HUT DWP Lobar, Sekda dan Ketua DPW Pamitan

Giri Menang, Rabu 11 Desember 2019 – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Dharma Wanita Persatuan (DWP) di Lombok Barat (Lobar) tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Momen HUT DWP ke-20 yang digelar di Aula Kantor Bupati ini dimanfaatkan Sekda Lobar H. Moh. Taufiq bersama sang istri yang juga merupakan Ketua DWP Lobar Hj. Sukerniati untuk berpamitan. Seperti diketahui, masa jabatan Sekda Taufiq akan berakhir akhir tahun ini.

Dalam kesempatan itu, sekda meminta maaf mewakili istrinya kepada masyarakat selama menjabat.

“Saya tidak lagi menjabat sebagai sekda pada Januari 2020 mendatang. Begitu juga Istri saya tidak lagi menjabat Ketua DWP Lombok Barat. Tentu Ibu Sukerniati selama menjabat ketua DWP ada yang kurang berkenan baik tata kata, ucapan, dan tindakannya mohon dimaafkan,” kata sekda, Selasa (10/12).

Meskipun masa jabatannya tinggal menghitung hari, namun sekda terus memberikan motivasi agar DWP Lombok Barat kedepannya harus mampu menjadi mitra pemerintah untuk ikut membangun Kabupaten Lombok Barat.

“Ulang tahun itu harus memaknai beberapa hal di antaranya intropeksi diri secara individu kemudian melihat apa yang pernah dilakukan terdahulu. Baik yang sudah baik maupun kurang bagus. Yang kurang itu di perbaiki. Itu makna dari ulang tahun,” ungkapnya.

“DWP harus berprestasi karena di setiap kompetisi apapun harus berani tampil, jangan kalah panggung. Karena kita memiliki moto Amanah Sejahtera dan Berprestasi (Mantap). Dimana semua harus berprestasi, berani tampil dulu, baik itu level provinsi atau nasional,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Penasehat DWP Lobar Hj. Khaeratun Fauzan Khalid mengapresiasi pengurus DWP Lobar karena telah banyak memberikan kontribusi dalam hal membantu program Pemkab Lobar.

“DWP ikut turun mendukung OPD dan turun ke masyarakat untuk mengoptimalkan program pemerintah seperti penanganan stunting dan pelatihan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

“Sebagai pendamping suami kita harus pintar, cerdas, cantik, dan berakhlak,” pungkasnya.

Rakor TKPKD, Sumiatun Tekankan Hal ini

Giri Menang, Selasa 10 Desember 2019 – Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun menegaskan agar penurunan angka kemiskinan tetap menjadi prioritas utama dalam perencanaan dan pembangunan di Kabupaten Lombok Barat. Salah satunya melalui pengelolaan pasca panen dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja yang bermuara pada penurunan kemiskinan dan memaksimalkan Penggunaan Produk Lokal.

Hal itu disampaikan Hj. Sumiatun saat membuka Rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Lombok Barat TA. 2019 di Batulayar, Selasa (10/12).

“Kondisi ini saya tekankan karena angka kemiskinan di Lombok Barat masih tinggi, yaitu sebesar 15,20% Tahun 2018 atau sekitar 103.770 jiwa. Oleh karena itu, masyarakat miskin harus diberdayakan, baik melalui peningkatan pendapatan, peningkatan kualitas hidup maupun pengurangan beban pengeluaran,” tegasnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, wakil bupati wanita pertama di Lombok Barat ini mengingatkan para Kepala Perangkat Daerah yang hadir untuk menekankan arah kebijakan pembangunan daerah pada lima hal.

“Pertama, masyarakat miskin harus sekolah, minimal mereka dapat mengikuti pendidikan menengah (SMK/SMA). Kedua, masyarakat miskin harus ditingkatkan derajat kesehatannya melalui ketersediaan sarana prasarana kesehatan dan jaminan kesehatan, serta optimalisasi pola hidup bersih dan sehat. Ketiga, masyarakat miskin perlu difasilitasi ketersediaan rumah layak huni beserta sarana pendukungnya seperti air bersih, sarana sanitasi dan listrik. Keempat, masyarakat miskin perlu ditingkatkan kualitas hidup keluarganya melalui ketahanan keluarga dan pencegahan pernikahan dini. Dan kelima, masyarakat miskin perlu diberi kemudahan akses mata pencaharian melalui pengembangan usaha kecil menengah,” paparnya.

Agar optimal, Sumiatun menghimbau para Kepala Perangkat Daerah menggunakan pola sharing program dan anggaran sebagai solusi dalam membangun sinergitas dan komplementaritas penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Bappeda Lombok Barat, Ketua DPRD Lombok Barat, Kepala BPS Lombok Barat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat, dan LAZ DASI NTB.

