Film Watu Telu, Prosesi Maulid Antarkan SMKN 2 Kuripan Sabet Juara Nasional

Lombok Barat, Kominfotik-SMKN 2  Kuripan di Lombok Barat, Provinsi NTB berhasil meraih juara 2 Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) kategori film dokumentar bersaing dengan 32 provinsi se Indonesia.

Film dokumenter yang berjudul “Unique Of Bayan” ini membutuhkan waktu syuting 8 bulan, dengan durasi 10 menit, dan melibatkan 9 orang crew, sedangkan lokasi syuting di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Lokasi ini dipilih karena memiliki filosofi dan keunikan tradisi  Bayan.

Budaya yang diangkat tentang proses waktu telu, prosesi maulid yang berbeda di tempat lain dan sejarah penyebaran islam di Lombok.

“Motivasi kami mengikuti kegiatan ini untuk mengukur kompetensi dan bakat siswa. Alhamdulillah, sekolah kami meraih juara, dan dapat mengharumkan nama derah di tingkat Nasional,” kata Guru

Pembimbing Waroeng Seni Multimedia SMKN 2 Kuripan, M Jaya Laksana, S.Pd, kepada wartawan, di Kuripan, Sealasa (24/9).

Menurutnya , kesuksesan film dokumenter ini tidak terlepas dari peran serta dua orang siswa yang yakni Febri Febrian kelas XI jurusan Produksi Siaran Program Televisi (PSPT) dan Gian Sri Rahayu, kelas XII Jurusan Multimedia. Keikutsertaan mengikuti kegiatan ini untuk menambah pengalaman, wawasan  dalam berkompetensi di tingkat Nasiona.

“Sebelum memulai  penggarapan film ini , saya memberikan  kenyamanan kepada crew. Saya juga selalu memberikan motivasi agar crew tetap menjaga kekompakan dan semangat,” kata dia

Ia menambahkan, selama ini  sekolah sudah dua kali berturut-turut meraih juara Nasional dalam ajang FLS2N, namun demikian prestasi yang diraih tidak berbanding lurus dengan perhatian pemerintah Provinsi NTB.

“Selama ini pemerintah daerah belum pernah memberikan kami reward atas prestasi yang telah kami raih. Indonesia sangat kaya dengan suku adat dan budaya. Oleh karena haruslah disyukuri lahir di bumi pertiwi ini dan kita saling melengkapi untuk mewujudkan persatuan Indonesia,” katanya.

M Jaya terinspirasi mengangkat judul itu agar Budaya,  adat dan keunikan yang ada di daerah bisa lebih di kenal daerah lain.

Ia berharap kedepan ajang FLS2N yang di selenggarakan pemerintah tetap diikuti. Bahkan ia berharap agar pemerintah daerah memperhatikan  dan memberikan fasilitas ruang untuk berkarya seperti mengadakan lomba daerah atau workshop tentang film  untuk menambah wawasan.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Kuripan Ruju Rahmad, S.Pd., MT mengatakan bahwa  FLS2N mampu menjadi ruang penempaan dan kreativitas dalam memajukan dan menguatkan seni dan budaya Indonesia. Sebab, seni dan kebudayaan mampu menyatukan keragaman dan perbedaan.

“Dari sini, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan talenta- talenta terbaik di bidang seni. Salah satu tujuan keikutsertaan dalam ajang FLS2N ini di antaranya memberikan motivasi dan menyalurkan bakat serta minat siswa salah satunya terhadap seni dan budaya. Sekolah berupaya menumbuhkan semangat peserta didik  agar melalui seni mereka dapat menghasilkan karya terbaik dengan semangat juang tinggi,” ungkapnya.

Menurutnya, ajang FLS2N yang diikuti  bukan hanya sekadar kompetisi tapi juga sudah menjadi wahana pembuktian kemampuan siswa-siswi dalam mengembangkan bakat mereka, khususnya di bidang seni yang berakar pada budaya asli daerah. “Alhamdullilah kami selalu raih juara dalam ajang FLS2N tingkat Nasional,” terangnya. (Sahman/her)

Peduli Yatim Piatu di SMPN 2 Kuripan

Lombok Barat, Kominfotik-Bulan Muharram, bulan penuh rahmat dan keberuntungan. Karena itu SMP Negeri 2 Kuripan, Kabupaten Lombok Barat mengisinya dengan kegiatan ekstra positif dengan menyantuni sebanyak 26 anak yatim piatu yang bersekolah di SMP yang berdekatan dengan Jalan Bay Pass  menuju Bandara Internasional Lombok (BIL) ini. 

“Dana yang berhasil terkumpul untuk santunan anak yatim ini sebesar Rp1,4 juta sumbernya dari guru dan siswa . Kegiatan ini juga bersamaan dengan program imtaq sekolah. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap sesama. Saling bantu dan tolong-menolong,” kata Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Kuripan, Hj Ratna Khoriyah, A.Ag dalam arahannya, Jumat (13/9).

