HMPI Serentak Ribuan Pohon Ditanam

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) NTB dilaksanakan serentak hari ini, Jum’at (6/12/2019). Di Kabupaten Lombok Barat, seremoni memperingati HMPI digelar di lintas jalur bypass BIL di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri.

Di Kabupaten Lombok Barat, sepanjang tanhun 2019 ini, lebih dari empat ribu pohon dengan berbagai jenis sudah ditanam. Secara khusus, pada gelaran HMPI, penanam pohon dilakukan di jalur lintas yang menghubungkan Lombok Barat-Kota Mataram.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat melalui Sekretaris, H. Suhaili melaporkan, penanaman pohon di jalur lintas bypass BIL karena keberadaan jalur sangat penting sebagai penunjang arus transportasi darat antar kabupaten di NTB. Peranannya sangat strategis, bisa mendukung perekonomian masyarakat kini dan waktu mendatang.

“Karena jalur bypass BIL ini langsung terkoneksi dengan bandara dan Pelabuhan Lembar,” sebut Suhaili seraya mengajak semua pelaku usaha dan sosial ikut berprtisipasi menjaga lingkungan dalam mewujudkan kota yang asri.

Menurut Suhaili, pada HMPI Lombok Barat yang ke-11 ini penanam pohon diawali dari jalan flyover Desa Banyumulek dengan melibatkan seluruh pejabat lingkup Pemerintah Lombok Barat, ASN, Forkopimda serta pejabat lingkup Provinsi NTB dan masyarakat.

Di tepmat yang sama, Bupati Lombok Barat melalui Sekda H. Moh. Taufiq berharap, pada setiap momen peringatan hari menanam pohon, tidak sekedar seremoni dan simbolis belaka. Karena kata sekda, yang namanya hari menanam pohon supaya ditujukkan dengan fakta, janji menanam pohon 25 batang seumur hidup.

“Coba tanya pada gelaran hari ibu, bapak ibu sudah menanam pohon berapa. Kalau sudah banyak Alhamdulilah, tapi kalau belum, mari mulai hari ini kita berniat seperti tekad kita menanam 25 batang seumur hidup,” pesan sekda.

Menurut dia, Lombok Barat pernah mendapat penghargaan karena banyak menanam pohon. Tapi waktu kian berkurang, dan sekarang bisa direbut itu kembali dan tunjukkan kemampuan untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya.

“Satu hal yang menjadi perhatian kita, menamam pohon ini, kita sering berpendapat bahwa, pemerintah yang harus menjadi depan. Tapi tanpa dukungan masyarakat dan berbagai stakeholder, tidak mungkin itu bisa berjalan,” pesan sekda.

Namun dia menyadari bahwa, pemerintah sering dibatasi karena pangaruh anggaran baik di Kabupaten Lombok Barat maupun pemerintah provinsi, meskipun tekad yang demikian besar. Sekda meminta, menanam pohon seharusnya semua bisa bergerak untuk menjaga lingkungan. Karena sebagai mahluk hidup lanjutnya, diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Tetapi ada kalanya untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup itu.

Gotong Royong Jelang Pujawali dan Perang Topat

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Menjelang event Pujawali dan Perang Topat di Lingsar 11 Desember 2019 mendatang, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan gotong royong di Pura Lingsar. Kegiatan ini akan dilakukan beberapa kali hingga hari pelaksanaan event. Kegiatan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat ini bekerjasama dengan Pengurus Kerame Pura dari umat Hindu dan Kemalik dari umat Muslim.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Hj Lale Prayatni di tengah-tengah pelaksanaan gotong royong mengatakan telah bersurat kepada semua Operasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu kegiatan gotong royong. Dikatakan Lale, kegiatan gotong royong hari ini juga melibatkan pengurus Kemalik dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Lingsar.

Wanita yang juga menjabat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lombok Barat ini juga menyebut karena adanya kegiatan Peresean setiap sore sehingga ada sisa-sisa sampah. Oleh karena itu ia meminta kepada panitia menyiapkan karung sebagai tempat sampah.

Salah satu peserta gotong royong dari non ASN Lombok Barat, Pasek Arianta dari Lombok Care Community (LCC) Mataram, menyebut kegiatan gotong royong serupa telah diadakan sejak dulu, menunjukkan toleransi yang turun temurun di Lingsar dan Lombok Barat. LCC sendiri, sebutnya, bertugas menginisiasi, memotivasi serta mengedukasi sekolah dan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

Peserta gotong-royong lainnya, Ahmad Kasim (38), adalah ASN Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Barat. Kasim, panggilan akrabnya, tampak berkeringat setelah ikut membersihkan area Pura Lingsar. Selain sampah yang ada di halaman pura, Kasim bersama sekitar 10 orang dari instansinya juga membersihkan sampah-sampah yang ada di rumput-rumput hijau bagian luar pura.

“Kita bersih-bersih biar suasana rapi dan indah,” ujar Kasim saat beristirahat di sebuah berugak yang ada di sana. Pria asal Selagalas ini mengaku senang karena gotong royong ini mengandung dua makna.