Esok Dinas Pariwisata Lobar Gelar Prosesi Perang Topat

Giri Menang, Selasa 10 Desember 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Pariwisata tetap akan menyelenggarakan prosesi Pujawali Pura Lingsar dan Perang Topat Tahun 2019, esok Rabu (11/12/2019). Sebelumnya, berbagai kegiatan dihelat oleh Dinas Pariwisata untuk meramaikan prosesi yang disebutnya sebagai prosesi religi dan budaya. Setelah kegiatan “Peresean” dilangsungkan sejak tanggal 5-9 Desember 2019, maka hari ini berbagai kegiatan digelar sebagai rangkaian puncak prosesi Perang Topat 2019.

Di temui di ruang kerjanya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Hj. Lale Prayatni menerangkan berbagai kegiatan untuk meramaikan Pujawali dan Perang Topat tersebut.

“Sejak pagi tadi, kita menyelenggarakan live painting (seni lukis, red) dan cilokak (kesenian music khas Suku Sasak, red). Lalu siangnya kita selenggarakan Haul KH. Abdul Malik atau Raden Mas Kerta Jagad yang diyakini masyarakat Lingsar sebagai penyebar Islam pertama di Lingsar yang kita rangkaikan dengan Begawe Gubog (Roah Kampung, red) untuk kalangan Umat Islam. Secara paralel roah itu kita teruskan dengan upacara Mendak Tirta bagi Umat Hindu di sekitar Pura Lingsar. Puncaknya untuk hari ini adalah nanti malam, yaitu pagelaran Wayang Kulit dengan dalang Lalu Nasib dan kesenian gandrung. Yang paling fenomenal adalah sore hari nanti, yaitu ritual Kelilingan Kao (mengarak kerbau, red) yang menjadi simbol kebersamaan dan persatuan antara umat Hindu dan Umat Islam,” terang Lale Prayatni panjang lebar, Selasa (10/12/2019).

Kelilingan Kao, imbuh Lale, adalah simbol kebersamaan antar umat dalam kehidupan sehari-hari. Seekor kerbau gemuk disiapkan oleh Panitia untuk dikelilingkan ke area Pura Lingsar. Kerbau tersebut diikat oleh dua tali di mana setiap tali dipegang dan dikendalikan oleh setiap orang dari masing-masing umat.

“Kerbau bukan saja simbol pertanian, tapi juga yang mempersatukan umat berbeda agama dan suku. Bukan sapi atau babi, tapi kerbau. Kalau sapi, nanti Umat Hindu kurang menerima karena dianggap suci. Begitu juga bukan babi yang bagi umat Islam adalah haram. Maka kerbau yang dipilih,” terang perempuan berkaca mata yang sehari-harinya juga menjabat sebagai Asisten Bidang Pembangunan dan Perekonomian di Sekretariat Daerah.

Prosesi puncaknya sendiri baru berlangsung esok hari. Bertepatan dengan “rarak kembang waru” (bergugurannya kembang waru, red) pada “Sasih ke Pituk” (bulan ketujuh, red) pada kalender Suku Sasak, Perang Topat rencananya akan dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Barat beserta seluruh tamu kehormatan lainnya.

“Besok puncak acara Perang Topat. Pak Bupati akan memulai pelemparan ketupat pertama sebagai tanda dimulainya prosesi Perang Topat,” papar Lale.

Di tengah masalah hukum yang menimpa Dinas Pariwisata Lombok Barat akibat Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kepala Dinasnya saat itu, IJ, dinas tersebut tetap menggelar event yang diklaim sebagai event satu-satunya event kepariwisataan yang menggambarkan toleransi di tengah pluralism. Dihubungi melalui pesan WhatsApp, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid meminta kegiatan kepariwisataan jangan dihubung-hubungkan dengan masalah hukum yang menimpa Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, IJ.

“Yang bersangkutan sudah kita berhentikan dari jabatan, dan kita sudah menunjuk Asisten II sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas. Saya yakin seluruh kegiatan kepariwisataan di Lombok Barat tetap digelar sesuai jadwal, termasuk Perang Topat. Kita tidak terpengaruh sama sekali. Seluruh jajaran Dinas Pariwisata siap bekerja secara optimal untuk menghidupkan kepariwisataan di Lombok Barat,” tulis Bupati Lombok Barat.