Dikatakan, anak yatim  adalah sebutan bagi orang yang sudah tidak memiliki ayah. Dan dalam definisi lain tidak mempunyai ayah dan ibu sekaligus.  Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlaku baik, menyayangi, serta mengkasihi anak yatim.

“Hal demikian dilakukan untuk menghilangkan kesedihan yang mereka rasakan dan membantu meringankan beban penderitaannya. Siapa yang merawat dan menyantuni anak yatim, maka Allah SWT  menawarkan surga dan tempat yang sangat spesial bersamanya. Dengan demikian, sudah seharusnya kita menjaga dan menyayangi anak yatim terutama yang dalam kondisi perekonomiannya yang lemah,” ujar Ratna.

Ia menambahkan, anak yatim juga merupakan amanah Allah  SWT yang harus kita jaga dan pelihara, memberikan perhatian kepada mereka merupakan tanggung jawab dari kita semua sebagai manusia dan atas nama sesama.

” Maka merugilah bagi orang-orang yang masih enggan menyantuni anak yatim, karena sesunguhnya terdapat kemulian khusus pada diri anak yatim yang dapat melunturkan dosa-dosa bagi yang memuliakannya.”katanya.

Menurutnya, rumah terbaik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan, dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada anak yatim, namun dihinakan.

“Dengan demikian kita wajib menyantuni anak yatim dan memperhatikan hak-hak mereka bukan saja aspek material tapi juga aspek pendidikan, ekonomi, sosial, spiritual dan lainnya. (Sahman/her).

WUJUDKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING, TP-PKK LOMBOK BARAT GELAR SOSIALISASI

Giri Menang, Selasa 24 September 2019 – Dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan stunting, TP-PKK Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar Sosialisasi Asi Eksklusif dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Kegiatan yang diikuti seluruh anggota PKK se-Lobar ini digelar di Aula Kantor Bupati Lobar, Selasa (24/9).

“Asi Eksklusif dan Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak (PMBA) tentunya sangat penting. Karena ini mencakup bagaimana generasi kedepan kita, generasi millenial kita dimana kesehatan itu adalah sangat penting mencetak generasi yang sehat, generasi yang kuat, generasi yang berprestasi, dan generasi yang berdaya saing,” kata Ketua TP-PKK Lobar Hj. Khairatun Fauzan Khalid saat membuka acara.

Dijelaskan Khairatun, kehidupan kedepan akan semakin kompleks sehingga segala persiapan perlu dilakukan sejak dini untuk mencetak generasi kedepan yang lebih baik. Melalui program-program TP-PKK diharapkan dapat membantu pemerintah desa maupun kabupaten dan negara untuk meningkatkan kualitas hidup kesehatan bagi masyarakat. Khusus bagi ibu-ibu hamil dan yang menyusui bayi berusia di bawah 2 tahun akan dituntaskan untuk mendapatkan intervensi yang tepat guna dari sisi kesehatan dengan mengerahkan semua kekuatan di bidang kesehatan yang dimiliki.

“Salah satu yang kita lakukan adalah Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak (PMBA) bagaimana nanti kita berikan pemahaman kepada masyarakat tentunya sasaran kita untuk berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kita ingin bahwa stunting di Kabupaten Lombok Barat ini akan terjadi penurunan dalam wujud percepatan dan pada akhirnya kita akan bebas stunting,” harapnya.

Sementara itu Konselor PMBA Dikes Provinsi NTB Luh Suwandini menerangkan, bahwa masalah stunting merupakan ancaman bagi Indonesia. Menurtnya anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik tapi juga pertumbuhan otak. Efeknya, SDM menjadi tidak produktif yang berdampak pada terganggunya kemajuan negara.

“Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah hadir untuk masyarakat dalam menurunkan stunting. Upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI telah melakukan intervensi gizi spesifik meliputi suplementasi gizi makro dan mikro seperti pemberian tablet tambah darah, Vitamin A, taburia, kemudian pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI, kampanye gizi seimbang, pelaksanaan kelas ibu hamil, pemberian obat cacing, penanganan kekurangan gizi, dan JKN,” katanya.

Menurut Luh, stunting merupakan manifestasi dari kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun (1000 Hari Pertama Kelahiran). Pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran dan berlanjut sampai anak berusia dua tahun.

Masalah gizi anak yang menyebabkan stunting dan kekurangan gizi pada ibu hamil seringkali tidak disadari baik itu oleh individu, keluarga, maupun masyarakat. Sedangkan peran petugas kesehatan termasuk masyarakat menjadi penting dalam mensosialisasikan gizi baik di Posyandu atau Puskesmas. Hal penting lainnya adalah memperhatikan gizi pada remaja putri, terutama oleh orang tuanya. Remaja putri tersebut harus memiliki gizi yang cukup agar kelak ketika hamil mampu memberi asupan gizi pada janinnya.