“Pertama ini wujud toleransi karena dilakukan bersama-sama antara teman-teman Hindu dan Muslim, kedua penjabaran dari perintah agama bahwa kebersihan bagian dari iman,” ujar pria berjenggot yang mengaku sudah hadir di lokasi sejak 7.30 pagi ini.

 

Lazismu Gelar Rakernas Sekaligus Nikmati Pesona Senggigi

Giri Menang, Jum’at 6 Desember 2019 – Kawasan Senggigi menjadi tempat digelarnya Kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) 2019. Di kawasan yang merupakan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Lombok Barat, para peserta rakernas dapat menikmati dan mempromosikan indahnya wisata senggigi dengan mengupload foto ke media sosial.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat menghadiri Rakernas Lazismu yang digelar di Hotel Puri Sharon Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kamis (5/12) kemarin.

“Dan yang lebih indah lagi di Lombok Barat bagian selatan di daerah Sekotong, kita punya banyak gili (pulau kecil, red) dan tidak kalah indahnya dengan yang ada di Kabupaten Lombok Utara,” ujarnya.

Lanjut Fauzan menyampaikan, selamat melaksanakan rakernas dan mudah-mudahan ini bisa meneruskan kebijakan yang bisa memajukan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) secara cepat dan tentunya organisasi muhammadiyah.

Sementara itu Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief mengatakan, Lombok sudah tidak asing bagi pegiat Lazismu dan Muhammadiyah yang bekerjasama dengan berbagai kalangan untuk pekerjaan kemanusiaan, seperti halnya saat terjadi gempa lombok tahun 2018 lalu.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran lembaga ini khususnya warga Muhammadiyah bisa membangun kekuatan sebagai organisasi sosial berbasis keagamaan yang selalu peduli kepada sesama dan masyarakat yang kurang mampu,” katanya.

Disebutkan Latief, Lazismu berdiri sejak tahun 2002 lalu, secara administratif telah sesuai dengan regulasi yang telah diatur oleh pemerintah, dan mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Agama pada tahun 2002. Melalui Undang-undang yang baru juga dikategorikan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional, yang keberadaannya ada ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Kegiatan Rakernas Lazismu 2019 kita laksanakan selama tiga hari dari tanggal 5-7 Desember 2019, dengan Tema Philanthropreneurship merupakan upaya Lazismu capai tujuan berkelanjutan,” tuturnya.

Latief berharap, dengan pertemuan rakernas ini menjadi pilar utama yang sudah dilakukan Lazismu dalam kegiatan tahun 2019, untuk menghasilkan misi-misi yang akan dilakukan kembali pada 2020 mendatang.

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekda Provinsi NTB Iswandi, Ketua PP Muhammadiyah, M. Goodwill Zubir, Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief, Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram Arsyad Abdul Gani, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB Falahuddin, Direksi Lazismu Pusat, para Badan Pengurus, Dewan Syariah dan Utusan majelis.

Ratusan Peserta Ambil Bagian dalam Customs Cycling Indonesia XXXI di Lobar

Giri Menang, 5 Desember 2019 – Para pembalap sepeda yang akan mengikuti Customs Cycling Indonesia (CCI) Series XXXI mulai melakukan regitrasi faktual di Bencingah Kantor Bupati Lombok Barat di Gerung, Kamis (5/12/2019). Memang untuk seri ketiga tahun 2019 ini, CCI XXXI telah menetapkan Kabupaten Lombok Barat sebagai tuan rumah selama tiga hari penyelenggaraan lomba, yaitu dari tanggal 6 sampai tanggal 8 Desember nanti dengan mengambil rute race terbanyak di Kawasan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Chief Commisaire CCI XXXI Muhamad Yunus, sedikitnya 127 peserta telah mendaftar secara online.

“Sampai sore nanti, kita membuka registrasi peserta. Kita akan melakukan pengecekan faktual dan verifikasi fisik. Bisa jadi peserta akan bertambah atau berkurang. Tergantung pada kehadiran mendaftar hari ini,” terang Yunus menyebutkan target peserta paling sedikit 200 peserta.

Berdasarkan pengalamannya di dua seri sebelumnya, aku Yunus, peserta tidak pernah kurang dari dua ratusan orang di semua kategori.

“Apalagi kita menambah dua kategori khusus, yaitu kategori Master A untuk usia 40 sampai 49 tahun dan Master B untuk usia 50 tahun ke atas,” terang Yunus.

CCI, tambah Yunus, sesungguhnya melombakan tiga ketogori secara resmi, yaitu kategori elite, yunior, dan pemula yang terbagi lagi dengan kategori laki-laki dan perempuan. Namun khusus untuk di Lombok Barat karena ingin mengakomodir banyaknya peminat di usia itu yang ingin ikut berpartisipasi.

“Karena ini merupakan seri, maka semua pembalap yang telah memperoleh point di seri-seri sebelumnya, pasti akan hadir ikut berlomba di seri kali ini,” tegas Yunus.

Menurut Yunus, banyak pebalap sepeda nasional juga ikut ambil bagian di seri-seri sebelumnya, bahkan untuk tahun ini pesertanya pun datang dari luar negeri. Menurutnya, akan rugi bagi para pembalap di dua seri sebeumnya telah mendapat point tinggi bila meereka tidak ikut ambil bagian di seri terakhir ini.

