WAKIL BUPATI LOMBOK BARAT IKUTI RAKOR KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN REGULASI OMNIBUS LAW

Giri Menang, Diskominfotik – Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Regulasi Omnibus Law yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. Rakor diikuti secara virtual melalui video conference dari Aula Jayengrana, Lt. II Kantor Bupati Lombok Barat, Rabu (14/10/2020).

Turut hadir mendampingi Wakil Bupati di antaranya Sekda Lobar Dr. H. Baehaqi, Unsur Forkompinda Kabupaten Lombok Barat, dan beberapa Kepala Perangkat Daerah terkait.

Menkopolhukam Mahfud MD dalam sambutan pengantarnya mengatakan, di dalam UU Cipta Kerja mengatur mengenai Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang dijamin oleh Pemerintah, salah satunya dalam pemberian pesangon.

“Dulu 32 kali juga, yang melaksanakan hanya 7 persen, itu pun tidak penuh 32 kali yang memberi pesangon itu. Sekarang diberi kepastian tidak boleh orang di PHK sebelum ada kepastian. Dan sekarang ada Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang dijamin oleh Pemerintah yang dulu tidak ada,” Ucap Mahfud MD.

Hal senada disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyampaikan tentang Latar Belakang UU Cipta Kerja dan manfaatnya. Airlangga Hartarto mengatakan UU Cipta Kerja mempunyai manfaat untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, memudahkan pembukaan usaha baru dan mendukung pemberantasan korupsi.

Adapun substansi UU Cipta Kerja di antaranya peningkatan ekosistem investasi, perizinan berusaha, ketenagakerjaan, dukungan UMKM, kemudahan berusaha, riset dan inovasi, pengadaan tanah, kawasan ekonomi, investasi Pemerintah Pusat dan Percepatan PSN, Administrasi Pemerintahan dan pengenaan sanksi.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menambahkan terkait urgensi RUU Cipta Kerja. Ia menyebut, jika pengesahan RUU tidak dilakukan, maka akan terjadi lapangan kerja akan pindah ke Negara lain yang lebih kompetitif, daya saing pencari kerja relatif rendah dibanding Negara lain, penduduk yang tidak atau belum bekerja akan semakin tinggi dan Indonesia terjebak dalam middle income trap (Jebakan pendapatan kelas menengah).

Sementara itu, Mendagri Muhammad Tito Karnavian menyampaikan pertemuan kali ini untuk menjelaskan mengenai spirit maupun proses dan substansi dari UU Cipta Kerja kepada Kepala Daerah, Unsur Forkompinda di Provinsi, Kabupaten/Kota sehingga bisa memiliki kesamaan visi dan memiliki amunisi untuk menentukan sikap dan juga mengambil langkah-langkah responsif dan proaktif terkait RUU Cipta Kerja.

Hadir secara virtual dari tempat masing-masing yakni sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di antaranya Menkeu, Menteri LHK, Menteri ATR / Kepala BPN, Menteri Koperasi dan UKM serta Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN dan Kepala BKPM. (Angge/Diskominfotik Lobar)

KABUPATEN LOMBOK BARAT RAIH PREDIKAT WTP UNTUK KE ENAM KALINYA

Giri Menang, 13 Oktober 2020 – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Syarwan mewakili Pemerintah Pusat, menyerahkan plakat dan piagam penghargaan kepada Kabupaten Lombok Barat atas prestasinya meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk keenam kali secara berurut-turut. Plakat dan piagam ini diterima langsung Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid dan Wakil Bupati Hj. Sumiatun di Ruang Kerja Bupati di Giri Menang, Gerung, Selasa, (13/10).
Disampaikan Syarwan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan penghargaan terkait dengan capaian opini tertinggi dalam penyusunan laporan keuangan yang diraih Lobar yaitu WTP.
Menkeu Sri Mulyani, kata Syarwan, memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas capaian prestasi yang diraih Lobar. Hal ini, lanjutnya, dengan meraih WTP maka Lobar telah membantu Pemerintah Pusat juga untuk meraih opini WTP.
“Karena sinergi yang kuat dan pengelolaan keuangan yang sangat baik artinya mendukung Pemerintah Pusat mendapatkan WTP juga. Pemerintah pusat sudah mendapatkan WTP sejak laporan keuangan tahun 2016,” kata Syarwan.

