Peran PKK dalam Penilaian Lomba Desa

Penilaian Lomba Desa Tingkat Kabupaten Lombok Barat dilakukan di Desa Mambalan Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Senin (22/7/2019).

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) Hj.Khaeratun Fauzan Khalid turut hadir dan memberikan sambutan.

Dalam kesempatan itu Istri nomor satu di Lobar ini menginggatkan pentingnya tertib administrasi di desa, oleh karena itu untuk penilian yang dilakukan tim juri adalah tertib administrasi.

“Saya mengingatkan agar PKK ditingkat desa terus memperbaiki administrasi,” ungkapnya saat memberi sambutan di Aula Kantor Desa Mambalan.

Selain itu paparnya, tidak hanya administarsi dan Hatinya PKK yang dilombakan, pola asuh anak dan Remaja, serta UP2K juga ikut dalam penilaian. Kegiatan lomba desa ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas para ketua dan anggota serta Tim PKK Desa dan Kader Desa yang ada di Kecamatan Gunungsari. Selain untuk meningkatkan kapasitas para anggota, kegiatan ini juga mengupayakan untuk meningkatkan keluarga dan pemanfaatan pekarangan.

“Untuk mewujudkan kader-kader PKK yang tertib administrasi, dengan adanya lomba tersebut diharapkan akan memudahkan pertanggungjawaban setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh kader PKK di tingkat Desa,” ungkapnya.

Diakhir sambutannya, Khaeratun berpesan kepada seluruh peserta agar dapat menjadikan kegiatan tersebut sebagai upaya pembelajaran bagi semua aspek kelembagaan desa dan PKK. Sehingga diharapkan semua dapat berfungsi dengan baik dan saling mengoordinasikan semua rencana kerjanya dalam pembangunan desa.

Sementara itu, Camat Gunungsari Mudasir menyampaikan ucapan terimaksh kepada Ketua Tim PKK Kabupaten Lombok Barat (Lobar) yang berkenan hadir di Desa Mambalan yang sekaligus datang menilai.

“Selamat datang Ibu Bupati yang terus membangun desa,” cetusnya.

Untuk lomba kedepannya, Camat yang juga mantan Sekcam Kuripan itu akan berupaya mengusulkan desa-desa yang belum maju untuk di lombakan.

“Kedepan saya akan usulkan desa yang belum maju untuk ikut lomba sebagai ajang pembinaan oleh tim penilai,” pungkas Mudasir.

Belajar di Taman Baca Hijau Kedaro Sekotong

Sekotong, KIM Sekotong – Belajar tak mesti di ruang sekolah, belajar dapat dilakukan dimana-mana, termasuk di alam terbuka orang bisa belajar, membaca dan menganalisa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Hal ini dilakukan masyarakat terutama anak-anak di sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk pergulatan hidup masyarakat. Desa itu bernama Desa Kedaro di Kecamatan Sekotong Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Disana berdiri sebuah taman bacaan. Anak-anak membaca buku di taman terbuka yang hijau sehingga dinamakan Taman Baca Hijau. Anak-anak pada setiap sore dan waktu libur sekolah berkumpul membaca buku di Taman Baca Hijau. Hal itu dikatakan zulhamdi di Taman Baca Hijau Dusun Mertak Mas Desa Kedaro, Sabtu (20/7/2019).

“Mereka bermain dan membaca di Taman Baca Hijua pada waktu sore atau pada waktu liburan sekolah,” ungkapnya.

Taman Baca Hijau mulai di buka pada akhir tahun 2018 terletak di daerah perbukitan terpencil di ujung paling selatatan Desa Kedaro sekitar 20 kilometer dari pusat Kecamatan Sekotong. Puluhan anak-anak usia sekolah dasar asyik dengan buku-buku bacaannya.

Meski terletak di daerah terpencil dengan penduduk sekitar 50 Kepala Keluarga, tetapi tak mengurangi semangat anak-anak gunung tersebut untuk membaca dunia lewat buku.