Untuk diketahui, sampai dengan seri kedua di Purworejo, ada sepuluh pembalap untuk masing-masing kategori telah memperoleh point. Untuk kategori Men Elite, point tertinggi masih dipegang oleh pesepeda Odie Purnama Setiawan dari PGN Road Cycling Team Jakarta dengan point 74. Untuk Men Elite di bawah 23 tahun dipegang oleh Ahmad Yoga Ilham Firdaus dari Mula Cycling Team dengan raihan point sebanyak 40. Untuk kategori Men Junior masih dipegang oleh Dika Alif Dhentaka dengan raihan 100 point. Untuk kategori Men Youth dipegang oleh Muhammad Andi Royan dengan 111 point. Untuk Women Elite dipegang oleh pesepeda asal Malaysia National Team, Nur Aisyah Binti M. Zubir dengan 112 point. Untuk Women Junior masih dipegang oleh Nurul Izzah dari Puslatda Jatim dengan 114 point. Terakhir untuk Women Youth masih dipegang oleh Dewika Mulya Sova dari PPLP Jatim-Puslatcab ISSI Malang dengan 117 point.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lombok Barat, Ma’ad Adnan yang ditunjuik sebagai Panitia Daerah menilai CCI XXXI ini juga berfungsi sebagai pembinaan kepada generasi muda. Sehingga, harapnya, bisa diikuti oleh anak-anak sekolah setingkat SLTA.

“Tapi ini akan menyesuaikan dengan kegiatan mereka di sekolah. Saya harap mereka bisa ikut sehingga target peserta yang dua ratus itu bisa tercapai,” terang Ma’ad Adnan saat ditemui ketika meninjau proses registrasi.

Ma’ad sangat antusias dengan ditetapkannya Lombok Barat sebagai tuan rumah dan berharap bisa menjadi agenda tahunan pihaknya di tahun-tahun mendatang.

“Jika kita bisa kolaborasikan dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red) lainnya , event olah raga ini bisa kita siapkan lebih matang karena manfaatnya yang cukup besar bagi Lombok Barat,” akunya.

Gelaran CCI XXXI di Lombok Barat juga mendapat sambutan hangat berbagai komunitas sepeda yang ada di Pulau Lombok. Salah satunya adalah dari TNT Lombok yang beranggotakan 18 orang. Dade, salah seorang anggota TNT mengaku bukan hanya karena CCI XXXI diselenggarakan di Lombok Barat maka klubnya ikut ambil bagian.

“Selain kita punya komunitas, kita juga support kepada peserta dari luar,” terang Dade yang mengaku TNT Lombok banyak berlatar belakang pengusaha.

Untuk CCI XXXI, Dade mengaku meningkatkan volume race bersepedanya yang biasanya hanya 3 kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

“Dalam rangka CCI, volumenya kita naikkan sedikit. TNT akan ikut dalam kategori Master ada 4 orang dan Youth 6 orang,” terang Dade.

Lobar Tuan Rumah Customs Cycling Indonesia Series XXXI 2019

Giri Menang, Kamis 5 Desember 2019 – Kabupaten Lombok Barat didapuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan event olah raga sepeda popular di Indonesia. Lomba yang bernama Customs Cycling Indonesia (CCI) di tahun 2019 ini telah memasuki seri ketiga dalam rangkaian seri setelah sebelumnya pada seri kesatu diselenggarakan di Wonosari Gunung Kidul Jogjakarta dan seri kedua diselenggarakan di Purworejo Jawa Tengah.

Untuk seri ketiga ini akan memperebutkan Bupati Cup 2019 rencananya akan berlangsung selama 3 hari, yaitu dari tanggal 6 sampai dengan tanggal 8 Desember 2019. Secara keseluruhan, CCI di Lombok Barat adalah seri ke-XXXI yang setiap tahun paling tidak menyelenggarakan tiga seri kejuaraan.

“Kita patut bangga dengan dijadikannya Lombok Barat sebagai tuan rumah CCI ketiga tahun 2019 ini. Apalagi rute lomba yang ditentukan oleh panitia adalah rute yang menjadi target pembangunan kepariwisataan kita,” aku Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat ditemui di di ruang kerjanya di Kantor Bupati, Gerung pada hari Kamis, (5/12/2019).

Dengan menjadi tuan rumah, imbuh Fauzan, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bisa mempromosikan potensi keindahan alam kawasan Sekotong yang akan menjadi salah satu rute utama dalam penyelenggaraan CCI tersebut.

Alasan penentuan Kabupaten Lombok Barat sebagai tuan rumah juga disampaikan oleh Race Director CCI Seri XXXI, Bertali.

“Kita melakukan survey dua kali di Lombok Barat, langsung jatuh cinta dengan keindahan alamnya. Terutama di Mekaki untuk Kelas Mens Elite. Tapi secara keseluruhan di Lombok Barat, kita dapat semua. Di sini banyak pilihan untuk rute pendek. Jalannya bagus, tanjakannya lumayan dan lebih menarik, dan dukungan lalu lintasnya juga baik,” terang Bertali menyebutkan kondisi lalu lintas yang relatif sepi sangat mendukung bagi para pembalap sepeda.