NUR HIDAYAH RESMI PIMPIN DPRD LOMBOK BARAT

Giri Menang, 24 September 2019 – Setelah tertunda satu bulan lebih, unsur Pimpinan DPRD Lombok Barat (Lobar) definitif akhirnya dilantik. Pelantikan digelar melalui Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Lobar, Selasa (24/9).

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur NTB Nomor 171.2/689 Tahun 2019, unsur pimpinan DPRD Lobar defintif yang telah disetujui Gubernur Zulikeflimansyah itu adalah Ketua, Hj. Nnur Hidayah dari Partai Grindra, Wakil Ketua 1 Hj. Nurul Adha dari PKS, Wakil Ketua 2, Imam Kafali dari Golkar, dan Wakil Ketua 3, Ahmad Suparman dari PPP.

“Palu pimpinan secara resmi kami terima dan sekaligus memberi makna bahwa wewenang dan tanggung jawab dalam memimpin DPRD Kabupaten Lombok Barat lima tahun kedepan menjadi wewenang dan tanggung jawab kami,” ucap Nur Hidayah dalam sambutannya.

Ditambahkannya, Rapat Paripurna Istimewa memberikan legistimasi yang kuat dalam mengemban amanah sebagai pimpinan DPRD Lobar kedepan. Sehingga tidak ada keraguan atau kendala dalam pelaksanaan tugas kewenangan dan tanggung jawab sebagai pimpinan DPRD kedepan.

“Ini menjadi titik awal mulainya amanah yang dipercayai kepada kami,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid saat membacakan sambutan Gubernur NTB Zulkieflimansyah berharap agar para wakil rakyat dibawah pimpinan yang baru mampu bekerja dengan baik. Gubernur juga berharap agar sinergitas antara eksekutif dan legislatif dapat terjalin lebih baik lagi.

“Semoga Ketua DPRD terpilih atas amanah dan kepercayaan masyarakat mampu merangkul aspirasi dari segenap anggotanya yang membawa suara masyarakat Kabupaten Lombok Barat,” katanya.

“Pimpinan DPRD priode 2019 -2024 yang memancarkan keindahan ibarat sunrise baru terbit memancarkan harapan baru. Sedangkan Pimpinan DPRD lama ibarat sunset yang baru terbenam, yang telah menorehkan prestasi. Sehingga kedepan antara Legislatif dan Eksekutif diharapkan dapat saling membangun kerja yang bersinergi, kerja yang saling dukung, serasi dan tidak saling mendomiasi satu dengan lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya tegas,” lanjutnya. (Humas Lobar)

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/nur-hidayah-resmi-pimpin-dprd-lombok-barat

Rekon Rumah Pasca Gempa Berakhir Desember 2019

Giri Menang, Senin 23 September 2019 – Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Lombok Barat, Lalu Winengan memaparkan, rehabilitasi dan rekonstruksi (Rekons) rumah pasca gempa sudah selesai sekitar 60 persen. Dari prosentase ini, hanya kabupaten Lombok Barat yang dinilai baik secara fisik maupun administrasi. Sementara kabupaten Lombok Utara (KLU), Lotim, Kodya Mataram dan Loteng, masih kurang dari 50 persen.

Kendati demikian kata Winengan, pemerintah pusat sudah memberi deadline (batas waktu) penyelesaian rekonstruksi sampai 31 Desember 2019. Hal tersebut dilaporkan Winengan pada acara pertemuan Pengarahan Dandim 1606 Lombok Barat bersama Bupati Lombok Barat terkait percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa di Gedung Taman Budaya, Narmada, Senin (23/9/2019).

“Dari sisa sekitar 40 persen, kita optimis rekons rumah pasca gempa bisa selesai total hingga batas waktu yang telah di tentukan,” kata Winengan.

Menurut mantan Komandan Sat Pol PP Lombok Barat ini, sisa rekons yang belum terealisasi, hingga sisa waktu sekitar tiga bulan lagi, semua komponen pemerintah bersama fasilitator, aplikator dan pokmas diminta bekerja sama dengan baik dan ada hasil. Sisa rekons yang 40 persen atau sekitar 30 ribuan unit ini, Winengan berharap, jika fasilitator, aplikator dan pokmas dalam melaksankan tugas tidak ada yang nakal, Winengan optimis realisasi rekons hingga batas waktu 31 Desember 2019 bisa diselesaikan.

“Yang penting selama mereka tidak ada yang nakal, Insya Allah bisa selesai,” katanya.