 

HAKTP 2019. Jangan 16, tapi 19

Giri Menang, Senin 9 Desember 2019 – Oxfam Indonesia menggelar Diskusi Publik tentang revisi Undang-Undang Perkawinan mengenai batas usia minimal perempuan menikah. Kegiatan ini dalam rangka kampanye yang diberi nama ’16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2019′ bertempat di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (9/12). Kegiatan ini ditujukan untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan atau yg disingkat Enough! atau Cukup!.

Herina Hampun dari Oxfam Indonesia dalam sambutannya menyebut kegiatan yang dilakukan adalah didukung oleh Revisi UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu usia kawin dari 16 tahun meningkat menjadi 19 tahun minimal bagi perempuan. Revisi ini, ujarnya, mendukung upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

Kampanye ini merupakan kampanye internasional yg dimulai 25 Nopember bertepatan dengan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, hingga 10 Desember yg merupakan Hari Hak Asasi Manusia. Kegiatan ini, lanjutnya, dimulai oleh para aktivis di Women’s Global Leadership Institute tahun 1991.

Tahun 2016, Oxfam Internasional berinisiatif mengadakan kampanye global bertajuk “ENOUGH!:Together We Can End Violence against Women and Girls” atau dalam Bahasa Indonesia “CUKUP!: Ayo Bersama Kita Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan”.

Oxfam, sebutnya, merupakan lembaga non profit yg berdiri sejak 1957, bekerja bersama pemerintah dan pihak lainnya dalam mengkampanyekan penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Melalui Kementerian Sosial RI, ujarnya, Oxfam menandatangani Memorandum of Understanding untuk bekerja di 7 Provinsi, salah satunya NTB.

Oxfam, dalam kegiatan ini mengkolaborasikan 4 proyek yang melibatkan perempuan dan anak perempuan, yaitu Creating Spaces (CS), the Indonesian Women in Leadership (I-WIL), Power-Up (PU), dan Empower Youth for Work (EYW). Oxfam bersama mitra sepakat mengubah norma di masyarakat mengenai usia pernikahan perempuan dari 16 menjadi 19 tahun atau yg disingkat ‘Jangan 16, Tetapi 19’.

Asisten III Sekretariat Daerah NTB, Hj Siti Hartina, mewakili pemerintah Provinsi menyebut data kekerasan terhadap perempuan meningkat 16% dari 2017 ke 2018. Halina menyebut kasus-kasus kekerasan yang banyak terjadi. Yaitu kekerasan dalam wilayah pribadi, kekerasan dalam Perkawinan yg disebabkan keinginan aneh suami dalam aktivitas seks, kekerasan dalam hubungan sedarah (inses), bahkan termasuk kekerasan dalam berpacaran.

“Hati-hati Bapak-bapak yg mau selingkuh, ibu-ibu sudah hebat, berani melapor ke atasan suami,” ujarnya.

Selanjutnya, Halina menyebut pernikahan dini merupakan persoalan yang cukup besar di NTB. Namun, ia menegaskan, pernikahan dini jangan dianggap disebabkan oleh adat kebiasaan merarik suku Sasak.

“Merarik itu punya etika dan tata krama yg kalau dilaksanakan tidak akan begitu saja bisa dilakukan,” ujarnya.

Pernikahan dini, lanjutnya, bisa menyebabkan masalah sosial lainnya seperti penyakit kanker serviks, kawin cerai dan kemiskinan.

Angka pernikahan dini di NTB memang cukup tinggi, kabupaten/kota berupaya menekan angka ini. Salah satu yg cukup menonjol adalah Lombok Barat.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A)
Lombok Barat, Erni Suryana menjelaskan sejak 2015 pihaknya telah melaksanakan program Gerakan Anti Merarik Kodek (GAMAK). Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Lombok Barat No 843.4/34/BKBPPP/2016 dan PERBUP No 30 Tahun 2018 tentang program GAMAK Usia Ideal Menikah 21 tahun untuk pria dan perempuan. Bahkan, 18 Desember nanti akan di-Perda-kan yaitu PERDA No 7 Tahun 2019.

“Dengan PERDA ini menjadikan Lombok Barat merupakan satu-satunya kabupaten/kota yang memiliki Perda batasan usia pernikahan di NTB. Melalui inisiatif DPRD Lombok Barat akan diteruskan ke peraturan desa dengan PERDA tersebut sebagai payung hukumnya,” jelas Erni.

Program tersebut lanjutnya, terbukti sudah menampakkan hasil. Data tahun 2015, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yg menikah di bawah usia 21 tahun sebanyak 56,77%, tahun 2017 turun menjadi 22,79%.

Kegiatan diskusi yg sebagian besar pesertanya perempuan ini didukung oleh sejumlah instansi lingkup NTB dan lainnya. Di antaranya DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, Konsorsium ADARA, Yayasan Tunas Alam Indonesia (SANTAI), Dinas Sosial, dan lain-lain.