Hal senada ditegaskan juga oleh Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Sepeda Indonesia Lombok Barat, Mohammad Ilyas. Ilyas menyebutkan awalnya untuk Seri Ketiga tahun ini, CCI akan digelar di Tenggarong Kalimantan Timur, namun gagal.

“Pihak CCI lalu menawarkan ke Pemprov NTB, terutama ke Lombok Barat dan Lombok Tengah. Setelah melakukan survey mengenai jalur yang layak, tenyata pihak CCI lebih suka dengan rute yang ada di Lombok Barat,” terang Ilyas.

Melihat arti CCI bagi pembinaan olah raga sepeda, terutama untuk mendapatkan bibit muda olah raga sepeda, Ilyas berharap event ini bisa tetap diselenggarakan setiap tahun di Lombok Barat.

“Ini akan mengundang ketertarikan peserta dari Luar Daerah, bahkan dari luar negeri. Untuk seri ini saja diikuti oleh dua tim dari Malaysia, yaitu dari Trengganu dan Selangor. Ke depan, saya berharap dengan keindahan alam di Lombok Barat bisa dikenalkan juga melalui sport tourism-nya,” harap Ilyas.

Pandangan Bertali dan Yunus diamini oleh Dade, salah seorang peserta dari Klub Sepeda TNT Lombok yang ditemui saat melakukan registrasi pendaftaran.

“Rutenya menantang. Racenya di hari Sabtu yang di Mekaki. Kita pernah coba. Kalau orang luar yang nyoba ke sana pasti kangen. Karena tanjakannya, panasnya, pemandangannya, dapet semua,” terang Dedi.

Customs Cycling Indonesia (CCI) kali ini rencananya akan diikuti oleh 127 peserta. Biasanya hanya akan melombakan kategori Men Elite (ME), Men Junior (MJ), Woman Elite (WE), Men Youth (MY), Woman Junior (WJ), dan Woman Youth (WY). Namun khusus untuk penyelenggaraan di Lombok Barat, pihak penyelenggara menambahkan dua kategori, yaitu Kategori Master A (usia 40-49 tahun) dan Master B (50 Tahun ke atas).

“Ini untuk menampung minat para pebalap dan klub sepeda di NTB. Olah raga ini sudah menjadi olah raga yang familiar dan digandrungi sehingga kita mengambil aspirasi mereka dengan melombakan dua kategori itu,” terang Ilyas.

Lomba sepeda yang setara dengan Tour De Singkarak, Balap Sepeda 3 in 1 di GBK, ITdBI (International Tour d Banyuwangi-Ijen), dan Tour de Indonesia ini rencananya diikuti oleh 127 peserta yang telah mendaftar secara online. CCI ini akan melombakan time trial sepanjang 8,5 kilometer di Bypass BIL 2 untuk seluruh kategori, kemudian Road Race jarak pendek sepanjang 38,1 kilometer, jarak menengah sepanjang 51,5 kilometer dan 64,9 kilometer, dan jarak jauh sepanjang 109,7 kilometer.

Tekan Angka Stunting, Lobar Diintervensi Pusat

Giri Menang, Kamis 5 Desember 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tengara Barat (NTB), dinilai mampu menekan angka stunting. Lombok Barat bahkan dipilih pemerintah pusat sebagai daerah percontohan penurunan stunting pada 2017 lalu. Angka kasus stunting di Lombok Barat pada tahun 2008 lalu mencapai lebih dari 49 persen. Tahun 2013, turun menjadi 39 persen. 2016 menjadi 36 persen dan tahun 2018 masih berada pada angka 33 persen.

“Alhamdulillah berkat intervensi, sekarang (tahun 2019) posisi angka stunting berada pada angka 23,2 persen,” sebut Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di hadapan Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto pada acara Serah Terima Aset Intervensi Kesehatan Lingkungan oleh Kementerian Kesehatan di Aula Utama Kantor Bupati di Giri Menang, Kamis (5/12/2019).

Kata bupati, angka 23,2 persen berada pada angka di atas rata-rata provinsi NTB, bahkan di atas rata-rata nasional. Ini memang dampak dari berbagai macam intervensi yang dilakukan. Intervensi dilakukan diawali dari hulu. Bahkan sejak awal tahun 2019, dilakukan yang betul-betul hulu, yakni dengan melakukan intervensi di sekolah dasar (SD). Tapi karena keterbatasan kemampuan, hanya dilakukan sebanyak 48 sekolah saja. Intervensi ini dalam bentuk pemberian penambah darah dan sarapan bersama setiap minggu.

“Sarapan bersama ini sistemnya murid sendiri yang bawa makanan dari rumah. Cuma kami berikan bimbingan, mana makanan yang memenuhi gizi dan syarat-syarat kesehatan,” papar Bupati Fauzan.

Terkait dengan ini, secara formal, pihak Dinas Kesehatan Lombok Barat sudah melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Secara berkala pula dilakukan evaluasi langsung ke tingkat kesatuan yang terkecil. Hasil peningkatannya luar biasa, karena intervensi dari hulu ini dimulai sejak tahun 2006 melalui program GAMAK (Gerakan Anti Merariq Kodeq), termasuk gerakan E-Posyandu, dan E-Pustu. Dan yang terbaru adalah, melalui aplikasi dokter Sapto Anthro yang diciptakan oleh dr. Sapto dari Puskesmas Sekotong.

