Perhelatan Penyerahan DIPA TKDD, Momen Promosikan Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Selasa 26 November 2019 – Perhelatan penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), menjadi momen positif bagi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Tahun sebelumnya, kegiatan yang sama, biasanya digelar di dalam gedung atau di dalam hotel berbintang. Namun kegiatan yang menghadirkan Gubernur NTB, Forkopimda, serta bupati/walikota se-NTB ini, digelar di tempat terbuka. Seremoninya digelar di komplek Hotel Sundencer Kecamatan Sekotong-Lombok Barat.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dalam arahannya sempat menyentil. Kegiatan ini sekaligus mempromosikan Lombok Barat. Beralasan, karena podium dilatarbelakangi oleh pantai Sekotong Indah yang sering digunakan sebagai transit menuju Gili Gede, Tangkong, ataupun Gili Sudak.

“Saya kira ini tempat yang baik walaupun kita sering ke Mataram, tapi jarang menuju ke Lombok Barat. Ini di belakang kita ada pulau pulau kecil yang indah. Kita sekali waktu bisa diajak oleh bupati Lombok Barat, karena keindahan alam bukan hanya Gili Trawangan,” kata gubernur, Selasa, (26/11/2019).

Gubernur masih menyoal potensi alam Lombok Barat. Menurut dia, pada momen momen tertentu, dia mengajak jajarannya sekaligus meminta untuk tetap menjalin silaturahmi, jangan sampai berlalu.

Terlepas dari itu, dalam arahannya, gubernur menyebut, DIPA dan TKDD merupakan dokumen yang menjadi acuan seluruh menteri, piminan lembaga, dan kepala daerah dalam melaksanakan program pembangunan pemerintha Indonesia Maju. Secara nasional, acara penyerahan dlangsungkan di Istana Negara 14 November 2019 lalu.

Pada akhir sambutannya gubernur meminta, Bupati Lombok Barat jangan beranjak pulang dari tempat acara. Karena tamu-tamu dan bupati/walikota se NTB ingin menikmati keindahan pantai Sekotong Indah.

“Saya minta Bupati Lombok Barat tidak segera pulang setelah acara ini. Kasihan tamu-tamu yang jauh, datang ke tampat yang indah ini,” pinta gubernur menutup arahannya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) NTB, Syarwan menyatakan, penyerahan DIPA dan TKDD ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya dilakukan masih di bulan Desember. Tahun 2019 ini untuk DIPA 2020, kata Syarwan, diserahkan pada 26 November 2019.

“Ini dipercepat oleh pemerintah supaya APBN ini mulai geraknya pada Januari. Karena harapannya, tidak seperti tahun sebelumnya menunggu dan menunggu,” jelas Syarwan kepada wartawan.

Dengan dipercepatnya penyerahan DIPA ini, tentu semua daerah pengguna anggaran jangan menunda-nunda, karena awal Januari 2020 sudah mulai penggunaannya.

Usai sambutan dan seremoni, dilakukan penandatanganan MoU tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Pulau Lombok. Selanjutnya penyerahan DIPA Petikan Bupati/Kepala Daerah penerima daftar DIPA Transfer, serta penyerahan DIPA petikan secara simbolis dan penyerahan dengan nilai indikator Kinerja Pelaksana Angaran (IKAPI).

Target PAD Sektor P2 Meleset, Kepala Bapenda Lobar : Tahun 2020 Optimis Tercapai

Giri Menang, Senin 25 November 2019 – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Lombok Barat, H. Saikhu menyatakan, target Pendapatn Asli Daerah (PAD) di sektor Pajak Perkotaan dan Perdesaan (P2) bakal tidak tercapai. Kata dia, target PAD tahun 2019 dari sektor ini sebesar Rp. 16 milyar. Namun kondisi sampai minggu ketiga bulan November, capaiannya hanya sebesar Rp 12 milyar atau 76 persen.

“Kondisi sampai minggu ke tiga bulan November mencapai 12 milyar,” sebut Saikhu saat berlangsungnya acara Gebyar PBB dan Launching Pembayaran Pajak P2 di Gerung, Senin (24/11/2019).

Ditegaskan mantan Kepala Dinas Perhubungan ini, kemungkinan target ini hanya mencapai 85 persen atau mentok pada angka 90 persen. Tidak tercapainya target ini lantaran beberapa faktor. Salah satunya, karena sebagian wajib pajak (WP) masih dalam fase rekonstruksi akibat bencana gempa setahun lalu. Bencana gempa ini berdampak cukup besar, sehingga sebagian WP mengusulkan penundaan, pengurangan bahkan penghapusan total pembayaran.

Namun pada 2020 mendatang, Saikhu menyatakan optimis sektor pajak P2 mampu dioptimalkan. Ini akan berdampak, karena ada beberapa langkah kebijakan yang diambil. Langkah kebijakan ini adalah, pemutakhiran data obyek pajak melalui sensus PBB. Selain itu, untuk memudahan pelayanan, pihak Bapenda telah melakukan kerja sama dengan Bank NTB Syariah, dan PT Pos Indonesia.

