Bersyukur Tanpa Syarat

Cinta tanpa syarat. Begitulah harapan para pecinta untuk dapat mencintai sosok yang ia. Harapan itu sebagai bukti bahwa dia benar-benar mencintai sepenuh hati, apa adanya, tanpa syarat barang satu pun.
Jika cinta saja bisa tanpa syarat, sepatutnya, sebagai Muslim kita juga patut menjaga syukur tanpa syarat kepada Sang Pemberi Nikmat.
Allah SWT dalam beberapa ayat Alquran banyak mengajak para hamba-Nya untuk mudah bersyukur. Bukan karena Dia membutuhkan rasa terimakasih dari manusia.
Bersyukur ialah sebuah kebutuhan ruhani, baik diucapkan melalui lisan dengan ‘Alhamdulillah’, juga berupa perbuatan dengan memberdayakan apa yang kita dapatkan untuk kemaslahatan manusia.

Bersyukur juga sebagai bukti kelemahan bahwa kita sama sekali tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat bagi diri sendiri, terlebih kepada orang lain.
Karena ketidakmampuan itulah, manusia dianjurkan untuk mensyukuri apa yang ia peroleh, baik itu rezeki, kesehatan, ketentraman hidup, kebersamaan bersama orang-orang terkasih, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat nan terhingga yang tak kuasa menyebutkannya.
Itu semua Allah limpahkan kepada manusia karena Allah bersifat Wahhab. Wahhab berarti Maha Memberi segala sesuatu baik yang dipinta ataupun tidak dipinta hamba-Nya.
Imam Ghazali menyebutkan bahwa pemberian Allah bersifat terus-menerus, tiada henti, berkesinambungan, dunia maupun akhirat, kepada siapa pun. Terlepas si hamba mensyukurinya atau tidak, karena memang pada hakikatnya Allah tidak membutuhkan apa pun dari hamba-Nya. Pemberi tanpa pamrih.
“… jika engkau bersyukur, maka akan Kutambah nikmat-Ku untukmu. Namun, jika kamu kufur (enggan bersyukur), sungguh adzab-Ku amat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Dalam perjalanan hidup, manusia tergolong menjadi dua: golongan syukur dan golongan kufur. Oleh karenanya, tercermin dari surah di atas bahwa janji Allah terlimpah untuk dua golongan manusia, baik yang syukur maupun yang kufur. Jika kita mensyukuri nikmat Allah apa pun bentuknya, seberapa pun banyaknya, maka nikmat itu akan bertambah.
Sebagai manusia biasa, terkadang kita alpa. Kita hanya sibuk mensyukuri pemberian-Nya yang enak dan tampak. Namun, lupa untuk bersyukur saat memeroleh musibah. Saat musibah datang, yang meluncur dalam doa-doa ialah keluhan dan kesedihan hingga penantian kapan musibah itu hilang.

Padahal, dalam terhimpit musibah sekalipun kita dianjurkan untuk tetap bersyukur, sebagai bukti bahwa itu adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah.
Dalam sebuah Hadis Qudsi disebutkan, “Wahai malaikat Jibril, datanglah kepada hamba-Ku dan kirimkanlah ia sebuah musibah, karena Aku rindu akan rintihannya.” (HR Muslim).
Hadis ini mengisyaratkan bahwa diuji dengan masalah ialah bukti bahwa Allah merindu rintihan dari para hamba-Nya. Tak inginkah kita dirindu?
Akhirnya, hakikat bersyukur tanpa syarat ialah kita tidak perlu menunggu datangnya nikmat lantas bersyukur. Tapi, bersyukur sebenarnya ialah senantiasa menjaga ungkapan terima kasih pada Sang Maha Kasih atas segala nikmat yang telah, sedang dan akan kita dapatkan. Wallahu a’lam.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/05/27/n68fkp-bersyukur-tanpa-syarat

Penilaian Lomba Desa Tk. Provinsi NTB di Desa Sesela Kec. Gunungsari

DSC_1266 copyGiri Menang – Untuk mencapai harapan yang besar harus diawali langkah yang kecil. Sama halnya untuk memajukan suatu daerah harus diawali dengan kemajuan desa. Untuk itulah diselenggarakannya lomba desa dan kelurahan tiap tahunnya sesuai dengan Permendagri no. 13 tahun 2007 tentang perlombaan desa dan kelurahan. Senin (26/5) di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan Penilaian Lomba desa tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya Desa Sesela Kecamatan Gunungsari. Kedatangan Tim Penilai yang diketuai oleh Bapak Ir. Tadjudin Erfandy, M.Sc. disambut dan diterima secara langsung oleh Bupati Lobar DR H Zaini Arony didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Hj Nanik Zaini Arony ditemani Ibu Wakil Bupati Lobar di Aula Kantor Desa Sesela. Acara juga dihadiri oleh beberapa Kepala SKPD, tokoh agama dan tokoh masyarakat Sesela. (lebih…)