” Alhamdulillah Kabupaten Lombok Barat sudah enam tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan WTP, seharusnya kalau bukan pandemi ini penghargaannya di Jakarta diserahkan langsung oleh Presiden atau paling tidak oleh Menteri Keuangan,” ujar Syarwan.
Sementara itu, Bupati Fauzan menyampaikan raihan WTP yang keenam kali yang didapat Kabupaten Lombok Barat akan menjadi semangat yang luar biasa bagi Lobar untuk meningkatkan kinerja khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. Bahkan, sejak lama kepada semua organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di Lobar Bupati menegaskan bahwa WTP itu adalah bukan kebanggaan.
“WTP itu bukan kebanggaan tapi kewajiban,” tegas Bupati dua periode ini.
Dikatakan Bupati, target Lobar bukan hanya WTP tetapi lebih dari itu.
“Lewat Inspektorat  kita sedang membuat Peraturan Bupati Gardu Mente (Gerakan Terpadu Menuju Nol Temuan), yang akan segera di launching saat rapim (rapat pimpinan, red),” kata Bupati.
Menurut Bupati Lobar kita tidak akan puas hanya dengan laporan keuangan yang bagus tetapi juga menekankan pada output yang jelas, terukur dan terarah.
“Tidak hanya dari sisi laporan keuangan saja tapi juga output-nya harus betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelas Fauzan.
Syarwan pada bagian lain penyampaiannya mengatakan dengan banyaknya prestasi yang diraih Lombok Barat, maka semua ini harus dipertahankan dan ditingkatkan menjadi lebih baik.
“Supaya pemerintah ini dipercaya oleh masyarakat dan investor. Karena ini salah satu sebagai instrumen investor untuk mengambil keputusan. Saat kita WTP mereka yakin pengelola keuangannya sudah baik,” ujarnya.
Di tempat yang sama disampaikan Syarwan, karena Lobar sudah meraih WTP 6 tahun berturut-turut, maka kali ini diberikan dua penghargaan yaitu dalam bentuk piagam dan plakat.
“Juga WTP ini salah satu unsur penilaian untuk DID, Dana Insentif Daerah,” jelasnya.
Beberapa hal yang dinilai bagus sehingga Lobar kembali meraih WTP yaitu tahun 2020 ini Dana Desa tersalur 99,31%, dana alokasi khusus (DAK) dari Rp 150 M tersalur Rp 138M. Juga DID yang sudah tersalur 100%.
Sekda Dr. Baehaqi yang juga hadir menyampaikan raihan WTP bagi Lombok Barat karena Lombok Barat dinilai tidak ada temuan signifikan. Bahkan melalui Gardu Mente, kata Sekda, akan diupayakan menjadi nol temuan.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Kominfotik Lombok Barat Ahad Legiarto mengatakan dengan diraihnya WTP untuk yang ke enam kalinya secara berturut-turut ini membuktikan bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersungguh-sungguh dalam menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih sehingga kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah menjadi meningkat. Ini juga tidak terlepas dari kerja keras semua pihak khususnya penyelenggara Pemerintahan yang ada di Kabupaten Lombok Barat tentunya di bawah komando Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat..
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Bappeda Lombok Barat, Inspektur Inspektorat H.Ilham, Kepala Bapenda Akhmad Saikhu dan Kepala BPKAD Fauzan Husniadi. Sementara itu dari Kanwil DJPb NTB hadir  Kepala Bidang PAPK, Tri Tenggo Sukmono dan Kepala Bidang PPA2 Rabindra Aldi.(Diskominfotik Lobar)

Pemda Lombok Barat Lakukan terobosan menangani Penerangan Jalan Umum (PJU)

Giri Menang Diskominfotik Lobar.- Penerangan Jalan Umum di Lombok Barat di beberapa titik dirasa masih sangat kurang, sedangkan kebutuhan akan Penerangan Jalan Umum terus meningkat, terutama pada daerah pariwisata, mengatasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melakukan terobosan dengan rencana Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam pengadaan infrastruktur Penerangan Jalan Umum (PJU).

Proses pengadaan infrastruktur Penerangan Jalan Umum (PJU) melalui KBPU sudah sampai pada tingkat ekspose di hadapan sidang DPRD Lombok Barat untuk mendapat persetujuan, yang digelar pada hari Senin 12/10/2020,

Hadir dalam gelaran tersebut, Sekda  Lobar Dr. H. Baehaqi, Asisten lll Lobar H. Mahyudin, Kadis Kominfotik Lobar Ahad Legiarto, Kadis Perkim Lobar HL.Winengan serta sejumlah perwakilan  OPD terkait lainnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Lobar HL. Winengan dalam paparannya mengatakan, KPBU untuk pengadaan PJU ini akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam menangani persoalan jalan yang kurang terang di Lombok Barat, di samping memudahkan daerah dari aspek penyediaan layanan PJU dan pembayarannya, KPBU untuk infrastruktur PJU juga akan menjamin semua wilayah bisa terang benderang. Saat ini kondisi PJU belum merata di setiap wilayah Kecamatan, kawasan wisata Senggigi masih gelap, banyak jenis lampu masih konvensional yang boros energi, Baru 42% lampu PJU di meterisasi dan Pembayaran listrik PJU masih relatif mahal.

Kepala Dinas Kominfotik Ahad Legiarto, menjelaskan pasca sidang dengan DPRD Kabupaten Lombok Barat, bahwa latar belakang  dari KBPU ini merujuk pada Peraturan Presiden No 38 tahun 2015, KPBU memberi peluang bagi Pemda Kabupaten Lombok Barat untuk mempercepat proses pembangunan infrastruktur di Lombok Barat, dan saat ini kita baru melakukan KPBU untuk pengadaan PJU, KPBU merupakan percepatan penyediaan infrastruktur di daerah, sehingga ini merupakan solusi percepatan pembangunan di tengah keterbatasan anggaran daerah.

“Saat ini proses KPBU pengadaan PJU, telah sampai pada ekspose di DPR, yang Insya Allah dalam waktu tidak terlalu lama akan diparipurnakan untuk mendapat persetujuan DPR, sebelum maju ke DPR Dokumen KPBU telah dinilai oleh tim simpul KPBU Lombok Barat, yaitu dengan menilai Fisability Study (FS) dan hasilnya telah mendapat persetujuan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.” Terang Ahad.