Atas keberhasilan ini, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat mengendus positif. Melalui program Intervensi Kesehatan Lingkungan tahun 2019, Kabupaten Lombok Barat mendapatkan paket stimulan untuk pembangunan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, dan sarana cuci tangan pakai sabun. Penyerahan secara simbolis diberikan kepada Bupati Fauzan Khalid untuk kemudian diserahkan kepada sembilan kepala desa dan satu Pondok Pesantren. Tujuannya, untuk mempercepat ODF (Open Defecation Free) atau Tidak Buang Air Besar Sembarangan dan penurunan kasus stunting. Dari 122 desa yang ada di Kabupaten Lombok Barat sampai dengan saat ini masih ada 16 desa yang belum ODF.

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan RI, Letjen TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto menyatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa, dua isu kesehatan utama yang harus segera diselesaikan adalah stunting dan jaminan kesehatan nasional (Jamkesnas).

“Kita di sini bicarakan stunting saja, karena kesehatan nasional terlalu banyak komponen yang terlibat. Di sini, saya sama pak bupati dan ketua PKK saja, ndak usah jauh-jauh,” kata Menteri Terawan.

Menyikapi pertemuan ini, menteri menyoroti sanitasi lingkungan dan air minum. Ini sebenarnya merupakan hak azasi manusia. Harus ada akses, karena hakekat untuk hidup, kata menteri, yang pertama harus ada sumber air sebagai sumber kehidupan. Menurut menteri yang pernah lama tinggal di Lombok ini mengaku, kurangnya sanitasi dan lingkungan mengakibatkan tingginya sumber penyakit, maka dampaknya adalah stunting.

Stunting sendiri tidak hanya dipicu oleh asupan gizi yang kurang mencukupi. Sanitasi yang baik seperti stop BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun, dan pengelolaan air untuk minum dan makan juga memegang peranan penting dalam pencegahan stunting.

Sanitasi yang buruk dapat memicu kerusakan dinding usus akibat paparan bakteri. Akibatnya hal itu turut mengganggu penyerapan zat gizi makanan sehingga berdampak pada gangguan tumbuh kembang pada bayi dan balita.

“Pencegahan stunting ini bisa melalui intervensi yang sensitif seperti, pemberian stimulan, peningkatan sanitasi berkualitas sebagai pemenuhan layanan masyarakat dan pemerintah. Semua ini untuk meningkatkan SDM di Indonesia Maju 2045,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan dr. Terawan dan rombongan didampingi Bupati H. Fauzan Khalid mengunjungi Desa Kuripan. Desa ini merupakan salah satu penerima bantuan asset program intervensi kesehatan lingkungan dari Kementerian Kesehatan RI.

Bupati: Think Globally, Act Locally!!!

Giri Menang, Rabu 4 Desember 2019 – Sebagai salah satu daerah wisata terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB), Senggigi dituntut memberikan pelayanan maksimal bagi para pengunjung yang datang, setiap pengunjung atau wisatawan selayaknya mendapatkan penghormatan, keramahan serta pelayanan yang maksimal baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.

Dalam agama Islam yang notabene merupakan agama mayoritas di Lombok maupun Indonesia, menghormati dan memuliakan tamu merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh tuan rumah.

Hal tersebut disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan Kantor Desa Senggigi yang dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pagi tadi, Rabu (4/12/2019) di kantor Desa Senggigi.

Dalam kesempatan ini juga Bupati mengingatkan, dengan banyaknya wisatawan yang masuk ke Senggigi masyarakat diharapkan selalu bisa berpegang teguh pada ajaran agama dan adat istiadat.

“Industri pariwisata merupakan industri yang paling memiliki banyak multi efek, terutama yang positif. Kalau yang negatif itu tergantung kita, masyarakat kita tidak boleh terpengaruh, harus berpegang kuat pada ajaran agama dan adat istiadat,” himbau bupati.

Menurut Bupati, cara berfikir seperti inilah yang harus ditanamkan pada masyarakat. Ia juga menuturkan bahwa masyarakat sering salah kaprah tentang makna modern yaitu mengikuti cara hidup orang luar.

“Itu salah, yang benar modern itu adalah Think Globally, Act Locally!!!” tegasnya.

Artinya lanjut bupati, “Cara berfikir mendunia namun sikap kita harus tetap sesuai dengan ajaran agama dan adat istiadat! Jangan kebalik jadi cara berfikir kampungan tapi tingkah laku ikut-ikutan bule!”

Dengan disertai oleh acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, acara pelaksanaan pembangunan kantor desa Senggigi diharapkan bupati mendapat berkah Allah SWT yang nanti pada akhirnya bisa memberikan pelayanan yang tebaik bagi masyarakat se-Desa Senggigi dan semua pihak yang memiliki kepentingan lansung maupun tidak lansung dengan pemerintah desa Senggigi.