Adu Cepat dalam CCI Series XXXI Hari Pertama

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Para peserta pembalap sepeda pada Customs Cycling Indonesia (CCI) Series XXXI Bupati Cup Lombok Barat 2019 mulai unjuk diri di hari pertama, Jum’at (6/12/2019).

Seratus dua puluh lima pembalap adu cepat tepat waktu dalam lomba kategori Individual Time Trial (ITT) mulai start dari jam 08.00 pagi sampai jam 9.30, dengan mengambil lokasi di Bypass BIL II dengan jarak tempuh 8,5 kilometer. Para peserta berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan tercatat ada yang datang dari Malaysia, dan Britania Raya.

“Untuk hari pertama, peserta CCI Series XXXI kategori Individual Time Trial berjalan lancar dan sukses. Besok kita akan melaksanakan dua kegiatan lagi untuk kategori Road Race distance 38,1 Km, 51,5 Km, 64,9 Km dan 109,7 km dan Criterium distance 1,46 Km / Lap,” kata Ma’ad Adnan, Panitia Daerah CCI Series XXXI yang juga adalah Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Lombok Barat.

Ma’ad Adnan merasa sangat bangga dengan terselenggaranya CCI Series XXXI di Kabupaten Lombok Barat.

“Kita inginkan semoga kegiatan CCI Series XXXI bisa menjadi agenda tahunan di Kabupaten Lombok Barat, karena ini hal yang sangat positif untuk ajang mempromosikan daerah kita,” harapnya.

Disebutkan Adnan, kegiatan CCI Series XXXI adalah yang pertama kali diadakan di Lombok Barat dari gelaran yang sudah masuk tahun ke sepuluh.

Race Director CCI XXXI, Bertali menimpali positif keinginan Ma’ad Adnan. Cuma, kata Bertali, pihak Pemkab Lombok Barat harus segera bersurat untuk bisa menjadi tuan rumah lagi di tahun depan.

“Pemkab harus bersurat untuk meminta bisa menjadi tuan rumah lagi. Untuk tahun depan, seri pertama hampir pasti kita selenggarakan di Bojonegoro yang sudah minta,” terang Bertali.

Jika jauh hari ditentukan sebagai tuan rumah, imbuh Bertali, maka sosialisasi bisa lebih cepat dilakukan.

“Di samping untuk mencapai target peserta, masyarakat yang menonton juga bisa mendukung pelaksanaan race,” tambah Bertali.

Untuk Kategori Individual Time Trial (ITT) dinilai berdasarkan dengan kecepatan waktu. Sampai dengan berita ini dilaporkan, pihak penyelenggara belum menentukan yang terbaik untuk semua kategori peserta. Dalam penilaian juara, secara keseluruhan para peserta berlomba untuk adu cepat mengumpulkan poin. Poin yang diraih pada dua seri sebelumnya, yaitu di Gunung Kidul dan Purworejo, akan diakumulasikan dengan point di seri ketiga ini.

“Final (penghitungan) nya ada di etape terakhir. Mereka berusaha secepat mungkin untuk mendapatkan poin yang tertinggi,” terang Bertali.

Misbah, salah satu peserta dari kategori Master B (50 tahun ke atas) asal Kota Mataram mengaku kegiatan CCI Series XXXI yang diadakan di Lombok Barat dianggap telah berjalan sukses.

“Semoga CCI Series XXXI bisa diadakan setiap tahun dan peserta yang mendaftar bisa lebih banyak lagi,” harapnya.

Kesan yang sama diutarakan oleh Roy, peserta asal DKI Jakarta. Di tempat yang sama usai berlomba, Roy menyatakan sangat terkesan sekali dengan terselenggaranya acara CCI. Ia kagum dengan kesigapan panitia, mulai dari pengamanan dan jalurnya yang sangat bagus untuk dilewati.

“Saya sangat puas sekali dengan penyelenggaraan ini, karena dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Barat sangat baik dan orang-orangnya sangat ramah seperti official penyelenggara, nyambung diajak untuk berkoordinasi. Semoga untuk tahun berikutnya lebih meriah lagi,” harapnya.

Menurut Roy yang juga Ketua Tim KGB (Kelapa Gading Bikers) yang beranggotakan 12 orang, acara seperti ini mestinya bisa diadakan setiap tahun. Apalagi event ini bagus sekali untuk menarik wisatawan dari luar yang ingin ikut lomba.

