediaan pupuk juga turut membantu kerhasilan ini,” kata Rusditah.

Kepala Balai Penyuluh Lombok Barat, HM. Halawi Mustafa menjelaskan, jumlah penyuluh di kabupaten Lombok Barat saat ini sebanyak 356 orang. Terdiri dari penyuluh pertanian tanaman pangan sebanyak 288 orang, penyuluh perikanan 33 orang dan penyuluh kehutanan 35 orang. Penyuluh sebanyak itu terdiri dari penyuluh yang bersatatus PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh tenaga kontrak pusat.

Kaji tindak di Kecamatan Lingsar ini akan ditindaklanjuti dengan desiminasi teknologi dalam bentuk media cetak, brosur, leaplet dll. Kegiatan ini akan dijadikan materi penyuluhan bagi para penyuluh di Lombok Barat. “Dibalik petani sukses ada penyuluh handal yang selalu mendampingi, menjadi pasilitator, desiminasi teknologi inovasi bagi petani di kabupaten Lobar.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menyatakan, penyuluh harus mengikuti perkembangan terbaru di bidang teknologi pertanian dan tak boleh tertinggal. Ia member contoh, beberapa waktu lalu di kecamatan Lingsar ini mampu produktivitas padi melalui pendekatan teknologi pertanian dengan capaian 10, 64 ton/ha. Hasil ubinan dan kaji tindak teknologi tanam sistim jajar legowo telah menghasilkan padi sebanyak 8 ton per hektar. “Ini tentu tidak akan terjadi secara tiba-tiba tapi perlu ada satu pengelolaan/pendekatan dan juga tentu saja ada teknik-teknik di bidang pertanian yg mampu menghasilkan tingkat produksi yang sangat tinggi. Secara nasional produktivitas baru mencapai 5-6 ton/ha. Kita di Lombok Barat sudah bisa mencapai 7-8 ton/ha. Ini artinya sudah bisa diatas rata-rata nasional,” katanya.

Bupati mengakui saat ini areal pertanian semakin banyak berkurang. Namun di Lombok Barat mampu mencetak sawah baru tahun ini seluas 100 ha. Namun tetap saja terjadi pengurangan atau penyempitan lahan. Disebabkan makin banyaknya pembangunan perumahan, perkantoran, sekolah, pertokoan dll. Serba dilematis, disatu sisi diperlukan penyediaan lahan untuk pembangunan fhisik utk menunjang percepatan pembangunan ekonomi. Tapi di sisi lain lahan pertanian makin berkurang. Disinilah perlu adanya intensifikasi tapi juga ekstensifikasi, bahkan diversifikasi di bidang pertanian.

“Ini tugas penyuluh. Yang harus terus mendidik, melatih, membemibing para kelompok tani agar mampu mempertahankan stabilitas hasil. Katakanlah pada tahun 2008 lalu hasil produksi padi kita sebanyak 148 ribu ton. Sekarang sudah bisa mencapai 171 ribu ton ada peningkatan. Itu ekwivalen dengan 117 ribu ton beras, ada surplus, kata fauzan.

Panen raya akan sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan produktivitas di bidang beras dan lainnya. Dalam rangka peningkatan produktivitas beras NTB telah dijadikan satu daerah secara nasional yaitu dua hal pariwisata dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan terkait dengan upaya penyuluh, pertanian. Ketahanan pangan ini juga sangat terkait dengan keterjangkauan dan ketersediaan pangan setidaknya harus mampu menyediakan pangan yang berkualitas/padi yg berkualitas.

“Mudah-mudahan Lobar menjadi kiblat pertanian di NTB. Catatan dari Asosiasi Perbenihan Lombok Barat mencatat telah mampu mensuplay 60 persen kebutuhan benih petani dari Lobar. Dari 3.200 kebutuhan benih Lombok Barat mampu memenuhi 800 ton saja dari kebutuhan selebihnya dikiri ke seluruh NTB. Surplus kita sekarang 25 ribu ton. Kalau ini kita pertahankan lobar akan menjadi penyangga beras dan pangan nasional,” jelas Fauzan

Jurnalis Warga: Oleh Wardi, Labuapi

Sukses Petani Asal Trong Tawah Dengan Pupuk Organik

jurnalis wargaKetekunan Inaq Sairah (40) dibantu suaminya Amaq Sairah warga Trong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat dari menyiapkan bibit tanamannya, mengolah lahan, pemupukan hingga proses terakhir panen maupun pasca panen mesti menjadi pembelajaran amat pentig bagi petani lainnya untuk selalu bekerja keras dan mennyenangi pekerjaannya sebagai petani. Meski tak punya lahan sejengkalpun, namun berbekal keterampilan dan keuletannya, ia tak lantas menyerah pada keadaan. Ia memutuskan untuk menyewa lahan yang luasnya tidak lebih dari 10 are saja.

Rutinitas ini selalu ia teruskan, meski masa sewa lahan sudah berakhir. Ia mencari lahan sewa yang lain. Inaq Sairah merupakan petani penggarap lahan milik orang dan yang spesifik dan tetap melekat padanya adalah menanam tanaman sayur-mayur yang setiap hari diserap pasar. Sebutlah misalnya, tanaman tomat, cabe rawit, cabe besar, kacang panjang, sawi, col, mentimun dan lain sebagainya.  Inaq Sairah cukup jeli melihat pasar. Di saat sayur-mayur lagi langka dan petani lainnya tidak berminat untuk membudidayakannya, karena factor iklim yang kurang mendukung, justru petani 4 orang anak ini berani mengembangkannya. Meski petani lainnya sering menentang pola tanam yang diterapkannya, namun Amaq Sairah tetap memprediksikan peluang pasar. “Di saat panen melimpah pada satu komoditi saja, alhamdulillah kami bisa mendapatkan hasil yang lumayan, namun dari komoditi lain seperti tanaman sayur-mayur ini,” terang Amaq Sairah.