“Tahun depan (2020, red), wajib pajak akan membayar dengan sistim online. Pada hari ini, akan dilaunching pembayaran secara online oleh Bank NTB Syariah,” kata Saikhu.

Kegiatan gebyar ini lanjut Saikhu, tiap tahun digelar. Ini sebagai bentuk upaya sosialisasi dan pembinaan kepada petugas agar lebih meningkatkan kinerjanya. Demikian juga kepada WP, diharapkan taat membayar pajak tepat waktu.

“Saya optimis, tahun depan, raihan target PAD di sektor P2 ini bisa sukses. Ini akan berdampak dari kegiatan sensus PBB dan kerjasama yang kita lakukan,” papar Saikhu dihadapan bupati, pejabat dari Bank NTB Sariah Gerung, sejumlah pimpinan OPD, serta seluruh keluarga besar UPT Bapenda kecamatan se-Lombok Barat.

Di tempat yang sama, Bupati H. Fauzan Khalid berharap, dalam rangka mengoptimalkan PAD disektor ini supaya targetnya mencapai 100 persen kendati dirasa sulit. Diminta, jangan semua berdalih dengan alasan gempa tahun lalu.

“Saya sampaikan itu bukan alasan, tapi walaupun masyarakat kita pendapatannya sudah normal, membayar pajak adalah kewajiban mereka untuk memperbaiki kondisinya,” tegas bupati.

Ke depan kata bupati, terkit dengan PBB P2 ini pihaknya akan melakukan sensus. Di dalamnya akan lebih kepada kegiatan pendataan, pengkajian rasionalitas angka dan harga pembayaran PBB.

“Iseng-iseng saya pernah coba bertanya kepada salah seorang wajib pajak atas keterlambatan membayar pajak. Mereka jawab, sengaja tidak membayar karena nilainya sangat kecil, Cuma lima ribu rupiah,” kisah bupati.

Ini Harapan Siswa Lombok Barat dihari Guru Nasional ke-74

Giri Menang, Senin 25 November 2019 – Momentum peringatan Hari Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) dan Hari Guru Nasional menuai harapan bukan hanya dari kalangan guru saja. Para siswa pun mempunyai harapan besar kepada guru-guru mereka.

Salah satunya, Baiq Malika Berliana Oktora (15). Siswi SMPN 4 Gerung Kabupaten Lombok Barat ini berharap, di momentum Hari Guru Nasional ini agar guru sebagai pengajar memberikan teladan yang baik agar selalu memberikan edukasi dan perhatian ke siswa. Guru juga diharapkan lebih mampu menjalin keakraban seperti merangkul dengan penuh tanggung jawab.

“Guru itu contoh untuk murid-muridnya. Jangan guru melarang muridnya main hp di dalam kelas sedangkan guru main hp sewaktu ngajar,” cetusnya usai mengikuti apel peringatan HUT PGRI ke -74 di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Senin (25/11/2019).

Siswi yang akrab dipanggil Rara ini juga mengatakan, guru dan siswa juga tidak hanya sebatas pengajar dan pelajar saja, malainkan bisa menjadi teman sekaligus bisa menjdi orang tua dalam memahami perbedaan karakter setiap siswa di sekolah.

“Guru itu harus tampil mengesankan dalam setiap pembelajaran. Bijak dalam berpikir, dan tidak membeda-bedakan muridnya,” ungkap siswi yang tinggal di BTN Pemda Lobar ini.

Senada dengan Rara, Muhammad Iklas Mugadin (14) juga mempunya harapan kepada guru-guru yang ada di sekolah.

“Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat hari guru, terimaksih telah mengajarkan dan mendidik kami. Guru sekarang harus bisa mengikuti trend, tidak hanya terpaku mengajarkan di buku yang ada, melainkan bisa mengajarkan dan belajar dari internet. Jangan kita sebagai murid saja yang disuruh belajar, guru juga harus belajar agar pengetahuan sebagai guru lebih luas,” ungkap siswa kelas 7 SMPN 5 Gerung ini.

Ia mengakui bahwa sebgaia pengajar, seorang guru juga harus sabar menghadapi murid-muridnya. Terutama di era digital seperti sekarang, dimana pembelajaran murid tidak hanya didapatkan di sekolah melainkan juga di dunia maya.

“Artinya pengawasan terhadap guru kepada siswa harus tetap terkontrol untuk menghdapai era digital sekarang,” ujarnya.

“Pengasawan kepada kami sebagai siswa harus tetap dijaga, tidak hanya mengajarkan materi, pengawasan juga perlu tetap dijaga,” pungkasnya.

 

Peran Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Senin 25 November 2019 – Kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi sangat cepat dan tidak dapat diduga. Kemajuan ini membawa dampak positif dan negatif secara beriringan dalam kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran di sekolah.

