DINAS SOSIAL LOMBOK BARAT LATIH TAGANA MUDA

Giri Menang, Jum’at 9 November 2018 – Sebanyak Tiga Puluh Taruna Siaga Bencana (Tagana) Muda nampak serius menempa fisik di Pantai Kerandangan Senggigi Batulayar Lombok Barat (Lobar) Jum’at (9/11).

Dari baris berbaris sampai proses rescue (penyelamatan) mereka lakukan sebagai latihan buat mereka terjun saat terjadi bencana. Mereka dilatih oleh beberapa instruktur, di antaranya dari Palang Merah Indonesia, staff Dinas Sosial Lobar, bahkan juga melibatkan Badan SAR Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka juga mendapat kegiatan mentorial dari anggota Tagana senior.

Para Tagana Muda tersebut dilatih selama empat hari. Dua hari di kelas dan Dua hari lapangan.

Pelatihan teoritik mereka dapatkan di Hotel Montana Senggigi dari tanggal 7-8 November dengan materi kebijakan pengurangan resiko bencana, teknik penyelamatan di darat dan laut, teknik pertolongan pertama,dan materi layanan psiko sosial.

Berikutnya, mereka memperoleh pelatihan lapangan yang dipusatkan di Pantai Kerandangan Senggigi dari hari ini (Jum’at, 9/11) sampai penutupannya esok hari (Sabtu, 10/11).

Pada pelatihan lapangan, mereka dilatih mengelola dapur umum, pembuatan shelter, memberikan layanan psiko sosial, dan water rescue.

Salah seorang instruktur yang juga staff di Dinas Sosial Lobar, Mulyadi memastikan bahwa tiga puluh orang tersebut akan semakin memperkuat personalia Tagana di Lobar.

“Saat ini kita sudah memiliki 55 orang Tagana terlatih Se-Kab. Lobar. Dengan pelatihan mencapai 32 jam pelatihan, tiga puluh orang ini insya Allah siap untuk ikut membantu,” terang Mulyadi.

Untuk tahun ini, tambah Mulyadi, perekrutan Tagana dikonsentrasikan hanya dari empat kecamatan yang minim personil namun rawan bencana. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Narmada, Lingsar, Gunung Sari, dan Batulayar.

“Kemarin pun mereka sudah kita aktifkan sebagai relawan. Kita kan terkena kewajiban verifikasi sasaran penerima Jadup (Jaminan Hidup, red) untuk warga yang kena gempa,” terang Mulyadi.

Bagi Mulyadi, sejak awal para Tagana Muda tersebut telah teruji inisiatif dan motivasinya dalam membantu pihak Dinas Sosial.

“Tapi terus kita pantau dan evaluasi. Ke depannya, mereka akan dijenjangkan sesuai klasifikasi peran, fungsi, dan tugas serta kluster. Yang harus mereka fahami adalah tiga gugus tugas, yaitu perlindungan, pengungsian, dan logistik,” kata Mulyadi menjelaskan.

Tagana ini memiliki posisi sangat penting saat terjadi bencana. Imbalan atas jasa mereka sayangnya terbilang sangat kecil. Mereka hanya bisa memperoleh uang lelah dari APBD Lobar sebesar Rp. 300 ribu/bulan/orang serta tambahan dari APBN sebesar Rp. 250 ribu/orang/bulan.

“Tapi mereka masih bisa memperoleh uang pengerahan sebesar Rp. 100 ribu/orang/hari saat ditugaskan ketika ada bencana,” pungkas Mulyadi.

Oleh karena mereka berasal dari warga biasa, para Tagana ini berperan besar dalam mitigasi bencana dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.

Salah seorang Tagana yang terbilang senior di Lobar, Farhan menuturkan peran mereka kala bencana terjadi.

“Kami ini relawan yang siap dipanggil kapan saja. Sering kita bertemu dengan teman lainnya, langsung di lokasi kejadian. Kita sudah tahu tugas masing-masing,” ujarnya.

Tagana yang terlibat sejak tahun 2009 itu mengaku banyak hal membahagiakan yang ingin ia tularkan kepada para yuniornya.