Tahapan selanjutnya setelah mendapat persetujuan dari DPRD Kabupaten Lombok Barat, adalah pengesahan dari Pemerintah Propinsi NTB dan Kementerian dalam Negeri. Kemudian dilakukan market sounding, untuk mendapatkan masukan (-feed back-) dari pasar terhadap bentuk kerja sama yang ditawarkan dan juga untuk menginformasikan proyek ini kepada calon investor, sebelum dilakukan tender.

Ketua DPRD Lobar Hj.Nurhidayah menyatakan, nantinya keberhasilan KBPU PJU tidak lepas dari peran legislatif, karena bertugas mengesahkan, mulai dari proses di Pansus hingga menjadi Perda, kami juga ingin memberi sentuhan terkait dengan keberhasilan proyek ini.

“Apa yang menjadi harapan legislatif yang tertuang dalam kontrak kerja sama perlu digaris bawahi. “Siapa pun pemenangnya harus sesuai dengan apa yang ada dalam ekspose ini,” harapnya.

Adapun harapan dan masukan legislatif yang disampaikan sejumlah anggota pada sidang ini, salah satunya adalah, pihak pemenang tender harus bekerja sesuai dengan peraturan yang ada dan berpedoman pada kontrak kerja, penggunaan tenaga lokal, termasuk adanya jaminan finansial dari pihak pelaksana, jangan sampai ada pemenang tender kemudian kabur karena ketidakmampuan soal finansial. (Diskominfotik Lobar/Angge/zul)

SEMANGATI PEKERJA,BUPATI LOMBOK BARAT, H.FAUZAN KHALID IKUT MELAKUKAN PENGECORAN

Diskominfotik, Gerung; Proyek pembangunan gedung IGD RSUD Patut Patuh Patju Gerung, progres pembangunannya telah mencapai 45,57 persen dari rencana 28,78 persen dengan demikian terjadi deviasi sebesar 16,78 persen. Hal tersebut disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat turun lapangan melakukan pengecoran Rooftop plat (lantai atas) Gedung IGD RSUD Tripat Sabtu, 10 Oktober 2020. Menurutnya hal tersebut merupakan progres yang cukup baik dan melebihi progres yang direncanakan. Menurut Fauzan Khalid hal ini menjadi energi positif yang dapat menambah optimisme semua pihak dalam menyelesaikan proyek ini tepat waktu. “Kami melihat bahwa pekerjaan ini sudah sangat baik dan progresnya cepat melebihi yang telah direncanakan” ujarnya.

Menurut Bupati dua periode ini, hal ini tentunya dapat diwujudkan atas kerja sama semua pihak utamanya para pekerja. Bupati menyampaikan terima kasih kepada para pekerja yang telah bekerja maksimal hingga harus lembur terus menerus untuk menyelesaikan proyek yang bermanfaat bagi semua masyarakat ini. Dalam kesempatan tersebut Bupati Fauzan juga meminta kepada kontraktor dan pengawas proyek untuk dapat tetap menjaga kualitas dan mutu dari proyek pembangunan IGD RSUD ini. Hal ini penting agar bangunan IGD ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dalam waktu yang lama. “Kami minta kontraktor dan pengawas proyek untuk tetap menjaga kualitas dan mutu proyek walaupun dikerjakan dalam waktu yang cepat agar proyek ini bermanfaat bagi semua pihak” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga minta agar keselamatan pekerja juga dapat diperhatikan. Hal ini agar pengerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar dan para pekerja tetap memperoleh perlindungan keselamatan kerja. Bupati juga mendoakan agar para pekerja tetap diberikan kesehatan dan kelancaran sehingga proyek dapat berjalan dengan baik.

Bupati Fauzan dalam kesempatan tersebut juga langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecoran terhadap proyek IGD RSUD yang dengan nilai Rp.76.713.100.000. Bupati Fauzan melakukan hal ini untuk memberi semangat kepada para pekerja pada proyek pembangunan IGD. Proses pengecoran ini merupakan pengecoran akhir plat atap pada struktur terakhir yaitu plat atap lantai 5. Hal ini terasa istimewa karena proses pengecoran ini langsung dilakukan dan disaksikan oleh Bupati Fauzan. Selain itu hal ini juga menjadi istimewa karena proses pengecoran tahap akhir plat di lantai 5 gedung IGD ini bertepatan dengan tanggal 10 bulan 10 tahun 2020. Dalam kesempatan ini Bupati Fauzan di dampingi oleh sejumlah pejabat teras Lombok Barat seperti Plt Asisten II, Kepala Dinas PUTR, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kominfotik, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Lobar, Kabag Pembangunan serta direksi teknis.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kominfo Lombok Barat, Ahad Legiarto menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan gambaran semangat pimpinan daerah dalam mewujudkan komitmen nyata terhadap pemenuhan prasarana pada bidang kesehatan. Hal ini karena Lombok Barat menyadari bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang dapat menunjang kehidupan masyarakat Lombok Barat. “Rumah sakit ini nantinya akan dilengkapi dengan peralatan standart rumah sakit modern sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat” ujar Ahad.

