“SALAM DARI TENAGA KESEHATAN, MOHON BANTU KAMI”

Giri Menang, 7 Mei 2020 – “Salam dari kami tenaga kesehatan, mohon bantu kami. Sudah satu bulan setengah kami tidak berkumpul dengan keluarga”. Permintaan yang terdengar menghiba itu keluar dari mulut Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, H. Ahmad Taufiq Fatoni kepada para tuan guru dan alim ulama’ se-Lombok Barat di Bencingah Kabupaten Lombok Barat- Gerung, Rabu (6/5/2020) saat sosialisasi pencegahan Covid 19.

Di hadapan para alim ulama’ dan tuan guru se-Kabupaten Lombok Barat, Fatoni menuturkan akibat menjalankan tugas dan Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Lombok Barat, dirinya harus berpisah lama dengan keluarga.

“Contoh saya, dua anak saya harus saya ungsikan. Saya sendiri bertanggung jawab di Gugus Tugas, istri saya bertugas di ruang isolasi. Kami pun sangat berresiko terhadap penularannya,” tambah Fatoni.

Di tempat berbeda, salah seorang perawat di Ruang Isoloasi RSUD Patut Patuh Patju, Dadang Priyanggono saat dihubungi va telpon, Rabu (6/5/2020) menuturkan hal serupa. Menurutnya jangankan orang lain, tapi rekan sejawatnya atau pegawai di RSUD Tripat pun beranggapan bahwa mereka yang bekerja di ruang isoloasi bisa ikut menularkan Covid 19 sehingga sering dijauhi. Demikian pula dengan keluarga, Dadang menuturkan harus memperlakukan diri ketika di rumah secara khusus.

“Saat pulang kerja dan sampai di rumah sebelum kita kontak dengan lingkungan rumah seperti pegang anak dan keluarga yang lain, harus sudah mandi bersih dan ganti baju dahulu serta langsung mencuci pakainan yang baru saja dipakai bekerja,” tutur Dadang memastikan hanya dengan prosedur itu dirinya merasa yakin bisa aman bergaul dengan keluarga.

Saat bekerja, Dadang bersama seluruh rekan sejawatnya di ruang isolasi harus disiplin menggunakan alat pelindung diri. Tidak cukup hanya menggunakan masker, namun untuk mereka yang bertugas di ruang isolasi, maka alat pelindung dirinya berlapis-lapis baju hazmat lengkap , masker, dan kaca pelindung wajah. Dadang menggunakannya berjam-jam, tidak peduli panas. Mereka harus tetap menggunakannya kembali saat terpaksa harus membuka karena harus ke kamar mandi. Jika tidak, maka mereka pun berpotensial menjadi pembawa penularan Covid 19 ke sanak familinya di rumah.

Baik Dokter Ahmad Taufiq Fatoni dan Dadang Priyanggono, mereka adalah potret tenaga kesehatan terdepan yang bekerja berjibaku dari urusan pencegahan sampai penanganan kepada para pasien Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat.

“Sampai hari ini, Covid 19 ini tidak memiliki vaksin atau obatnya. Jadi untuk seterusnya, kita hanya mengandalkan pencegahan agar penyebarannya tidak semakin berbahaya,” papar Fatoni sambil menjelaskan prosedur yang harus terus dikedepankan seperti tidak berkerumun, selalu berjarak, tetap memakai masker, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.

Menurutnya, jika saat ini penyebaran Covid 19 tidak bisa dikendalikan maka dikhawatirkan angkanya akan semakin bertambah. Bahkan menurutnya, berdasarkan prediksi untuk Lombok Barat bisa tembus sampai angka 450 pasien di mana akan sangat menyulitkan pihak pemerintah untuk menyiapkan rumah sakit dan para tenaga kesehatan.

“Kemarin kapasitas ruang isolasi di RSUD Tripat baru 12 tempat tidur, maka hari ini akan mulai dibuka lagi menjadi 25 tempat tidur,” papar Fatoni.

Selain RSUD Tripat, pihaknya juga telah menyiapkan seluruh ruangan di RS Awet Muda Narmada menjadi rumah sakit khusus Covid 19 dan untuk pasien umumny akan dipindahkan pelayanannya ke Puskesmas Lingsar atau Narmada.

Dalam kesempatan terpisah, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menambahkan bahwa persoalan penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat bukan hanya terkendala oleh mahalnya biaya dan jumlah fasilitas, namun juga oleh minimnya jumlah tenaga kesehatan yang menangani.

“Kita sudah membuka penawaran untuk pendaftaran relawan, baik dokter maupun perawat. Kita siapkan insentif untuk dokter spesialis sebesar Rp. 15 juta per bulan, dokter umum 10 juta, dan perawat 5 juta per bulan. Tapi sampai hari ini satu pun tidak ada yang mendaftar,” tutur Fauzan Khalid.

