Puskesmas Sedau dan Sekotong Lobar Raih Akreditasi Utama

Giri Menang, Rabu 16 Oktober 2019 – Puskesmas Sedau di Kecamatan Narmada dan Puskesmas Sekotong di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat meraih hasil positif saat dinilai untuk akreditasi ulang oleh Badan Akreditasi Nasional. Hal tersebut dikabarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, H. Rachman Sahnan Putra saat dikunjungi di ruang kerjanya, di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Rabu (16/10/2019).

“Dari 5 yang sudah dire-akreditasi, yang sudah keluar hasilnya itu ada dua, yaitu Puskesmas Sekotong yang 3 tahun lalu berstatus akreditasi madya, sekarang naik menjadi akreditasi utama, naik satu tingkat. Kemudian Puskesmas Sedau di Kecamatan Narmada, 3 tahun lalu hanya mencapai akreditasi dasar, sekarang melompat dua tingkat, yaitu menjadi akreditasi utama,” terang Rahman.

Menurut Rahman, dari 19 Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayah Kabupaten Lombok Barat sampai dengan tahun 2018 , ada dua Puskesmas yang akreditasi untuk perdana, yaitu Puskesmas Suranadi dan Puskesmas Eyat Mayang.

“Dua-duanya sudah dilakuka pra-survei, InsyaAllah bulan November ini mereka akan disurvei oleh Badan Akreditasi Nasional untuk bisa ditetapkan akreditasinya,” tambah Rahman.

Sedangkan yang lainnya, menurut Rahman, ada 6 Puskesmas yang dire-akreditasi karena masa berlaku status akreditas tersebut adalah sudah 3 tahun. Mereka yang diakreditasi lagi adalah Puskesmas Sekotong, Puskesmas Sedau, Puskesmas Banyumulek, Puskesmas Mininting, Puskesmas Kuripan dan Puskesmas Narmada.

Akreditas madya dan utama, menurut Rahman, menjadi gambaran tentang kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat di bidang layanan dasar kesehatan. Terutama kepada Puskesmas Sedau yang mengalami lompatan nilai dalam akreditasinya. Bagi Rahman, akreditasi tersebut adalah Continuous Quality Improvement atau artinya perbaikan mutu secara terus menerus. Logikanya, kata dia, 3 tahun yang lalu ditelusur seperti apa statusnya dalam hal upaya kesehatan perorangan dan masyarakat, maupun administrasinya.

“Yang dinilai itu dari segi Standard Operating Procedure (SOP), ketersediaan sumber daya manusianya, peralatannya, kerjasama tim, hubungan masyarakatnya, dan keterlibatan masyarakat. Itu semua dievaluasi, dinilai dan alhamdulillah Puskesmas Sedau itu diputuskan diberikan status oleh Tim akreditasi Pusat itu menjadi Puskesmas terakreditasi utama,” papar Rahman.

Saat ini, dari 19 Puskesmas sebagai FKTP di Kabupaten Lombok Barat, ada 6 Puskesmas mendapat Akreditasi Utama, 7 Puskesmas mendapat Madya, dan 4 Puskesmas mendapat Akreditasi Dasar. Dari aspek kemasyarakatan, akreditasi ini akan membuat kepercayaan public semakin tinggi atas jaminan pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan.

Terkait dengan kemanfaatannya bagi masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Nasional, akreditasi ini akan mempermudah masyarakat miskin dalam memperoleh akses pembiayaan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

“Kalau Puskesmas itu tidak terakreditasi, maka dia tidak bisa kerjasama dengan BPJS. Jadi BPJS akan bekerjasama dengan FKTP maupun rumah sakit yang sudah terakreditasi, apalagi dia terus naik tingkat,” tegas Rahman.

Terbuai Lagi Di Senggigi Sunset Jazz

Senggigi Sunset Jazz akan kembali menyapa pecinta jazz Indonesia. Raisa, Ruth Sahanaya, Tompi, hingga Tami Aulia dan sejumlah musisi asli Nusa Tenggara Barat, seperti Suradipa, Betelu, The Maiqkane’s, siap menyajikan penampilan terbaik dari kawasan Senggigi di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pemain saksofon cilik asal NTB, Kevin, dan Ricard Hutapea juga akan berkolaborasi dengan para musisi yang tampil.

Pilihan para penampil tahun ini adalah untuk menguatkan komitmen untuk menyajikan pentas jazz yang sebenarnya. Penampil dipilih untuk mewakili rentang penggemar jazz yang luas sejak dulu sampai sekarang.