HMPI Serentak Ribuan Pohon Ditanam

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) NTB dilaksanakan serentak hari ini, Jum’at (6/12/2019). Di Kabupaten Lombok Barat, seremoni memperingati HMPI digelar di lintas jalur bypass BIL di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri.

Di Kabupaten Lombok Barat, sepanjang tanhun 2019 ini, lebih dari empat ribu pohon dengan berbagai jenis sudah ditanam. Secara khusus, pada gelaran HMPI, penanam pohon dilakukan di jalur lintas yang menghubungkan Lombok Barat-Kota Mataram.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat melalui Sekretaris, H. Suhaili melaporkan, penanaman pohon di jalur lintas bypass BIL karena keberadaan jalur sangat penting sebagai penunjang arus transportasi darat antar kabupaten di NTB. Peranannya sangat strategis, bisa mendukung perekonomian masyarakat kini dan waktu mendatang.

“Karena jalur bypass BIL ini langsung terkoneksi dengan bandara dan Pelabuhan Lembar,” sebut Suhaili seraya mengajak semua pelaku usaha dan sosial ikut berprtisipasi menjaga lingkungan dalam mewujudkan kota yang asri.

Menurut Suhaili, pada HMPI Lombok Barat yang ke-11 ini penanam pohon diawali dari jalan flyover Desa Banyumulek dengan melibatkan seluruh pejabat lingkup Pemerintah Lombok Barat, ASN, Forkopimda serta pejabat lingkup Provinsi NTB dan masyarakat.

Di tepmat yang sama, Bupati Lombok Barat melalui Sekda H. Moh. Taufiq berharap, pada setiap momen peringatan hari menanam pohon, tidak sekedar seremoni dan simbolis belaka. Karena kata sekda, yang namanya hari menanam pohon supaya ditujukkan dengan fakta, janji menanam pohon 25 batang seumur hidup.

“Coba tanya pada gelaran hari ibu, bapak ibu sudah menanam pohon berapa. Kalau sudah banyak Alhamdulilah, tapi kalau belum, mari mulai hari ini kita berniat seperti tekad kita menanam 25 batang seumur hidup,” pesan sekda.

Menurut dia, Lombok Barat pernah mendapat penghargaan karena banyak menanam pohon. Tapi waktu kian berkurang, dan sekarang bisa direbut itu kembali dan tunjukkan kemampuan untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya.

“Satu hal yang menjadi perhatian kita, menamam pohon ini, kita sering berpendapat bahwa, pemerintah yang harus menjadi depan. Tapi tanpa dukungan masyarakat dan berbagai stakeholder, tidak mungkin itu bisa berjalan,” pesan sekda.

Namun dia menyadari bahwa, pemerintah sering dibatasi karena pangaruh anggaran baik di Kabupaten Lombok Barat maupun pemerintah provinsi, meskipun tekad yang demikian besar. Sekda meminta, menanam pohon seharusnya semua bisa bergerak untuk menjaga lingkungan. Karena sebagai mahluk hidup lanjutnya, diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Tetapi ada kalanya untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup itu.

Gotong Royong Jelang Pujawali dan Perang Topat

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Menjelang event Pujawali dan Perang Topat di Lingsar 11 Desember 2019 mendatang, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan gotong royong di Pura Lingsar. Kegiatan ini akan dilakukan beberapa kali hingga hari pelaksanaan event. Kegiatan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat ini bekerjasama dengan Pengurus Kerame Pura dari umat Hindu dan Kemalik dari umat Muslim.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Hj Lale Prayatni di tengah-tengah pelaksanaan gotong royong mengatakan telah bersurat kepada semua Operasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu kegiatan gotong royong. Dikatakan Lale, kegiatan gotong royong hari ini juga melibatkan pengurus Kemalik dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Lingsar.

Wanita yang juga menjabat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lombok Barat ini juga menyebut karena adanya kegiatan Peresean setiap sore sehingga ada sisa-sisa sampah. Oleh karena itu ia meminta kepada panitia menyiapkan karung sebagai tempat sampah.

Salah satu peserta gotong royong dari non ASN Lombok Barat, Pasek Arianta dari Lombok Care Community (LCC) Mataram, menyebut kegiatan gotong royong serupa telah diadakan sejak dulu, menunjukkan toleransi yang turun temurun di Lingsar dan Lombok Barat. LCC sendiri, sebutnya, bertugas menginisiasi, memotivasi serta mengedukasi sekolah dan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

Peserta gotong-royong lainnya, Ahmad Kasim (38), adalah ASN Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Barat. Kasim, panggilan akrabnya, tampak berkeringat setelah ikut membersihkan area Pura Lingsar. Selain sampah yang ada di halaman pura, Kasim bersama sekitar 10 orang dari instansinya juga membersihkan sampah-sampah yang ada di rumput-rumput hijau bagian luar pura.