Dengan kondisi seperti itu, masyarakat hanya bisa bergantung kepada Ahmad Taufiq Fatoni, Dadang Priyanggono dan para tenaga medis lainnya yang jumlahnya di Lombok Barat sangat terbatas. Di sisi lain, Fatoni dan Dadang harus bertahan dan tetap berharap tidak ada lagi pasien yang harus dilayani di ruang isolasi.

Bersama timnya di Dinas Kesehatan, mereka tidak lelah mensosialisasikan protokol pencegahan, namun juga harus berjibaku dengan masyarakat yang sering memberikan penolakan bila mereka melakukan kontak tracking dan aneka test yang wajib dalam penanganan Covid 19.

Sumber : Humas Lobar

Beberapa Desa Di Narmada Lombok Barat Mulai Salurkan JPS Mantap

Giri Menang, 6 Mei 2020. Setelah dilaunching secara serentak Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Mantap oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat belum lama ini di tiga lokasi sekaligus, kini giliran beberapa Desa di Kecamatan Narmada mulai menyalurkan bantuan (JPS) Mantap ke masyarakat, Rabu (6/5).

Desa Golong, misalnya, ada 336 kk yang mendapat bantuan Pemerintah Lombok Barat melalui Program JPS Mantap. Bantuan tersebut disalurkan sesuai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (Non DTKS)
Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat.

Nilai bantuan Rp 250.000 Per Org / KK yang berbentuk 15 Kilogram beras, 1 Kilogram Gula Pasir, 1 Kilogram Minyak Goreng, 1 Trei atau 30 butir telur ayam, dan 1 pcs Masker. Seluruh barang bersumber dari Bumdes setempat. Adapun jumlah anggaran yang dikeluarkan Bumdes yang bekerjasama dengan Pemda Lombok Barat sebesar Rp 84 juta.

Desa Golong sendiri penyalurannya dibagi dua tahap pagi dan siang. Mulai pukul 08.00-12.00 Wita dua Dusun yakni Peninjauan sebanyak 122 KK dan Dusun Bangket Punik sebanyak 40 KK, kemudian tahap kedua pada pukul 13.00- 17.00, Dusun Golong 67 KK, Dusun Kebun Nyiuh 89 KK dan Dusun Tibupiling 18 KK.

Kepala Desa Golong H. M. Zaenuddin SE sebelum melakukan pendistribusian ke masayarakat terlebih dahulu memberikan himbauan dan pengarahan tentang pencegahan virus corona (covid-19) kepada seluruh masyarakat penerima JPS.

“Masyarakat tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mencuci tangan pakai sabun, Social and Physical Distancing, dan tetap menggunakan masker,” imbaunya.

Kades Zaenuddin juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Lombok Barat yang telah memberikan bantuan bagi terdampak covid 19 melalui program JPS Mantapnya.
“Saya berterimakasih Kepada Pemda yang telah membantu masyarakat, mudah-mudahan covid ini segera berlalu supaya ekonomi masyarakat meningkat kembali,” pungkasnya.

Dikatakan Zainuddin, data DTKS Desa Golong yg diberikan Dinsos Lobar awalnya sebanyak 327 kk/orang. Kades selanjutnya melakukan koordinasi dengan operator SIK-NG agar disingkronkan dengan data BDT dan memanggil semua Kadus untuk melakukan verifikasi dan validasi (verval).
“Alhamdulillah sebelum limited waktu yg ditentukan semuanya rampung dan langsung dikirim Dinsos,” jelas kades. Beruntungnya, data terbaru menjadi 336 KK, ada penambahan 9 orang/kk. Termasuk di antaranya 26 orang non DTKS seperti guru honor, tenaga kontrak dan wirausaha yg terdampak.

Sementara Desa Presak juga melakukan hal serupa yakni pembagian bantuan melalui program Pemerintah JPS mantap. Desa Presak mendapat bantuan sebanyak 59 KK. Bantuan tersebut juga diserahkan secara simbolis oleh Kepala Desa Presak Bahri, S.IP.
” Nama-nama yang mendapat bantuan ini adalah hasil pendataan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Barat. Program ini di sebut program JPS mantap, “sebut Bahri.

Demikian pula di Desa Batu Kuta, desa ini menyalurkan JPS mantap kepada sebanyak 224 KK.
Namun karena sebagian kartu belum tercetak pihak kabupaten, desa membagi sesuai kartu dan data yang ada.

Nasrudin, salah seorang penerima JPS asal Dusun Golong amat bersyukur dengan bantuan Ini.
“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yg diberikan Pemerintah Kab Lomnok Barat, juga kepada pihak desa, ” ujar Nasruddin di halaman Kantor Desa Golong.

Untuk diketahui, JPS Mantap dari APBD Kabupaten Lombok tersebut untuk tahap satu baru menuntaskan pendataan sebanyak 21.894 Kepala Keluarga dari 30.000 Kepala Keluarga penerima manfaat yang direncanakan.