Sementara itu, Dandim 1606 Lombok Barat, Kolonel Czi Efrijon Kroll mengemukakan, sisa pekerjaan rekon tidak menjadi permasalahan yang cukup signifikan. Cuma kata dia, yang dikuatirkan adalah terjadinya kelangkaan dan mahalnya material semen. Jika ini terjadi, pihaknya akan menggelar operasi pasar bersama Polda NTB. Hal ini dilakukan agar pihak suplier semen tidak memainkan harga di atas harga standar pemerintah yang sah.

“Jika ada suplier yang terbukti menaikkan harga di luar kewajaran, kita akan proses,” kata Efrijon dihadapan Bupati Lombok Barat, perwakilan Kapolres Lombok Barat, Kalat BNPB Lombok Barat, Kadis Perkim, Perwakilan BRI serta ratusan peserta yang tergabung sebagai pasilitator, aplikator dan pokmas.

Sementara itu, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menyatakan apresiasi yang tinggi kepada Dandim 1606 Lombok Barat. Karena telah mengajak semua komponen yang terlibat langsung dalam rekons rumah pasca gempa.

Bupati mengajak semua harus yakin, dengan bekerja sama dan silaturahim, apa yang dikerjakan diharapkan akan bisa cepat selesai. Semua kesulitan akan bisa diatasi, karena dengan kerja sama dan silaturahmi, pekerjaan akan cepat selesai dan mendapat keberkahan.

“Beberapa waktu lalu, saya sudah menandatangani SK terbaru terkait tambahan rumah yang rusak ringan, sedang dan berat, termasuk memperbaiki data anomali sebelumnya,” tegas bupati.

SK ini lanjut bupati, sudah dilanjutkan ke BNPB pusat dan selanjutnyaakan direalisasi dalam bentuk pencairan dana. (Humas Lobar)

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/rekon-rumah-pasca-gempa-berakhir-desember-2019

PESONA SENGGIGI FESTIVAL 2019, GUBERNUR : RUSA, HARIMAU, DAN GEMPA BUMI

Giri Menang, Jum’at 20 September 2019 – Event tahunan Festival Senggigi tahun ini cukup berbeda. Event yang kini bernama Pesona Senggigi Festival
2019 mengambil tema singkat namun unik : Coffee and Art. Bertempat di Pantai Senggigi (19/9), Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Zulkiflimansyah dalam sambutannya menyambut hangat para wisatawan dengan menggunakan Bahasa Inggris yang fasih. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menceritakan tentang kisah seekor rusa dan harimau (deer and tiger) di Asia. Setiap hari tuturnya, seekor rusa bangun dan sadar bahwa dia harus berlari lebih cepat dari harimau atau dia akan terbunuh. Pada saat yang sama,lanjutnya, sang harimau bangun dan sadar bahwa dia harus mampu berlari lebih kencang dari seekor rusa paling lambat atau dia akan kelaparan.

“Tidak masalah apakah Anda harimau atau rusa, saat matahari muncul, kita lebih baik berlari”, ujarnya menggambarkan ajakan untuk hidup yang bersemangat apapun masalah yang menimpa.

Kisah rusa dan harimau tersebut merupakan pembuka cerita gubernur tentang masyarakat NTB yang bangkit setelah gempa melanda setahun yang lalu, 2018. Gubernur lalu mengutip satu kata bijak bahwa mereka yang benar-benar kuat adalah mereka yang meskipun terjatuh tujuh kali namun mampu bangkit delapan kali.
“Kami di Lombok, dihantam gempa tidak hanya tujuh atau delapan kali, tapi dua ribu bahkan tiga ribu kali, tapi kami mampu menghadapinya dengan lebih kuat,” ujar Gubernur berbahasa Inggris.

Hal itu terjadi, lanjut gubernur, karena berperannya modal sosial berupa kebersamaan, persatuan, dan perasaan senasib sepenanggungan. Gubernur berharap, kedatangan para wisatawan akan membawa kegembiraan bagi masyarakat.

“Semoga kami bisa menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut Anda semua di Lombok dan di Nusa Tenggara Barat,” harap Gubernur.

Pada bagian lain sambutannya, Gubernur Dr. Zul merasa bersyukur dengan menggeliatnya wisata Senggigi. Dari data yang dipegangnya, sejak dibukanya direct flight Perth, Australia ke Lombok tanggal 9 Juni yang lalu, jumlah turis Australia melonjak lebih 400 persen yang datang ke Lombok. Bisa dibayangkan,lanjutnya, kalau ada direct flight Sydney-Lombok, Melbourne-Lombok, maka Senggigi dan Lombok Barat akan makin banyak dikunjungi.

“Kami bergembira dengan menggeliatnya banyak tamu yg hadir di tempat kita. Mudah-mudahan kita memastikan tempat kita menjadi tempat yg aman ramah menyenangkan penuh kekeluargaan hingga semua orang bakalan mencintai untuk mengunjungi tempat yg kita cintai ini,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid dalam sambutannya menyambut baik kegiatan Pesona Senggigi Festival 2019 ini, terlebih dengan kehadiran gubernur.