“Di samping memperbanyak teman dan sahabat, ada kebahagiaan tersendiri ketika kita bisa membantu sesama yang dalam kesusahan,” pungkas Farhan. (Humas Lobar)

KADES SE-LOMBOK BARAT IKUTI BURSA INOVASI DESA 2018

Giri Menang, Rabu 7 November 2018 – Seratusan Kepala Desa se-Lombok Barat dan aparaturnya menghadiri Bursa Inovasi Desa Kabupaten Lombok Barat 2018, Rabu (7/11). Dalam forum tersebut para kepala desa melakukan proses belajar dan berdiskusi untuk mereplikasi inovasi yang sesuai dengan potensi desanya masing-masing.

Salah satu Kepala Desa yakni Sukadin yang merupakan Kepala Desa Kuranji Dalang mengakui kegiatan Bursa Inovasi Desa sangat luar biasa dan dapat menjadi inovasi untuk membangun desa.

“Ini menjadi tolak ukur kita untuk peningkatan kualitas pembangunan di desa. Dengan kita berinovasi dan berkreasi untuk desa ke depan kita punya target, misalnya seperti desa kami di Desa Kuranji Dalang untuk mengembangkan ekowisata dengan potensi desa memiliki kesenian dan budayanya yang luar biasa,” ungkapnya.

Bursa Inovasi Desa (BID) sendiri merupakan program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia sebagai sarana untuk memberikan solusi bagi Pemerintah Desa (Pedes) memecahkan masalah dan rencana pembangunan yang ada di desa.

Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kab. Lombok Barat (Lobar) kegiatan ini digelar selama satu hari di di Gor Mini Gerung.

Kepala Dinas PMD Lobar L. Edy Sadikin menjelaskan, kegiatan ini menjual kreasi dan inovasi yang sudah dilakukan oleh desa yang ada di Indonesia untuk bisa dicontoh desa-desa yang ada di wilayah Lombok Barat sesuai potensi yang ada di masing-masing desa.

“Terlebih saat ini adanya alokasi dana desa (ADD) bisa memicu desa untuk berinovasi sehingga tujuan dari Pemdes itu sendiri bisa dirasakan masyarakat,” kata saat membuka kegiatan.

“Dari kegiatan ini para Kades bakal menerima petunjuk terkait inovasi apa saja yang bisa dilakukan di desanya masing masing. Di antaranya beberapa poin menu bursa inovasi yang bisa dilakukan meliputi bidang infrastruktur, kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal dan bidang pengembangan sumber daya manusia. Harapan kita melalui Bursa Inovasi Desa, apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan kepala desa yang sudah berhasil melalui tiga bursa inovasi itu bisa kita lakukan di wilayah kita terutama yang bernilai produktif sehingga bisa menghasilkan kemajuan untuk desanya masing-masing,” tambahnya.

Sementara itu mewakili Bupati, Asisten III Setda Lobar H. Fathurrahim menyampaiakn apresiasinya dan menyambut baik adannya kegiatan tersebut. Menurutnya, sudah saatnya Pemdes bisa berdikari, berkreasi dan berinovasi yang tujuannya untuk desa itu sendiri.

“Dengan diadakan Bursa Inovasi Desa hari ini tentu mulai sekarang kepala desa kita harus punya mindset dan punya pemikiran untuk mampu membaca potensi-potensi yang ada di desa, sehingga bisa memunculkan hal yang baru di desa sebagai inovasi,” katanya.

Ia menambahkan, Kepala desa merupakan Leader dan yang akan memberikan warna di desa. Untuk itu, kepala desa bisa benar-benar memilah apa yang bakal dilakukan untuk memajukan serta membangun desanya supaya lebih baik lagi.

“Manfaatkan semua potensi yang ada yang telah dikelola di desa dengan baik sehingga desa maju mandiri. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri akan terus mensupport kemajuan Pemerintah Desa,” tegasnya. (andy/humas)

Hasil SKD Seleksi CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018

Seleksi Kompetensi Dasar Penerimaan CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018 telah selesai dilaksanakan, SKD yang dilaksanakan di Grand Imperial Balroom Jl. Panji Tilar Ampenan sejak tanggal 1 November 2018 sampai dengan tanggal 4 November 2018 dibagi menjadi 16 sesi. Proses SKD yang yang difasilitasi oleh UPT Kanreg X BKN diikuti oleh 7.355 peserta dengan tingkat kehadiran peserta  sebesar 97,82% atau sekitar 7.195 orang peserta, peserta yang tidak hadir sebanyak 160 orang.

