RUP KANTOR CAMAT SEKOTONG
Pemuda Merembu Dilatih Membuat Pakan Ternak Sapi
GIRI MENANG – Kesempatan kerja saat ini demikian terbatas dan tidak berbanding linier dengan lulusan pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Karena itu semua pihak harus berpikir untuk menunjukkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Angka pengangguran yang tinggi menjadi masalah atau beban pembangunan nasional yang harus dihadapi. Akan tetapi apabila dapat diberdayakan secara efektif dan produktif tentu saja akan menjadi sebuah peluang pasar yang merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Lombok Barat (Lobar) H. Fathurrahim, ketika membuka pembekalan bagi peserta terapan teknologi tepat guna (TTG) pembuatan pakan ternak sapi program penempatan dan perluasan kesempatan kerja di Bengkel, Kecamatan Labuapi, kemarin.
“Kami berupaya terus menekan angka pengangguran. Salah satunya melalui pembekalan ini,” katanya.
Menurut dia, memberdayakan angkatan muda untuk menjadi tenaga kerja mandiri tentu harus terus dilakukan. Para angkatan muda harus terus diberikan pembinaan agar memiliki jiwa wirausaha dan kepribadian kuat. Mampu mencari dan memanfaatkan peluang usaha, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Fahurrahim, dibutuhkan program yang tepat dan bisa dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Program tersebut diantaranya, penempatan dan perluasan kerja dengan memberdayakan masyarakat melaui TTG pembuatan pakan ternak sapi. Program ini bertujuan agar bisa diterapkan di tengah-tengah masyarakat agar dapat mendorong dan menumbuh kembangkan semangat masyarakat.
“Khususnya kaum pengangguran agar mampu dan mau berekspresi dan mengembangkan usaha secara mandiri untuk dapat menciptakan kesempatan kerja melalui kegiatan ekonomi produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Harapannya, sambung mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar, ini dengan program ini angka pengangguran dapat berkurang signifikan. Sehingga angkatan kerja dapat terakomodir pada dunia usaha.
Panitia penyelenggara kegiatan, Baiq Suhaini, menambahkan, tujuan pembekalan dan pelatihan ini adalah guna memberikan keterampilan teknis produksi dengan memanfaatkan teknologi sederhana. Sehingga dapat diterapkan dalam mengolah potensi alam setempat. Upaya ini juga dalam rangka menciptakan dan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. “Sasaran pelaksanaan, sebanyak 20 orang peserta dari desa Merembu dan berlangsung selama tiga hari,” pungkasnya.
Sumber: Lombok Post, Kamis 22 Mei 2014
Semua RUP
RUP – DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
RUP – BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
RUP – KANTOR KETAHANAN PANGAN DAERAH
RUP – BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH |
RUP – BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN |
RUP – DISHUT (2) |
Radio Suara Giri Menang
Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting
HOTLINE : 087865493939
Monumen Lombok Barat Bangkit
Pembuatan Naskah Dinas
Halaman 1
Halaman 2
SKPD Harus Mampu Implementasikan Visi-Misi
GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony, mengingatkan seluruh jajarannya agar visi dan misi Lobar tidak hanya sebatas ucapan tanpa makna dan realisasi saja. Tapi mampu diimplementasikan dalam setiap tindakan.
Hal itu ditegaskannya ketika menghadiri acara ekspose Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014-2019, kemarin. Kegiatan itu wajib dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2014. “ Jangan visi-misi ini hanya sebuah rangkaian kata dan kalimat,” kata bupati di hadapan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Sebagaimana diketahui, kata dia, visi-misi pada periode lima tahun pertama (2009-2014), adalah Lobar Bangkit yang maju, mandiri dan bermartabat dilandasi nilai-nilai Patut Patuh Patju. Namun, setelah dilantik menjadi bupati untuk kedua kali bersama Fauzan Khalid, sebagai wakil bupati, visi dan misi tersebut mengalami improvisasi menjadi Lobar Bangkit yang unggul, mandiri, sejahtera dan bermartabat dilandasi nilai-nilai Patut Patuh Patju.