Ahad Legiarto melanjutkan bahwa gedung IGD RSUD ini merupakan bangunan yang memiliki struktur lantai 5. Secara struktur fisik bangunan akan selesai pada akhir Desember 2020. Sementara untuk pemanfaatannya dalam pelayanan kepada masyarakat pada tahap awal akan digunakan lantai 1 dan 2. Sedangkan untuk lantai 3 hingga 5 akan dimanfaatkan tahun berikutnya menunggu proses pembangunan yang direncanakan tahun 2021. “Sementara yang digunakan lantai 1 dan 2 saja untuk pelayanan, sedangkan lantai 3 hingga 5 akan dilakukan pembangunan di tahun berikutnya” ujarnya.

Kadis Kominfo mengatakan bahwa perhatian Pemerintah Daerah khususnya Bupati dan Wakil Bupati terhadap kebutuhan dasar masyarakat tidak perlu diragukan lagi. Hal ini menurut Ahad dapat dilihat dari komitmen Pemerintah Daerah dalam membangun sarana kesehatan di Lombok Barat. Selain membangun IGD RSUD dengan peralatan berstandar Nasional, Pemerintah Daerah juga telah membangun RSUD Awet Muda Narmada dan puskesmas-puskesmas dengan fasilitas berstandar nasional di seluruh wilayah Lombok Barat. “Hal ini menjadi komitmen Pemerintah Daerah untuk memenuhi fasilitas kesehatan yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang nantinya dapat menunjang dan menopang peningkatan kesejahteraan dan IPM Lombok Barat” ujar Ahad. (Kominfotik/rif)

Pemda Lombok Barat gandeng BPKP Perwakilan NTB Mengelola Manajemen Resiko,

Gerung, Diskominfotik, Dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih dan hasil pembangunannya betul-betul dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat, maka disetiap kebijakan, dari setiap program atau pekerjaan dari mulai perencanaan dilakukan Identifikasi masalah dengan memeneg Resiko yang akan timbul (Menegemen Resiko)

Hal ini disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat memberi pengarahan pada rapat tentang Pengelolaan Managemen Resiko bersama BPKP Perwakilan NTB yang diikuti oleh Sekretaris Daerah H. Baihaqi, Inspektur H. Ilham, Para Asiten, Para Kepala OPD dan Camat se Kabupaten Lombok Barat di ruang Jayengrane Jumat, 09/10/2020.

Menurut Fauzan Menegemen resiko adalah mengelola kepastian dan  ketidak pastian hal ini sebenarnya berawal dari Perencanaan, dimana dalam konsep perencanaan itu harus memprogramkan pekerjaan itu sesuai dengan skala prioritas.

“Kalau tidak salah ingat ya kita pernah mengatakan istilah istilah fiqih ada wajib sunnah mubah makruh dan haram, program yang wajib itu yang harus yang utama tapi kadang-kadang makruh didahulukan daripada yang wajib dalam membuat perencanaan,  bagaimanapun itu di meneg tidak akan berhasil.” Ungkap Fauzan

Kepastian dikelola supaya kepastian itu betul-betul terlaksana agar dalam bekerja itu tidak hanya menjalankan kewajiban

Seringkali sebuah program terhambat oleh hal-hal yang tidak berhubungan langsung dengan program itu sendiri dicontohkan oleh Fauzan dalam pembangunan infrastruktur dalam perencanaannya sudah bagus, proses tendernya sudah bagus pemenangnya pun sudah bagus yang kesemuanya sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku tetapi yang terjadi dilapangan ada gangguan. “inikan diluar proses, tidak ada hubungannya dengan perencanaan, perjalanan sudah bagus, dari hasil semuanya sudah baik, termasuk output, dan kontraktornya tetapi ada gangguan dilapangan, ini juga harus dimeneg supaya hasil akhirnya itu benar-benar baik”. Terangnya.

Ditambahkan Fauzan manajemen risiko juga sangat tergantung pada kedisiplinan kita, karena merupakan pintu masuk dari semua hal  dari semua hal terkait dengan masalah managemen resiko.

“ Bagaimanapun kepala Dinas sudah mengidentifikasi semua resiko-resiko yang mungkin timbul di OPD nya di program-programnya tapi kalau anak buahnya males tidak mau bekerja dan seterusnya tidak artinya kepintaran dari Kepala OPD itu, jadi kedisiplinan itu suatu luar biasa.” ungkapnya

Dimasa krisis sekarang ini Bupati mengajak agar Managemen resiko ini menjadi perhatian

“ Mari manajemen krisis ini betul-betul menjadi perhatian kita kita rajin berpikir untuk apa mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa menghambat program kita pekerjaan kita kemudian kita cari solusi dan jalan keluarnya Saya berterima kasih kepada BPKP yang telah membantu termasuk pada hari ini,” Tutup Fauzan

Sementara itu BPKP Perwakilan NTB Edy menyampaikan dalam mengelola Menegemen resiko kuncinya adalah komitmen, pimpinan mendorong bagaimana mengelola ketidak pastian dan bagaimana menemeng kepastian.