Dari empat hari pelaksanaan tersebut dihasilkan sebanyak 87 orang yang bisa memenuhi Passing Grade (Ambang Batas Kelulusan), yaitu dari Formasi K2 sebanyak 5 orang, Formasi Penyandang Disabilitas sebanyak 1 orang dan dari Formasi Umum sebanyak 81 orang.

Berikut ini Hasil Seleksi Kompetensi Dasar per sesi :

Kamis/1-11-2018 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
Jum’at/2-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4
Sabtu/3-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
Minggu/4-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3

Sumber : http://bkdpsdm.lombokbaratkab.go.id/berita-hasil-skd-seleksi-cpnsd-kabupaten-lombok-barat-tahun-2018.html

 

Ralat Berita “Hasil SKD Seleksi CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018”

AMANKAN SENGGIGI, PEMKAB LOMBOK BARAT ANTISIPASI BANJIR

Menghadapi musim hujan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sangat menaruh perhatian atas dampak hujan berlebihan di kawasan wisata Pantai Senggigi.

Beberapa titik di kawasan ini hampir selalu menjadi langganan banjir sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. Padahal, kawasan ini adalah salah satu primadona kunjungan bagi para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, Pemkab Lobar mengajak pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB dan Balai Wilayah Jalan (BWJ) NTB untuk ikut memperhatikan hal tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, I Made Arthadana menegaskan semua pihak bersama masyarakat harusnya peduli dengan bergotong royong melakukan pembersihan saluran air.

“Gotong royong atau bersih-bersih saluran air adalah program jangka pendek dari pengendalian banjir di kawasan ini,” sebut Made.

Namun secara luas, gotong royong dan pembersihan itu harus dilanjutkan dengan penanganan yang lebih baku. Untuk itu tambah Made, pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan dan pengendalian wilayah Senggigi yang dibaginya dalam 6 spot.

Di awali dari kali Meninting sampai dengan Gerbang kawasan ia nyatakan sebagsi spot 1. Spot 2 berlanjut sampai area Hotel Jayakarta yang setiap tahunnya mengalami genangan cukup parah. Berikutnya berlanjut ke spot 3 di Makam Batulayar, dan spot 4 di Pura Batu Bolong. Spot berikutnya berlanjut ke arah Hollyday Inn dan spot terakhir berada di kawasan Hollyday Inn dan sekitarnya.

Dari enam spot yang direncanakan itu, ada dua titik spot yang menjadi sasaran utama, karena merupakan langganan banjir rutin bila musim penghujan tiba. Spot tersebut adalah spot 2 dan 5.

Menurut Made, dua spot itu (kawasan Meninting dan Hotel Jayakarta, serta Pura Batu Bolong ke Senggigi, red) merupakan inti dari pengendalian banjir.

Made meminta Pemda dan institusi teknis tersebut (BWS dan BWJ, red) berjibaku dalam mengendalikan banjir tahun ini.

Secara khusus, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta agar dua spot tersebut diprioritaskan dalam penanganan.

“Terutama soal drainase di bahu jalan dan yang ada di area Senggigi,” pinta Fauzan.

Menurut Fauzan, seluruh area itu harus dikerjakan bersama-sama berdasarkan kewenangan masing-masing, yaitu Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten.

“Dengan mengantisipasi banjir itu, kita ingin membangkitkan pariwisata yang sempat sepi akibat gempa kemaren,” pungkas Fauzan.

Persoalan tersebut dibahas secara bersama di Ruang Rapat Dinas PUPR Lobar, Selasa (6/11). Hadir pada pembahasan itu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Kepala Dinas PUPR I Made Arthadana dan jajarannya dan diikuti juga oleh perwakilan BWS dan BWJ Wilayah NTB.

RIBUAN POKMAS DI LOMBOK BARAT SIAP BANGUN RUMAHNYA

Giri Menang, Senin 5 November 2018 – Dalam rangka mempercepat kesiapan tahap rehab/rekon untuk pembangunan rumah rusak berat di Lombok Barat (Lobar), Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta Tim Teknis Daerah segera memfasilitasi pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) kepada para warga yang rumahnya rusak.

“Bentuk saja Pokmas sesuai data verifikasi. Pokmas tidak boleh menunggu, nanti kita lagi yang disalahkan,” ujar Fauzan saat makan bersama dengan puluhan anggota Tim Teknis yang direkrut oleh Kementerian PUPR di Aula Kantor Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lobar di Gerung, Senin (5/11).