Meskipun kemajuan teknologi pembelajaran sudah pada tahap yang cukup mencengangkan, namun kemajuan ini tidak dapat menggantikan fungsi dan peran guru dalam seluruh proses pendidikan anak. Manusia memang sudah hidup dalam dunia yang berteknologi tinggi tetapi secara psikologis pada kelompok anak-anak dan remaja usia sekolah tetap ada hasrat untuk mencari figur yang dapat mereka kagumi, hormati, dan bahkan meniru perilaku dan prestasi kehidupannya.

Hal itu disampaikan Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid saat membacakan sambutan Ketua Umum PB PGRI saat upacara HUT PGRI dan Hari Guru Nasional yang ke-74, Senin (25/11/2019). Upacara yang digelar di Lapangan Kantor Bupati Lobar ini dihadiri para guru dan kepala sekolah se-Lobar.

“Betapapun majunya teknologi dengan segala turunannya, sejatinya guru tidak pernah dapat digantikan oleh teknologi. Hal ini mengandung makna bahwa guru profesional dan berintegritas akan terus menjadi isu global dan menjadi perhatian dunia, tak terkecuali Indonesia,” katanya.

Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yakni “SDM Maju Indonesia Unggul” yang dimaknai sebagai pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa, sehingga menjadi prioritas utama dengan meletakkan pentingnya pendidikan dalam konstelasi pembangunan bangsa yang berarti menghargai keutamaan guru.

Dilanjutkannya, peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat penting. Hal itu sesuai dengan tema HUT PGRI tahun ini, yakni Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan Indonesia Unggul”.

“Tema ini secara substansial padu padan dengan tema Hari Guru Nasional dari Kemendikbud yaitu Guru Penggerak Indonesia Maju. Gurulah sebagai episentrum perubahan tersebut. Untuk itu, sudah seharusnya perhatian terhadap guru menjadi sangat penting mulai dari pemenuhan kebutuhan guru, profesionalisme, kesejahteraan, pelatihan, hingga perlindungannya,” jelasnya.

Melalui sambutan itu, Ketum PB PGRI juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Bapak Presiden RI, seluruh jajaran Kemendikbud, KemenPan-RB, dan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/kota yang responsif terhadap permasalahan guru yang selalu diperjuangkan PGRI.

Apresiasi tersebut antara lain dengan terbitnya PP PPPK yang disampaikan sendiri oleh Presiden Jokowi pada Puncak Perayaan HUT ke-73 PGRI dan HGN 1 Desember tahun 2018 yang kemudian ditindaklanjuti Permenpan No. 2 Tahun 2019 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang memungkinkan Honorer berusia 35 tahun mengikuti tes CPNS dengan perjanjian kerja. Kemudian, Surat Dirjen GTK No. 9634 yang memberi kesempatan honorer di sekolah negeri mengikuti PPG, Surat Edaran Mendikbud Nomor 10 tahun 2019 mengenai PNS DPK yang dapat terus mengajar di sekolah yang dikelola masyarakat. Sebelumnya pemerintah juga melalui Permendikbud No. 10 tahun 2018 mengenai Juknis penyaluran TPG yang memberikan ruang bagi guru yang menunaikan Haji, cuti sakit hingga 14 hari dan hal Iainnya dengan tetap dihargai TPG nya.

Sementara itu, dua guru Sekolah Dasar, Azdam dan Helen yang ditemui seusai mengikuti upacara peringatan HUT PGRI di Kantor Bupati Lobar mengatakan bahwa dunia pendidikan sekarang ini memang sudah sangat maju dan masih sedang berkembang. Namun bagi mereka masih butuh beberapa hal untuk mendukung kinerja guru.

“Kami sebagai guru kalau bisa semua PR yang kaitannya dengan sekolah-sekolah, baik dari segi mental guru maupun bangunan fisik kalau bisa lebih ditingkatkan lagi, agar dunia pendidikan bisa lebih maju lagi,” ungkap Azdam, guru di SDN 1 Lembah Sempage Narmada ini.

Di sisi lain, Helen yang merupakan guru di SDN 1 Kediri Selatan mengharapkan jika kesejahteraan guru harus tetap diperhatikan. Wanita yang sudah mengajar sejak tahun 2000 ini juga berharap agar pengangkatan guru honorer harus tetap ditambah lagi.

“Kalau kita lihat guru-guru honor di sekolah itu, bagaimana kita menuntut dia untuk bekerja keras untuk kemajuan pendidikan jika kesejahteraannya tidak diperhatikan,” tuturnya.

Dalam hal peran masyarakat dan siswa terhadap pendidikan, kedua guru ini kompak megatakan jika masyarakat harus tetap dan harus lebih terlibat lagi dalam hal mendidik anak, terlebih lagi wali murid. Tidak lupa mereka mengingatkan para siswa agar tetap mengedepankan akhlak dalam segala hal.

