??????????Hasil produksi pertanian khususnya bagi tanaman holtikultura dengan sistem penanaman an organic atau kimia tidak selamanya menguntungkan petani. Kalaupun petani untung tapi produksi yang dihasilkan justru menimbulkan penyakit jika dikonsumsi, karena berbahan kimia saat dilakukan pemupukan.

Namun yang terjadi sebaliknya. Sejumlah petani khususnya petani jenis sayur-sayuran tomat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat justru mengaku puas atas hasil produksi tomatnya setelah memanfaatkan pupuk organic pada tanaman tomatnya seluas 50 are yang disewanya dari pemilik tanah.

“Alhamdulillah hasilnya ternyata membanggakan. Sebelumnya kami memang getol menggunakan pupuk kimia seperti obat pembasmi hama dan ternyata hasil buah tak bagus-bagus amat jika dibandingkan dengan menggunakan pupuk organic seperti yang saya lihat hasilnya sekarang,” kata Sapardi (35) petani tomat asal Desa Sembung Tengah, Kecamatan Narmada, Lombok Barat ini.

Menurut Sapardi, memperoduksi pupuk organik baginya tak sulit. Meski pendidikannya hanya tamat SD, namun ayah dua anak ini tekun membaca pengetahuan dari buku-buku yang ada di perpustakaan desa terutama yang menyangkuit bidang pertanian, khsusunya penggunaan pupuk organic bagi peningkatan hasil pertanian.

Dalam buku yang ia pinjam sekali seminggu di perpustakaan desanya itu, Sapardi ia memulai membuat pupuk organic dengan memanfaatkan sisa-sisa kotoran ternak berupa kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kuda, kotoran itik yang dikombinasikan  dengan kotoran rumah tangga (sampah) yang berasal dari dedaunan. “Bahkan bekas jerami hasil panen sebelumnya juga kami manfaatkan untuk pembuatan pupuk organic,” kata Sapardi.

Sebelum masa tanam tomat dkimulai, Sapardi menaburkan hasil olahan pupuk organic di sejumlah bedengan tanaman tomatnya dengan mengaduk-aduknya bersdama tanah sawah dimaksud. Selanjutnya Sapardi langsung menanaminya dengan tomat yang sudah disemai terlebih dahulu. “Saya kagum setelah melihat pertumbuhan buah, daun dan batangnya serta bunganya yang meghasilkan buah cukup pesat. “Selama menggunakan pupuk organic dan hasilnya cukup memuaskan, saya putuskan untuk berhenti menggunakan pupuk kimia yang ternyata selama ini tidak saja membahayakan bagi tanaman, tapi juga berpengaruh buruk terhadap lingkungan sekitar,” jelas Sapardi sembari tersenyum kecil.

Wardi, Labuapi, Lombok Barat.