Fauzan pun tidak menampik dengan lambannya pembangunan rumah berbasis Rumah Instan Sehat Sederhana (Risha) karena terbatasnya penyedia panel atau aplikator.

Ia lalu menuturkan jalannya rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Gubernur NTB hari kemaren, Ahad (4/11).

“Pak Wapres meminta agar bulan Maret ini selesai, tapi kemampuan panel terbatas,” tutur Fauzan menyebutkan bahwa Wapres meminta bisa dibangun 400 unit rumah setiap hari.

Walau pesimis, Fauzan tetap mengarahkan agar jajarannya di Tim Teknis Daerah bisa menyiapkan segala hal yang diperlukan, terutama pengorganisasian masyarakat melalui Pokmas.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim yang sekaligus sebagai Ketua Koordinator Tim Teknis Daerah, Lalu Ratnawi mengaku pihaknya sudah memfasilitasi pembentukan lebih dari 1.500 pokmas.

“Saat ini data rill kita baru 599 pokmas. kita belum rekap pokmas yang sudah kita bentuk 500-an lebih di Gunung Sari dan 500-an lainnya yang tersebar di banyak kecamatan lainnya,” aku Ratnawi.

Menurut catatannya, 599 pokmas tersebut mengakomodir 6.066 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat. Saat ini, tambahnya, sebanyak 124,67 milyar lebih sudah ada di rekening pokmas yang sebagian besarnya sudah dibelanjakan untuk membangun rumah.

Sampai dengan minggu lalu menurut Ratnawi, paling sedikit 59 rumah sedang dalam masa pembangunan.

“Target kita, akhir bulan ini sudah bisa serah terima kunci,” kata Ratnawi penuh optimis.

Kendala utama yang ditemukannya di lapangan adalah lambannya ketersediaan panel untuk Risha. Untuk itu, ia berharap 17 aplikator penyedia panel saat ini bisa bertambah lagi.

Selain masalah panel, ia pun mengeluhkan sikap warga pemilik rumah yang ia temukan di beberapa dusun yang malah pasif dan tidak membantu.

“Untuk gali pondasi (rumah milik mereka sendiri) saja, mereka seperti ogah-ogahan. Mereka malah menonton sambil minum kopi. Untung ada rekan-rekan TNI yang membantu,” keluh Ratnawi sambil tersenyum.

Ia meyakinkan, bila semua pokmas bergotong royong, akan mempercepat proses pembangunan rumah anggota pokmas itu sendiri.

“Kecuali mungkin janda dan lansia, mereka wajar hanya berpangku tangan,” tuturnya.

Untuk Kabupaten Lombok Barat, dari 72.222 rumah rusak, terdapat 13.942 rumah yang rusak berat dan menjadi prioritas untuk dikerjakan. Sampai dengan saat ini, 124.670.000.000 anggaran dari APBN sudah masuk ke rekening dan menjadi hak masyarakat untuk membiayai kerusakan rumahnya akibat bencana gempa bumi beberapa waktu yang lalu.

FAUZAN DORONG PERCEPAT PEMBANGUNAN RUMAH

Giri Menang, Senin 5 November 2018 – Imbas kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Mataram kemarin (Ahad, 4/11) membuat Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid ikut bergegas. Fauzan merasa gerah juga dengan sinyalemen bahwa Lobar dianggap lamban dalam pembangunan rumah bagi para warga yang terdampak bencana gempa bumi.

“Harus segera diproses. Pembentukan Pokmas (Kelompok Masyarakat, red) tidak boleh menunggu. Percepat tidak usah menunggu panel. Nanti kita lagi yang disalahkan,” ujar Fauzan saat bertemu dengan puluhan tenaga teknis rekrutan Kemeterian PUPR di Ruang Rapat Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lobar, Senin (5/11).

Fauzan menyindir pihak-pihak yang menyatakan siap untuk menuntaskan pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dengan segera.

Seperti dikabarkan beberapa media, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak agar pembangunan Risha bisa tuntas Bulan Maret 2019 nanti.

“Di depan Wapres, baik Kadin maupun BNPB bilang siap, nyatanya? (tidak, red),” terang Fauzan.

