GIRI MENANG-Kinerja guru adalah masalah paling serius di dunia pendidikan Lombok Barat. Berbagai perkembangan perubahan di bidang pendidkan belum tentu bisa diikuti oleh guru. Akhirnya guru tertinggal jauh dalam berinovasi dalam mengajar.

“ Sulit menyesuaikan diri dengan sistem baru,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat H Fathurrahim.

Dikatakan, masalah itu terutama proses pembelajaran yang akan menjadi harapan di bidang pendidikan secara keseluruhan. Model pembelajaran zaman sekarang tidak terkungkung dengan pola lama. Pola lama, secara tidak disadari menjadi kebiasaan. Sehingga, terus menjadi kultur dan terus terbawa dalam pola pembelajaran yang seharusnya berbeda dengan yang baru. Padahal sistem dengan kurikulum baru memang semakin santai. Namun, harus tetap mengontrol pola pem­belajaran anak-anak.

Oleh sebab itu, mengubah mindset guru yang biasa mengajar dengan sistem ceramah merupakan pekerjaan rumah bagi Dikbud. Dikatakan, mereka secara pelan-pelan diberikan pemahaman. Bahkan, guru juga dituntut melek teknologi.

“Guru dianjurkan agar mengambil 10 persen dari sertifikasi untuk membeli laptop,” ujarnya.

Mereka tidak harus menunggu untuk mendapat pelatihan. Mereka, diharapkan berlatih sendiri dan menjadi familiar dengan teknologi. Teknologi, kata Rahim, akan lebih mempermudah guru dalam proses pembelajaran. Dulu, harus mencari dan membondong buku, sekarang hanya dengan mengakses di mesin pencari Google yang terhubung dengan internet, sudah banyak buku dan informasi yang bisa didapat kan. Oleh sebab itu adanya fasilitas yang sangat gampang ini, diharapkan Rahim, bisa diikuti guru-guru di Lobar khusunya.

“Yang menjadi penekanan kami adalah menyesuaikan guru dengan teknologi,” katanya.

Sumber: Lombok Post, Senin 30 Desember 2013