Mengenal Pakaian Penduduk Masyarakat Suku Sasak

AngkoqMemasuki abad ke 20 ketika globalisasi menghantam seluruh sudut dunia, pakaian pun mengalami koreksi bentuk dan gaya. Yang terlihat dari perubahan itu yaitu, berkembangnya pakaian dengan bahan yang sangat minim. Pakaian (sepertinya) dirancang agar dapat memperlihatkan lekuk tubuh, memberikan tonjolan di tempat-tempat bagian tubuh yang indah dipandang mata.
Bahkan kini, pakaian telah menjadi alat pencitraan paling hebat bagi sekelompok orang. Pakaian dapat menerjemahkan karakter, intelektualitas, moralitas, tingkat kesejahteraan, bahkan kelas sosial seseorang.
Begitu cepatnya gerak perubahan yang terjadi pada dunia fashion, sehingga tidak memberikan ruang sedikitpun bagi pakaian lokal untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan itu. Pakaian yang bernuansa lokal, hanya digunakan pada saat berlangsungnya seremonial kebudayaan atau pada even-even tertentu yang membutuhkan lahirnya sentimen kebudayaan. Akibat yang ditimbulkan kemudian, pakaian dengan nuansa lokal cenderung dilupakan, bahkan diabaikan oleh generasi sekarang. Banyak dari kita yang tidak lagi mengenal pakaian khas daerah sendiri, karena hantaman kuat banjir bandeng budaya global.
Kendati demikian, sebagai pengetahuan, jenis pakaian yang digunakan oleh masyarakat suku Sasak, baik pakaian kebudayaan maupun pakaian sehari-hari akan saya jelaskan secara rinci. Secara umum, dikenal berbagai jenis pakaian, untuk laki-laki dan wanita yaitu;
– Pakaian sehari-hari
– Pakaian setengah resmi
– Pakaian resmi.