Sampai dengan diluncurkan, angka tersebut tersebar di Kecamatan Sekotong sebanyak 2.595 KK, Kecamatan Lembar 1.765 KK, Kecamatan Gerung sebanyak 3.021 KK, Kecamatan Kuripan sebanyak 1.120 KK, Kecamatan Kediri sebanyak 2.147 KK, Kecamatan Labuapi 1.660 KK, Kecamatan Narmada sebanyak 2.907 KK, Kecamatan Lingsar sebanyak 2.446 KK, Kecamatan Gunung Sari sebanyak 2.439 KK, dan Kecamatan Batulayar sebanyak 1.794 KK.

Sumber : Humas Lobar

BATULAYAR TERTINGGI KASUS COVID-19 DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Jum’at 8 Mei 2020-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat bersama Pemerintah Kecamatan Batulayar menggelar sosialisasi pencegahan virus corona (Covid-19) di Aula Kantor Camat Batulayar, Jumat (8/5/2020).
Hadir pada acara tersebut, Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali MA beserta tim, Camat Batulayar Syahruddin, Sekretaris Camat Afgan , Kepala Puskesmas Batulayar, Kapolsek Senggigi AKP Hernawan Rizky S.IK, tokoh agama, tokoh masyarakat dan FKUB Batulayar.

Syahrudin mengatakan, Kecamatan Batulayar menjadi nomor satu dalam sebaran positif kasus covid-19 di Kabupaten Lombok Barat dengan 12 kasus positif, ini penting kita lakukan sosialisasi menengenai Cara pencegahannya guna memutus rantai penyebaran khusunya di Kecamatan Batulayar.

“Diharapkan kepada seluruh tokoh masyarakat untuk dapat mengikuti sosialisasi ini dengan penuh perhatian dan apa yang didapat nanti disampaikan kepada masyarakat,” kata syahrudin.

Kepala Puskesmas Baatulayar menjelaskan penyebaran Covid-19 dari manusia ke manusia lewat cairan batuk, bersin dan berjabat tangan. Cara pencegahan Covid-19 yaitu makan dengan gizi yang seimbang, rajin olahraga dan istirahat cukup, cuci tangan pakai sabun, gunakan masker, jaga kebersihan lingkungan dan tidak merokok.
Sementara Komisi Fatwa MUI Lobar Dr. TGh Muhammad Said Ghazali MA mengimbau tokoh agama dan masyarakat mengikuti serta menyampaikan kepada masyarakat peraturan pemerintah mengantisipasi Covid-19.

Peraturan dan anjuran pemerintah tidak melanggar kaidah Islam. Sesuai hadits rasul, mencegah lebih baik daripada mengobati. “Berharap kita memahami agama sebaik mungkin agar kita tidak bingung dan dapat menimbang dalam menjalankan ibadah pada saat situasi dan kondisi seperti saat ini terjadi,” ujarnya.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan pernyataan bersama untuk Mengurangi aktifitas ibadah di masjid/musholla/langgar yang melibatkan banyak orang untuk sementara waktu selama pandemi covid 19 di kabupaten lombok barat, meniadakan shalat jum’at dan mengganti dengan shalat zuhur di rumah masiing-masing, meniadakan shalat tarawih dan shalat idul fitri masjid/musholla/langgar dan mengerjakannya di rumah masing-masing bersama keluarga inti.

Meniadakan kegiatan ibadah dan sejenisnya yang menarik dan/atau menimbulkan kerumunan massa seperti nyongkolan, resepsi pernikahan, event olahraga, lomba dan lain sebagainya.

Yang di harapkan masyarakat dari Diskusi usai sosialisai penanganan Covid-19 dengan Satgas Bersama MUI, FKUB dan KNPI yakni menginginkan tim/satgas tugas covid 19 kabupaten lombok barat untuk turn langsung ke desa-desa menyampaikan sosialisai kepada masyarakat dan tokoh agama agar mendengar langsung dari para ahli seperti ketua Fatwa MUI, Kapolsek, Kabag Operasi Babinsa dan pemerintah terkait dengan penangan covid 19 ini.

Sumber: Dinas Kominfo Lombok Barat

Perawatan Pasien Covid-19 Mahal dan Jadi Beban, Masyarakat Jangan Bandel!

Giri Menang, 8 Mei 2020. Hal itu terungkap saat pelepasan 12 orang pasien sembuh yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 di Lombok Barat, Jumat (8/5). Dua (2) orang pasien yang sembuh dirawat di RSUD Tripat Gerung, dan 10 lainnya di RS Awet Muda (RSAM) Narmada.

Direktur Rumah Sakit Awet Muda (RSAM), dr. AAN Putra Suryanatha mengatakan pasien yang sembuh dan dipulangkan tidak dibebankan biaya, namum ditanggung pemerintah.

“Kita sementara ini melakukan swab dan hasilnya dikirim ke rumah sakit provinsi dan Bhayangkara, ” katanya ditemui sesaat sebelum acara pemulangan pasien covid 19 yang dinyatakan sembuh. Biaya ini, sebut dr Aan adalah mahal, seolah senada dengan apa yang disampaikan Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid sebelumnya (6/5) bahwa Lombok Barat bisa bangkrut bila terlalu banyak orang yang positif Covid-19.