Kondisi di lapangan, menurut Fauzan, belum siap untuk bisa mempercepat pembangunan Risha.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perkim Lobar H. Lalu Winengan mengatakan lambannya pengerjaan tersebut karena minimnya aplikator atau penyedia panel Risha.

“Mereka hari ini, baru rencana untuk bisa memproduksi 75 unit/ hari. Nyatanya (hari ini, red) 20 unit saja belum bisa,” rungut Winengan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kuswara dari Litbang Kementerian PUPR.

“Kapasitas produksi panel sangat terbatas. Sekarang baru ada 17 aplikator atau 17 titik workshop dengan kemampuan produksi paling banyak untuk 6 unit,” ujar Kuswara.

17 aplikator penyedia panel Risha itu tersebar di seluruh Provinsi NTB. Ia lalu membandingkan lebih dari 72 ribu rumah rusak berat SE-NTB yang harus dilayani oleh 17 aplikator itu.

Kuswara pun pesimis target yang ditetapkan Wakil Presiden bisa terpenuhi.

“Kita harus kerja sangat-sangat keras untuk bisa memenuhi target tersebut,” aku Kuswara.

Banyak kendala yang ia temukan sehingga produksi panel Risha sangat lamban. Menurutnya, di samping karena minim sumber daya manusia (SDM), bahan baku yang terbatas, alat produksi yang rusak, Kuswara juga menegaskan faktor hujan menjadi kendala lain untuk menpercepat produksi panel.

Untuk itu pihaknya mendorong agar aplikator-aplikator lokal bisa membantu produksi panel untuk Risha tersebut.

“Tidak ada kualifikasi khusus. Yang penting mau berinvestasi untuk alat cetak, bahan baku, dan penyediaan SDM. Kita siap melatih untuk membuatnya,” harap Kuswara.

Selain mendorong aplikator lokal, Kuswara juga berharap agar masyarakat bisa menggunakan rumah konvensional anti gempa asal sesuai dengan juklak-juknisnya.

Kuswara memastikan struktur rumah konvensional harus anti gempa di mana teknis utamanya ada pada dimensi pembetonan.

“Kalau mengandalkan Risha dengan produksi yang lamban, target (bulan Maret, red) untuk Risha tidak akan terpenuhi,” pungkas Kuswara menyampaikan nada pesimisnya.

BINA DISIPLIN, DISHUB LOMBOK BARAT UNDANG BKD-PSDM

Giri Menang, Senin 5 November 2018 – Selaku Pengabdi masyarakat, para Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menunjukkan dedikasi kerjanya. Di antaranya adalah dengan meningkatkan semangat kerja yang ditunjukkan melalui disiplin kerja yang tinggi.

Hal itu terus dipupuk oleh Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat (Lobar), H. Ahmad Saikhu kepada seluruh jajarannya.

Kali ini dinas yang bertanggung jawab terhadap pembinaan moda dan sarana pendukung transportasi itu mengumpulkan seluruh jajarannya untuk apel pagi dengan sengaja mendatangkan Badan Kepegawaian Daerah dan Peningkatan SDM (BKD PSDM) Lobar sebagai pembina di halaman Kantor Dinas di Kota Gerung, Senin (5/11).

Hadir langsung Kepala BKD PSDM Suparlan yang didapuk menjadi pembina apel pagi.

“Salah satu indikator utama dalam peningkatan kinerja adalah penegakan disiplin pegawai,” ujar Suparlan.

Suparlan merujuk kepada UU. No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara serta PP. No. 53/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri. Ia mengingatkan bahwa dalam regulasi tersebut diatur tidak hanya tentang jenis pelanggaran disiplin, namun juga tentang pemberian ganjaran.

“Reward and Punishment itu bisa dalam banyak bentuk. Untuk punishment baik peringatan lisan, tertulis, maupun demosi, penurunan pangkat, bahkan sampai pemberhentian dengan tidak hormat. Sedangkan promosi dan kenaikan pangkat adalah reward yang diterima oleh ASN yang berdedikasi tinggi dalam bekerja,” terang Suparlan.

Suparlan pun mengingatkan setidaknya tiga jenis pelanggaran berat yang harus dihindari oleh ASN. Tiga hal tersebut adalah makar atau merongrong kedaulatan negara, korupsi, dan terkena kasus narkoba.

“Tiga hal itu harus dihindari. Kebetulan, salah seorang ASN lingkup Dinas ini ada yang diberhentikan dengan tidak hormat karena melanggar salah satunya,” pungkas Suparlan.