Pakaian lelaki sehari-hari: Terdiri dari atasan baju atau kaos, baik yang berkerah atau kaos oblong, bawahan mengenakan kain panjang atau sarung. Digunakan untuk keseharian di rumah. Tidak selalu dengan kopiah atau ikat kepala dari kain batik atau kain tenun (Sasak: Sapuq). Tetapi bagi lelaki yang sudah menunaikan ibadah haji, biasanya topi putih selalu lekat di kepalanya.
Pakaian casual setengah resmi: Terdiri dari kelengkapan pakaian sehari-hari, seperti disebut di atas, dengan ditambah pemakaian selembar kain tenun yang dililitkan di bagian pinggang (Sasak: bebet atau bengkung) serta memakai sapuq atau kopiah hitam atau topi putih.
Pakaian adat resmi: Sama dengan pakaian casual setengah resmi, ditambah beberapa kelengkapan, muali dari pemakaian sapuq, baju jas pegon, kain songket yang dililitkan sedemikian rupa di antara dada dan lutut (Sasak: leang), dan ditambah dengan menyelipkan sebilah keris di bagian belakang dengan posisi pegangan keris yang terbalik. Posisi keris mengandung isyarat-isyarat. Pemakaian dengan posisi gagang yang siap pakai, menandakan siap duel atau menantang. Keris merupakan kelengkapan atribut hanya bagi kaun lelaki. Keris yang prestisius disebut gerantim, jenis keris yang sarung dan tangkainya bertatahkan emas dan ornamen batu mulia.
Pakaian sehari-hari wanita: terdiri dari baju kebaya dan bawahannya menggunakan kain batik.
Pakaian casual setengah resmi wanita: ditambah dengan jowong atau lempot sebagai penutup kepala. Jowong menggunakan bahan selembar kain tipis yang dililitkan dibagian kepala, mirip tutup kepala wanita Afrika. Sedangkan lempot, bahannya sama dengan jowong, tetapi digunakan agak berbeda, menutupi kepala tetapikedua ujungnya dibiarkan terjurai ke bagian pundak dan dada. Dewasa ini, wanita menggunakan busana muslim sebagai busana setengah resminya.
Pakaian adat resmi wanita: terdiri dari kebaya, kain sarung dari songket atau batik, selendang yang disampirkan di bagian pundak serta kepalanya menggunakan rambut palsu untuk memberi kesan pemakainya berambut panjang dan lebat (Sasak: isen-isen). Kadang-kadang sanggulnya diberi aksesoris berupa tusuk konde emas atau keemasan denganmotif kembang. Dikalangan wanita muda, di bagian kepalanya dibiarkan begitu saja tanpa disanggul.
Bagi yang sudah berhaji, busana bagi laki-lakinya bercirikan topiputih, serta menggunakan bebet, bengkung pada bagian pinggang. Sementara wanitanya menggunakan busana wanita muslim pada umumnya.
Di wilayah Lombok bagian selatan, wanita mengenakan baju harian tradisional dengan dominasi warna hitam (Sasak: lambung). Pada bagian pinggir kain, diberi siluet sebagai pemanis. Di bagian belakang baju lambung ini, dibuat agak naik sehingga nampak sensual bagi pemakainya. Ada kecenderungan menggelikan. Pada desainer terkini mencoba mengganti warna baju lambung dengan warna yang lebih cerah. Tetapi karena pada dasarnya, baju lambung adalah juga jenis baju bodo seperti yang terdapat dikalangan suku Sumbawa, Bima, Dompu atau Makasar,maka usaha moidifikasi para desainer menjadi tidak berhasil, karena baju lambung menjadi kehilangan ruh yang justru terletak pada warnanya yang hitam polos.
Telingan wanita Sasak di wilayah Lombok bagian Selatan, berhiaskan anting-anting besar dari gulungan daunlontar dengan sedikit aksen dari bahan perak (Sasak: Sengkang). Karena besarnya anting-anting yang digunakan, membuat lubang daun telinganya membesar. Itulah alasnnya, sehingga wanita Sasak generasi kini, tidak lagi menyukai sengkang, karena tidak ingin lubang daun telinganya menjadi besar.
Gadis-gadis di wilayah selatan, dulunya melengkapi asesoris mereka dengan menggunakan gelang kaki dan gelang tangan yang juga terbuat dari bahan perak yang menimbulkan bunyi gemerincing kalau berjalan. Tetapi inipun mulai ditinggalkan, karena dianggap tidakpraktis dan tidak fashionable.
Pemakaian pakaian tradisional lambung secara lengkap sudah jarang dijumpai. Tetapi secara artifisial, dikenakan oleh gadis-gadis kota pada saat berlangsungnya acara festivalatau acara seremonial lainnya.

Oleh : Lalu Pangkat Ali, S.IP
Pegiat Budaya Sasak, Pranata Humas Pelaksana, tinggal di Kopang-Lombok Tengah-NTB

 

The Ground Breaking Ceremony Lombok City Center at Gerimax-Narmada-West Lombok Regency

Peletakan Batu Pertama atau Ground Breaking Pembangunan Lombok City Center, Sabtu, 24 Mei 2014,10.00 WITA bertempat di Gerimax Indah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dilaksankan oleh Gubernur NTB DR. TGH. M. Zainul Majdi, MA, Bupati Lombok Barat DR. H. Zaini Arony dan BLISS Group/Black Steel Group diwakii oleh Bapak Isacc Bliss Tanihaha. Direncanakan Lombok City Center (LCC) dibangun selama 12 bulan dengan investasi sekitar Rp. 1 Trilyun. Pembangunannya dilaksanakan dengan kerjasama operasi pola PBO(Pengendalian Bersama Operasi) dan Pengendalian Bersama Aset (PBA) antara PT. Tripat-BUMD Kab.Lombok Barat dengan Bliss Group/Black Steel Group. PT.Tripat menyediakan tanah sekitar 8,5 Ha lebih dengan nilai sekitar 2% dari total investasi.

DSC_0147 - Copy (lebih…)

Sidak Kantor Bupati, Bupati Zaini: Jangan cuma ruangan saya yang bersih, semua harus bersih!

_DSC9195Giri Menanng – Inspeksi mendadak (sidak) Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony pada pagi Jum`at (23/5) menemukan beberapa tempat di gedung Kantor Bupati baik gedung lama maupun gedung baru gedung putih yang belum bersih. Ditemani Sekretaris Daerah (Sekda) HM. Uzair dan Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan M. Zainuri Ihsan, S,Ag serta beberapa orang lainnya bupati melakukan sidak menyangkut kebersihan, kelengkapan dan keamanan. (lebih…)