“Sekitar dua juta empat ratus rupiah (Rp 2.400.000) sekali pemeriksaan,” jelas dr Aan. Bukan hanya itu, harga Alat Pelinding Diri (APD) pun, kata dr Aan, sangat mahal. Harganya berkisar Rp 800 ribu/unit yang hanya sekali pakai.

Lebih lengkap dinyatakan dr Aan, pasien yang dinyatakan sembuh telah minimal dua kali pemeriksaan swab dengan hasil negatif. Masing masing orang bervariasi, ada yang setelah lima kali mengikuti swab dari saat diagnosanya. Dalam hal ini, dr Aan menegaskan berapa biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan sekian kali pemeriksaan seperti itu. Dikatakan, kondisi itulah yang seharusnya menyadarkan masyarakat untuk patuh dengan himbauan pemerintah dan mereka yang terkena patuh pada protap penanganan Covid-19.

“Tapi ada juga pasien yang tidak patuh. Yang namanya pasien covid ini rata rata yang kita rawat masuk dalam kategori ringan sedang. Mereka merasa seperti tidak sakit,” jelasnya.

Pihak RSAM, aku dr Aan, menghadapi pasien yang tidak mengikuti prosedur dan memaksakan diri ingin keluar dari rumah sakit, maka yang dilakukan adalah upaya pendekatan melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat asal pasien, mereka didatangkan untuk menenangkan pasien. Akhirnya pasien bisa menerima dan lolos sampai mereka sembuh dan hari ini dipulangkan.

Media ini mencoba mewawancarai perawat, tapi rata-rata tidak berkenan karena alasan kekhawatiran, bahkan walaupun hanya dengan menyebut inisial. “Saya tinggal di BTN Pak, saya takut dijauhi teman-teman saya,” ujar seorang perawat perempuan tampak keberatan diwawancara.

Beruntungnya, setelah sepakat hanya menyebut inisial, seorang perawat Covid-19 RSAM berinisial Tn I, pria, berhasil diwawancai. Dikatakan Tn I, dari awal merawat pasien positif Covid-19 sudah ada kekhawatiran karena sempat diberitakan ada cap negatif terhadap petugas kesehatan terutama perawat.

“Tapi akhirnya dijalani juga karena ini kan tugas kita,” curhat Tn I tampak murung.

Diceritakannya, salah satu yang paling tidak nyaman dalam merawat pasien Covid-19 adalah saat memakai alat pelindung diri (APD) level 3. Rasanya seperti di dalam oven ditambah dengan masker N-95 keringat diperas dan sesak. Demikian juga dengan sejumah pasien yang awalnya tidak mau nurut misalnya tidak mau minum obat karena merasa sehat membuat para perawat agak kewalahan pada awalnya.

“Karena sebagian besar kan mereka stabil kondisinya. Tapi dengan perawatan terus oleh dokter dan perawat mereka akhirnya nurut semua,” kata Tn I bersyukur.

Di antara 10 pasien yang dipulangkan, pasien terlama diisolasi 1 bulan 2 hari sedang yang tercepat hanya sekitar 2 minggu. Salah satu alasan lama karena sempat terkendala reagen yang habis sehingga evaluasinya tertunda.

Para pasien tersebut selama masa isolasi diberikan multivitamin, antibiotik, dan motivasi mereka untuk sembuh yaitu support agar mereka menaati prosedur.

Keluarganya di rumah pun, ujar Tn I, sempat khawatir. Mereka cukup tenang dan mau menerima setelah dijelaskan protap yang harus diikuti sebelum ke ruang isolasi pasien Covid-19.

“Keluarga saya jelaskan protap-nya memakai APD lengkap, tetap cuci tangan, setelah keluar dari sini mandi dulu baru pulang. Sampai rumah cuci tangan dan ke kamar mandi bersih-bersih dulu baru menemui anak istri,” ungkap Tn I.

Harapan terbesar Tn I adalah agar wabah ini segera berakhir. Dan mereka para perawat selalu berharap agar tidak ada lagi penambahan pasien yang positif Covid-19 sehingga bisa bertugas normal seperti biasa.

Hal itu dijelaskan Tn I karena dia dan rekan-rekan perawatnya yang lain tidak bisa tidak ada kekhawatiran setiap ada pertambahan pasien. Selain itu, Tn I dan perawat-perawat yang lain juga berharap agar insentif segera cair sebagai motivasi bekerja di tengah penanganan pandemik dunia Covid-19.

“Harapan kami insentif segera cair, dan harapan dari teman-teman memang itu juga begitu,” harap Tn I.

Sementara itu, salah satu pasien, Abd (46), mewakili pasien-pasien sembuh lainnya mengucapkan terimakasih kepada semua tim medis dan seluruh jajaran Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada serta Pemerintah Kabupaten Lombok Barat atas perawatan yang diberikan sejak terdiagnosis terjangkit Covid-19.

“Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak kepada dokter dan para perawat di sini, kami mungkin tidak bisa membalas kebaikan Anda semua, tapi semoga Allah yang membalas nantinya,” harapnya. Abd juga menyarankan jika ada masyarakat yang merasa pernah kontak dengan pasien Covid-19, atau terasa ada gejala, segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat lalu berikan keterangan secara jujur dan ikuti anjuran tenaga medis dengan disiplin.

Ungkapan kekecewaan disampaikan Kepala Desa Duman, Kec.Lingsar, Suhardi yang menjemput salah satu warganya mengingat tidak boleh dijemput keluarga. Suhardi mengatakan pasien yang sembuh yang berasal dari desanya akan diterima oleh masyarakat dengan catatan bisa menjaga diri. “Yang terpenting sekarang ini untuk yang baru pulang atau sembuh ini pandai-pandi menjaga sikap,” ujar Suhardi. Hal itu dikatakannya karena ada dari pasien yang dipulangkan tersebut yang menganggap positif Covid-19 nya sebagai penyakit fitnah.

“Dikirain mereka diisolasi di tempat ini itu difitnah dan ini ada yang menyampaikan termasuk warga masyarakat saya,” ujarnya menyesalkan.

Ditegaskan Suhardi, dia menjalankan tugas untuk keselamatan warganya dan bukan main-main.

“Sekali lagi kami menjalankan tugas, meninggalkan anak istri demi mereka, mereka enak sekali menyampaikan wah ini penyakit fitnah, terus terang saya tidak suka,” ujar Suhardi berharap masyarakat jangan bandel.

Pasien yang dipulangkan ke desanya, jelas Suhardi, akan melakukan isolasi mandiri dengan tetap mendapat pengawasan dari pihak desa sesuai protokol penanganan Covid-19. “Kalau tidak menjalankan aturan terpaksa kami juga bisa bertindak sesuai aturan demi keselamatan kita bersama,” tegasnya. Dikatakan, dari Desa Duman yang positif Covid-19 sebanyak dua orang suami istri tetapi istrinya pulang karena sudah sembuh sedang suaminya masih dirawat. “Mudah-mudahan tidak ada yang terjangkit lagi di desa kami,” harapnya.

dr Karisma Yusa, salah seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 di RSUD Tripat mengatakan, meski sudah dikatakan sembuh, pasien harus tetap menjalankan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah.

“Berusaha tidak kontak dengan orang lain dulu karena resiko masih ada,” ujar dr Karisma.
Sebelum dipulangkan, semua pasien diberikan surat keterangan sembuh. Untuk 10 pasien RSAM, penyerahan surat dilakukan oleh direktur RSAM, dr Aan. Selain menyampaikan untuk isolasi mandiri dulu selama 14 hari, dr. Aan juga sempat berpesan kepada para pasien yang dilepas untuk tetap jaga kesehatan, karena dengan tubuh yang sehat atau fit, tubuh akan sulit diserang virus.

Adapun rincian inisial pasien yang berhasil sembuh tersebut (nama, umur, asal, dan no press release) yaitu (1) ARS (50) Narmada, 40; (2) SM (33) Lingsar, 39; (3) R (31) Lingsar, 112; (4) RPL (54) Gunungsari, 113; (5) Haan (58) Narmada, 115; (6) Tn N (40) Lingsar, 118; (7) Tn A (42) Sekotong, 119; (8) Tn F (39) Gunungsari, 177; (9) Abd (46) Gunungsari, 176; dan LI (41) Gunungsari, 175; (11) M (44) Labuapi, 116; dan (12) S (60) Labuapi, 120. Dua pasien terakhir dirawat di RSUD Tripat, sedang sisanya di RSAM.