Dicontohkan dalam mengelola ketidakpastian “sekarang ini siapa yang menduga akan ada wabah covid, begitu covid terdampak apakah itu tidak perlu dimeneg karena disana ada resiko refokusing, ada resiko pelaksanaan dan bahkan ada resiko dalam pertanggung jawaban semuanya itu memiliki ketidak pastian dan itu semua harus dimeneg.” Terang Edy

Bagaimana meneneg yang sudah pasti dan dituangkan dalam dokumen RPJMD, disebutkan oleh Edy “menemukan namanya Roda Indikator yang  dalam satu lembar itu sudah ada casecading dari mulai visi misi sampai punya IKU dari 7 strategi, bagaimana kita mencapai iku dalam periode 2019 sampai 2023 Apakah itu sudah pasti itu kita capai atau nggak pasti semuanya penuh ketidakpastian sehingga memang harus dikelola agar bisa mengawal sampai capaian yang ditargetkan dalam RPJMD.” terangnya

Dalam roda indikator prasyarat pertama adalah mengidentifikasi dan harus dicaseceding dulu jangan sampai diidentifikasi sesuatu yang tidak perlu.

“Semua yang muncul dalam roda indikator itu memang semuanya yang wajib /prioritas ada visi kemudian 5 misi kemudian di breakdown kedalam tujuan serta sasaran samapai siapa yang akan mengeksekusi yang punya tanggung jawab harus jelas.” tambahnya

Sementara Sekda Lombok Barat H. Baihaqi yang bertindak sebagai moderator menyimpulkan pertama sebagai kepala OPD tingkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah terutama renstra dalam kaitannya dengan renja kaitannya dengan kondisi daerah dan indikator dalam RPJMD apalagi dengan adanya dampak covid ini. Kedua utamakan belanja wajib,  ini untuk mengurangi resiko sebab pengalaman kalau sudah dibelanjakan pas ada perubahan APBD ada yang belum yang sifatnya wajib sehingga dapat menimbulkan resiko terutama di APBD murni, Kedisiplinan merupakan pintu masuk untuk mencegah resiko mengelola ketidak pastian dan ujian bagi Kepala OPD adalah krisis, mampu menangani persoalan krisis dari aspek anggaran itulah prestasi, dan camat penekanannya adalah lebih banyak silaturrahmi untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. (Diskominfotik/Windi/Ria/Azmil)

KOPI ROBUSTA LOMBOK SUKSES DI EKSPOR KE MANCANEGARA

Gerung – Diskominfotik; Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffea Canephora. Jenis kopi ini tumbuh baik di ketinggian 450-850 mdpl, temperatur 21-24° C, dan kini kopi jenis tersebut bisa anda temukan di Perbatasan Dua Kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) , yakni perbatasan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dan Lombok Utara (KLU).

Lalu Thoriq seorang distributor biji kopi sekaligus sebagai petani kopi yang sudah terdaftar sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dengan Nomor : 02.ETK-02.19.0234, merupakan masyarakat Lombok Barat satu-satunya yang telah menyuplai permintaan kopi Rosbusta ke Asia dan Eropa.

“Jenis kopi yang memang memiliki cukup banyak peminat tersebut sudah sukses di Ekspor ke beberapa Negara di belahan dunia, salah satunya adalah Negara Korea,” kata Thoriq saat ditemui di kediamannya Jl. Menggaris II Blok AI No.20, BTN Pemda Lobar, Lingkungan Perumda Selatan, Kelurahan Dasan Geres, Kecamatan Gerung, Jumat (9/10/2020).

Dia menjelaskan, jenis Kopi ini ditanam di area perkebunan  seluas 1.000 hektare dan memiliki kapasitas produksi mencapai 600 ton,  dipanen sekali dalam satu tahun  dengan hasil panen bisa dibandingkan 1,2 ton per bulannya.

Dikatakan pula sama Toriq penanaman kopi ini mulai aktif tahun 2018 sampai dengan sekarang, dan tahun depan berencana bisa menanam jenis Kopi Arabika, serta mendapat Kontrak dari pihak terkait. Untuk tahun ini saja, kapasitas atau hasil panen kopi di Perbatasan Lobar itu mencapai 5 ton yang kemudian dibagi ke beberapa daerah, mulai dari Lombok, Surabaya dan ekspor ke mancanegara, dan untuk tahun ini akan di Ekspor menuju ke Kanada.

Pada kesempatan yang sama, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Lobar Lalu B. Marjan menyampaikan harapan untuk ke depannya agar bisa mencapai target sesuai dengan yang diharapkan, untuk itu Kadin berpesan untuk lebih memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini petani kopi.

Kemudian lanjut dia, perlu ditingkatkan Konsultasi serta koordinasi antara Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pemerintah, karena kedua Elemen ini berperan sebagai mediasi dan bahkan advokasi. Sebab elemen tersebut memang saling bersinergi untuk kelangsungan perkembangan UKM, khususnya di bidang Kopi.

Selain itu di tempat terpisah Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lalu Agha Farabi juga berharap kepada pemerintah agar mengedepankan sumber Daya Alam (SDA) atau produk lokal yang ada di Lobar, sebab sesuai dengan implementasi tentang Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2017 tentang Pemberdayaan Ekonomi Lokal yang ada di Lobar, mulai dari mesin peralatan untuk kopi sampai dengan bahan pokok Kopi sudah banyak Industri Kecil Menengah (IKM) yang mampu membuat mesin pengolahan kopi di Lombok Barat khususnya.

Ditambahkan, bukan hanya mesin pengolah kopi saja yang bisa dibeli di Lobar namun mesin mesin pengolahan lainnya seperti cool box untuk nelayan, penggilingan padi, dan lain sebagainya.

