Gerung, Diskominfotik, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid mengajak seluruh Kepala Desa dan ASN yang mendapat THR berbagi dan belanja barang lokal untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah pandemik covid-19.
Hal ini disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada acara Pembagian Sembako untuk masyarakat di wilayah sumber air secara simbolis yang digelar perusahaan PT. Air Minum Giri Menang Perseroda di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat, Kamis 06/05/2021.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Sekretaris Daerah H. Baihaqi, Asisten I H. Agus Gunawan, Direktur PT. Air Minum Giri Menang Perseroda L. Ahmad Zaini, Camat dan Kepala Desa di Wilayah Sumber air dan para penerima bantuan sembako.
Direktur Utama PT. AMGM Perseroda L Ahmad Zaini mengatakan ada 1892 paket yang tersebar di seluruh desa di wilayah-wilayah Sumber, jumlahnya hampir sama dengan tahun lalu, tidak ada penambahan.
“memang permintaannya meningkat dari teman-teman Kepala Desa tetapi kan asas pemerataan yang harus kita berikan.” ungkapnya.
Sementara itu Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dalam sambutannya mengatakan sebenarnya ia berkeinginan agar CSR itu diarahkan untuk yang lebih produktif seperti pelatihan, modal usaha dan lainnya tapi karena kondisi ekonomi yang menyebabkan keputusan untuk memberi bantuan seperti ini.
“jangankan perusahaan di tingkat Pemerintah Daerah anggaran anggaran pembangunan kita juga diminta diarahkan  ke arah yang dalam bentuk bantuan tunai.” Paparnya.
Lebih lanjut Bupati Fauzan mengatakan , Anggota DPRD dan pejabat eselon II dulu (tahun 2020) tidak dapat THR dan sekarang bersyukur bisa mendapat THR dan berharap Kepala Desa juga bisa dapat THR, karena di surat edaran tidak disebutkan Bupati meminta Sekda untuk konsultasi apakah Kepala Desa bisa dapat THR.
“mudah-mudahan Kepala Desa boleh sehingga nanti kalau jawaban dari pemerintah boleh ya kita akan buatkan Peraturan Bupati sehingga ada landasan bagi rekan-rekan Kepala Desa untuk ikut mendapatkan THR.” Ungkapnya.
Bupati berpesan Kalau nantinya THR itu dibolehkan agar lebih baik belanja di sekitar saja, di samping dapat barang tujuannya juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di desa masing-masing.
“mohon apa yang saya sampaikan ini sampaikan juga kepada masyarakat supaya belanjanya itu di tempat masing-masing sehingga kita bisa saling bantu walaupun secara tidak langsung.” Ungkapnya
Beliau berharap di tingkat person di masyarakat yang tidak hanya dalam konteks perusahaan tetapi juga masing-masing person kalau punya rezeki bisa berbagai kalau tidak bisa 100 paket ya 10 paket.
“sederhana saja Kades misal dapat THR berniatlah membuat barang 5 paket kan indah apa yang kita dapat bisa kita bagikan ke orang lain.” Tuturnya
Bupati juga mengingatkan sampai saat sekarang belum ada orang yang bisa memprediksi kapan covid 19 ini akan berakhir dan dari waktu ke waktu masyarakat sudah mulai berpandangan lebih ekstrim, kalau dulu Mungkin dia masih percaya ada covid 19 tetapi merasa yakin tidak akan terjangkit dan sekarang bahkan sudah mulai ada ketidak percayaan ujungnya adalah kemudian mengabaikan, meremehkan dan secara demonstratif tidak mau melaksanakan prokes covid 19 padahal dari waktu ke waktu data berkata lain.
“kalau kita sebut yang sekarang ini misalnya India, di Indonesia, di Lombok juga begitu memang sulit kita jelaskan karena Covidnya tidak kelihatan, tetapi sekarang bicara data statistik, ini juga mungkin salah satu yang harus kita sampaikan ke masyarakat perbandingan jumlah orang meninggal di Lombok Barat kita ndak usah ngomong lain 2020 dengan 2019 sebelum covid itu sekitar 25 sampai 30% lebih tinggi di 2020.” Paparnya.
biasanya kan meninggal itu persentasenya itu konstan memang jumlah orang meninggal selalu bertambah dari tahun ke tahun tetapi persentasenya itu konstan cenderung menurun tapi 2020 itu 25 sampai 30%, kalau kita berpikir logika apalagi penyebabnya kalau bukan covid-19 karena tidak ada virus baru selain covid 19.
“Tahun 2021 triwulan yang sama dengan 2020 ada peningkatan sekitar 3 sampai 5%, 2021 dengan 2020 kalau dibandingkan dengan 2021 dengan 2019 persentasenya lebih tinggi dari 2020, sekali lagi sebabnya tidak ada yang lain karena tidak ada pandemi yang lain.” Tuturnya.
Bupati juga menceritakan pengalamannya dengan TGH. Muharrar Mahfud, beliau sudah pernah positif beliau cerita ke masyarakat menceritakan dirinya sendiri yang kena Covid dan rasanya kena Covid tetap tidak dipercaya “Bingung juga kita” ungkapnya.
Bupati mengajak semua unsur khususnya Kepala Desa untuk tetap menjaga protokol Kesehatan kalaupun masyarakat bekeh (Ngeyel) paling tidak tetap memberikan contoh memberikan keteladanan untuk selalu taat terhadap protokol kesehatan covid 19 ini.
“Kalau semua masyarakat harus rasakan, pemerintah tetap susah itu problemnya, jadi rekan-rekan Kepala Desa khususnya mari tetap disiplin terapkan protokol Kesehatan kalaupun masyarakat kita masih Bekeh ya paling tidak kita tetap memberikan contoh memberikan keteladanan untuk selalu taat terhadap protokol kesehatan cofid19 ini.” Tutupnya.(Diskominfotik/zul/YL/fiyan/juan)