“Nantikan kejutan-kejutan di Senggigi Sunset Jazz 2019. Saya ingin mengajak semua benar-benar terbuai dengan pantai, sunset dan penampil pilihan yang khusus hadir untuk Senggigi Sunset Jazz,” ujar Nety Rusi, Project Director Senggigi Sunset Jazz di Jakarta, (14/10).

Jazz di pantai saat matahari terbenam adalah waktu yang indah untuk menggambarkan perasaaan melalui musik. Pengalaman luar biasa dan tidak setiap saat ada. Senggigi Sunset Jazz 2019 menggabungkan unsur-unsur terbaik untuk menikmati jazz.

“Kami tampil saat sunset. Ini akan menjadi penggalaman yang luar biasa. Tantangan bagi kami adalah memberikan penampilan yang berkesan untuk para pengunjung setia Senggigi Sunset Jazz dari tahun ke tahun. Proses ini membuat kami terpacu untuk memastikan tidak ada penonton kecewa,” kata Ruth Sahanaya.

Sementara musisi muda Tami Aulia mengatakan, tantangan tampil di SSJ 2019 adalah pentas ini tidak hanya bertujuan menghibur para pecinta jazz. Pentas ini sekaligus menjadi bagian dari upaya menunjukkan Lombok terus bangkit setelah diguncang gempa besar tahun lalu.

“Sebagai orang asli Lombok, saya berharap, Senggigi Sunset Jazz bisa menjadi energi pemacu Lombok untuk terus bangkit, tetap semangat, dan semakin maju setelah musibah tahun lalu. Lombok punya potensi dan energi luar biasa,” ungkap Tami.

Senggigi Sunset Jazz 2019 akan digelar di Pantai Kerandangan yang masih dalam kawasan Senggigi pada 3 November 2019. Pertunjukkan mulai sore sampai malam hari. Rutin digelar sejak 2017, Senggigi Sunset Jazz yang digarap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dengan Nuraga itu akan memberi alternatif atraksi wisata untuk Lombok.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat memilih Pantai Kerandangan sebagai lokasi tahun ini karena sejumlah pertimbangan. Pertama, animo penonton yang membesar dari tahun ke tahun. “Setelah dua kali menyelenggarakan, kami melihat penontonnya semakin banyak. Tahun ini, kami mencari tempat yang lebih representatif namun tetap dapat menampung penonton yang banyak itu,” ujar Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid.

Pertimbangan lainnya adalah memaksimalkan suasana matahari terbenam. “Pentas akan berlatar matahari yang perlahan tenggelam. Ini anugerah alam untuk Senggigi,” imbuhnya.

 

Padamkan Kebon Kongok, Sampah Harus Dipecah

Giri Menang, 16 Oktober 2019 – Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kebong Kongok Desa Suka Makmur Gerung, Hari Minggu (13/10) lalu masih sulit dipadamkan. Kondisi tersebut masih berlangsung dengan asap membumbung yang telah mengganggu aktivitas ribuan warga yang ada di enam desa. Lima desa tersebut adalah yaitu Desa Suka Makmur dan Desa Taman Ayu di Kecamatan Gerung, dan Desa Kuranji, Desa Kuranji Dalang, Desa Perampuan, dan Desa Karang Bongkot di Kecamatan Labuapi.

Walau telah melakukan upaya pemadaman sejak kejadian, asap masih saja mengganggu aktivitas warga. Seperti dilaporkan media massa hari kemaren, setidaknya sudah ada 120 warga Desa Kuranji Dalang mengeluh sakit akibat asap tersebut. Akan tetapi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, H. Rachman Sahnan Putra diklarifikasi berdasarkan pemantauan lapangan yang dilakukan pihaknya.

“Sampai hari ini belum ada satupun masyarakat yang terdampak di sekitar situ yang ISPA (infeksi saluran pernapasan akut, red), makanya kita lakukan upaya-upaya pencegahan. Setiap beraktifitas keluar mereka kita harapkan menggunakan masker,” terang Rahman saat dihubungi via telpon, Rabu (16/10/2019).

Pihaknya, tambah Rahman, telah membagikan paling sedikit 2200 masker dan obat-obatan untuk penguat stamina kepada masyarakat sebagai tindakan preventif atas bahaya asap tersebut.

“Yang paling penting adalah masyarakat paham apa yang harus dilakukan supaya mereka tidak terdampak, tidak sakit akibat dari asap itu, salah satunya adalah beraktifitas keluar menggunakan masker,” pinta Rahman yang mengaku langsung menurunkan Tim agar menyisir daerah-daerah lingkar TPA tersebut.

Hasil pantauan lapangan, sampai saat ini pihak Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Lombok Barat nampak kewalahan melakukan pendinginan. Di samping karena penumpukan sampah yang sangat tinggi dan luas area yang terbakar yang mencapai 1,25 hektar, kondisi tersebut juga dipicu oleh material sampah yang mengandung gas metan dan tetap mudah terbakar.