“Nantinya kita harapkan kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di Lobar untuk kita manfaatkan dalam pembuatan teknologi tepat guna yang tidak kalah dengan sekolah di luar Lobar. Kita ketahui bersama seperti SMK 2 Kuripan, SMK 2 Gerung, SMK 1 Lingsar memiliki SDM yang mampu menghasilkan alat-alat industri tersebut,” tutup dia. Diskominfotik/Windi/Juan/Yani

Tiga Kecamatan di Lombok Barat sudah menyelesaikan LPJ Pembangunan RTG (Rumah Tahan Gempa) yang tersisa

Mataram, Diskominfotik; Pembangunan Rumah Tahan Gempa yang tersisa di Lombok Barat sudah bisa di selesaikan.

Bupati H Fauzan Khalid menyampaikan ucapan terima kasih dan  mengapresiasi fasilitator yang dengan  kinerjanya sebagai fasilitator luar biasa, mampu menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan padanya bahkan pembuatan SPJ yang semestinya merupakan pekerjaan fasilitator lama ini hampir sudah diselesaikan.

Hal ini disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dalam sambutannya pada acara silaturrahmi dengan Fasilitator RTG Kabupaten Lombok Barat di Aula Hotel Paradiso Mataram, Kamis 08/10/2020.

Ikut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baihaqi, Asisten 3 sekaligus sebagai  Plt. Asisten 2 H. Mahyudin, Kepala Dinas PUPR I Made Arthadana, H. Izzat dari PT Varindo dan Fasilitator serta Korcam dari 3 Kecamatan (Gunung sari, Kediri dan Labuapi)

Dalam kesempatan tersebut Fauzan Khalid menginformasikan bahwa saat diundang rapat oleh BNPB pusat yang dihadiri oleh 2 orang Deputinya memastikan semua uang untuk pembangunan RTG bagi yang  belum akan segera dicairkan.

“ Dua hari yang lalu Kita diundang rapat oleh BNPB pusat, untuk diketahui dua Deputi langsung hadir di pertemuan itu dan sudah dipastikan semua uang untuk pembangunan RTG bagi yang belum akan segera dicairkan.” Ungkapnya.

Setelah itu fasilitator diminta untuk konsentrasi mendampingi, mengawal Pokmas, dan memastikan rumah tahan gempa itu selesai tepat waktu dengan jaminan kualitasnya juga harus baik.

“Kita sudah mendapatkan konfirmasi termasuk honor-honor dari fasilitator, kita berdoa mudah-mudahan dalam 1 atau 2 minggu ke depan itu semuanya sudah dapat dibayarkan, yang pasti pasca rapat dengan BNPB itu sehari setelahnya kembali kita mengusulkan usulan baru sesuai dengan kesepakatan hasil rapat dan Alhamdulillah hampir 90% permintaan kita dikabulkan.” Terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lombok Barat I Made Arthadana dalam laporannya menyampaikan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan padanya dalam rangka percepatan RTG di 3 Kecamatan ini, Gunungsari, Kediri dan Labuapi langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan membentuk 2 Posko, Posko A di Gunungsari dan Posko B, merupakan Gabungan Kediri dan Labuapi.

jumlah fasilitator yang di tiga Kecamatan ini jumlahnya + 84 fasilitator + Korcam yang melaksanakan tugas dalam satu bulan dan mulai efektif sejak 27 Agustus sampai dengan 30 September 2020.

“ Sebagai laporan sekaligus review dari apa yang dilakukan total  jumlah dari pokmas yang terbentuk di tiga Kecamatan data yang kami dapatkan dari Korcam atau fasilitator itu 1351 pokmas dengan jumlah KK/ rumah mencapai 27.483 ini awalnya.” Tuturnya.

Dalam satu bulan bisa menuntaskan tugas masuk ke dalam posisi terkoordinasi dengan Dinas PUPR dalam posko-posko yang dibentuk bersama adalah sebanyak 656 Pokmas,  menyelesaikan kurang lebih 14.018 KK/LPJ dan bisa dituntaskan dalam satu bulan, ini luar biasa kalau 14.018 dibagi 30 hari ini bisa kita hitung berarti rata-rata 467 yang bisa diselesaikan setiap hari dalam jangka waktu 1 bulan.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan Serah Terima secara Simbolis Dokumen LPJ oleh Kepala Dinas PUPR kepada Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.(Diskominfotik/Yani/Zul)

Ketua Dekranasda Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid hadiri Acara Karya Kreatif Indonesia 2020 seri ke II.

Mataram Diskominfotik- Bank Indonesia Pusat menyelenggarakan Pameran  Karya Kreatif Indoneisa 2020 seri ke II secara virtual yang dihadiri oleh Ibu Wakil Presiden Wury Estu Handayani Makruf Amin yang juga Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Menteri Ketanagakerjaan RI Ida Fauziyah, Gubernur Bank Indonesia Fery Warjiyo, Dewan Gubernur Bank Indonesia dan pejabat undangan lainnya ditingkat pusat..

Acara KKI 2020 secara virtual ini dilaksanakan dalam 3 seri.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid mengikuti acara KKI seri ke II secara virtual dari Gedung Bank Indonesia Cabang Mataram, yang dihadiri pula oleh Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Septiarini Zulkiflimansyah,  Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se NTB, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ketua Jalasenatri, Sekretaris Dinas Perindag Lombok Barat Lalu Agha Farabi dan 10 UMKM Binaan Bank Indonesia. Aula Kantor Bank Indonesia, Mataram, Rabu, (7/10/2020).