H. Ahmad Saikhu di kesempatan terpisah mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Suparlan. Dinas yang memiliki tenaga ASN sebanyak 81 orang dan non ASN sebanyak 15 orang tersebut, menurut Saikhu adalah salah satu ujung tombak pelayanan kepada masyarakat.

“Ujung dan harapan dari kinerja ASN itu harus mengarah kepada peningkatan kualitas pelayanan publik,” terang Saikhu.

Di samping soal disiplin, Saikhu berharap jajarannya pun terus berusaha meningkatkan kualitas kinerja secara perorangan.

“Dari total jumlah pegawai kita, baru 44 orang tenaga yang telah terlatih (secara teknis, red),” pungkas Saikhu.

Mereka lah yang menjalankan tugas secara optimal, terutama dalam mewujudkan rencana strategis SKPD tersebut.

ROAH SEGARE DI PANTAI KURANJI

Giri Menang, Minggu 4 Nopember 2018 – Roah Segare (Ruwatan Laut, red) adalah salah satu tradisi rutin yang dilaksanakan oleh masyarakat sepanjang Pantai Kuranji, Pantai sebelah barat Pulau Lombok.

Prosesi ini diselenggarakan setiap bulan Muharram dalam penanggalan hijriyah/Islam sebagai bentuk rasa syukur masyarakat nelayan, khususnya di Desa Kuranji Dalang dengan hasil laut yang melimpah ruah.

Prosesi “roah segare” dimulai dengan pembacaan “barzanji”, “selakaran”, “zikiran” dan doa.

Kegiatan Roah Segare tahun ini dipusatkan di Area Pantai Kuranji Desa Kuranji Dalang Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dan dihadiri oleh seluruh nelayan yang ada di sepanjang pantai itu, Minggu (4/11).

Prosesinya diawali dengan mendo’akan Dulang Penamat (Sesaji, red) untuk kemudian dibawa ke bibir pantai.

Dulang tersebut kemudian dilarung ke laut. Larungan itu adalah manifestasi rasa syukur masyarakat nelayan dengan hasil laut yang melimpah.

Kepala Desa Kuranji Dalang, Sukadin menerangkan bahwa kegiatan Roah Segare itu merupakan salah satu warisan tradisi dari para leluhur masyarakat Kuranji sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

“Juga sebagai rasa syukur karena dijauhkan dari segala macam bentuk musibah,” terang Sukadin.

Ada beberapa ketentuan adat yang harus dilakukan, tambah Sukadin. Di antaranya, nelayan tidak boleh melaut untuk mencari ikan selama tiga hari setelah ritual “roah segare” berlangsung.

“Jika ini dilanggar, diyakini nelayan akan mendapat bala (bencana). Setelah tiga hari nelayan baru boleh melaut dengan harapan dan semangat baru, yaitu mendapat tangkapan yang melimpah,” papar Sukadin.

Sukadin juga berharap agar event budaya ini bisa menjadi salah satu ikon wisata di Lombok Barat.

“Semoga ini bisa membangkitkan pariwisata, juga mampu mengembalikan pendidikan karakter bagi generasi muda,” harapnya.

Di tempat yang sama Tokoh adat Kuranji, Safrudin, menambahkan, Roah Segare merupakan sarana untuk berdo’a kepada Tuhan agar para nelayan selamat dari bahaya saat melaut.

“Jika ada angin besar, perahu bisa selamat, nyawa pun akan selamat,” terangnya.

Mewakili Bupati Lombok Barat (Lobar) Asisten I Bidang Aparatur dan Pemerintahan, H. Ilham mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang bersumber dari kearifan lokal warga.

“Tradisi dan event budaya seperti ini harus terus kita lestarikan sebagai bentuk rasa syukur,” ujar Ilham.

Ilham juga meminta para nelayan untuk menjaga pantai dan laut mereka sebagai tempat mencari nafkah.

“Pantai dan laut yang terjaga kelestariannya akan bermanfaat bagi kehidupan kita,” harap mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lobar itu.

Tradisi ini, harap Ilham, agar dipersiapkan secara maksimal sehingga lebih semarak lagi dan mampu mengundang para wisatawan untuk hadir dan ikut menyaksikan.