Akses jalan menuju tempat ini cukup ekstrim berupa jalan berbatu dan terjal. Untuk sampai ke lokasi ini dapat di tempuh melalui jalur kedaro tepat di persimpangan jalan Hotel Sundancer ke arah selatan. Selain itu juga bisa ditempuh melalui jalur Telaga Lebur Sekotong Tengah melewati Dusun Loang Batu. Kurang lebih 1 kilometer dari jalan aspal kita akan melewati jalan tanah berbatu naik turun bukit. Dengan jarak tempuh sekitar 1 jam menggunakan sepeda motor.

Taman Baca Hijau terletak di lereng bukit dengan area persawahan dan perumahan warga di bawahnya. Nuansa hijau perbukitan akan terasa menyejukkan dengan semilir angin semakin menambah kesunyian tempat itu.

Buku-buku ditaruh disebuah pondok kecil sederhana. Beberapa deret meja dari kayu tertata rapi sebagai tempat anak-anak membaca. Terdapat juga beberapa gambar hasil karya anak-anak taman baca hijau serta pesan-pesan tentang pentingnya membaca tulis di berbagai tempat sudut taman itu.

Sekitar 100 buah buku bacaan anak-anak yang terdiri dari buku-buku dongeng, komik, buku-buku keagamaan terkoleksi disana. Semua buku tersebut merupakan hasil sumbangan dari para donator yang peduli dengan gerakan taman baca hijau.

“buku-buku ini hasil lsumbangan dari komunitas Kompas, Mahasiswa Unram, H. Abdul Majid, Komunitas Tanger dan lain yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu, terima kasih atas supotnya,” kata hamdi menuturkan.

Selain kegiatan membaca, Taman Baca Hijau juga memiliki program lain seperti kegiatan mewarnai, kursus Bahasa Inggris, Mengaji Al-quran. Juga penanaman obat dan sayuran menjadi kegiatan tambahan.

Area Taman Baca Hijau memiliki luas sekitar 100 meter persegi dan merupakan lahan pribadi dari Zulhamdi sang penggagas Taman Baca Hijau.

“ini lahan milik pribadi, dulunya bekas area bendungan yang dipergunakan sebagai lokasi taman baca,” ucapnya.

Dengan adanya taman baca hijau tentu berdampak terhadap pengembangan minat baca anak-anak pelosok. Perhatian dan dukungan semua pihak tentu sangat dibutuhkan.

“kami butuh bangunan berugak/gazebo, buku-buku bacaan, ATK dan alat lukis, mengingat anak-anak banyak yang memiliki bakat menggambar, kata zul sapaan zulhamdi.

Gerakan Taman Baca atau perpustakaan terbuka ini telah memberikan sumbangsih terhadap pentingnya pengenalan litersi sejak dini terhadap anak-anak di tempat terpencil, perbukitan Desa Kedaro Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat ini. Keberadaanya menjadi obat penawar terhadap minimnya minat baca akibat anak-anak yang ketagihan game online yang kian melenakan metreka. Maka disaat ada upaya untuk menumbuhkan minat baca lewat Taman Baca Hijau tersebut, mari kita dorong agar lebih banyak lagi tumbuh taman baca-taman baca seperti itu di negeri kita Indonesia. MC Lombok Barat/Sid/rasidibragi

PEMKAB LOMBOK BARAT AJAK SEMUA PIHAK JAGA KEARIFAN LOKAL

Giri Menang, Senin 22 Juli 2019 – Kearifan lokal di Kabupaten Lombok Barat cukup banyak dan beragam, mulai dari seni budaya, tradisi hingga kuliner. Budaya yang menjadi kearifan lokal Kabupaten Lombok Barat yang menjadi kekayaan dan khazanah budaya perlu dijaga dan dilestarikan.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) terus berupaya menjaga kearifan lokal seni dan budaya agar tidak punah tergerus oleh perubahan zaman. Salah satunya dengan menggelar pagelaran seni budaya Peresean dan Pepaosan.

Pepaosan merupakan tradisi pembacaan daun lontar yang bertuliskan huruf jawa kuno dan memiliki arti. Biasanya tulisan tersebut berisi tentang riwayat Nabi dan para sahabat Nabi yang dibacakan oleh beberapa orang diantaranya yaitu pemaos (penembang) kemudian penerjemah dan pendukung. Mereka membaca riwayat dengan menggunakan nada yang merdu dan sangat khas. Pepaosan dibacakan setiap acara-acara besar keagamaan, khitanan bayi ataupun acara adat sakral lainnya. Keberadaan pemaos (penembang) sendiri saat ini sudah berkurang karena kurang ketertarikannya anak muda saat ini untuk belajar menembang atau menjadi pemaos. Melalui pagelaran ini diharapkan para generasi muda menjadi tertarik dan dapat berkecimpung melestarikan tradisi ini.