Dalam acara tersebut ditampilkan berbagai hasil karya UMKM melalui pemutaran video seperti Produk kain dan olahannya,  kerajinan serta makanan dan minuman olahan dari 377 UMKM Binaan Bank Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Fery Warjiyo dalam kata pembukaannya menyampaikan KKI kedua ini mengusung tema Sinergi untuk UMKM Digital dengan thema besarnya  Mendorong UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional di era digital.

Bank Indonesia terus mendorong UMKM binaan dan mitra untuk merambah pasar yang lebih luas dengan platform digital.

“Hal ini menjadi bagian dari pembinaan kami yang secara end to end mulai dari produksi,  kurasi, pemasaran hingga permodalan, walau saat ini kita tengah manghadapi kondisi pandemi covid 19  tidak menyurutkan upaya kami terus membina UMKM untuk menciptakan UMKM yang lebih unggul dalam era kenormalan baru yang terus bersama kita lakukan.” Terangnya

Sementara itu Ketua Umum Dekranas Hj. Wuri Makruf Amin dalam sambutannya mengatakan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Gubernur Bank Indonesia beserta seluruh jajarannya atas kontribusi dan partisipasi aktifnya dalam membina dan memajukan kerajinan Nasional .

industri kerajinan sebagai bentuk perpaduan antara keterampilan tangan dengan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia keragaman industri kerajinan di tanah air potensial untuk ditingkatkan menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing tinggi

“Saya yakin produksi kerajinan kita sangat unggul dan tidak kalah dibandingkan produksi kerajinan negara-negara lain.” Ungkapnya.

Sebagai Mitra pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dewan kerajinan nasional bertujuan untuk menggali,  melindungi melestarikan Membina dan mengembangkan seni kerajinan berbasis warisan nilai budaya bangsa untuk kesejahteraan para perajin.

Sedangkan Menteri ketenagakerjaan sangat mengapresiasi dan bangga bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang signifikan dalam mendukung kiprah UMKM sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia.

“Usaha Mikro kecil dan menengah memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian dan Ketenagakerjaan Indonesia .” tuturnya. (Diskominfotik/Yani/Zul)

 

Pemda Lombok Barat Terus Lakukan berbagai Upaya tangani persoalan Sampah

Kediri, Diskominfotik, Persoalan sampah masih menjadi persoalan bagi Pemerintah karena dipicu oleh tingkat pertumbuhan masyarakat dan kesadaran masyarakan terhadap permasalahan sampah masih sangat rendah.

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap persoalan sampah karena maindset berpikirnya tentang persoalan sampah masih melempar tanggung jawab kepada Pemerintah, padahal kalau hanya Pemerintah saja diberikan tanggung jawab tanpa didukung oleh partisipasi masyarakat maka akan menjadi sia-sia.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus berinovasi melakukan gerakan-gerakan dalam menangani persoalan sampah, seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata setiap minggu melakukan bersih-bersih di setiap destinasi wisata Lombok Barat, kemudian Beberapa hari yang lalu Bupati melaunching Gerakan Bersih Selokan oleh Kelompok Tani Lombok Barat yang dikomandoi oleh Dinas Pertanian dan seminggu sekali melakukan kebersihan selokan oleh Kelompok Tani di seluruh Kecamatan di Lombok Barat yang dimotori oleh UPT Pertanian Kecamatan dan di back up oleh Camat. Hal ini dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah. Demikian disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dalam sambutannya saat meresmikan penggunaan TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) Pancor Mas dan Gapuk Mandiri di Desa Montong Are Kecamatan Kediri, 7/10/2020.

Ikut hadir dalam acara tersebut Sekda Kabupaten Lombok Barat H. Baihaqi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Balai Sarpras Kementrian PUPR Wilayah NTB beserta jajarannya, Camat Kediri, Camat Gerung, Kepala Desa Montong Are, Kepala Desa Gapuk serta Tokoh Agama dan Tokoh masyarakat desa setempat.

Lebih lanjut Fauzan menyampaikan bahwa salah satu solusi untuk penanganan sampah  adalah Pemerintah Daerah dengan dibantu oleh Balai Sarpras Kementrian PUPR lewat pembangunan TPS3R.

“Tahun ini kita bangun 2 TPS3R di dua lokasi yaitu di Desa Montong Are Kecamatan Kediri dan Desa Gapuk Kecamatan Gerung dan Insya Allah tahun depan (2021) dengan bantuan dari Balai Sarpras Kementrian PUPR NTB akan kita bangun 5 TPS3R dan 1 TPST yaitu TPS langsung pengolahan. Pemda menyiapkan tanahnya dan Balai Sarpras akan membangun gedung dan sarananya.” Terangnya

Dalam kesempatan tersebut Fauzan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Balai Sarpras atas kerja samanya membantu mengatasi persoalan sampah di Lombok Barat.

“jika setiap desa memiliki TPS3R maka 50% persoalan sampah dapat diselesaikan” ungkapnya dan mengajak  masyarakat menjaga dan merawat serta memanfaatkan bangunan dan peralatannya dengan baik.