“Kita bersih-bersih biar suasana rapi dan indah,” ujar Kasim saat beristirahat di sebuah berugak yang ada di sana. Pria asal Selagalas ini mengaku senang karena gotong royong ini mengandung dua makna.

“Pertama ini wujud toleransi karena dilakukan bersama-sama antara teman-teman Hindu dan Muslim, kedua penjabaran dari perintah agama bahwa kebersihan bagian dari iman,” ujar pria berjenggot yang mengaku sudah hadir di lokasi sejak 7.30 pagi ini.

 

Lazismu Gelar Rakernas Sekaligus Nikmati Pesona Senggigi

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Kawasan Senggigi menjadi tempat digelarnya Kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) 2019. Di kawasan yang merupakan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Lombok Barat, para peserta rakernas dapat menikmati dan mempromosikan indahnya wisata senggigi dengan mengupload foto ke media sosial.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat menghadiri Rakernas Lazismu yang digelar di Hotel Puri Sharon Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kamis (5/12) kemarin.

“Dan yang lebih indah lagi di Lombok Barat bagian selatan di daerah Sekotong, kita punya banyak gili (pulau kecil, red) dan tidak kalah indahnya dengan yang ada di Kabupaten Lombok Utara,” ujarnya.

Lanjut Fauzan menyampaikan, selamat melaksanakan rakernas dan mudah-mudahan ini bisa meneruskan kebijakan yang bisa memajukan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) secara cepat dan tentunya organisasi muhammadiyah.

Sementara itu Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief mengatakan, Lombok sudah tidak asing bagi pegiat Lazismu dan Muhammadiyah yang bekerjasama dengan berbagai kalangan untuk pekerjaan kemanusiaan, seperti halnya saat terjadi gempa lombok tahun 2018 lalu.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran lembaga ini khususnya warga Muhammadiyah bisa membangun kekuatan sebagai organisasi sosial berbasis keagamaan yang selalu peduli kepada sesama dan masyarakat yang kurang mampu,” katanya.

Disebutkan Latief, Lazismu berdiri sejak tahun 2002 lalu, secara administratif telah sesuai dengan regulasi yang telah diatur oleh pemerintah, dan mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Agama pada tahun 2002. Melalui Undang-undang yang baru juga dikategorikan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional, yang keberadaannya ada ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Kegiatan Rakernas Lazismu 2019 kita laksanakan selama tiga hari dari tanggal 5-7 Desember 2019, dengan Tema Philanthropreneurship merupakan upaya Lazismu capai tujuan berkelanjutan,” tuturnya.

Latief berharap, dengan pertemuan rakernas ini menjadi pilar utama yang sudah dilakukan Lazismu dalam kegiatan tahun 2019, untuk menghasilkan misi-misi yang akan dilakukan kembali pada 2020 mendatang.

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekda Provinsi NTB Iswandi, Ketua PP Muhammadiyah, M. Goodwill Zubir, Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief, Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram Arsyad Abdul Gani, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB Falahuddin, Direksi Lazismu Pusat, para Badan Pengurus, Dewan Syariah dan Utusan majelis.

Ratusan Peserta Ambil Bagian dalam Customs Cycling Indonesia XXXI di Lobar

Giri Menang, 5 Desember 2019 – Para pembalap sepeda yang akan mengikuti Customs Cycling Indonesia (CCI) Series XXXI mulai melakukan regitrasi faktual di Bencingah Kantor Bupati Lombok Barat di Gerung, Kamis (5/12/2019). Memang untuk seri ketiga tahun 2019 ini, CCI XXXI telah menetapkan Kabupaten Lombok Barat sebagai tuan rumah selama tiga hari penyelenggaraan lomba, yaitu dari tanggal 6 sampai tanggal 8 Desember nanti dengan mengambil rute race terbanyak di Kawasan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Chief Commisaire CCI XXXI Muhamad Yunus, sedikitnya 127 peserta telah mendaftar secara online.

“Sampai sore nanti, kita membuka registrasi peserta. Kita akan melakukan pengecekan faktual dan verifikasi fisik. Bisa jadi peserta akan bertambah atau berkurang. Tergantung pada kehadiran mendaftar hari ini,” terang Yunus menyebutkan target peserta paling sedikit 200 peserta.

Berdasarkan pengalamannya di dua seri sebelumnya, aku Yunus, peserta tidak pernah kurang dari dua ratusan orang di semua kategori.