Kantor Desa Senggigi yang sedang dibangun ulang ini direncanakan akan dibangun dengan luas 23 × 18 meter persegi dengan kisaran biaya Rp. 500 juta.

Turut hadir dalam acara Peletakan Batu Pertama ini adalah: camat Batulayar, kepala desa Senggigi, beberapa pengusaha serta tokoh masyarakat dan warga setempat.

“Coffee Talk” Jelang Kompetisi Barista di Hotel Svarga Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Selasa 3 Desember 2019 – Hotel Svarga yang berada di Kawasan Senggigi Lombok Barat nampak sangat serius menyiapkan diri dengan “brand” kopi sebagai salah satu jualan utamanya. Hotel berbintang empat itu akan menggelar Kompetisi “Barista” Kopi di tanggal 21 Desember nanti. Sebagai bentuk keseriusannya, hotel yang memastikan dirinya sebagai “hotel halal” dengan tidak menyajikan minuman beralkohol tersebut akan menggelar “Coffee Talk” atau “diskusi tentang kopi” yang akan digelar pada hari Kamis, 12 Desember 2019.

Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Operasional Hotel Svarga Zulfadli saat menyambangi Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di ruang kerja Bupati Lombok Barat di Gerung, Selasa (2/12/2019).

“Sebagai pra acara kompetisi, kami akan menggelar diskusi ringan tentang kopi. Coffee Talk itu akan di hadiri oleh para barista yang ada di hotel-hotel di Senggigi. Kita akan bertukar pendapat tentang penyajian kopi sebagai menu minuman utama untuk breakfast di hotel-hotel,” ujar Zulfadli.

Zul, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa dalam acara “Coffee Talk” tersebut, direncanakan pihaknya bisa terselenggara setiap bulan sekali.

“Kami menyiapkan panggung di Svarga Hotel untuk semua pihak. Kita berdiskusi tentang kopi atau apa saja yang akan memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan wisata halal di NTB,” terang Zul.

Menurut Zul, banyak aspek positif yang bisa didiskusikan untuk pembangunan kepariwisataan di Pulau Lombok, terutama untuk memperkuat brand image NTB (Nusa Tenggara Barat, red) sebagai Pusat Pariwisata Halal Dunia.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di kesempatan yang sama sangat mengapresiasi kegiatan tersebut yang dilakukan oleh pihak manajemen Hotel Svarga. Kata dia, di samping untuk menghidupkan aspek promosi kepariwisataan di Lombok Barat khususnya di Senggigi, Coffee Talk itu juga akan membuka kesempatan kepada usaha kecil/mikro dan menengah untuk mempresentasikan produknya di hadapan para pelaku bisnis perhotelan.

“Lombok Barat ini memiliki banyak potensi kopi yang sudah branded. Tinggal bagaimana mereka bisa mempromosikan usahanya kepada calon pembeli yang lebih eksklusif seperti untuk kebutuhan di hotel-hotel,” ujar Bupati.

Sedikitnya, terang Fauzan, ada beberapa jenis varian kopi yang sudah berkembang di Lombok Barat dengan harga yang relatif bersaing di pasaran. Selain Kopi Berkah yang ada di Desa Kekait, terdapat juga Kopi Tradisional di Prabe Batu Mekar Lingsar, Kopi Nyot di Pusuk Lestari, dan Kopi Gula Aren di Desa Langko Lingsar.

“Mereka bisa diberikan kesempatan tidak hanya untuk mendisplay barang, tapi juga mempresentasikan sisi keunggulan produknya sehingga bisa dimanfaatkan oleh kalangan perhotelan di Senggigi,” ujar Fauzan Khalid.

Coffee Talk yang akan diselenggarakan di tanggal 12 Desember 2019 ini, oleh Hotel Svarga Senggigi juga dijadikan sebagai pemanasan untuk kegiatan utamanya berupa Kompetisi Membuat Kopi di tanggal 21 Desember 2019 nanti. Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, kegiatan tersebut menjadi angin segar untuk mempromosikan kepariwisataan di Senggigi.

“Saat peak season di Bulan Desember ini, kompetisi tersebut menjadi alternative atraksi pasca kita menyelenggarakan Perang Topat yang akan diselenggarakan di tanggal 11 Desember nanti,” tutup Bupati Lombok Barat.

Hari Bhakti PU ke 74, Tiga Pesan Bupati, Salah Satunya Intervensi Keberkahan

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Selasa 3 Desember 2019 – Setiap 3 Desember diperingati sebagai Hari Bhakti Pekerjaan Umum secara nasional termasuk tahun 2019 ini. Di Lombok Barat (Lobar), bertempat di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), dengan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid yang bertindak sebagai pemimpin upacara, Hari Bhakti PU diperingati.

Bupati Fauzan dalam amanatnya menyampaikan tiga pesan utama, salah satunya perlunya kebersamaan antar insan PU dalam mengemban tugas. Hal ini penting, pesan bupati, untuk memaksimalkan hasil pembangunan.

“Kita semua selalu harus tetap menjaga kebersamaan internal kita,” ajak bupati.

