GIRI MENANG- Meski wilayah perairan Kabu¬paten Lombok Barat (Lobar) memiliki potensi yang besar, sebagian masyarakat pesisir sendiri masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kedepannya, mereka pun diingatkan untuk tidak lagi menjadi penonton. Melainkan, harus lebih cekatan dan tanggap dalam mernanfaatkan peluang.

“Tahun depan, kita sudah memasuki era perdagangan bebas. Kompetisi akan semakin sengit karena pekerja dari negara lain akan lebih leluasa mencari peluang di negeri kita. Untuk itu, masyarakat pesisir tidak boleh hanya menjadi penonton saja,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lobar Ir HA Subandi saat menggelar pertemuan dengan masyarakat Desa Gili Gede Indah, Kecamatan Sekotong, beberapa waktu lalu.

Dipaparkan, berdasarkan hasil salah satu survey, rata- rata penghasilan masyarakat pesisir Indonesia saat ini hanya sekitar Rp 3 juta per tahun. Dengan segala sumber daya alam yang ada, menurut Subandi, sebenamya tidak menutup kemungkinan bahwa di kemudian hari, kesejahteraan masyarakat pesisir bisa meningkat.

“Kedepannya, rata-rata penghasilan masyarakat pesisir jangan Rp 3 juta per tahun tetapi harus bisa Rp 3 juta per bulan,” imbuhnya.
Terutama di wilayah perairan Sekotong sendiri, lanjut Subandi, potensi yang tersedia sangat menjanjikan. Mulai dari budidaya hasil laut seperti perikanan, rumput laut, dan lain sebagainya. Kedepannya, Dinas Perikanan dan Kelautan sendiri berencana akan membantu pembangunan rumah usaha di wilayah setempat. Sehingga, nelayan lokal pun bisa lebih mudah dalam memasarkan hasil usahanya.

“Di perairan sekotong ini sudah mulai banyak baby lobster. Terutama di Gili Gede Indah, tangkapan tongkol sangat banyak,” kata Subandi. Disamping itu, masyarakat pesisir setempat juga sangat diuntungkan dengan keindahan alam yang ada. Sehingga, semakin ramai menyedot minat wisatawan untuk berkunjung. Peluang di sektor wisata itu pun, lanjut Subandi, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pe¬sisir untuk menambah penghasilan. Mereka diharapkan, bisa bekerja sama dengan pelaku usaha wisata setempat. Misalnya dengan menjual langsung produk-produk olahan mereka kepada wisatawan dan usaha penginapan.
“Dengan menggeliatnya sektor wisata di sini, bisa membuka peluang usaha baru di bidang kerajinan. Produk-produk laut yang dihasilkan juga lebih mu¬dah dipasarkan. Saya dapat informasi bahwa di Gili Asahan akan segera dibangun hotel dan restoram terapung. Masyarakat pesisir harus mernanfaatkan ini,” pungkasnya.
Sementara, hambatan akan keterbatasan sarana prasarana sendiri masih menjadi keluhan masyarakat pesisir, khususnya di Gili Gede Indah. Terutama. keti- adaan layanan listrik, termasuk untuk peneranganan, diakui,cukup menghambat produktifitas masyarakat sehari-hari.
“Kita sudah bayar Rp 500 ribu per rumah untuk pemasangan instalasi listrik. Namun. tiang listriknya sendiri sampai sekarang belum ada. belum terlayani. Semoga bisa segera karena sangat dibutuhkan warga.” kata Musdan, Kadus Orang Bukal, Desa Gili Indah. (uki)

Sumber: Harian Lombok Post: Senin, 15 September 2014