“Apalagi kita menambah dua kategori khusus, yaitu kategori Master A untuk usia 40 sampai 49 tahun dan Master B untuk usia 50 tahun ke atas,” terang Yunus.

CCI, tambah Yunus, sesungguhnya melombakan tiga ketogori secara resmi, yaitu kategori elite, yunior, dan pemula yang terbagi lagi dengan kategori laki-laki dan perempuan. Namun khusus untuk di Lombok Barat karena ingin mengakomodir banyaknya peminat di usia itu yang ingin ikut berpartisipasi.

“Karena ini merupakan seri, maka semua pembalap yang telah memperoleh point di seri-seri sebelumnya, pasti akan hadir ikut berlomba di seri kali ini,” tegas Yunus.

Menurut Yunus, banyak pebalap sepeda nasional juga ikut ambil bagian di seri-seri sebelumnya, bahkan untuk tahun ini pesertanya pun datang dari luar negeri. Menurutnya, akan rugi bagi para pembalap di dua seri sebeumnya telah mendapat point tinggi bila meereka tidak ikut ambil bagian di seri terakhir ini.

Untuk diketahui, sampai dengan seri kedua di Purworejo, ada sepuluh pembalap untuk masing-masing kategori telah memperoleh point. Untuk kategori Men Elite, point tertinggi masih dipegang oleh pesepeda Odie Purnama Setiawan dari PGN Road Cycling Team Jakarta dengan point 74. Untuk Men Elite di bawah 23 tahun dipegang oleh Ahmad Yoga Ilham Firdaus dari Mula Cycling Team dengan raihan point sebanyak 40. Untuk kategori Men Junior masih dipegang oleh Dika Alif Dhentaka dengan raihan 100 point. Untuk kategori Men Youth dipegang oleh Muhammad Andi Royan dengan 111 point. Untuk Women Elite dipegang oleh pesepeda asal Malaysia National Team, Nur Aisyah Binti M. Zubir dengan 112 point. Untuk Women Junior masih dipegang oleh Nurul Izzah dari Puslatda Jatim dengan 114 point. Terakhir untuk Women Youth masih dipegang oleh Dewika Mulya Sova dari PPLP Jatim-Puslatcab ISSI Malang dengan 117 point.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lombok Barat, Ma’ad Adnan yang ditunjuik sebagai Panitia Daerah menilai CCI XXXI ini juga berfungsi sebagai pembinaan kepada generasi muda. Sehingga, harapnya, bisa diikuti oleh anak-anak sekolah setingkat SLTA.

“Tapi ini akan menyesuaikan dengan kegiatan mereka di sekolah. Saya harap mereka bisa ikut sehingga target peserta yang dua ratus itu bisa tercapai,” terang Ma’ad Adnan saat ditemui ketika meninjau proses registrasi.

Ma’ad sangat antusias dengan ditetapkannya Lombok Barat sebagai tuan rumah dan berharap bisa menjadi agenda tahunan pihaknya di tahun-tahun mendatang.

“Jika kita bisa kolaborasikan dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red) lainnya , event olah raga ini bisa kita siapkan lebih matang karena manfaatnya yang cukup besar bagi Lombok Barat,” akunya.

Gelaran CCI XXXI di Lombok Barat juga mendapat sambutan hangat berbagai komunitas sepeda yang ada di Pulau Lombok. Salah satunya adalah dari TNT Lombok yang beranggotakan 18 orang. Dade, salah seorang anggota TNT mengaku bukan hanya karena CCI XXXI diselenggarakan di Lombok Barat maka klubnya ikut ambil bagian.

“Selain kita punya komunitas, kita juga support kepada peserta dari luar,” terang Dade yang mengaku TNT Lombok banyak berlatar belakang pengusaha.

Untuk CCI XXXI, Dade mengaku meningkatkan volume race bersepedanya yang biasanya hanya 3 kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

“Dalam rangka CCI, volumenya kita naikkan sedikit. TNT akan ikut dalam kategori Master ada 4 orang dan Youth 6 orang,” terang Dade.

Lobar Tuan Rumah Customs Cycling Indonesia Series XXXI 2019

Giri Menang, Kamis 5 Desember 2019 – Kabupaten Lombok Barat didapuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan event olah raga sepeda popular di Indonesia. Lomba yang bernama Customs Cycling Indonesia (CCI) di tahun 2019 ini telah memasuki seri ketiga dalam rangkaian seri setelah sebelumnya pada seri kesatu diselenggarakan di Wonosari Gunung Kidul Jogjakarta dan seri kedua diselenggarakan di Purworejo Jawa Tengah.