Di tempat yang sama Kepala Satuan Kerja Balai Sarana Prasarana Kementrian PUPR Wilayah NTB  Aprilia Lely Nurmala, ST., MT. dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan TPS3R di Provinsi NTB ada di 7 Lokasi dua di antaranya di Kabupaten Lombok Barat yang di Desa Montong Are dan Desa Gapuk, 2 di Kabupaten Lombok Utara, 2 di Kabupaten Sumbawa Barat, 2 di Kabupaten Sumbawa dan 1 di Kabupaten Dompu yang masing-masing anggarannya sebesar Rp. 600 Juta.

Pembangunan TPS3R di Lombok Barat ini adalah pembangunan pertama yang tercepat penyelesaiannya, dibanding dengan pembangunan di Daerah lain.

“ kami apresiasi yang sangat besar kepada Kabupaten Lombok Barat khususnya kepada Kecamatan Kediri dan Kecamatan Gerung bisa menyelesaikan pembangunan TPS 3R ini lebih cepat, bukan tepat waktu tetapi lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan dan hasilnya bisa dilihat dapat dipertanggung jawabkan baik secara fisik maupun secara Administrasi.” Ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan Penandatanganan Prasasti oleh Bupati Fauzan Khalid dan serah terima antara Balai Sarpras Kementrian PUPR Wilayah NTB dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat dengan Kelompok Pengelola dan Pemelihara Desa Montong Are Kecamatan Kediri dan Desa Gapuk Kecamatan Gerung(Diskominfotik/zul/Aji/Azmil/Tomi)

Desa Midang Kecamatan Gunung Sari Mengitegrasikan Posyandu Dengan Bank Sampah Program Desa Wisata

Gunungsari, Diskominfotik- Kunjungan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr.Hj. Siti Rohmi Djalilah ke Desa Midang disambut meriah oleh warga Desa Midang Kecamatan Gunungsari, Senin 5/10/2020.

Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau Posyandu Desa Midang yang terintegrasi dengan Bank Sampah dan peresmian Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur didampingi oleh Asisten 1 Prov, NTB. Dan para Kepala Biro Lingkup Pemda Provinsi NTB. Disambut baik oleh  Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Baihaqi, Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat Hj. Nurulhidayah Ketua Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat  Hj. Khairatun Fauzan Khalid, para Kepala OPD, Kepala Desa, Desa Midang Drs. Syamsudin Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat Desa Midang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat mewakili Bupati menyampaikan sambutan dengan membacakan sambutan Bupati Lombok Barat antara lain mengatakan bahwa Posyandu adalah merupakan pelayanan kesehatan terdepan untuk masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat melalui kader-kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan dari instansi terkait.

Posyandu yang pada awalnya melayani perkembangan kesehatan bayi dan manula berfungsi pula untuk melakukan sosialisasi penyadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan.

“ Jangan jadikan mendatangi Posyandu hanya untuk memenuhi kewajiban tetapi jadikan sebagai kebutuhan agar kesehatan keluarga terlayani sejak bayi.” ungkapnya.

Sementara itu di tempat yang sama Wakil Gubernur NTB. Dr. Hj. Siti Rohmi Jalilah dalam sambutannya mengatakan rasa bangganya terhadap Kepala Desa Midang yang sangat paham terhadap apa yang mesti dilakukan seorang Kepala Desa untuk desanya tidak banyak Kepala Desa yang menempatkan Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Lingkungan pada Top Priority.

“ Dengan mendorong Desa Midang ini menjadi Desa Wisata itu triger untuk membenahi lingkungan, itu otomatis lingkungan harus dibenahi karena menarik orang untuk datang berkunjung, untuk jadi Desa Wisata Masyarakatnya harus sehat, bagaimana menggerakkan Ekonomi kemudian Posyandu terintegrasi dengan Bank Sampah ini luar biasa kepala Desa sudah paham betul.” Pujinya.

Sedangkan Kepala Desa Midang Drs. Samsudin memaparkan bahwa Pembangunan Desa Midang dimulai dari keberlangsungan Posyandu Keluarga untuk mendorong masyarakat berpola hidup bersih dan mensukseskan Desa Midang menjadi Desa Wisata.

Samsudin menjelaskan strategi yang dikembangkan dalam membangun Desa Midang ini dengan sistem Pilot Project.

“ Ada 4 Pilot Project yang dikembangkan saat ini, yang pertama adalah  pengolahan sampah keluarga, kedua meningkatkan perekonomian masyarakat dengan merevitalisasi sungai dan selokan ketiga peningkatan kapasitas perempuan  dan yang keempat, adalah partisipasi kelompok melenial.” Jelasnya.

sampah-sampah keluarga dibedakan antara sampah kering dan sampah basah

“ Sampah kering dijadikan ecobrick yang banyak menghiasi sepanjang jalan desa, sementara sampah basah diselesaikan dengan metode takakura dan komposter bag. Ini merupakan sebuah metode pengolahan sampah organik di rumah tanpa perlu khawatir bau berlebih dan dapat dilakukan dengan waktu yang fleksibel.” Tuturnya.

Program ecobrick diintegrasikan dengan program posyandu keluarga. Setiap jadwal posyandu masyarakat diminta membawa sampah kering dan dimasukkan ke dalam tabung ekobrik.

“ Untuk produksi kompos sendiri, Bank Sampah Desa Midang telah mampu memasarkan produknya ke berbagai kecamatan di Lombok Barat.” Jelasnya. (Diskominfotik/Yani/Juan/Azmil/Ajie)

1 172 173 174 175 176 437