Berbeda dengan pepaosan, seni Peresean memang masih sering kita jumpai di masyarakat. Tidak sedikit masyarakat Lombok rutin menggelar seni tarung yang sudah menjadi ikon Lombok ini.

Pagelaran Pepaosan dan Peresan ini rencananya akan rutin digelar setiap hari Sabtu dan Minggu setiap minggunya. Pagelaran Pepaosan akan digelar di tiga titik yakni di Senggigi, Taman Kota Gerung, dan Taman Narmada. Sedangkan untuk Peresean akan digelar di Gedung Budaya Narmada mulai pukul 15.00 – 17.00 Wita.

“Saya sangat menyambut baik dibukanya kegiatan seni dan budaya Pepaosan dan Peresean milik masyarakat suku Sasak ini. Kita mengajak semua pihak untuk bersama bersinergi menjaga kearifan lokal,” kata Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat membuka pagelaran perdana di Gedung Budaya Narmada, Minggu (21/7).

“Dengan adanya kegiatan ini, apalagi digelar secara rutin, kita yakin tidak hanya menghidupkan pelaku budaya dan seni tetapi juga berdampak secara materil menghidupkan ekonomi masyarakat,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Dikbud Lombok Barat, Hendrayadi optimis kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan ini mampu menampilkan lebih banyak seni budaya kedepannya. Ia berharap seni budaya yang ditampilkan dapat menjadi ilmu yang diajarkan di sekolah, karena menurutnya seni budaya tidak hanya untuk orang dewasa saja.

“Kedepan tidak hanya Peresean dan Pepaosan yang akan kita tampilkan tapi semua jenis seni termasuk Gandrung,” pungkas Hendrayadi.

 https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2152501658205503/2152501104872225/?type=3&theater

SATPOL PP LOMBOK BARAT TERTIBKAN PEDAGANG PASAR GUNUNGSARI

Giri Menang, 22 Juli 2019 – Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lombok Barat, Senin (22/7) melakukan penertiban terhadap puluhan pedagang di Pasar Gunungsari. Penertiban tersebut dilakukan lantaran para pedagang tersebut berjualan di lahan parkir, sehingga menyebabkan terganggunya mobilitas di kawasan tersebut. Keberadaan mereka juga dikeluhkan para pedagang lama dan masyarakat pengguna pasar.

Kepala Dinas Satpol PP Lombok Barat, Mahnan mengungkapkan, penertiban ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi lahan parkir yang separuhnya digunakan para pedagang untuk berjualan. Didampingi Camat Gunungsari Mudasir, jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perhubungan Lombok Barat, dan Kepala Pasar Gunungsari, puluhan personil Satpol PP sudah mulai melakukan penertiban sejak pukul 06.00 Wita

“Para pedagang kita himbau agar membongkar sendiri lapaknya sambil membersihkan barang dagangan mereka. Kita beri waktu sampai jam 11 untuk mereka pindah karena sekarang mereka masih berjualan,” kata Mahnan saat ditemui di lokasi.

Sementara itu Camat Gunungsari, Mudasir, saat ditemui di pasar mengatakan sebelum dilakukan eksekusi penertiban, pihaknya sudah menginformasikan para pedagang supaya mereka membongkar lapak dagangan mereka sendiri.

“Bahan yang dibongkar nanti bisa dimanfaatkan kembali ke stand belakang pasar yang masih kosong ditempati, jika tidak dilakukan maka kita lakukan pembongkaran setelah selesai berjualan,” ujarnya.

“Kita berharap penertiban ini bisa berjalan lancar dan komitmen dari pemda beserta OPD terkait yakni Dinas PU agar jalan penghubung menuju pasar segera diselesaikan pembangunannya sebelum musim penghujan datang,” lanjutnya.

Di tempat terpisah, Kepala Pasar Gunungsari Opik menjelaskan ada sekitar 400 pedagang yang jualan di dalam pasar Gunungsari.