Alit Mambo Beraksi di Pusuk Pass

Giri Menang, Senin 25 November 2019 – Satu event besar pertama diadakan Desa Pusuk Lestari Kec. Batulayar Kab. Lombok Barat. Event ini diberi nama Festival Pesona Pusuk Lestari 2019 dan bertempat di Pusuk Pas. Serangkaian kegiatan dilaksanakan, selain yang inti yaitu minum Tuak Manis (air nira) massal dan eksplore Pusuk Lestari melalui Trail Adventure, juga kegiatan-kegiatan lainnya. Salah satunya atraksi Miksologist andalan Pulau Lombok.

Banyak yang sudah mengenal istilah bartender melalui aksi juggling-nya yaitu seseorang yang bekerja di bar membuatkan minuman bagi pelanggan dengan aksi melempar-lempar botol liquer yang biasanya membuat banyak orang terkesima. Namun istilah Miksologi (Mixology) mulai banyak dikenal dan didengungkan sekitar tahun 2011. Miksologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mencampur minuman dari berbagai bahan yang diperlukan. Miksologi lebih dari sekedar bartender.

Adalah Alyt Mambo, pria asal Kampung Melayu Ampenan, Kota Mataram, yang unjuk kemampuan miksologi dalam Festival Pesona Pusuk Lestari.

Seusai atraksi, di antara lelah Alyt yang baru tampil, Humas Lombok Barat mewawancarai pria lajang 30 tahun ini.

Mengawali cerita, Alyt menjelaskan bahwa juggling merupakan atraksi khusus di bar dengan melempar alat-alat bar baik dari gelas maupun botol. Apa yang ditampilkannya, cerita Alyt, disebut dengan miksologi yaitu ilmu mencampur minuman dengan bahan-bahan tertentu.

“Jadi si pembuat (minuman) itu memiliki ilmu yang lebih dari sekedar bartender, (dengan) ruang lingkupnya adalah bar,” ujar Alyt, Minggu (24/11).

Menurutnya, keterampilan miksologi adalah membuat minuman yang lebih tinggi dari bartender. Bila bartender hanya membuat minuman, seorang miksologis harus memiliki pengetahuan tentang fungsi bahan yang digunakan.

“Jadi bukan sembarangan, kita nyampur-nyampur udah enak, (tapi) kita gak tahu fungsi dari bahan-bahan yang kita gunakan itu untuk apa,” kata pria yang sudah 11 tahun menekuni bidang pembuatan minuman di bar ini.

Alyt menjelaskan, pada dasarnya di bar ada dua jenis minuman utama yaitu mocktail dan cocktail. Cocktail merupakan campuran sari buah dari buah-buahan segar dengan berbagai jenis minuman beralkohol. Sedangkan mocktail merupakan kombinasi jus buah dengan minuman bersoda dan tidak mengandung alkohol. Pada event kali ini, Alyt membuat minuman khusus.

“Jadi minuman yang tadi itu buatan saya sendiri spesial untuk acara ini, bahan dasarnya tuak manis, dan konsep pembuatannya squash,” ujar Alyt meyakinkan.

Dikatakan Alyt, minuman tersebut dibuatnya dengan menetapkan tekstur tuak manis yang agak kental, kemudian ditembakkan dengan soda. Alyt menjaga agar minuman itu rasanya tidak terlalu watering alias terlalu banyak air. Hasilnya, sebut Alyt, minuman yang dibuatnya nikmat.

“Enak sekali karena terbuat dari tuak manis yang sudah alami terus ditembak dengan soda dan live sehingga mengundang rasa haus hilang,” ujar pria yang bekerja freelance, bar trainer, konsultan sekaligus mengajar di SMK Pariwisata Mataram dan Akademi Pariwisata Mataram (sekarang Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram ini.

“Kita pengen minum minum lagi. Saya tambahin mint jadi kesegaran di tenggorokan keluar dari daun mint itu sendiri,” ujar Alyt menggambarkan kualitas rasa minuman racikannya.

Untuk makin membuat daya tarik minumannya, Alyt menambahkan sirup grenadine yang terbuat dari pomegranate atau buah delima untuk pewarnanya. Salah satu juri Lomba Jugggling di Festival Senggigi belum lama ini juga menjelaskan alasannya menggunakan warna yang agak berbeda.

“Banyak orang yang ngeliat tuak itu warnanya merah, pink, saya pengen buat warna tuak itu seperti yang beralkohol tapi tidak ada alkohol sama sekali, pure mocktail,” kata Alyt menjelaskan.

Asal muasal kesukaan Alyt terhadap dunia racik minuman di bar adalah dari keluarganya yaitu empat saudaranya bekerja di pariwisata, khususnya kapal pesiar. Alyt pun pernah bekerja di Kapal Pesiar Princess.