“Harus ditingkatkan kualitas penyelenggaraannya, frekuensi maupun eskalasi cakupannya. Pariwisata di Lombok Barat harus kembali dipercaya oleh masyarakat dunia. Kita sudah bangkit dan kita sudah aman,” harap Ilham

Di akhir prosesi melarung, masyarakat beserta para tamu pun disuguhkan makan yang telah didoakan tadi. Mereka begibung (makan bersama dalam satu wadah besar nampan, red) sebagai wujud kebersamaan dan kekeluargaan para nelayan di Pantai Kuranji.

ISI LIBUR, BUPATI LOMBOK BARAT KUNJUNGI BATAS WILAYAH

Giri Menang, Sabtu 3 November 2018 – Mengisi libur karena lima hari kerja, Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid melakukan kunjungan lapangan ke Dusun Pengantap di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong, Sabtu (3/11).

Di samping melakukan pengecekan lapangan terhadap kondisi warganya di ujung selatan Pulau Lombok, Fauzan beserta rombongan ingin melihat langsung kondisi batas wilayah yang pernah disengketakan dengan Kabupaten Lombok Tengah.

Batas wilayah tersebut adalah sebuah bukit yang persis berada di atas Pantai nan Elok yang bernama Pantai Nambung. Menurut Orang Nomor Satu di Lobar tersebut, sengketa wilayah dengan Kabupaten Lombok Tengah sudah tuntas.

“Tinggal bagaimana kita berikhtiar untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada warga kita,” ujar Fauzan.

Pantai Nambung sendiri adalah pantai melengkung yang berhiaskan pasir putih merica dengan pulau karang di tengah-tengahnya. Masyarakat sekitar menyebutnya “gili kao” yang sering dimanfaatkan oleh para pemancing untuk berdiam, bahkan mendirikan kemah dan menjadikannya spot mancing paling favorit.

Pulau karang yang luasnya lebih dari 250 meter persegi itu menjadi dinding abadi penghadang deburan ombak keras Samudera Pasifik.

Menurut Kepala Desa Buwun Mas, Rohadi, di tengah-tengah gili tersebut sudah disiapkan sebuah berugak (gazebo, red) yang bisa dimanfaatkan oleh para pemancing untuk beristirahat.

“Masyarakat sendiri yang berinisiatif untuk membangunnya,” tutur Rohadi.

Warga Dusun yang bermukim sekitar wilayah pantai ini berjumlah lebih dari 140 Kepala Keluarga.

“Rata-rata mereka bekerja dengan membudi dayakan rumput laut,” ujar Rohadi.

Mereka, tambah Rohadi, dibina secara berkelompok oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar melalui sebuah program milik Bank Dunia.

Di samping membudi dayakan rumput laut, indahnya Pantai Nambung dan lokasinya yang sangat dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kuta, membuat warga setempat juga menggeliatkan sektor wisata.

“Kita sudah mempromosikan pantai ini, baik dengan event Bau Nyale setiap tahun maupun melalui media sosial,” tutur Abdul Madjid, salah seorang penggiat wisata di Desa itu.

Ia menuturkan, di samping pasir pantainya yang putih, Nambung juga memiliki Air Terjun Laut. Menurut Madjid yang juga aktivis Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa tersebut, hempasan ombak yang pecah di ujung bebatuan karang, akan melahirkan air terjun saat air laut pasang.

Kunjungan Fauzan ke wilayah perbatasan itu berujung hal unik. Fauzan dan istrinya bertemu dengan seorang anak 1,5 tahun yang oleh orang tuanya dinamakan sama dengannya.

Fauzan Khalid kecil saat ditemui Istri Bupati, Hj. Khaeratun sedang digendong oleh kakak perempuannya. Saat ditemui, si balita itu sedang asyik hampir tertidur dibuai angin laut.

Kunjungan Fauzan tidak sekedar membawa istri dan putri tercintanya untuk mengisi hari kosong kegiatan formal di Pemkab Lobar, namun juga didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Bakesbangpol, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR, Kepala Bagian Humas dan Protokol serta Camat Sekotong untuk menginspeksi kondisi infrastruktur wilayah tersebut.

Usai mengunjungi warga Nambung, rombongan tersebut beralih mengunjungi lokasi wisata lain yang sedang dalan tahap pengerjaan.

Lokasi tersebut milik seorang warga bernama H. Sahwan. Tidak hanya berrencana membangun kolam renang dan arena out bound, namun ia akan melengkapinya dengan membangun rumah makan.