Untuk itulah, bupati mengingatkan agar untaian kata tersebut tidak hanya menjadi rangkaian kata pemanis bibir saja. Tapi ada aksi nyata selanjutnya. Bahkan menurutnya, visi misi menjadi tolok ukur untuk meraih yang dicita-citakan.
‘’Kita perlu menetapkan arah yang dituju selanjutnya. Periode 2009-2014 sudah dilalui, apa yang sudah dicapai periode pertama menjadi langkah awal untuk periode 2014- 2019,” ujarnya.
Selanjutnya, kata bupati yang biasa disapa Zaini, sebagai awal kepemimpinannya bersama Fauzan Khalid, maka diperlukan satu revitalisasi dan improvisasi visi-misi berikut sasaran dan strategi pencapainnya. Banyak hal yang berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Untuk itu perlu menyusun RPJMD sesuai dengan perubahan dan kebutuhan periodesasi 2014-2019. Selain itu, semua rencana pembangunan harus bisa diukur dan tidak kebanyakan hayalan.
“’Jangan berpikir kita akan bangun terlalu banyak karena akan menjadi janji dan beban politik seorang kepala daerah kepada masyarakat,” ujarnya.
Oleh sebab itu, sambung Zaini, pembangunan selanjutnya harus disesuaikan dengan kenyataan dan kebutuhan lima tahun ke depan. Pengalaman lima tahun sebelumnya hendaknya menjadi pengalaman empiris dan posteriori untuk lima tahun selanjutnya yang lebih baik.
Sepanjang perjalanan lima tahun yang lalu, semua tentu sudah tahu kondisi waktu, sumber daya manusia dan constraint-constraint yang lain. Misalnya masalah interkoneksi dan interdependensi antar satu persoalan dengan persoalan lainnya. Kemudian antar satu bagian dengan bagian lainnya yang sering ada keterkaitan dan saling ketergantungan. Jika tidak demikian maka kegagalan yang akan diraih. Bukan keberhasilan.
Untuk itu, kualitas dan kebermanfaatan, kata bupati, hendaknya diperhatikan dan tidak hanya kuantitas fisik semata. “Kita bisa saja mendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil output-nya. Misalnya, karena jalan ditarget 170 kilometer (km) menjadi 198 km. Tetapi juga harus memperhatikan outcome-nya yaitu bermanfaat tidaknya jalan itu,” ujar bupati.
Sumber: Lombok Post, Rabu 14 Mei 2014
Proyek Pemasangan Listrik Gratis di Lombok Barat Bantuan APBN dan APBD Prov.NTB
Laporkan Jika Ada Kecurangan
GIRI MENANG-Proyek pemasangan listrik gratis di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) rentan terjadi permainan. Pasalnya, program tersebut harus melalui proses verifikasi rumah tangga sasaran (RTS) yang dilakukan aparat desa.
“Usulan RTS langsung dari desa. Kami hanya melanjutkan tapi tidak terlibat dalam proses verifikasi ulang di lapangan,” kata Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Lobar Dayat, di Giri Menang, kemarin.
Disebutkan, kuota program pemasangan listrik gratis untuk Kabupaten Lobar pada 2014 sebanyak 740 RTS. Dari total penerima bantuan tersebut, sebanyak 469 RTS ditangani oleh dana dari APBN yang disalurkan melalui PLN. Sisanya sebanyak 271 dari dana APBD Pemprov NTB melalui Distamben NTB.
RTS penerima bantuan diusulkan oleh aparat desa. Data tersebut kemudian diverifikasi ulang di tingkat lapangan. Baik oleh PLN maupun tim dari Distamben NTB. Sedangkan Pemkab Lobar hanya menerima laporan hasil verifikasi. “Jika ada yang ditolak akan terdata di hasil laporan verifikasi yang diserahkan ke kami,” ujar Dayat didampingi Kabid Energi I Gusti Ayu Swasti Astuti.
Dikatakan, keputusan final mengenai RTS yang resmi mendapat bantuan pemasangan listrik gratis belum diputuskan hingga menunggu proses verifikasi berakhir. Namun, jika ada yang dicoret dari daftar yang sudah diserahkan pihak desa maka akan ada pengganti agar kuota yang sudah ditetapkan terpenuhi.