“Tapi yang jualan di lahan parkir sekitar lima puluhan pedagang, dan itu pedagang lokal semua,” jelasnya.

Opik menambahkan, usai penertiban para pedagang diharapkan dapat kembali berjualan di dalam pasar, di tempat yang sudah disiapkan. Pihak kecamatan juga sudah menimbun pasar yang digenangi air supaya tidak banjir lagi.

PEMDES SE-KECAMATAN LINGSAR, SAMBUT TIGA MENU BURSA INOVASI DESA

Giri Menang, Jum’at 19 Juli 2019 – Sebanyak 15 desa yang ada di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat menyambut gembira digelarnya Bursa Program Inovasi Desa (BPID). BPID yang digelar di Aula Kantor Camat Lingsar, Kamis (18/07/2019) ini menawarkan tiga jenis bursa menu inovasi.

Bursa Menu pertama (Menu A), adalah bidang Infrastruktur. Kedua (Menu B) bidang kewirausahaan dan ketiga (menu C), bidang pengembangan SDM.

Dari ketiga menu ini, hampir semua desa berkomitmen untuk melakukan inovasi. Karena setiap menu, menawakan puluhan jenis menu yang harus dikembangkan sebagai inovasi di desanya.

Pada menu A yang menawarkan 15 jenis menu terkait infrastruktur, ada 13 desa yang sudah menyatakan diri, komit untuk berinovasi.

Untuk menu B yang mengisi bidang kewirausahaan, terdiri dari 26 item menu dan sub menu. Menu ini dipilih oleh 20 desa. Pada menu B9, yakni pengembangan dan pengelolaan destinasi wisata melalui Bumdes, merupakan menu yang dipilih oleh 6 desa.

Pada menu C bidang pengembangan SDM, merupakan menu yang paling sedikit peminatnya untuk berinovasi. Dari 15 desa, hanya 5 desa yang sudah komit untuk berinovasi. Padahal menu ini terdiri dari 27 item menu. Pilihan desa pada menu ini tercatat pada menu C4 yakni mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan anak usia dini. Item ini dipilh oleh 1 desa. Berikutnya C6 berisi Pos Gizi Ibu Hamil untuk penanganan Stunting dipilih 1 desa, C14 dengan jenis menu, Pelayanan Posbindu berbayar sampah, dipilih oleh 1 desa. C21 Pelayanan administrasi melalui aplikasi berbasis android, dipilih oleh 1 desa, dan C22 berupa aplikasi android dipilih oleh 1 desa.

“Alhamdulillah, dengan adanya bursa ini sangat membantu kami untuk berinovasi, karena banyak potensi yang digali untuk berinovasi di desa-desa” sebut Kepala Desa Saribaye, Abdurrahman yang berinovasi melalui pengembangan kandang kumpul dan pengelolaan air bersih. https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2146989468756722/2146989318756737/?type=3&theater

Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Kamis, 18 Juli 2019

Penanggak Road Hill 10K Perkenalkan Wisata Baru Lombok Barat

Batulayar, Diskominfo  – 200 pelari dari komunitas pelari Nusa Tenggara Barat mengikuti dan meramaikan Penanggak Road Hill 10K.  Lomba lari 10 kilometer itu, dibuka oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid sekaligus melepas di tempat star yaitu halaman Kantor Camat Batulayar Lombok Barat, Minggu (21/07/2019). Penanggak Road Hill 10K itu memperkenalkan destinasi wisata baru yaitu Bukit Penanggak di Kecamatan Batulayar. Rute yang ditempuh sangat menantang, naik-turun bukit yang mengitari Bukit Desa Penanggak. Pelari-pelari itu menikmati keindahan dan panorama alam dan keramahan penduduk setempat yang dilaluinya. Sajian minuman khas dari Desa Penanggak yaitu Tuak Manis juga menjadi daya tarik sekaligus menjadi minuman segar dan pelepas dahaga para pelari di kilometer ke empat.

Penanggak Road Hill 10K diselenggarakan memeriahkan hari jadi Komunitas Lari RUNJANI ke tiga sekaligus mempromosikan obyek wisata baru Bukit Penanggak yang berhadapan dengan lepas pantai senggigi.   Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh Pemerintah Lombok Barat dimana Bupati H. Fauzan pada pembukaan berharap kegiatan ini dapat menunjukkan kepada dunia luar bahwa Lombok Aman setelah musibah gempa melanda tahun lalu. Sekaligus menepis issue akan terjadi gempa berkekuatan besar di selatan Lombok.