“Event ini berlangsung tepat setelah satu tahun Bapak (Gubernur) dilantik menjadi gubernur. Selamat Pak Gubernur, semoga terus bisa memberikan yg terbaik bagi Nusa Tenggara Barat,lebih-lebih bagi Lombok Barat,” ujar mantan Ketua Komisi Pemilihan (KPU) NTB 2008-2013 ini.

Selain Festival Senggigi, bupati menyebut beberapa event wisata yang akan berlangsung di Lobar. Yaitu Senggigi Sunset Jazz tanggal 3 November dan Perang Topat pada 6 Desember. Dalam event Senggigi Sunset Jazz, bupati menyebut akan ada kejutan siapa saja yang akan hadir, tanpa menyebutkan siapa.
“Event penutup pariwisata adalah Perang Topat di Pura Lingsar. Ini merupakan potret kebhinekaan yg ada di Lombok Barat, Lombok, dan Nusa Tenggara Barat. Bisa menjadi contoh bagi daerah lain bahwa pluralisme itu adalah sunnatullah,hukum alam yang harus kita jaga bahkan kembangkan” ujarnya.

Bupati juga menyebut salah satu event yang akan berlangsung di Sekotong tahun 2020 yaitu International Sekotong Marathon. Pada kesempatan itu, bupati mengharapkan gubernur mengadakan event lari dari Pantai Senggigi ke Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara.

“Pemandangannya luar biasa, saya yakin akan menarik banyak wisatawan,kita sebut saja misalnya Senggigi-Nipah Run”, usul bupati.

Tema Pesona Festival Senggigi “Coffee and Art” mengandung makna bahwa hampir semua orang suka kopi, demikian juga kesenian. Hal ini terlihat dari serangkaian acara yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 September melibatkan kopi dan seni. Beberapa di antaranya : latte art competition, melage Pembayun Sasak, Gendang Beleq, Tari Oncer Manok Belage, Tari Nandak Betawi, talkshow tentang coffee and lifestyle bersama Gilang Ramadhana dan Prawoto Indarto, peresean, dan lain-lain.

Kepala Dinas Pariwisata Lobar, H. Ispan Junaidi, dalam laporannya menyebutkan kata Pesona di depan Festival Senggigi kali ini merupakan singkatan dari pesan, eksibisi, olahraga, dan atraksi yang merepresentasikan berbagai kegiatan yang dilakukan.

“Kopi adalah teman saat sendiri atau ramai-ramai. Kopi tidak punya perasaan, karena kalau punya dia punya perasaan, akan memilih orang yg meminumnya,” ujar Ispan mengutip seorang penulis.

Pembukaan Pesona Senggigi Festival 2019 secara resmi dibuka ditandai dengan pemukulan Gendang Beleq oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Wakil Bupati Lobar Hj. Sumiatun, Ketua DRPD Lobar Hj. Nurhidayah, dan Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani. (Humas Lobar)

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/pesona-senggigi-festival-2019-gubernur-rusa-harimau-dan-gempa-bumi

RAIH PRESTASI TPID TERBAIK NASIONAL, LOMBOK BARAT KEBANJIRAN TAMU

Giri Menang, Jum’at 20 September 2019 – Keberhasilan Lombok Barat meraih prestasi di tingkat Nasional sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terbaik Nasional beberapa waktu lalu menarik minat daerah lain untuk berkunjung. Kemarin (19/9), tiga daerah yakni Sumatra Barat, Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur datang berkunjung ke Lombok Barat. Para pejabat dari ketiga daerah tersebut mengunjungi Desa Langko Kecamatan Lingsar.

Ketiga daerah ini bermaksud untuk belajar bagaimana cara menekan inflasi di daerah Kabupaten Lombok Barat termasuk ingin mengetahui kiat-kiat keberhasilan Lombok Barat menyabet tiga penghargaan Nasional sekaligus, baik prestasi TPID maupun prestasi Inovasi yang dikembangkan.

Suharman Thabrani selaku Ketua Rombongan Wakil Ketua Bank Indonesia Sulawesi Tenggara mengaku ia dan rombongan ingin menggali potensi Lombok Barat untuk diaplikasikan di daerahnya. Begitu juga Gunawan Wicaksono, Deputi Kepala Perwakilan BI Sumatra Barat yang mengatakan tujuannya berkunjung ke Lombok Barat untuk mencari ilmu cara Lombok Barat meraih prestasi sebagai Kabupaten Terbaik Nasional bidang TPID dan Inovasi.