Sumber : Humas Lobar

SEMBUH, DUA PASIEN COVID-19 MENGAKU MENDAPATKAN PELAYANAN TERBAIK

Giri Menang, Jumat, 8 Mei 2020-Tepuk tangan serentak dilakukan para medis RSUD Patut Patuh Patju (Tripat) menandai dipulangkannya dua pasien dalam perawatan (PDP) yang telah dinyatakan sembuh dari positif Covid-19, Jumat (8/5) setelah dirawat di ruang isolasi RSUD Tripat selama dua minggu. Kedua pasien dimaksud berinisial M (44) dan S (60). Kedua pasien ini berasal dari Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Sebagai bukti formal atas kesembuhan kedua pasien yang diketahui memiliki riwayat perjalanan luar daerah (klaster Gowa, Sulsel) ini Direktur RSUD Tripat drg H Arbain Ishak memberikan Surat Keputusan RSUD Tripat bahwa kedua pasien ini telah dinyatakan sembuh dan diijinkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Bingkisan dan cendramata lainnya juga diberikan pihak RSUD Tripat mengiringi kepulangan kedua pasien ini.
S ketika ditanya pengalamanya selama dalam perawatan menuturkannnya dengan penuh keharuan. Kata-katanya seakan tertahan untuk keluar, bibirnya bergetar. Suaranya sedikit parau serak terbata-bata. Meski demikian ia kuat untuk dikarantina selama dua minggu untuk dirawat demi kesembuhan yang lebih cepat.
Keharuan S dan M dilatari karena pelayanan dan perawatan lainnya yang diberikan para tenaga medis di RSUD Tripat sangat baik dan penuh kekeluargaan. “Kami berterima kasih kepada para tenaga medis di RSUD Tripat ini yang telah melayani kami dengan baik sehingga kami bisa sembuh dan selanjutnya diijinkan pulang,” kalimat S masih sedikit terputus-putus.
Baik S maupun M sama-sama mengaku tak kuasa menghadapi kenyataan di luar impian sebelumnya. Namun yang tersebut dari kata-katanya yakni ucapan rasa syukur yang mendalam kepada Alloh SWT atas berita kesembuhan ini.
“Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada para medis di sini yang telah merawat kami dengan baik dan penuh keikhlasan. Kami berharap agar teman-teman kami yang lain dan masih dalam perawatan untuk tetap kuat dan selau berdoa kepada Alloh SWT untuk segera diangkat penyakit ini,” ungkap S diamini rekannya M dan tenaga medis lainnya.
S dan M berjanji sekembalinya ke kampung halaman akan memberikan informasi kepada keluarga ataupun masyarakat lainnya untuk tetap menjaga kebersihan dan mematuhi anjuran pemerintah dalam penanganan dan pencegahan corona ini.
“Insya Alloh kita akan memberikan informasi kepada masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah. Karena orang yang tak bergejala sekalipun harus tetap menjaga jarak, cuci tangan yang bersih, memakai masker, lebih banyak di rumah dan sholat di masjid ditiadakan dulu untuk sementara waktu,” ujarnya.

Khusus kepada rekan-rekannya yang masih dirawat, S mengharapkan untuk tetap bersemangat dan selalau memohon pertolongan kepada Alloh SWT. Tetap menjalankan ibadah sebagaimana mestinya dan selalu berdoa bagi kesembuhan bersama.
“Untuk keluarga dan masyarakat di rumah agar tetap menjaga kesehatan, menjaga kebersihan dan mengurangi kontak dulu dengan oran lain untuk menghindari penyebaran virus ini,” tutup S

Sumber : Humas Lobar

PKK LOBAR BERIKAN PERHATIAN KEPADA KELUARGA KORBAN POSITIF COVID-19

Gerung, Diskominfo –  Ketua Tim Penggerak Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) Lombok Barat Hj. Khaeratun Fauzan Khalid memberikan perhatian kepada keluarga positif Covid-19. Berbagai bentuk perhatian tersebut antara lain memberikan sembako, masker, makanan siap saji, vitamin dan susu. Sampai saat ini sudah terbagi 250 paket masker per desa di Lombok Barat.

Demikian dikemukakannya ketika memberikan laporan pada vide conference Ketua TP. PKK Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah bersama Ketua TP-PKK Kabupaten Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid dan Ketua TP PKK Kabupaten/Kota Se NTB terkait pembinaan dalam penanganan Covid-19 di Ruang Jayengrana, Rabu (6/5/2020).

“bekerjasama dengan organisasi-oranisasi wanita yang berada di Lombok Barat bersama-sama menyisir langsung masyarakat yang terdampak covid-19 yakni keluarga yang positif guna memberikan bantuan berupa sembako dan masker masing-masing desa dengan jumlah 250 paket per desa,” ungkapnya.

TP PKK bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengunakan anggaran yang akan diberikan sejumlah 75 juta rupiah nanti, untuk membantu keluarga korban positif covid-19.

Dikatakan, bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan guna memberikan support kepada tenaga medis terutama kepada puskesmas dan rumah sakit terdampak dengan memberikan makanan siap saji, vitamin, dan susu.

Disamping itu memberdayakan UP2K desa dengan memberikan pekerjaan berupa pengadaan 30.000 masker yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang bekerja sebagai pedagang di pasar-pasar tradisional secara gratis.

TP PKK Lombok Barat juga aktif memgerikan sosialisasi kepada PKK Desa sampai Dusun tentang perilaku hidup bersih dan sehat secara terus semenjak sebelum merebaknya covid-19 ini. Terutama pada merebaknya Covid-19 TP PKK mensosialisasikan Sosial Distancing, menghindari kerumunan, menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, meningkatkan imunitas dan berdoa kepada Alloh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hj. Khairatun Fauzan Khalid juga menyampaikan,  kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh TP-PKK Lombok Barat mulai dari bulan Maret sampai dengan April setelah selesai jambore yang dilakukan di Kute, Kabupaten Lombok Tengah beberapa waktu lalu.

TP PKK Lombok Barat membuat surat himbauan kepada semua jajaran TP PKK baik Kecamatan, Desa, Kelurahan, dan dusun dan Kader-kader posyandu mengenai penanganan covid-19. Juga mengedukasi semua lapisan masyarakat, serta bunda-bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) melalui siaran publikasi Media Sosial dan Radio Sura Giri Menang FM. Membagikan spanduk, brosur mengenai mari waspada covid-19 pada kader-kader posyandu desa se Kabupaten Lombok Barat.”ungkapnya.