600 Trail Meriahkan Festival Pesona Pusuk Lestari

Giri Menang, Senin 25 Nopember 2019 – Tidak kurang dari 600 orang pengendara trail ikut memeriahkan Festival Pesona Pusuk Lestari 2019 yang start dan finish di Pusuk Pas Kec. Batulayar Kab. Lombok Barat. Hal itu disampaikan Kepala Desa Pusuk Lestari H Junaidi saat memberikan sambutan pada pembukaan event pertama di Pusuk ini.

Kegiatan yang diberi nama Trabas Trail Adventure ini mengeksplore pesona pusuk lestari melewati dua kecamatan yaitu Batulayar dan Gunungsari. Kegiatan ini mendatangkan tribal community trail adventure yang berasal dari berbagai daerah. Tidak hanya dari seluruh kabupaten sepulau Lombok tapi juga dari Bima, Sumbawa, Dompu, Bali, dan dari Pulau Jawa.

Ratusan motor trail tampak berbaris hingga memenuhi Jalan Raya Pusuk. Dengan berbagai perlengkapan yang komplit, setiap pengendara tampak tidak sabar menunggu pelepasan oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid.

Di panggung kehormatan, Bupati Fauzan turut senang dengan trail adventure yang menyemarakkan event Festival Pesona Pusuk Lestari ini.

“(istilah) trabas sering kita dengar,” ujar bupati berharap dukungan trail adventure akan menjadi sarana promosi bagi wisata Pusuk, Minggu (24/11).

Sebelum melepas trail advanture, orang nomor satu di Lombok Barat ini mengajak semua yang hadir untuk meneriakkan Salam Trabas. Yaitu ketika bupati meneriakkan “Salam Satu Jari”, para hadirin khususnya para peserta trail adventure meneriakkan “Gas Fuul”.

Bupati: Salam Satu Jari!!
Hadirin: Gas Full!!

Selain bupati, event ini juga dihadiri Ketua TP PKK Lombok Barat, Hj Khaeratun, Ibu Ketua DPRD Lombok Barat Hj Nur Hidayah, Dandim 1606 Lombok Barat Kolonel Czi.Efrijon Scroll, Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus S.Wibowo, Sekretaris Daerah Lombok Barat, HM. Taufiq, sejumlah kepala SKPD, camat, kepala desa, BUMDes dan Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pusuk Lestari dan masyarakat lainnya.

Festival Pesona Pusuk Lestari, Bupati Fauzan: Ujian Terberat adalah yang kedua, ketiga….

Giri Menang, Senin 25 Nopember 2019 – Membuka dan memberi sambutan pada event akbar Festival Pesona Pusuk Lestari 2019 di Pusuk Pas Desa Pusuk Lestari, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid mengingatkan bahwa setiap event tantangan terberatnya bukan pada penyelenggaraan yang pertama kali tapi yang selanjutnya.

“Kegiatan yang pertama kali itu bukan ujian yang terberat. Ujian yang terberat adalah penyelenggaraan yang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,” ujar alumnus Magister Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini, Minggu (24/11).

Pernyatan bupati itu menggambarkan bahwa meraih sesuatu tidak lebih sulit daripada mempertahankannya. Dengan kata lain, mempertahankan satu kegiatan yang baik jauh lebih sulit daripada memulainya.

Oleh karena itu, bupati meminta agar kepala desa dan segenap perangkatnya termasuk masyarakat Pusuk Lestari untuk kembali mengadakannya pada tahun-tahun berikutnya dengan lebih sukses lagi.

“Satu sukses, kedua lebih sukses, ketiga dan seterusnya harus lebih sukses lagi dan harus lebih variasi lagi,” ujar bupati menekankan agar event yang pertama kali dilaksanakan ini jadi pembelajaran untuk lebih baik dan lebih variatif lagi pada tahun-tahun mendatang.
Acara yang didukung penuh sejumlah Operasi Perangkat Daerah Lombok Barat seperti Dinas Koperas dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, ini memiliki beberapa kegiatan utama yaitu minum tuak manis massal 3.000 gelas, monkey forest tracking, trail adventure, bazaar UMKM hidroponik, olahan gula aren dan olahan krepek, lukisan dan kerajinan tangan, serta phoneography contest. Selain itu, ada juga musik perkusi, tarian dari mahasiswi-mahasiswi STIKES YARSI Mataram, tari gendang beleq, dan aksi miksologist juggling.

Kepala Desa Pusuk Lestari H. Junaidi dalam sambutannya menyebut Desa Pusuk Lestari kaya akan keindahan. Monkey forest tracking, sebutnya, adalah kegiatan memberikan makan monyet di tempat yg sudah disediakan, bukan lagi di pinggir jalan yang membahayakan pengguna jalan.

“Terimakasih Pak Bupati yang sudah menyiapkan area monkey forest,” ujar Junaidi berterima kasih.

