Bantuan Dana Hibah Australia
GIRI MENANG – Dalam rangka mengatasi permasalahan kurangnya sarana pendidikan di sejumlah daerah terpencil di Lombok Barat (Lobar), pemerintah kabupaten (pemkab) setempat akan membangun sejumlah sekolah baru. Tahun ini ada tiga sekolah menengah pertama (SMP) di sejumlah daerah terpencil yang akan dibangun.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar, Ispan Junaidi kemarin mengatakan, tiga sekolah dibangun di dua kecamatan yakni satu sekolah di GunungSari dan dua sekolah di Sekotong. Tiga unit sekolah baru (USB) tersebut yakni SMP 4 Ranjok di Gunungsari, SMP 5 Batu Putih dan SMP 6 Tawun di Sekotong.

’’Dana yang digelontorkan sekitar Rp 5,6 miliar bantuan hibah dari Australia,” paparnya.
Ispan juga menambahkan, Pemerintah Australia memberikan ban¬tuan Rp 5,5 triliun bagi Indonesia untuk pembangunan 3.500 sekolah di seluruh Indonesia dan Lobar mendapatkan bantuan pembangunan tiga USB. ’’Tiga sekolah baru pembangunannya akan dikerjakan tahun ini,” ungkap mantan Kabag Humas Setda Lobar ini.

Untuk persiapan pembangunan tiga sekolah baru tersebut, dinas telah menunjuk komite pembangunan sekolah. Dinas juga telah melakukan penandatanganan MoU dengan pihak Australia. Pembangunan dilakukan secara swakelola dan tidak melalui tender. Serta tidak mengikuti tahun penganggaran dan tahun pengerjaan.

Penentuan lokasi pembangunan sekolah baru tersebut merupakan rekomendasi dan analisis dari dinas atas pertimbangan kebutuhan, kepadatan jumlah penduduk dan sumber murid. Namun diakui Ispan, jika mengacu terhadap penilaian tersebut, Lobar masih membutuhkan beberapa sekolah baru untuk SMP dan SMA di daerah Batulayar. ’’Tetapi untuk melakukan pembangunan sekolah di wilayah Batulayar, kita masih kesulitan lahan,” terangnya.

Ditambahkannya, jika dilihat dari jarak tempuh ke sekolah dengan berjalan kaki, maka untuk SD jarak maksimal adalah tiga kilometer dan untuk SMP jarak maksimal tempuhnya sejauh enam kilometer. Lobar juga tercatat masih membutuhkan beberapa unit sekolah baru di kecamatan Sekotong dan beberapa kecamatan lainnya. ’’Jika lebih dari itu harus dibangunkan sekolah,” tuturnya.

Dalam hal perencanaan pendi¬dikan termasuk rencana pemban¬gunan sekolah juga harus dilihat berdasarkan perencanaan demografi. Berapa jumlah pertumbuhan penduduk di Lobar yang mengikuti perencanaan jumlah sekolah. Untuk Lobar sendiri per tahunnya terjadi 16 ribu kelahiran.

Selain membangun sekolah tingkat SMP, Pemkab Lobar juga akan membangun satu sekolah di daerah terpencil untuk SMA di Mareje tahun 2015 mendatang.
“Untuk pembangu¬nan ini dananya akan bersumber dari APBD,” katanya.

Namun Pemkab juga akan meminta sharing anggaran dengan pusat. Karena pembangunan ruang sekolah baru pemkab bisa menyiapkan persyaratan seperti tanah yang sudah bersertifikat atau milik pemkab. Kemudian mengajukan proposal cost sharing 40 persen dari pemkab dan 60 persen pusat ataupun sebaliknya.

Sedangkan untuk DAK akan dialokasikan untuk pengadaan ruang kelas baru (RKB), perpustakaan, rehab ringan dan sedang, serta pengadaan alat pelajaran. ’’Namun itu semua harus melalui analisis kebutuhan terlebih dulu,” tandasnya.

Ispan juga menegaskan jika pembangunan sekolah negeri tersebut tidak akan mengganggu keberadaan sekolah swasta. Karena perhatian pemerintah tidak hanya dari keterjangkauan tetapi juga dari kualitas. Melihat misi pendidikan Lobar yakni memberikan layanan pendidikan berkualitas mewujudkan Lobar cerdas. ”Itu bisa dilakukan melalui penyediaan sarana pendidikan yang bagus dan SDM pengajar yang bagus,” tuturnya.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 30 Agustus 2014