Menurutnya, pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa orang saja, tidak akan sebagus dengan hasil yang dikerjakan oleh banyak orang. Untuk itu, pesan bupati, segala ikhtiar di PU hendaknya diawali dengan aspek kebersamaan. Hal ini penting, karena kadang kita tidak menyadari bahwa mengerjakan sesuatu secara bersamaan akan menghadirkan intervensi dalam bentuk keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

“Sengaja saya sampaikan Bapak Ibu sekalian, karena kita tidak hanya mementingkan jumlah, tidak hanya mementingkan kualitas, kita juga mementingkan intervensi keberkahan. Salah satu caranya adalah menjaga kebersamaan, menjaga soliditas, atau bahasa agamanya menjaga silaturrahim,” tegas bupati.
Pesan lain yang disampaikan bupati adalah perlunya mengutamakan kualitas dan ketepatan waktu. Aspek kualitas ini penting, kata bupati, sebagai bahan evaluasi terlebih di era saat ini masyarakat dengan mudah bisa melihat dan mengakses hasil pembangunan karena didukung oleh kemajuan informasi dan teknologi.

Meskipun diakui bupati, kualitas pembangunan oleh Dinas PUTR sudah menanjak satu tingkat lebih baik. Terbukti belum lama Kab. Lombok Barat diterima sebagai anggota Construction Strategic Transparency (CoST). Lombok Barat merupakan satu-satunya kabupaten dari lebih dari 400 kabupaten di Indonesia yang menjadi anggota CoST yang merupakan organisasi internasional untuk transparansi infrastruktur dan beranggotakan 19 negara. Lombok Barat adalah anggota yang ke-19.

Keanggotaan ini karena Lombok Barat dinilai bagus dalam mengembangkan infrastruktur. Misalnya, untuk 3 tahun terakhir ini, dengan pembiayaan yang bersumber dari Hibah PRIM dengan hasil kinerja 100%, Lombok Barat dijadikan sebagai Pusat Pembelajaran Nasional dalam Penyelenggaraan Jalan Daerah. Selain menjadi anggota CoST, Dinas PUTR juga meraih Predikat Kepatuhan Tinggi dari Ombudsman RI dengan raihan nilai sempurna yaitu 100 untuk bidang Pelayanan Publik Tata Ruang. Hal itu, sambung bupati, harus dijadikan sebagai motivasi di dalam bekerja untuk terus memberikan yang terbaik dan kebanggaan masyarakat Kab. Lombok Barat.

Penghargaan tersebut, sebut bupati, harus dijaga dengan mempertahankan kualitas pembangunan infrastruktur khususnya jalan.

“Kuantitas tentunya penting, tetapi kuantitas tidak boleh mengorbankan, tidak boleh mengabaikan aspek kualitas,” tekan bupati.

Kepada Dinas PUTR, bupati tetap mengingatkan, di dalam merencanakan dan melaksanakan setiap pembangunan aspek kualitas tidak boleh diabaikan apalagi ditinggalkan. Termasuk dari sisi aspek ketepatan waktu dalam mengerjakan setiap proyek pembangunan yang harus juga dikedepankan.

Pesan penting lainnya bupati yaitu aspek konektivitas. Aspek ini penting karena untuk mencapai pertumbuhan ekonomi harus juga mempertimbangkan keterbatasan fiskal daerah.

“Kita harus memilih mana yang harus didahulukan, mana yang harus dibelakangkan,” ujar bupati.

Menurutnya, kita harus pintar memilih aspek prioritas dan harus mempertimbangkan aspek konektivitas pembangunan ekonomi demi mendorong kesejahteraan masyarakat. Aspek konektivitas dan prioritas ini mencakup infrastruktur jalan, pembangunan sanitasi, air bersih, dan lain-lain.

“Gedung kita bagus bukan untuk kepentingan kita semata-mata tetapi juga demi kenyamanan masyarakat kita untuk minta dilayani di kantor kita,”ujar bupati menyinggung salah satunya bagusnya bangunan Dinas PUTR Lobar.
Dikatakan bupati, tema Hari Bhakti PU ke-74 Tahun 2019 ini adalah “Sigap Membangun Negeri Untuk Indonesia Maju”. Tema tersebut sangat positif karena menyiratkan semangat agar selalu menggariskan diri dalam bekerja sesuai khittah dan sui generis atau tujuan bernegara, yaitu “membangun” negeri.

Sebelum amanat bupati, dibacakan juga sejarah asal muasal peringatan Hari Bhakti PU. Dikutip dari http://sda.pu.go.id/, peringatan ini berawal dari gugurnya dan hilangnya 7 Pemuda Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dalam pertempuran melawan penjajah Belanda. Peristiwa tersebut terjadi 3 Desember 1945 di Bandung, tepatnya di Gedung Departement Van Verkeer En Waterstaat (Gedung Sate sekarang). Para pemuda yang merupakan pegawai PU itu ditugaskan untuk memelihara dan menjaga keamanan, dan menjaga ketertiban Gedung Sate serta kekayaan milik negara yang ada di dalamnya. Hari itu sekitar pukul 11.00.WIB, Gedung Sate diserbu pasukan Sekutu dan Belanda dari segala penjuru. Setelah melakukan perlawanan sengit selama 4 jam, akhirnya dari 21 orang pemuda diketahui 7 orang hilang dan dinyatakan telah gugur, seorang lagi luka ringan. Ketujuh pemuda yang hilang dan tidak diketahui makamnya hingga saat sekarang itu adalah Didi Hadianto kamarga, Muchtaruddin, Rana, Subengat, Suhodo, Rio Susilo dan Surjono.