“semoga dengan Penanggak Rad Hill 10k yang diselenggarakan Komunitas Pelari Runjani  ini bisa meyakinkan dunia luar lombok bahwa Lombok Aman untuk berwisata apa saja, salah satunya lari,” harapnya.

Sementara itu Ketua Komunias Pelari Runjadi Imam mengatakan Penaggak Road Hill 10K memberikan keyakinan kepada dunia luar bahwa Lombok tida apa-apa walau masih ada gempa yang berkekuatan kecil.

“Walaupun beberapa hari lalu kembali diguncang gempa, oleh karena itu kita sebagai orang Lombok harus meyakinkan orang luar Lombok bahawa masyarakat Lombok tidak apa-apa. Mari kita semua beramai-ramai datang ke Lombok khusunya Lombok Barat untuk terwujudnya Lombok Barat Mantap 2020,” ungkapnya.

Dikatakan pula, Komunitas Pelari Runjani yang saat ini beranggotakan 500 orang lebih itu mengajak masyarakat Lombok Barat untuk ikut bergabung. Tidak ada persyarakatn khusus untuk bergabung di Runjani.

“Tidak ada persyaratan khusus untuk bergabung di Runjani. Semua orang laki dan perempuan, anak-anak hingga manula bisa bergabung. Semua boleh bergabung, semua umur. Caranya cuma ikut bergabung saat ada acara lari bareng, seperti yang dilakukan di pada acar hari ini,” kata Imam menjelaskan.

Hadir pada acara tersebut, Bupati Lombok Barat, Sekda Lombok Barat, Camat Batulayar, Kapolsek Senggigi, tokoh agama dan tokoh masyarakat dan semua kepala desa se Kecamatan Batulayar. Diskominfo Lombok Barat/Yani/rasidibragi

GALI POTENSI DESA DI LOMBOK BARAT, KDPDTT RI GELAR PROGRAM INOVASI DESA

Giri Menang, Jum’at 19 Juli 2019 – Pemerintah pusat melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi (KDPDTT) RI memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk mengoptimalkan penggunaan dana desa (DD) yang dikucurkan pusat. Kewenangan tersebut diarahkan melalui Program Inovasi Desa (PID). Untuk pertama kalinya kegiatan ini digelar di Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di Kantor Camat Lingsar, Kamis (18/07/2019).

Selain dihadiri tim dari Direktorat Jendral (Ditjen) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), hadir pula tim dari Bank Dunia, Bappenas, sejumlah Perangkat Daerah Lingkup Lombok Barat, Anggota Forkopimda, Pendamping Desa, Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Ketua BPD se-Kecamatan Lingsar.

Ditjen PPMD, Rusdin M. Nur mengatakan, Program Inovasi Desa yang dilaksanakan hari ini, sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa melalui inovasi pembangunan di desa. Harapannya, masing-masing desa harus mampu memetik kreatifitas dan inovasi dari potensi yang dimiliki.

Menurut Rusdin, dengan Bursa Inovasi Desa ini, selain untuk penyebaran inovasi masyarakat desa, tapi juga sebagai media edukatif bagi pemerintah desa dan masyarakat dalam pemanfaatan Dana Desa (DD).

Pihak Dirjen sendiri sudah berkoordinsi dengan Pemkab Lombok Barat agar desa mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada. Pemkab Lombok Barat sendiri menyatakan setuju untuk mendukung program ini.

“Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan mendukung dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup) untuk keberlanjutan program inovasi dea ini,” kata Rusdin.

Sementara itu Bupati Lombok Barat melalui Kepala Bappeda Lombok Barat, H. Baehaqi dalam arahannya menyatakan, ada sesuatu yang harus dipahami pada kegiatan bursa inovasi desa ini. Menurutnya, tujuan pemerintah desa sampai pemerintah pusat, tujuan utamanya untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu lanjutnya, ada dokumen sebagai petunjuknya, yakni RPJMDes untuk di tingkat desa. Begitu juga RPJMD dan RPJMN di tingkat daerah dan pusat.