“Permasalahan di lapangan karena tumpukan sampah itu terlalu tinggi. Jadi sampah itu harus dipecah dulu. Kan selama ini sia-sia saja penyiraman yang kita lakukan karena hanya dipermukaan saja,” keluh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Lombok Barat, H. Fauzan Husniadi saat dihubungi via telpon, Rabu (16/10/2019).

Sejak malam kejadian, aku Fauzan, pihaknya telah berusaha melakukan pemadaman bersama Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram, bahkan juga melibatkan Kepolisian Daerah, Tagana, dan Basarnas. Namun asap masih saja ada, karena pemadaman hanya menjangkau permukaan sedang api masih ada menjalar di bawah.

“Kenapa sampai hari ini terjadi itu karena belum dipecah sampah itu. Jadi percuma saja kita lakukan pemadaman hanya diatas permukaan dan apinya padam, tapi bara yang di bawah itu yang menimbulkan asap,” terang Fauzan Husniadi mengaku telah mengkoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB untuk dibantu alat berat untuk melakukan pemecahan atas tumpukan sampah tersebut.

Reaksi yang cukup keras juga disampaikan oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di sela-sela melakukan peninjauan proyek, Rabu (16/10/2019).

“Kita minta Pemerintah Provinsi untuk betul-betul mengatensi masalah ini, karena sekarang dampaknya sudah mulai terasa di masyarakat,” pinta Fauzan Khalid.

Menurut Fauzan Khalid, karena TPA Kebon Kongok berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, maka Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kota Mataram harus memberi perhatian lebih kepada kawasan yang terdampak oleh keberadaan TPA tersebut, dalam hal ini tidak hanya karena masalah asap akibat kebakaran itu.

“Sekarang ini kita tidak mau hanya sekedar sebagai tempat (pembuangan sampah, red) saja, harus ada kompensasi. Contoh kasus seperti di Jakarta dan Bekasi, itu ada semacam kompensasi, walaupun itu tanah mereka. Kita juga akan minta seperti itu,” tegas Bupati.

Kompensasi itu, pinta Fauzan Khalid, bisa dalam bentuk hibah yang akan diarahkannya ke masyarakat sekitar.

“Termasuk infrastruktur, karena infrastruktur itu yang punya Lombok barat. Kalau rusak, kan kita yang bertanggung jawab? Kalau tidak ada kompensasi, terus uangnya dari mana?,” terang Bupati sambil memperkirakan minimal Rp. 15 milyar APBD Lombok Barat per tahun harus dialokasikan pihaknya untuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat dilalui truk sampah, menyalurkan bantuan ekonomi, atau bantuan lainnya untuk masyarakat sekitar yang sakit karena dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA tersebut.

Keberadaan TPA Kebon Kongok ini memang sangat dilematis buat Kabupaten Lombok Barat. Di satu sisi menjadi area pembuangan sampah dari Kota Mataram, di sisi lainnya Kabupaten Lombok Barat paling banyak mendapat dampak negative berupa kerusakan infrastruktur jalan, debu, bau, dan lingkungan yang tidak sehat namun tidak mendapatkan kompensasi apapun akibat dampak tersebut.

Area seluas kurang lebih 5 hektar ini sebagiannya memang miliki Pemerintah Kota Mataram dan telah menjadi area pembuangan akhir bagi rata-rata 333 ton sampah per hari.

Gandeng Tokopedia, Kemendes PDT dan Transmigrasi RI Gelar Pelatihan UMKM di Lobar

Giri Menang, Rabu 16 Oktober 2019 – Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku UMKM tentang berwirausaha dan mendorong peningkatan kapasitas UMKM, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Koperasi dan UMKM bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi RI menggelar pelatihan kemampuan berwirausaha dan kemampuan pemasaran. Kegiatan ini juga menghadirkan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia ‘Tokopedia’ sebagai narasumber untuk memberikan pelatihan cara promosi dan menjual produk secara online.

Melalui pelatihan ini diharapkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM bertambah sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Lombok Barat.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lobar H. M. Fajar Taufik saat membuka kegiatan di Aula Kantor Bappeda Lobar, Rabu (16/10).

Tidak hanya para pelaku UMKM, kegiatan ini juga diikuti oleh BumDes se-Lobar. Sinergitas yang dilakukan Kemendes PDT dengan menggandeng Bumdes, Koperasi, dan UMKM sangat diapresiasi Taufik. Untuk itu ia berkeyakinan kontribusi tersebut akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lobar.