Pada tanggal 3 Desember 1951, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada waktu itu, Ir Ukar Bratakusuma pada Kabinet Sukiman memberikan Surat Tanda Penghargaan yang menyatakan menghormati ke-7 pegawai tersebut sebagai “Pemuda yang Berjasa.” Setelah itu dibuatkan pula “Batu Prasasti” sebagai Tanda Penghargaan yang ditempatkan di dinding Hall Gedung Sate. Sejak itu dan berdasarkan Keputusan menteri koordinator Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Nomor: 58/KPTS/MENKO/1965 tanggal 27 Nopember 1965, ditetapkan tanggal 3 Desember sebagai Hari Bhakti Pekerjaan Umum dengan maksud untuk menggugah semangat heroisme, rasa solidaritas dan kekeluargaan di kalangan pegawai, buruh, dan karyawan PU.

“Sejarah ini perlu kita camkan untuk menjadi modal kita di dalam bekerja dan mengabdi terhadap bangsa dan negara khususnya di bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” ujar bupati mengingatkan.

Peringatan puncak Hari Bhakti PU ini juga dirangkai dengan peresmian pemanfaatan instalasi air bersih SPAM program PAMSIMAS 2019 di 4 desa, yaitu Desa Kekeri di Kecamatan Gunungsari, Desa Badrain- Desa Golong- Desa Keru di Kecamatan Narmada. Semua kepala desa dan unsur pengurus Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) SPAM masing-masing desa hadir pada upacara ini.

Selesai upacara, Bupati Fauzan juga menyerahkan piagam kepada staf sumber daya air (SDA) Dinas PUTR Lombok Barat yaitu Gatot Sumardjoyo (wilayah Kediri), Harman (wilayah Narmada), dan Abdul Halim (wilayah Gunungsari).

“Dirgahayu Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang yang ke-74, semoga hari jadi ini memberikan motivasi dan dorongan yang kuat untuk bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa menuju masyarakat sejahtera yang bisa menikmati infrastruktur yang layak,” tutup bupati.

Upacara ini juga diikuti oleh Wakil Ketua DPRD Lobar, Sekretaris Daerah, HM Taufiq, Kepala Dinas PUTR I Made Arthadana, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah Lobar lainnya.

Eratkan Kebersamaan Antar Pkerja Sosial, Dinsos Lobar Gelar Jambore

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Senin 2 Desember 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berjanji akan terus memperhatikan kesejahteraan para pekerja sosial yang ada di Lobar. Petugas dengan resiko pekerjaan cukup tinggi seperti petugas pemadam kebakaran, petugas di Badan Penanggulangan Bencana, dan Tagana juga akan lebih mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

“Pemerintah akan memikirkan kesejahteraan para pekerja sosial sesuai kemampuan keuangan daerah atau fiskal yang ada. Termasuk kedepan kita pikirkan petugas yang beresiko akan diasuransikan, seperti BPBD, Pemadam dan Tagana,” kata Bupati H. Fauzan Khalid saat kegiatan Jambore SDM Kesejahteraan Sosial bagi Pekerja Sosial se-Lombok Barat, Minggu (1/12).

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Sosial Lobar di Taman Hutan Raya Nuraksa (tahura nuraksa) Desa Pakuan, Kecamatan Narmada ini digelar selama dua hari dan diikuti
350 orang pekerja sosial mulai dari Penerima Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Penyuluh Sosial, Tenaga Kesejahtraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pemuda Pelopor, serta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se-Lobar. Kegiatan ini juga dihadiri Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat H. Jumarti, Kepala Perangkat Daerah dan Camat Narmada.

Jambore SDM Kesejahtraan Sosial ini menjadi ajang menyambung silaturrahmi bagi petugas pekerja sosial yang datang dari semua unit kerja. Dalam kegiatan, para peserta juga membacakan ikrar untuk ikhlas dalam membantu masyarakat Lombok Barat keluar dari kemiskinan.

Jambore ini mendapat apresaisi dari Bupati H. Fauzan Khalid. Hadir di tengah-tengah ratusan peserta dan masyarakat, Fauzan menyebut jambore ini adalah kali pertama diselenggarakan oleh Dinas Sosial bagi pekerja sosial se-Lobar.

Kegiatan semacam ini sebenarnya sudah pernah digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk kepala sekolah dan guru. Sedangkan Dinas Kesehatan juga pernah menggelar kegiatan yang sama dengan mengumpulkan ribuan kader Posyandu dan tenaga kesehatan lainnya.

“Saya apresiasi kegiatan ini. Kegiatan semacam ini sebagai ajang pertemuan dan dapat meningkatkan motivasi kerja kepada seluruh petugas pekerja sosial. Kita dorong agar kegiatan serupa bisa tetap diselenggarakan di tahun-tahun mendatang,” kata Fauzan.

1 203 204 205 206 207 428