Bank Dunia dan FAO Belajar m-KRPL

GIRI MENANG – Sebanyak 15 orang staf Bank Dunia dan FAO (Food and Agriculture Organization) mengunjungi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) kemarin. Mereka belajar model-Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) di Dusun Dasan Belo, Desa Jembatan Kembar Timur, Kecamatan Lembar.
Para staf lembaga dunia dan berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut diterima oleh Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Karyawanita, Siti Hartini dan anggotanya yang menjalankan program m-KRPL tersebut. Hadir juga Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB Dwi Praptomo S, selaku instansi yang menjadi pembina.
Salah satu staf Bank Dunia, untuk perwakilan Indonesia, Ina Pranoto, mengatakan, kunjungan ini dalam rangka mempelajari aktivitas para kaum perempuan yang tergabung dalam KWT Kary-awanita. “Yang datang ini ada yang berasal dari Amerika Serikat, Laos, Manila, Roma, dan Kamboja. Mereka semua ingin belajar pada ibu-ibu,” katanya Dikatakan, konsep pemanfaatan pekarangan yang lebih banyak mengedepankan rasa kebersamaan antarkaum perempuan menjadi catatan penting. Motivasi dan kreatifitas para kaum perempuan yang ter¬gabung dalam KWT Karyawanita, ini akan menjadi satu rekomendasi penting. Bahkan kemungkinan akan dicontoh dalam pelaksanaan proyek pengembangan ekonomi masyarakat di negara berkembang.
Ina sapaan akrab perempuan yang fasih berbahasa Inggris, ini mengaku, rekan- rekannya cukup tertarik dengan hasil karya KWT Karyawanita. Baik dalam hal pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran, memelihara ikan dan beternak ayam. Semua itu dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi akan keluarga sekaligus menciptakan peluang usaha.
Upaya menciptakan produk olahan bernilai ekonomi dari bahan baku yang dihasilkan dari pemanfaatan pekarangan juga cukup menjadi perhatian bagi pihaknya. Misalnya, olahan stik talas, stik rasa kangkung, puddjing dari labu air dan manisan tomat yang sudah dikemas rapi. “Kami tahu ada program seperti ini dari BPTP NTB. Kami senang melihatnya dan mudahan bisa dikembangkan di negara lainnya,” tutur Ina bersemangat.
Selain kelompoknya, sambung Ina, ada juga kelompok staf Bank Dunia dan FAO lainnya yang mengunjungi Pulau Lombok. Mereka ada yang ke kabupaten lain den¬gan tujuan yang sama, yakni mempelajari berbagai aktivitas ekonomi produktif yang dikembangkan masyarakat pedesaan.
Hasil dari kunjungan itu nantinya akan dipaparkan dalam pertemuan agar semua bisa mengetahui berbagai informasi yang bisa dijadikan rekomendasi. “Kami berada di Pulau Lombok selama beberapa hari ini. Sengaja kami pilih Lombok karena sudah cukup terkenal dengan wisatanya. Terutama Senggigi. Jadi kami disini belajar sambil berwisata,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 22 Mei 2014

DPRD Sukabumi Belajar Cara Rekrut Pejabat Eselon II dan III di Lobar

DPRD Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, Rabu (21/5) kemarin melakukan kunjungan kerja (kungker) ke kabupaten Lombok Barat (Lobar). Tujuannya, untuk menggali informasi terkait dengan perekrutan pejabat eselon II dan II di di pemerintah kabupaten Lobar. Rombongan dari Komisi I ini, tiba di Lobar sekitar pukul 10.00 WIT. Mereka diterima oleh Asisten III bidang Administrasi Umum Setkab.Lobar, Ir.H.M.Taufik M.Sc di Aula Utama Gedung lama. Hadir pula Kepala BDK Lobar, H.Syukran, Kabag.Pemerintahan, Kabag Hukum dan sejumlah kepala SKPD terkait.

Rombongan yang berkekuatan 17 orang itu, dikoordinir H.Suwanda Suryawinata. Ketua DPRD Sukabumi ini, menyatakan bangga dan terima kasih atas sambutan yang cukup hangat dari pemkab.Lombok Barat. Dia berharap, segala informasi yang didapatkan dalam kungker nantinya, akan diterapkan di pemerintahan kabupaten Sukabumi. Karena gambaran yang dipaparkan Suwondo, di DPRD kabupaten Sukabumi diisi oleh 50 orang anggota. Mereka mengisi 7 Fraksi yang ada yakni, Fraksi Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PPP, PAN, Gerindra. Luas wilayahnyapun merupakan wilayah terluas di wilayah Jawa dengan penduduk sebanyak 2,4 juta jiwa dan panjang pantai 175 KM. (lebih…)

1 33 34 35 36 37 61