Menurutnya, kemungkinan adanya permainan di tingkat lapangan bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, pihaknya sangat mengharapkan peran serta masyarakat. Termasuk media untuk melaporkan jika ada indikasi kecurangan. “Kami siap menerima laporan jika memang ada yang melakukan permainan,” tandasnya.
Sumber: Lombok Post, Rabu 14 Mei 2014
Lobar Jadi Percontohan SMA Terbuka
Dikhususkan Bagi Siswa Kurang Mampu
GIRI MENANG-Kabupaten Lombok Barat (Lobar) siap menjadi daerah percontohan untuk dibukanya SMA Terbuka. SMA Terbuka ini nantinya dikhususkan bagi siswa yang jauh dari akses sekolah reguler, terutama yang tinggal di beberapa pulau kecil (gili).
“Ada 23 pulau luar yang sebagian ada siswa di daerah itu. Nanti mereka bisa masuk SMA Terbuka,” kata Bupati Lobar Dr Zaini Arony saat teleconference dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Sabtu (10/5) di SMAN 1 Narmada.
Dijelaskan, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMA Terbuka dengan SMA reguler berbeda. Di SMA terbuka menerapkan system jarak jauh, seperti pada Universitas Terbuka (UT). Para siswa belajar secara online lantaran jarak tempat tinggal dengan sekolah terdekat cukup jauh.
Dikatakan, Pemda Lobar telah menunjuk enam sekolah yang menjadi rintisan sekolah induk, yakni SMAN 1 Narmada. Ke depan akan dikembangkan juga di beberapa wilayah yang jauh akses ke sekolah. “Mudah-mudahan SMA Terbuka bisa menampung 200 siswa di masing- masing sekolah,” beber doktor bidang pendidikan ini.
Disampaikan bupati, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA di Lobar mencapi 63 persen. Artinya sekitar 27 persen siswa tidak melanjutkan SMA. Dengan demikian, adanya SMA Terbuka ini diharapkan bisa menampung mereka.
Besarnya biaya pendidikan di tingkat SMA menjadi salah satu pemicu banyaknya
siswa yang tidak melanjutkan. Lebih-lebih kebijakan Kemendikbud mengeluarkan dana BOS SMA untuk menurunkan SPP di tingkat SMA belum terlihat di NTB. “Insya Allah kami akan memberikan layanan pendidikaan khusus bagi siswa yang terkendala ekonomi, sosial, geografls,” katanya.
Dalam teleconference yag berlangsung sekitar 5 menit itu, terungkap jika siswa SMA Terbuka disiapkan dana Rp 1.250.000/ tahun. Mereka juga akan diberikan pinjaman perangkat teknologi berupa tablet untuk menunjang proses belajar mengajar secara online.
Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora NTB H Imhal mengatakan, di NTB target APK 97 persen. Untuk mencapai target tersebut harus ditingkatkan APK sebesar 4 persen per tahun atau penambahan siswa pertahun 8.000 orang.
Dikatakan, kriteria siswa yang masuk SMA Terbuka pertama berasal dari daerah tertinggal.Kedua, memiliki keterbatasan ekonomi dan syarat ketiga mengalami kendala sosial. “ Kriteria anak seperti itulah yang mendapat prioritas masuk siswa SMA Terbuka,” kata Imhal.
Dijelaskan, sistem pembelajaran bersifat fleksibel dengan menerapkan prinsip belajar mandiri. Siswa belajar berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang disesuaikan kurikulum.
Dikatakan, SMA Terbuka merupakan salah satu kegiatan dalam upaya dalam pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Ini untuk memperhatikan penduduk usia 16-18 tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu, daerah terpencil, daerah tertinggal untuk mengenyam pendidikan.
Imhal berharap PMU dapat menjadi lompatan yang signifikan pada pendidikan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan penduduk.Diharapkan lulusan SMA Terbuka memiliki SDM spesifik dan lebih siap untuk bekerja.
Sumber: Lombok Post, Senin 12 Mei 2014