Desa Langko sendiri menjadi salah satu desa yang memberikan kontribusi sehingga Kabupaten Lombok Barat mendapat penghargaan nasional. Kemandirian warga dalam memenuhi bahan pokok turut memberikan andil yang luar biasa dalam menekan angka inflasi di Lombok Barat. Di sini, warga memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan menanam sayur-mayur dan berbagai kebutuhan pokok sehari-sehari. Sehingga saat kondisi harga melambung, warga tidak terpengaruh.

“Di Desa Langko, desa yang bapak ibu kunjungi ini adalah salah satu desa yang kami andalkan dalam hal produk unggulan daerah. Selain kondisi geografis berupa persawahan, perkebunan, dan hutan rakyat, Desa Langko ini menjadi salah satu pusat produksi buah-buahan yang disebut Ragamadu, yaitu Rambutan, Mangga, Manggis, dan Durian. Setiap musimnya, desa ini menjadi salah satu stock penyuplai buah-buahan untuk kebutuhan regional di NTB,” terang Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun saat menerima rombongan.

“Kalau terjadi over produksi, masyarakat Desa Langko melakukan pengolahan pasca produksi menjadi manisan, dodol, dan produk lainnya,” lanjutnya.

Ditambahkannya, desa ini juga sudah berhasil melakukan pengolahan untuk produk hutan. Air Nira atau Enau yang biasanya bisa dikonsumsi secara langsung, diolah lagi menjadi gula merah atau gula jawa. Saat ini pengembangan produksinya tidak berhenti sampai di situ. Sudah ada pengembangan menjadi gula coklat atau gula semut.

“Jenis gula ini sangat sedikit mengandung glukosa sehingga relatif menjadi pilihan dari pada gula putih atau gula pasir. Bahkan air nira atau enau itu, sebutnya sudah mulai dikembangkan lagi menjadi produk lain seperti es krim yang cita rasanya cukup unik,” jelasnya.

Sumiatun menyebut Kelompok Wanita Tani (KWT) menjadi salah satu organ penting yang menggerakkan perkonomian di Lombok Barat melalui sektor pertanian. Tidak hanya berperan untuk menunjukkan aspek keberadayaan para ibu-ibu, namun juga berkonstribusi terhadap ketahanan ekonomi masyarakat.

Saat ini jumlah KWT di Lombok Barat mencapai 147 KWT. Mereka tidak hanya membantu para petani dalam masa produksi, namun juga saat pasca panen dengan memberikan kreativitas pengolahan hasil panen.

“Alhamdulillah hal tersebut telah berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi di Lombok Barat yang mencapai 6,58 persen untuk tahun 2018 lalu,” katanya.

Pertumbuhan tersebut dikatakan Sumiatun telah ikut menekan jarak antara kaya-miskin yang tergambar dari hasil rekaman BPS, bahwa Indeks Gini Rasio di Lombok Barat sudah mengecil menjadi 0,285. Artinya, pembangunan infrastruktur dan stimulan program lainnya telah berhasil meningkatkankan sektor perekonomian masyarakat Lombok Barat.

Begitu juga Inflasi di Kabupaten Lombok Barat berada di angka 0,44 persen di bulan Januari. Lebih rendah dari rata-rata inflasi Provinsi NTB yang mencapai 0,51 persen. Sejak bulan Juli hingga Agustus lalu, Lombok Barat malah mencapai deflasi, yaitu kisaran antara 0,33 sampai 0,35 persen.

Mantan Ketua DPRD Lombok Barat itu juga secara umum menyebutkan inflasi dapat dikendalikan berdasarkan indikator berupa keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan koordinasi dan komunikasi.

“TPID Lombok Barat telah menggulirkan berbagai model adaptasi yang inovatif untuk mengendalikan inflasi. dinamakan Detektif Pasar, Tancabkan Gas, Rojali, Silak Niki, Inflasi dan Dakwah,” pungkasnya. (Humas Lombok Barat)

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/raih-prestasi-tpid-terbaik-nasional-lombok-barat-kebanjiran-tamu

TPID NGAWI APRESIASI PRESTASI TPID LOMBOK BARAT

Giri Menang, Kamis 19 September 2019 –
Masih segar diingatan Agustus lalu Kabupaten Lombok Barat meraih penghargaan TPID Berprestasi pada ajang Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2019. Hal itu tentunya menorehkan apresiasi serta mengundang beberapa daerah lain di Indonesia untuk berkunjung ke Lombok Barat untuk melihat dan mengkaji proses, strategi maupun inovasi yang dilakukan TPID Lombok Barat sehingga bisa meraih prestasi prestisius tesebut.

Tak terkecuali TPID Kabupaten Ngawi (Jawa Timur). Apresiasi disampaikan langsung oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Ngawi, Mas’ud, selaku perwakilan TPID Ngawi saat berkunjung ke Lombok Barat, Kamis (19/9/2019).