Sementara Ketua TP PKK Provinsi NTB dalam sambutannya mengatakan, TP PKK Provinsi akan membagikan bantuan senilai sepuluh juta rupiah kepada setiap Kabupaten Kota se NTB.

“TP-PKK Provinsi NTB akan memberikan bantuan uang yang nantinya akan di transfer ke rekening sekertaris/bendahara TP-PKK kabupaten/kota se NTB yang berjumlah Rp.10 juta rupiah yang harus dikonversikan menjadi sembako guna membantu masyarakat yang terdampak covid-19 di wilayah masing-masing kabupaten/kota bekerjasama dengan TP-PKK Kecamatan dan Desa dalam pendataan dan penyaluran bantuan tersebut.” Kata Hj. Niken Zulkiflimansyah.

Niken mengharapkan agar memberdayakan usaha mikro kecil binaan TP PKK dalam memberikan bantuan dan pengadaan barang-barang  untuk penanganan Covid-19 di NTB.

” guna memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan TP PKK dalam memberdayakan yaitu Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (Up2k) yang berada di desa-desa untuk  digandeng dalam penyaluran bantuan ini”. harapnya.

Melalui videoconvrence dengan TP PKK Kabupaten/kota Hj. Niken menyampikan program kerja yang wajib dilakukan oleh TP PKK se NTB yakni terus melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat.  Diminta melakukan aksi turun langsung kemasyarakat dengan memperhatikan protocol kesehatan.

Ketika menutup videoconfrencenya Hj. Niken berpesan agar terus harus bekerja dan terus memberikan perhatian pada keluarga-keluarga dari korban/pasien yang positif covid-19. Dibeberapa tempat anak-anak dan orang tua dari pasien yang positif kurang mendapatkan perhatian dari sisi pendapatan. Karena itu perlu memberikan bantuan berupa sembako dan kebutuhan lainnya. Diskominfo/Yani/Rasidibragi

PEMDES JAKEM TIMUR LENGKAPI SATGASNYA DENGAN PENGUKUR SUHU

Lembar, KIM – Pemerintah Desa Jembatan Kembar Timur Kecamatan Lembar melengkapi Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Desanya dengan pengukur suhu. Alat tersebut sangat diperlukan karena masyarakat, banyak yang tidak menghiraukan himbauan pemerintah Pusat, Daerah bahkan dari pemerintah desanya sendiri. Terbukti dengan banyaknya warga seperti Sopir truk tronton yang lalu lanang di wilayah desa Jembatan Kembar Timur.  Terlebih penyebaran Covid-19 semakin banyak menjangkiti masyarakat. Di tingkat provinsi NTB saja sudah berada pada angka 289 positif Covid-19 dan Kabupaten Lombok Barat sudah mencapai angka 44 orang positif terjangkiti Covid-19.

Demikian dikemukakan Kepala Desa Jembatan Kembar H. Ismail Darwan ketika mencoba diukur suhu badannya di Kantor Desanya, Rabu (6/5/2020).

Dikatakan, alat pengukur suhu sangat penting agar Satgas lebih waspada, lebih mudah bekerja dan meminta maaf kalau pengukur suhu terlambat datangnya.

“untuk meningkatkan kewaspadaan Kepala Desa membelikan Satgas alat pengukur suhu, agar satgas lebih mudah bekerja, terlebih lagi ada beberapa dusun notabene masyarakatnya jadi Sopir Truk, Tronton yg selalu menyebrang ke luar Pulau Lombok. Disamping itu Kepala Desa juga meminta maaf atas keterlambatannya alat pengukur suhu ini, karena prosesnya agak lama, harus memesen dulu baru ada barangnya. Katanya menjelaskan.

Ismail juga meminta agar Satgas lebih meningkatkan kirnerjanya, mengedukasi dan melakukan sosialisasi ke dusun-dusun. Terutama agar masayarakat memahami apa wabah penyakit Covid-19 ini, bagaimana cara penanganannya dan apa program pemerintah dalam menangani Pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat lebih berpartisipasi, mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dalam mencegah Covid-19. Masyarakat menjadi tidak cuek dengan himbauan pemerintah dan tidak sekedar mengharapkan bantuan dari pemerintah.

“ketakutan saya masyarakat sekarang semakin cuek sama himbauan Pemerintah terlihat dari aktivitas yang lalu lalang, terus sekarang masyarakat lagi mendambakan bantuan-bantuan dari Pemerintah Pusat sampai Desa, samapai-sampai mereka lupa himbauan pemerintah tentang bahayanya pandemi ini,” ungkapnya.