Untuk seri ketiga ini akan memperebutkan Bupati Cup 2019 rencananya akan berlangsung selama 3 hari, yaitu dari tanggal 6 sampai dengan tanggal 8 Desember 2019. Secara keseluruhan, CCI di Lombok Barat adalah seri ke-XXXI yang setiap tahun paling tidak menyelenggarakan tiga seri kejuaraan.

“Kita patut bangga dengan dijadikannya Lombok Barat sebagai tuan rumah CCI ketiga tahun 2019 ini. Apalagi rute lomba yang ditentukan oleh panitia adalah rute yang menjadi target pembangunan kepariwisataan kita,” aku Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat ditemui di di ruang kerjanya di Kantor Bupati, Gerung pada hari Kamis, (5/12/2019).

Dengan menjadi tuan rumah, imbuh Fauzan, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bisa mempromosikan potensi keindahan alam kawasan Sekotong yang akan menjadi salah satu rute utama dalam penyelenggaraan CCI tersebut.

Alasan penentuan Kabupaten Lombok Barat sebagai tuan rumah juga disampaikan oleh Race Director CCI Seri XXXI, Bertali.

“Kita melakukan survey dua kali di Lombok Barat, langsung jatuh cinta dengan keindahan alamnya. Terutama di Mekaki untuk Kelas Mens Elite. Tapi secara keseluruhan di Lombok Barat, kita dapat semua. Di sini banyak pilihan untuk rute pendek. Jalannya bagus, tanjakannya lumayan dan lebih menarik, dan dukungan lalu lintasnya juga baik,” terang Bertali menyebutkan kondisi lalu lintas yang relatif sepi sangat mendukung bagi para pembalap sepeda.

Hal senada ditegaskan juga oleh Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Sepeda Indonesia Lombok Barat, Mohammad Ilyas. Ilyas menyebutkan awalnya untuk Seri Ketiga tahun ini, CCI akan digelar di Tenggarong Kalimantan Timur, namun gagal.

“Pihak CCI lalu menawarkan ke Pemprov NTB, terutama ke Lombok Barat dan Lombok Tengah. Setelah melakukan survey mengenai jalur yang layak, tenyata pihak CCI lebih suka dengan rute yang ada di Lombok Barat,” terang Ilyas.

Melihat arti CCI bagi pembinaan olah raga sepeda, terutama untuk mendapatkan bibit muda olah raga sepeda, Ilyas berharap event ini bisa tetap diselenggarakan setiap tahun di Lombok Barat.

“Ini akan mengundang ketertarikan peserta dari Luar Daerah, bahkan dari luar negeri. Untuk seri ini saja diikuti oleh dua tim dari Malaysia, yaitu dari Trengganu dan Selangor. Ke depan, saya berharap dengan keindahan alam di Lombok Barat bisa dikenalkan juga melalui sport tourism-nya,” harap Ilyas.

Pandangan Bertali dan Yunus diamini oleh Dade, salah seorang peserta dari Klub Sepeda TNT Lombok yang ditemui saat melakukan registrasi pendaftaran.

“Rutenya menantang. Racenya di hari Sabtu yang di Mekaki. Kita pernah coba. Kalau orang luar yang nyoba ke sana pasti kangen. Karena tanjakannya, panasnya, pemandangannya, dapet semua,” terang Dedi.

Customs Cycling Indonesia (CCI) kali ini rencananya akan diikuti oleh 127 peserta. Biasanya hanya akan melombakan kategori Men Elite (ME), Men Junior (MJ), Woman Elite (WE), Men Youth (MY), Woman Junior (WJ), dan Woman Youth (WY). Namun khusus untuk penyelenggaraan di Lombok Barat, pihak penyelenggara menambahkan dua kategori, yaitu Kategori Master A (usia 40-49 tahun) dan Master B (50 Tahun ke atas).

“Ini untuk menampung minat para pebalap dan klub sepeda di NTB. Olah raga ini sudah menjadi olah raga yang familiar dan digandrungi sehingga kita mengambil aspirasi mereka dengan melombakan dua kategori itu,” terang Ilyas.

Lomba sepeda yang setara dengan Tour De Singkarak, Balap Sepeda 3 in 1 di GBK, ITdBI (International Tour d Banyuwangi-Ijen), dan Tour de Indonesia ini rencananya diikuti oleh 127 peserta yang telah mendaftar secara online. CCI ini akan melombakan time trial sepanjang 8,5 kilometer di Bypass BIL 2 untuk seluruh kategori, kemudian Road Race jarak pendek sepanjang 38,1 kilometer, jarak menengah sepanjang 51,5 kilometer dan 64,9 kilometer, dan jarak jauh sepanjang 109,7 kilometer.

1 171 172 173 174 175 396