“Kami sangat apresiasi Lombok Barat merupakan TPID berprestasi. Untuk itu kami ingin melihat secara dekat, bagaimana inovasi yg dilakukan sehingga tidak disangka Lombok Barat bisa berprestasi di tingkat nasional dalam hal TPID,” ungkap Mas’ud di hadapan staff Ahli I Nyoman Sembah beserta jajaran perwakilan OPD yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Derah (TPID) Lombok Barat di Kantor Bupati Lombok Barat.

Mas’ud mengatakan, beberapa strategi pemecahan permasalahan dalam hal inflasi daerah yang ingin dikaji TPID Ngawi selain inovasi juga adalah bagaimana kecepatan sistem kerja saat menangani masalah yang terdeteksi, serta bagaimana pemkab menyediakan kuota barang saat tejadi inflasi.

Sementara itu, Staff Ahli Bupati Lombok Barat, Nyoman Sembah selaku perwakilan dari Pemkab Lombok barat mengaku dirinya pu tidak menyangka TPID Lombok Barat akan meraih prestasi ini.

“Kami dan tim sebenarnya tidak menyangka kalau TPID kami akan meraih prestasi ini. Tapi tentunya berkat kerja keras, komitmen, sinergi, dan inovasi dari semua anggota tim, semua hal bisa berjalan lancar,” terangnya.

“Pembagian tugas yang efektif pun sangat menunjang kinerja tim. Seperti misalnya, Disperindag bersama anggota TPID bertanggungjawab atas stabilitas harga pangan strategi, kemudian Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan bertanggung jawab atas peningkatan ketahanan masyarakat, serta Dinas Perhubungan dan Dinas PU bertanggung jawab atas kelancaran distribusi,” lanjutnya menambahkan.

Nyoman juga memaparkan beberapa inovasi-inovasi kegiatan dari setiap OPD seperti adanya Detektif Pasar yang bertugas memantau kegiatan pasar secara tertutup. Adanya kegiatan diversifikasi ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat yaitu tanaman tanaman cabe dan ikan terintegrasi unggas yang disingkat TanCabKan-gas serta program jaga inflasi-lindungi petani (Rojali) dan beberapa program lainnya.

Nyoman juga menekankan visi “Amanah” sebagai landasan keberhasilan TPID Lombok Barat sampai saaat ini.

“Sesuai dengan visi Lombok Barat yaitu Lombok Barat MANTAP, yakni Amanah, Sejahtera dan Berprestasi. Jadi jika kita bekerja berdasarkan amanah pasti bisa berprestasi,” pungkas Nyoman. (Humas Lombok Barat)

http://humas.lombokbaratkab.go.id/portal/node/berita/tpid-ngawi-apresiasi-prestasi-tpid-lombok-barat

Apel Paripurna Jadi Ajang Refleksi Evaluasi Kinerja

Giri Menang, Selasa, 17 September 2019 – Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menegaskan, apel paripurna yang digelar tiap tanggal 17 setiap bulan, dijadikan sebagai ajang reflekasi evaluasi perjalanan kinerja Aparat Sipil Negara (ASN). Hal tersebut dikemukakan Fauzan saat memberikan arahan pada Apel Paripurna Kabupaten Lombok Barat, Selasa (17/9/2019). Menurut Fauzan, apel paripurna, tidak saja sebagai refleksi kinerja ASN, tapi juga kinerja organisasi. Mereka diharapkan berusaha meningkatkan kualitas dan efektifits dalam berinovasi.

“Saya tekankan untuk meningkatkan kinerja dengan hal-hal praktis. Saling dukung antar person, antar bidang, bahkan antar satu perangkat dengan perangkat daerah lainnya,” tegas Fauzan.

Ditegaskan pula, banyak agenda kegiatan yang harus melibatkan banyak pihak, tapi tidak banyak diikuti oleh jajaran ASN terutama oleh kalangan eselon III dan IV. Pada apel pripurna yang digelar di Lapangan Komplek Kantor Bupati ini, ia mengingatkan agar ASN mulai selalu berempati dengan tugas rekan kerja, dengan tugas dan fungsi bidang lainnya serta berempati dengan tugas instansi lain.

“Empati dan simpati dengan orang lain, akan menumbuhkan solidaritas. Solidaritas yang terwujud dalam kerja bersama, akan berakibat pada soliditas. Soliditas yang kuat akan memudahkan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan,” tegas mantan Ketua KPU NTB ini.

Memang tidak ada acara seremoni lain dalam apel ini. Namun disinggung, secara internal, banyak event dan kegiatan berskala regional dan nasional yang harus sukses. Belum lama lagi, Pesona Senggigi Festival akan menjadi ujian awal. Berikutnya, ajang MTQ tingkat Provinsi NTB, Lombok Barat didampuk menjadi tuan rumah. Usai MTQ, akan ada lagi event sebagai ujian citra daerah di bidang pariwisata yang harus semua terlibat secara maksimal.