Kesuksesan mengembangkan dengan komoditi sayur-mayur bagi Amaq Sairah tentu tidak terlepas juga dari proses usaha tani yang selama ini dijalankan, terutama dari sisi pemupukan tanaman dengan cara sederhana, baik dan benar. Ditengah kelangkaan pupuk, mahalnya harga pupuk dan selama ini pemupukan dengan menggunakan zat kimia sangat berpengaruh terhadap kejenuhan tanah dan kesuburannya dan sangat rentan akan gangguan kesehatan bagi manusia yang dijadikannya sebagai makanan tiap harinya.

Karena itu Amaq Sairah merasa tidak perlu repot soal pemupukan tanaman hortikulturanya. Ia selalu mengandalkan pupuk kompos dan atau pupuk kandang. Hal ini mengingat pupuk kandang secara swadaya bisa diusahakannya, mengingat di kampungnya banyak warga yang memelihara ternak baik sapi, ayam, burung dan lainnya. “Bahkan saya bisa membuat sendiri pupuk organik yang bahannya dari sampah dedaunan, sampah organic dari dapur, kotoran ternak dan selalu saya manfaatkan untuk setiap kali saya bertanam sayur,” ungkap Amaq Sairah.

Ia mencontohkan pada tanaman mentimunnya yang luasnya hanya 10 are tersebut ia hanya membutuhkan 10 karung pupuk kompos yang disebarkannya sebelum melakukan penanaman maupun secara rutin dua kali sebulan.

“Hasilnya cukup menggembirakan, daun dan bunga lebih  cepat tumbuh, sehingga cepat berbuah. Dan buah yang dihasilkannyapun benar-benar alami dan terbebas dari pupuk pestisida lainnya. Rata-rata setiap kali panen mentimun kami memperoleh maksimal 10-15 karung dengan harga di tingkat pengepul Rp. 90.000 per karung. Setiap minggu panen antara 3-4 kali saja. Usia panen kan bisa sampai sebulan lebih. Bisa dihitung berapa hasil yang bisa kami peroleh,” Tanya Amaq Sairah sembari tersenyum.

Jurnalis Warga oleh  Wardi,  Alamat Labuapi

Wayan Swastika Penyuluh Inovatif dari BPP Narmada

Wayan Swastika Penyuluh Inovatif dari BPP Narmada (1)Seorang penyuluh secara umum baik pertanian, perikanan, kehutanan maupun perkebunan haruslah tetap berinovasi sekaligus berimprovisasi. Hal ini perlu dilakukan selain sebagai bentuk pembelajaran dan contoh positif yang harus dikembangkan dan diteruskan kepada kelompok tani binaannya, juga merupakan nilai tambah bagi karier seorang penyuluh.

Penyuluh Kehutanan Madya BPP Narmada, Lombok Barat, Wayan Swastika terbilang penyuluh kreatif dan inovatif. Media ini ketika berkunjung ke rumahnya di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Narmada, Lombok Barat suasananya menjadi riuh nan ramai. Pasalnya 1000-an ayam pedaging dipeliharanya dalam kandang yang cukup rapi dan bersih. Belum lagi di kebunnya yang seluas 5 are, ia memlihara ayam serupa dengan jumlah 2000-an ekor.

Yang menarik dari usaha ternak yang ditekuni penyuluh yang cukup ramah ini adalah pemanfaatan limbah ternak untuk mpembuatan pupuk kompos atau pupuk bokashi dengan aplikasi cairan pupuk organik EM. Ia berinisiatif untuk membuat pupuk organik ini karena terinspirasi oleh keberhasilan rekan-rekan penyuluh lainnya terhadap pembinaan pembuatan pupuk organik aplikasi EM kepada sejumlah kelompok tani dan ternak yang ada di wilayah BPP Narmada.

Kesuksesan aplikasi EM ini yang menginisiasinya untuk membuat pupuk kompos sendiri. Secara kebetulan Wayan Swastika memlihara ayam pedaging. Ketimbang kotorannya dibuang percuma iapun membuat pupuk kompos dengan bahan-bahan sisa kotoran ayam dimaksud, lalu dicampur dengan tanah gembur, sekam dan sampah dedaunan yang sudah kering.

Proses pembuatan pupuk kompos aplikasi EM ini langsung dimasukkan dalam karung dan diendapkan beberapa lamanya di dalam karung. Tidak lebih dari 9 karung yang sudah dihasilkan dari pembuatan pupuk ini. “Rencananya akan saya gunakan untuk pemupukan pada tanaman sayur-mayur yang akan saya siapkan di lahan ini. Ya paling tidak bisa untuk konsumsi sendiri. Karena mengkonsumsi tanaman sayur-mayur untuk keluarga dari hasil pemupukan secara organik sangat baik untuk kesehatan. Kita dianjurkan untuk kembali kea lam,” kata Wayan.

Wayan juga berkomitmen untuk memperbaiki mutu dan kualitas produksi ternak ayam pedagingnya sehingga mampu meningkatkan volume dan kualitas daging dengan aplikasi EM ternak. Ia mengaku tingkat usaha ternak sangat terbantu dan meningkat setelah menggunakan EM. Disamping itu juga bau limbah kotoran ternak yang tidak sedap bisa dielimir oleh EM ternak ini

Jurnalis Warga: Wardi,    Alamat:  Labuapi.

1 52 53 54 55 56 71