Untuk trail adventure, dijelaskan kades, diikuti oleh sekitar 600 orang sepulau Lombok dan juga daerah lain seperti Bali, Sumbawa, Dompu, Bima bahkan dari Pulau Jawa.
Selanjutnya, Junaidi memaparkan keistimewaan yang dimiliki desanya. Yang paling utama yaitu Pusuk Lestari sebagai kawasan agroforestry.

“Kalau mau cari hutan ada di kebun, kalau mau cari kebun ada di hutan, itu spesial hutan pusuk,” ujarnnya menyebut bahwa Pusuk Lestari memiliki hutan sekaligus kebun dengan berbagai hasil buah-buahannya.
Dipaparkan Junaidi, desanya merupakan desa perbatasan yang menghubungkan Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Untuk itu ia berharap ramainya kunjungan ke tiga gili di KLU yaitu Gili Trawangan, Meno dan Air, seharusnya juga berdampak pada Desa Pusuk.

“Kalau seribu tamu ke gili, seribu pula yang mampir di Pusuk Lestari,” harap Junaidi.
Diakuinya, meskipun Pusuk Lestari tidak memiliki pantai tapi memiliki tempat yang indah untuk melihat pantai. Demikian juga dengan melihat sunset.

“Kami tidak punya (pantai) tapi kami bisa melihat sunset itu,” ujarnya merujuk satu spot melihat sunset yang sangat indah di Pusuk Pass. Semua kekayaan yang dimiliki Pusuk Lestari ini, kata Junaidi, membuatnya optimis akan pengembangan wisata berbasis lokal Pusuk Lestari.

“Kami bangga dengan itu,” ucap Junaidi hingga empat kali dalam sambutannya.

Bupati Fauzan pada bagian lain sambutannya menyinggung pihak-pihak yang membuat hoaks yaitu seakan-akan acara tersebut adalah ajakan mabuk-mabukan karena minum tuak.

“Kesannya negatif karena masyarakat kita cenderung negatif thinking,” ujar bupati.

Faktanya, lanjutnya, yang diminum adalah tuak manis alias air nira yang tidak beralkohol sama sekali.

“Mana mungkin desa, Bumdes mengadakan acara mabuk-mabukan, sekarang banyak hoaks yang mendominasi pikiran masyarakat,” ujar bupati.
Namun demikian, hal itu tidak mengurangi rasa gembira dan apresiasi bupati terhadap event tersebut. Bahkan event pertama ini membuatnya bersemangat untuk membuka jalan baru di sekitar Pusuk.

“Tadi kita diskusi dengan Pak Dandim, Pak Kapolres, untuk segera membuka jalan atau akses sehingga semua desa ini bisa tersambung,” ujar bupati bersemangat.
Selain bupati, event ini juga dihadiri Ketua TP PKK Lombok Barat, Hj Khaeratun, Ibu Ketua DPRD Lombok Barat Hj Nur Hidayah, Dandim 1606 Lombok Barat Kolonel Czi.Efrijon Scroll, Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus S.Wibowo, Sekretaris Daerah Lombok Barat HM. Taufiq, sejumlah kepala SKPD, camat, kepala desa, BUMDes dan Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pusuk Lestari dan masyarakat lainnya.

Bupati Apresiasi Gebyar Seni Pelajar 2019

Giri Menang, Minggu 24 November 2019 – Gebyar seni pelajar adalah akhir dari sebuah perjalanan kegiatan sanggar seni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) di Kabupaten Lombok Barat. Sehingga komunitas seni yang ada di sekolah yang melibatkan guru dan siswa diharapkan mampu melestarikan seni dan budaya dengan kemampuan mereka.

Hal tersebut disampaikan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid saat menghadiri Gebyar Seni Pelajar dan Pemberian Penghargaan Kepada Siswa, Guru dan Sekolah Berprestasi di Gedung Seni dan Budaya Narmada, Sabtu (23/11) malam.

“Melalui kegiatan gebyar seni pelajar kita selalu peduli terhadap seni dan kebudayaan, kita sering bicara tentang pendidikan karakter dan sering berdiskusi tentang bagaimana supaya anak-anak kita memiliki karakter yang kuat,” katanya.

Fauzan juga berbicara tentang basis dari pembangunan karakter itu, dari sisi budaya masing-masing daerah memiliki basis dari kebudayaan itu. Hal itu menurutnya harus dijadikan sebagai pondasi dalam pembentukan karakter kepada anak di sekolah.

“Apa yang saya sampaikan ini sangat dibutuhkan dengan semakin berkembangnya teknologi informatika. Sekarang anak-anak kita kalau tidak kita bina dan diawasi, mereka lebih tergantung dengan Gadget Handphone dan ini menjadi tantangan kita,” akunya.

Lanjut Fauzan menambahkan, disinilah urgensinya dan memberikan support terhadap kegiatan gebyar seni dan budaya berbasis sekolah dan pendidikan.