“Inilah bentuk guiden dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Isinya berupa visi,misi, tujuan, serta program kebijakan kegiatan,” kata Baehaqi.

Untuk mengisi guiden tersebut kata Baehaqi, diperlukan inovasi, kendati inovasi itu tidak mesti harus baru. Baehaqi sendiri, dalam berinovasi memiliki kiat sendiri yakni ATM (Analisis, Tiru dan Modifikasi).

DESA SURANADI WAKILI PROVINSI NTB LOMBA DESA TINGKAT NASIONAL

Giri Menang, Rabu 17 Juli 2019 – Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat menjadi duta mewakili desa-desa se-Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Lomba Desa Tingkat Nasional untuk Regional IV yang meliputi hampir seluruh desa di kawasan Indonesia Timur. Desa Suranadi bersaing bersama desa dari Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Rasa bangga disampaikan Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun saat menerima tim penilai dari pusat di Kantor Desa Suranadi, Selasa (16/7). Ia berharap Desa Suranadi mampu mengulang torehan emas yang pernah diraih oleh Desa Lingsar Kecamatan Lingsar beberapa tahun yang lalu di ajang yang sama.

“Tepat sebulan yang lalu, kita menyelenggarakan hal serupa dengan kegiatan kita hari ini, yaitu penilaian Perlombaan Desa Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alhamdulillah, Desa Suranadi telah dipercaya menjuarai perlombaan tersebut,” katanya.

“Semoga penilaian objektif yang akan bapak tim penilai berikan adalah juga bagian dari penghargaan terhadap warisan sejarah yang menjadi potret ke-Indonesia-an kita. Desa Suranadi adalah potret utuh keindahan Indonesia yang beraneka suku, agama, ras, dan golongan,” lanjutnya.

Sementara itu Ketua Tim Penilai Budiono menjelaskan ada tiga aspek yang dinilai dalam lomba ini. Aspek pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan.

“Kriteria yang dinilai sesuai format yang ditentukan mulai kelengkapan dokumen-dokumen dan kita verifikasi. Kita lihat bagaimana capaian pembangunan di desa, mulai dari aspek pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Suranadi Nyoman Adwisana menjelaskan kondisi wilayah yang luasnya mencapai 844,3 Hektar dan terbagi atas 9 dusun dengan jumlah penduduknya 6.232 jiwa ini.

Dengan total APBDes Desa sebanyak Rp. 2 milyar lebih ini, Nyoman menggunakan lebih dari Rp. 1,6 milyar atau 80% dari total APBDes untuk pembangunan, baik dalam bentuk belanja modal infrastruktur atau sarana prasarana, pembangunan sumber daya manusia, pemberdayaan, dan lain sebagainya. Artinya, desa ini mampu untuk ikut andil dalam percepatan pembangunan di Indonesia pada umumnya.

“Selain persoalan infrastruktur, maka masalah sumber daya manusia seperti angka lama sekolah di pendidikan, stunting di kesehatan, dan masalah peningkatan pendapatan di ekonomi sedang kami dorong melalui sinergi, integrasi, dan komplementaritas program lintas OPD dengan desa,” jelasnya.

Terakhir Nyoman menawarkan para tim penilai bisa mengunjungi aneka destinasi wisata di desa kami, seperti Taman Impian Suranadi dan Kampung Hijau Suranadi, kawasan hutan Suranadi, Taman Suranadi, dan lain sebagainya yang sebagian besarnya adalah warisan sejarah.

“Potensi utama di desa kami adalah pariwisata, baik berupa pariwisata alamiah karena dekat dengan hutan wisata dan Taman Narmada yang kerap dijadikan tempat bumi perkemahan, namun juga dari aspek wisata religi karena memiliki Mata Air Dhang Kayangan Suranadi yang menjadi sasaran utama umat Hindu seluruh Indonesia dalam berziarah atau Tirta Yatre,” terangnya.

BPD LOMBOK BARAT DIMINTA LEBIH AKTIF

Giri Menang, Senin15 Juli 2019 – Forum Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kecamatan Gerung menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kegiatan yang diikuti 99 peserta dari 11 desa se-Kecamatan Gerung ini digelar dalam rangka mewujudkan pemerintahan desa yang jujur, amanah dan demokratis serta transparan.