Pemdes Jakem Timur telah melengkapi Satgasnya untuk operasional dengan menyediakan sebanyak delapan  alat pengurukur suhu untuk delapan dusun yang ada. Dengan alat ukur yang dimiliki Satgas, masyarakat di cek satu persatu suhu tubuhnya secara langsung dan tidak perlu takut diketahui suhu tubuhnya. Pemdes Jakem Timur dapat mengontrol dan mengetahui perkembangan warganya serta dapat memutus mata rantai penyebaran covid-19 di wilayahnya yang sampai saat ini belum ada yang positif.

Masyarakat menyambut positif Satgas Covid-19 mengukur suhu tubuh warga dan tidak takut lagi diketahui suhu tubuhnya. Mereka juga sangat bersyukur adanya Satgas yang selalu memberikan edukasi bagaimana mencegah Covid-19.

“Alhamdulillah alat pengukur suhu sudah ada dan bisa mengakomodir 8 Dusun, jadi kami satgas semakin lengkap alat kerja kami, karena ada beberapa masyarakat juga takut ke puskesmas untuk mengecek suhu gara-gara pandemi ini. Jadi dengan alat ini kita bisa mengontrol lasung prosed perkembangan warga tersebut,” ungkap seorang Satgas.  KIM Lembar Bersaing / Sumariyadi/Rasidibragi

Polres Lombok Barat Gelar Simulasi Pengamanan dan Penanganan Covid-19

Giri Menang, 5 Mei 2020. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam penanganan penularan Virus Corona (Covid-19). Hal ini diprediksi akan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi, sehingga berpotensi menimbulkan kegaduhan yang mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Dari pertimbangan tersebut, jajaran Polres Lombok Barat akan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah dan TNI untuk memberlakukan sistem pengamanan kota (Sispamkota). Terlebih lagi dengan adanya wacana Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Kabupaten Lobar.

“Beberapa waktu lalu Pak Bupati diundang Pak Gubernur untuk membahas rencana peningkatan status menjadi PSBB,” ungkap Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus S. Wibowo dalam kegiatan Simulasi Sispamkota dengan Pola Tactical Floor Game (TFG) di Aula Patriatama Polres Lobar, Senin (5/5).

Kapolres menjelaskan, tujuan dari Sispamkota adalah agar situasi Kamtibnas di Lombok Barat tetap kondusif pasca berlakunya kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan dalam rangka pengamanan dalam situasi kontijensi. Kontijensi ini, kata kapolres, merupakan situasi atau keadaan yang membutuhkan penanganan khusus dan melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah daerah, TNI dan Polri.

Saat simulasi, Kapolres mengasumsikan akan adanya protes masyarakat Lembar, Gerung dan Kediri, prihal bantuan sembako yang dianggap tidak tepat sasaran. Mereka melakukan aksi protes di Kantor Bupati Lombok Barat dan pihak pengamanan bisa mereda situasi. Masyarakat, Lanjit Kapolres, kemudian bergerak ke Gerung dan melakukan penjarahan toko di sepanjang jalan Gerung.

Kapolres memerintahkan pasukan yang telah bersiaga di Giri Menang Squre untuk mengamankan situasi itu. Setelah massa bisa dikendalikan, kemudian massa pun bergeser ke Lembar. Pasukan yang disiapkan adalah unsur dari Polres, TNI dan OPD terkait.

Kapolres berharap dengan adanya simulasi ini seluruh unsur yang dilibatkan dalam Sispamkota untuk mengetahui dan memahami wilayah penugasan dan kekuatan yang akan dilibatkan dalam mengantisipasi.

Sementara itu, Bupati Lombar H. Fauzan Khalid saat berkesempatan hadir mengatakan kegiatan simulasi menunjukkan kesiapan dari Kepolisian, TNI maupun pemerintah dengan OPD-nya dalam menghadapi kemungkinan yang bisa terjadi.
“kegiatan ini menambah keyakinan kami semua untuk tetap siap menghadapi segala hal yang mungkin akan terjadi di Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat, dan mudah-mudahn ini tidak akan terjadi,” harap bupati.

Dalam kesempatan itu, bupati juga menjelaskan terkait wacana penerapan PSBB. Ia mengatakan secara khusus gubernur menawarkan Lobar dan Mataram untuk menerapkan PSBB, ia pun memberikan tanggapan prihal terebut.

“Pertama kalau kita mau efektif harus pendekatannya kepulauan, tidak bisa parsial, misalnya jika Lobar dan Mataram saja yang menerapkan PSBB dan kabupaten lain tidak, ini kami rasa tidak akan efektif, sedangkan kita ini dalam satu kawasan,” ujar bupati. Selanjutnya, kata bupati, PSBB ini harus ada kajian menyangkut kesiapan Sumber daya, utamanya Sumber daya keuangan yang ada di Kabupaten/Kota,” tegasnya.

Simulasi tersebut juga dihadiri juga oleh Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Dandim 1606 Kolonel Czi Efrijon Kroll dan jajaran, serta beberapa OPD terkait.

Sumber : Humas Lobar

https://web.facebook.com/humaslobar/posts/2730100290445634

1 23 24 25 26 27 29