“Kepada Pak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, saya ingin sekali misalnya pada Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Barat tahun depan, ada panggung khusus untuk menyiapkan tempat bagi sekolah-sekolah untuk menampilkan kreasi seni dan budaya yang berbasis budaya lokal kita,” pintanya.

Fauzan mengapresiasi kegiatan ini dan dulu sempat ragu saat pertama di selenggarakan di tahun 2017 dan alhamdulillah bisa diadakan setiap tahun.

“Pada kesempatan ini juga, saya mengucapkan selamat hari guru dengan harapan di momentum ini, jadilah selalu sebagai guru pembelajar. Mari manfaatkan hari guru tahun ini juga sebagai bahan untuk melakukan introspeksi diri,” tutupnya.

Sementara itu Kadis Dikbud Lobar Hendrayadi mengatakan gebyar seni pelajar 2019 merupakan kegiatan untuk kali ketiga yang diadakan oleh instansi yang dipimpinnua sebagai bentuk apresiasi seluruh rangkaian kegiatan selama satu tahun di bidang seni dan budaya.

“Kita berikan penghargaan kepada PKBM Tunas Aksara Juara III Kategori Apresiasi Kelembagaan Lomba PKBM Tingkat Nasional 2019, Ibu Nuraini Kepala Sekolah SDN I dasan Tereng Juara III Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SD tingkat Provinsi 2019 dan Tristania Cinthya Dewi S siswa SMPN 2 labuapi Juara III Lomba Renang Putri SMP/MTS O2SN Tingkat Nasional 2019 dan 29 orang penerima penghargaan lainnya. Yang menerima penghargaan ini dari seluruh bidang, Sain dan termasuk seni baca Al-qur’an,” katanya.

Hendrayadi menerangkan, gebyar seni pelajar yang ditampilkan tadi mulai dari parade bendera karya Ari Handayani persembahan SMPN 2 Lingsar dan SMPN 5 Narmada, Lukisan Indonesia persembahan vocal group sanggar seni Disdikbud Lobar, Permainan Tradisional Egrang Tambok karya Ari Handayani persembahan SDN 1 Labuapi, Merakit persembahan sanggar seni Disdikbud Lobar, Perempuan ibu bumi karya ibu guru yang tergabung dalam PGRI Lobar dan Tari Asih Trasne karya L. Dedy Purnama persembahan SDN 2 batu Nyale Loteng.

“Kedepan semoga gedung seni dan budaya ini selalu hidup dengan kegiatan yang lain nantinya. Dengan terbentuknya sanggar seni dan budaya kedepannya kegiatan seperti ini akan tetap ada, ditambah dengan kegiatan seni dan budaya lainnya yang kita siapkan di tahun 2020,” harapnya.

Dinas Perkim Lobar Lunching RTG Jenis CLT

Giri Menang. HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Minggu, 24 November 2019 – Untuk mempercepat target pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) di Lombok Barat (Lobar), pemerintah daerah melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lobar melakukan sistem zonasi dan pembatasan jenis RTG.

Dalah proses pembangunan yang memasuki tahap ke-2 ini, Dinas Perkim Lobar meluncurkan tipe RTG terbaru yakni CLT (Cross Laminated Timber).

Berdasarkan hasil uji lab, jenis RTG dengan jenis ini dikatakan sangat cocok, praktis dan sehat bagi masyarakat tentunya.

Hal tersebut disampaikan Bupati H. Fauzan Khalid saat hadir dalam acara Penyerahan Kunci RTG CLT di Desa Kekait, Jum’at (22/11) kemarin.

“Dari hasil pantauan dan juga dari hasil uji lab, Insya Allah bahan-bahan rumah ini sangat ramah sehingga bisa ditempati dengan nyaman dan aman karena sebagian besar materialnya dari kayu yang diolah dan ini aman dari gempa, ” jelas bupati.

CLT merupakan sebuah produk kayu berupa papan laminasi yang disusun saling silang satu sama lain dan biasanya digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti lantai, atap, dan dinding. Pembangunan dengan CLT ini juga relatif cepat, bisa selesai hingga 5-7 hari pengerjaan.

Kedepannya imbuh bupati, “Dari sisi pembangunan, tinggal melakukan pelatihan-pelatihan cara atau tahapan pembangunan, agar proses pengerjaan rumh CLT lebih cepat. Kemudia masyarakat juga akan lebih cepat menempati rumah CLT.

Disampaikan lebih detail oleh Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim Lobar L. Ratnawi, bahwa setahun ini Pemkab telah memberikan kebebasan kepada warga untuk memilih jenis RTG, sehingga terjadi perlambatan.

Dalam proses pembangunan tahap pertama, beberapa jenis dari RTG telah dibangun di semua daerah korban gempa di Lombok Barat seperti Risha, Rika, Riko dan Dome.