LOMBA NYONGKOLAN MERIAHKAN KIRAB PEMUDA NUSANTARA 2018

Giri Menang, Kamis 1 November 2018 – Kirab Pemuda Nusantara 2018 Zona Merauke dimeriahkan Lomba Budaya Lombok yakni Nyongkolan. Barisan peserta kirab dari 17 provinsi ini diiringi seribuan lebih peserta lomba nyongkolan. Nyongkolan merupakan sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok.

Para peserta kirab dilepas dari lapangan Mareje Gerung dan berjalan menuju Bencingah Agung Kantor Bupati Lobar di Giri Menang-Gerung.

Iring-iringan diawali paskibra sebanyak 27 orang membawa bendera merah putih. Selanjutnya disusul peserta kirab yang diiringi oleh 20 org anggota Pramuka.
Tak ketinggalan pendamping dan tim kesehatan 50 orang juga ikut serta.

Kirab ini sendiri ditujukan untuk membangkitkan pembangunan kepemudaan dengan melintasi antar pulau se-Indonesia. Tahun ini Lombok Barat menjadi titik singgahnya.

Satu jam setelah dilepas, para peserta lomba pawai budaya melintasi Bencingah Agung. Iring-iringan pertama dari “pasangan penganten” SMAN 1 Sekotong yang mengerahkan 50 pasang pengantin. Disusul SMKN 1 Gerung dengan 60 peserta, kemudian SMAN 1 Narmada dengan 56 peserta. Setalah itu disusul 6 SMA lainnya dari Kuripan, Gerung, Lembar dan Labuapi.
Sekda Lobar Ir. H.M. Taufiq menyampaikan ucapan terimakasih atas dipilihnya Lobar sebagai salah satu titik singgah kirab tahun ini. Ia berharap momentum ini bisa jadi ajang kebangkitan Lombok.

“Meski kena gempa, hilang rumah, tapi semangat tidak boleh hilang. Kita harus buktikan bahwa Lombok sudah aman,” ujarnya bersemangat.

Sementara itu Menpora yang diwakili Asisten Deputi Bidang Peningkatan Kreativitas Pemuda, Junaidi M.Si memberikan apresiasi kepada Pemprov NTB dan Pemkab Lobar yang telah mempersiapkan kirab ini dengan penuh antusias.

Dijelaskan, kirab ini dilaksanakan sudah 2 tahun. Pesertanya diseleksi secara online dan yang mendaftar lebih dari 11 ribu. Dari jumlah tersebut yang dipilih dalam satu provinsi hanya 2 orang untuk ikut kirab pemuda.

Zona kirab ini sendiri dibagi 2 yaitu Sabang dan Merauke. Masing-masing zona adakan kegiatan di 17 provinsi selama 73 hari. Masing-masing provinsi adakan kegiatan selama 5 hari.

Junaidi berharap kegiatan ini berjalan lancar dan aman dengan prinsip zero accident dan dapat diambil manfaatnya.

“Saya berharap para peserta bisa menjadi kader perubahan. Selain itu bisa makin memperkuat kebhinekaan dan persatuan Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu Sekda NTB Rosiadi berharap agar peserta nantinya kirim pesan lewat IG, FB dan Twitter bahwa Lombok sudah sangat aman untuk dikunjungi.

“Sebarkan ke seluruh penjuru dunia bahwa Lombok ini indah dan aman dikunjungi,” ujarnya.

Seraya berseloroh Rosiadi minta agar peserta lomba nyongkolan jangan cepat-cepat mau jadi pengantin. “Itu kan tadi cuma lomba saja,” ujarnya.

Ia berharap kepada para peserta agar menunda perkawinan sampai selesai kuliah. “Besok kalau sudah selesai kuliah baru berumah tangga agar generasi berikutnya bisa menjadi generasi berkualitas,” pungkasnya.

Usai acara, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan pataka dari Deputi Menteri ke Sekda Provinsi NTB. Selanjutnya pataka itu diserahkan kepada para pemuda yang tergabung dalam kirab pemuda Nusantara.
Untuk pemenang lomba nyongkolan sendiri juara pertama diraih SMAN 1 Gerung, juara 2 diraih SMKN 2 Kuripan dan juara 3 diraih SMAN 1 Narmada. (Afgan/humas)

1 248 249 250 251 252 421