“BPD itu harus aktif. BPD diharapkan bisa menjadi terdepan menampung dan menyalur aspirasi masyarakat di desa. Jangan ada miskomunikasi dengan Kepala Desa,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMF), H. L. Edy Sadikin saat membuka acara di Aula Kantor Bupati Lombok Barat, Senin (15/7).

“Jika bekerja sesuai aturan yang sudah mengaturnya. Maka tidak ada masalah,” lanjutnya.

Melalui kegiatan ini Edy berharap para peserta khususnya anggota BPD se-Kecamatan Gerung dapat meningkatkant partispelaknya dalam pelaksanaan pembangunan di masing-masing desanya dengan berperan dalam Pemerintahan Desa.

Sementara itu, Ketua Forum BPD Kecamatan Gerung Islahudin nenjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk memahami tugas fungsi dan kewajiban, serta wewanang dan larangan BPD. Termasuk mekanisme kerja bersama pemerintah Desa.

Menurut islahudin pelatihan ini dianggap penting karena peranan BPD selama ini belum cukup arti dalam pemerintahan desa.

Tidak hanya itu Islahudin berharap kepada semua peserta untuk menggunakan moment itu untuk belajar mendapatkan pengetahuan demi kemajuan desa khususnya di Kecamatan Gerung. Terlebih lagi dengan banyaknya perubahan regulasi sejak diberlakukannya UU no 6 tahun 2014 tentang desa, lebih khusus terkait adanya Permendagri 110 tahun 2016 tentang BPD.

“Materi kita dalam pelatihan ini, diharapkan BPD se-Kecamatan Gerung bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik untuk mengawal pembangunan desa,” ujarnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Dinas PMD dan Inspektorat Lombok Barat sebagai narasumber.

KEMENKOP LAUNCHING RENOVASI KOPERASI

Banyumas, 12 Juli 2019 – Ada hal menarik saat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (UKM) menyelenggarakan Malam Penganugerahan Bakti Utama yang berlangsung di Hotel Java Heritage Purwokerto Banyumas, Kamis Malam (11/7).

Pihak Kemenkop UKM melakukan launching rehabilitasi Tugu Koperasi yang ada di Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Nampak Menkop UKM Puspa Yoga, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Khalid, Ketua Forum Komunikasi Koperasi Bersama Indonesia (KBI) Iwan Setiawan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sesmenkop UKM Ruli Indrawan, dan Bupati Banyumas Ahmad Husain melakukan penekanan tombol digital tanda dimulainya proses rehabilitasi tugu koperasi di Kota Tasikmalaya.

Menurut Ketua Forum Koperasi KBI, Iwan Setiawan bahwa kondisi tugu yang menjadi tonggak sejarah dimulainya gerakan koperasi Indonesia oleh Moh. Hatta, saat ini sudah sangat memprihatinkan.

“Kami sudah audiensi dengan pak Menteri, dan beliau menyambut baik rencana rehabilitasi tugu tersebut,” tutur Iwan Setiawan.

Selain pihak kementerian, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menaungi wilayah di mana tugu itu berada pun menyambut baik gagasan forum, lalu membantu mereka dalam membuat perencanaan dan desain.

Desain Tugu Koperasi tersebut kemudian diserahkan malam itu juga secara resmi oleh Gubernur yang memang sebelumnya berprofesi sebagai seorang arsitektur kepada Iwan.

“Kita buktikan bukan hanya usaha konglomerasi, tapi para usahawan koperasi pun bisa menghidupkan perekonomian kita. Tugu itu simbol kebangkitan koperasi,” terang Ridwan Kamil.

Dalam desainnya, terang Gubernur yang biasa dipanggil Kang Emil itu, juga menyertakan rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan hotel.

“Kalau jadi, ini akan menjadi hotel terbesar dan termegah di Tasikmalaya,” papar Kang Emil.

Iwan Setiawan menuturkan bahwa tugu tersebut membutuhkan pembiayaan paling sedikit Rp. 200 milyar dengan return investment antara 13-14 persen.

“Dengan rehabilitasi tugu ini, koperasi Indonesia akan memiliki sesuatu yang membanggakan agar citra dan martabat koperasi sejajar dengan koperasi di dunia,” pungkas Iwan.

1 219 220 221 222 223 421