Namun dalam pembangunan tahap ke-2 ini, untuk mempercepat target pembangunan ia menyampaikan bahwa Pemkab Lobar memberlakukan sistem zonasi dan membatasi jenis RTG yang akan dibangun menjadi tiga jenis saja yaitu Risha, Riko, dan CLT.

Kontraktor Jangan Main-main

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 23 November 2019 – Dari 88 paket proyek di Lombok Barat, 36 diantaranya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Ke 36 paket proyek ini dinilai krisis. Artinya, para kontraktor hingga batas waktu pengerjaan belum mencapi fisik 100 persen. Rata-rata deviasi masih di atas 25 persen.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Bagian Pembangunan Pemkab Lombok Barat, Hery Ramdan saat pertemuan dalam rangka evaluasi proyek tahun 2019 di Aula Utama Kantor Bupati di Giri Menang, Jum’at (22/11).

Menurut Hery, para kontraktor ini diminta jangan main-main, karena ini merupakan dana yang digelontorkan pusat melalui DAK. Pada saat sejumlah kontraktor diminta memberkan klarifikasi atas keterlambatan, Hery sedikit tegas dengan nada suara yang meninggi. Hery menegskan, jika kontraktor yang belum selesai melakukan pekerjaannya, maka konsekwensinya harus diganti oleh kontraktor lain.

“Finance Coursnya itu ditutup per 31 Desember. Kalau sudah tutup, tidak ada pembayaran lagi. Akhirnya pekerjaan yang tidak selesai itu dibayar oleh kita. Itu masalahnya,” tegas Hery kepada sejumlah wartawan usai pertemuan.

Keterlambatan ini yang tidak diinginkan, sementara nilainya cukup besar hingga mencapai Rp 10 milyar. Dan itu dituntaskan realisasi pembayaran oleh pemerintah kabupaten. Proyek yang paling riskan yang disebut Hery adalah Puskesmas Meninting, Sigerongan dan lainnya tanpa menyebut angka pasti.

“Banyaknya saya lupa, nanti ada datanya,” tepisnya seraya mengaku sedikit keras kepada kontraktor.

Alasannya, supaya mereka tidak main-main dan malas mengerjakan pekerjaan. Padahal kontrak pekerjaan sudah mereka pegang. Namun masih saja yang belum mampu mencapai fisik 100 persen.

Keterlambatan para kontraktor ini mengerjakan kewajibannya, kata Hery masih dinilai lalai. Namun dia tidak ingin mengidentifikasi kalau para kontraktor berdalih karena material, tenaga kerja atau alasan lainnya. Seingat Hery, jika kontrktor beralasan karena kelangkaan material, beberapa bulan terakhir sudah normal.

“Kemarin ada kelangkaan semen, tapi itu sementara dan sudah normal. Sebenarnya mereka tidak ada alasan,” tepis Hery.

Pasca pertemuan ini, para kontraktor sudah diberikan peringatan kedua kalinya. Menjelang akhir tahun, akan diberikan peringatan ketiga. Jika tidak juga selesai sampai akhir Desember, dengan terpaksa harus di ’cut’. Karena yang paling diatensikan adalah, proyek-proyek DAK. Sementara proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) penganggarannya sudah ada di kas.

Sementara saat berlangsungnya pertemuan evaluasi, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid berharap, semua pekerjaan konstruksi bisa selesai tepat waktu. Selain tepat waktu, pekerjaan juga sesuai kualitas standar yang sudah disepakati.

“Mengenai cara, saya kira rekan-rekan kontraktor, PPK, Pengawas sudah lebih faham, tinggal sekarang kemauan. Saya yakin, jika ada kemauan pasti bisa selesai. Tapi kita sering meremehkan masalah dan pekerjaan, tanpa memperhatikan skala prioritas,” kritiknya kepada puluhan kontrator yang lebih memilih bungkam.

Sementara Asisten II, Hj. Lale Prayatni pun menekankan, para konraktor harus memiliki semangat yang sama dengan pemerintah Lombok Barat. Karena, pada saat mengikuti tender, semua kontraktor memiliki semangat yang kuat. Sementara saat menandatangani kontrak semangat mereka kendor sampai penyelesaian proyek.

“Setelah itu atau ditengah-tengah penyelesaian proyek, bapak-bapak mengeluh. Harapan kami harus bersemangat,” tegas Lale.

Setelah menandatangani kontrak, kata Lale, itu artinya para konraktor sudah ada janji, siap untuk menyelesaikan proyek. Dalam durasi waktu lima minggu ini, Lale menekankan agar mencari solusi penyelesain proyek yang dinilai mangkrak ini.

“Mohon nanti kepada Kabag ULP, Kabag Pembangunan untuk membuat jadwal dalam rangka membahas lagi, apakah dalam sehari tiga atau empat proyek, kita bertemu bersama-sama,” pinta Lale dihadapan Bupati dan puluhan kontraktor dan pengawas proyek.

 

 

1 172 173 174 175 176 395