“Even dan kegiatan ini harus jadi milik kita semua, karena baik buruknya hasil, akan berdampak bukan bagi Dinas Pariwisata atau LPTQ, tapi bermanfaat buat kita semua,” tegs bupati.

Kata bupati, proses dan hasil yang buruk akan mencoreng wajah pemerintah daerah. Karena itu, bupati mengajak semua untuk mensukseskan agenda daerah. Caranya, dengan dedikasi diri melalui kontribusi nyata, baik personal maupun instansional di OPD masing-masing.

Pesan utama lain yang disampaikan bupati adalah masalah disiplin. Menurut bupati, saat ini sedang disiapkan sistem absensi kehadiran yang terintegrasi. Sistem ini sebagai kesejahteraan award, dan sistem pemberian sangsi sebagai punishment.

“Saya meminta kehadiran dengan sidik jari (finger print) dan tetap diikuti oleh absensi manual. Gunanya sebagai media monitoring kinerja secara berjenjang di semua Perangkat Daerah,” pinta bupati dihadapan Sekda Lombok Barat, Asisten, Staf ahli, Kepala OPD, Camat Gerung dan seluruh peserta apel.

Sistem ini harus terintegrasi dalam aplikasi. Terkoneksi dengan sistem pembayaran Kesra, karena bisa diperhitungkan secara langsung, berapa Kesra yang dibayarkan. Diminta, sistem bisa dipraktikkan di tahun anggaran 2020. Namun segala yang terkait dengan sistema, mulai sekarang dikordinasikan, merumuskan serta mendesainnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Kampanyekan Gemarikan di Lobar

Giri Menang, Rabu 18 September 2019 – Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia secara rata-rata dinilai masih rendah. Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selama tahun 2019 ini terus gencar melakukan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Program ini dilaksanakan juga untuk mendukung program nasional penanganan stunting dan mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Indonesia.

“Penurunan angka stunting bisa diturunkan dengan gemar makan ikan,” kata Mahmud,
Dirjen Pemasaran Pengolahan Produk KKP RI dalam kegiatan kampanye Gemarikan di Desa Penimbung, Lombok Barat, Selasa (17/9).

Dalam kesempatan itu, Mahmud mengajak masyarakat Lombok Barat dan NTB memperbanyak konsumsi ikan. Karena ikanlah sebagai sumber protein hewani terbaik untuk pemenuhan gizi keluarga serta bagus untuk kesehatan dan pertumbuhan anak.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri terus bergerak menekan angka kasus stunting. Salah satunya dengan mensosialisasikan gemar makan ikan di setiap kesempatan. Dengan keterlibatan seluruh sektor termasuk peran TP-PKK, Kabupaten Lombok Barat mampu menurunkan angka kasus stunting secara signifikan. Lombok Barat bahkan terpilih menjadi salah satu daerah percontohan penurunan stunting di Indonesia.

Pada 2016, Lombok Barat mampu menurunkan angka stuntung sebanyak 16 poin yakni dari 49 persen menjadi 32 persen. Data Februari 2019, angka kasus stunting berhasi ditekan menjadi 25 persen.

“Ini karena kerja keras semua pihak untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Lombok Barat. Angka stunting di Lombok Barat terus menurun signifikan dilihat dari 10 desa yang menjadi locus. Contohnya di Desa Mambalan dan Desa Penimbung. Dari tahun 2018 angka stanting di dua desa ini cukup tinggi 41,02 persen dan 30,20 persen. Untuk tahun 2019 ini turun menjadi 8,99 persen dan 15, 72 persen. Dan untuk tahun 2019 Pemerintah Lombok Barat kembali memperluas locus prioritas stunting menjadi 20 Desa,” terang Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun.

Tingkat konsumsi ikan di NTB sendiri masih 25 kg/kapita/tahun. Masih berada di bawah rata-rata nasional yaknj 50 kg/kapita/tahun. Untuk itu masyarakat salah satunya melalui peran TP-PKK harus giat menyampaikan dan menggiatkan kembali kampaye makan ikan ini. Hal itu dikatakan Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Forikan NTB) Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah usai kegiatan.

Menurutnya, masyarakat harus terus diingatkan kembali melalui edukasi dan kampanye. Karena kalau tidak begitu, masyarakat terkadang lupa.

“Ayo kita makan ikan setiap hari, karena ikan ptoteinnya sangat penting untuk kita semua, mudah, murah serta lengkap gizinya. Kalau kita makan ikan insyaallah kita jadi cerdas, kuat, dan sehat untuk menuju kegiatan yang lebih baik lagi dan anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang lebih baik, lebih cerdas dan lebih sehat,” pungkasnya.

1 217 218 219 220 221 429