Di Lombok Barat sendiri, Jumlah Wira Usaha Pemula (WUP) dalam 4 tahun terakhir sampai tahun 2019 ini adalah sebanyak 1488. Pertumbuhan tahun ini cukup menggembirakan, yaitu tercipta wira usaha pemula sebanyak 420, meningkat dari tahun 2018 lalu yang berjumlah 323 WUP. Data tersebut menggembirakan karena menjadi jalan keluar juga terhadap pertumbuhan tingkat pengangguran terbuka di Lobar.

Sedangkan untuk peningkatan kualitas usaha, saat ini Dinas Koperasi dan UMKM Lobar telah melakukan pembinaan kepada aneka UKM, baik Formal maupun Informal. Untuk diketahui sasaran pembinaan yang dilakukan mencakup UKM Formal dan Informal yang sampai tahun 2019 ini total berjumlah 8101. Terbanyak di Kecamatan Labuapi sebanyak 1495 UKM dan jumlah paling sedikit di Kecamatan Sekotong yang hanya berjumlah 270 buah UKM.

Pemkab Lobar sendiri akan terus mendorong pertumbuhan tersebut sampai rata-rata 450 UKM baru setiap tahun sampai 2024 nanti. Ditargetkan, ijin usaha mikro kecil di tahun 2019 ini dapat diterbitkan sebanyak 450 IUMK sehingga bisa mencapai 3000 IUMK di tahun 2024 nanti.

“Untuk itu melalui pelatihan UMKM, Koperasi dan BumDes nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesejahtraan masyarakat di desa masing-masing serta mampu mengurangi jumlah angka pengangguran di Kabupaten Lombok Barat,” harap Taufik.

Sementara itu di tempat terpisah, Jamaludin selaku Kasubdit Investasi dan Permodalan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi RI menjelaskan pihaknya sengaja menggandeng Tokopedia untuk membantu pemasaran UMKM.

“Kehadiran kami tidak hanya sebatas penyaluran anggaran, tetapi juga kami membawa Tokopedia yang akan memberikan pelatihan cara promosi dan menjual produk untuk membantu UMKM memasarkan secara online. Dimana tokopedia merupakan perusahaan teknologi Indonesia dengan misi mencapai pemerataan ekonomi secara digital untuk dapat di kenal masyarakat luas bahkan sampai keluar negeri ujar jamal. Untuk Pelatihan cara pemasaran online oleh tokopedia kata jamal akan berlangsung besok di tempat ini,” jelasnya.

Jamaludin menambahkan, pihaknya juga telah bekerjasama dengan Kementerian Keuangan untuk menyalurkan dana yang ada di Kementerian untuk dimanfaatkan oleh Koperasi UMKM di 122 Kabupaten yang statusnya masih tertinggal. Dana tersebut merupakan pinjaman lunak dimana suku bunganya sangat kecil, masing-masing besarannya 10 juta perorang. Dana tersebut kemudian diurus melalui koperasi yang ada di kabupaten untuk disalurkan kepada koperasi UMKM yang sehat dan masih aktif.

“Kedepan diharapkan memiliki produk unggulan masing-masing desa. Dimana produk itu bisa laku dan disukai banyak orang untuk dipasarkan. Dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di desa,” pungkas Jamal.

Trend Peningkatan HIV-AIDS Dipengaruhi Gaya Hidup

Gerung, Kominfotik-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Fauzan Khalid, M.Si menceritakan kisah Freddie Mercury, Vokalis Band Queen yang mengidap penyakit Aids. Freddie kemudian meninggal dalam usia yang masih produktif yaitu 45 tahun. Berdasarkan peristiwa tersebut, ia Fauzan menyebutkan, HIV atau Aids merupakan fenomena gunung es yang sulit untuk dimusnahkan.

Saat menjadi pembicara saat Rakor Pencegahan dan penangguilangan HIV/AIDS Kabupaten Lombok Barat, Rabu (16/10) di Aula Exasavator Dinas PUPR Lombok Barat Giri Menang, Gerung, ia mengatakan, risiko HIV sebenarnya bisa dikurangi meski sampai saat ini obatnya belum ditemukan. Menurutnya, salah satu upaya pencegahan dengan menahan perkembangan virus, sehingga penderita dapat bertahan hidup. 

“Sekarang di Indonesia luar biasa dan ini butuh perhatian. Jika melihat gaya hidup anak muda saat ini, sekarang ada lagi fenomena baru Cross Hijaber laki-laki berhijab. Di Jakarta sudah muncul fenomena seperti itu. Di Lombok belum kita dengar seperti itu. Mudah-mudahan tidak ada. Ini tugas kita semua, laki-laki berhijab bahkan laki-laki bercadar,” ujarnya memberikan informasi terbaru.

Ia mengatakan, gaya hidup seperti itu jelas akan memancing perhatian. Sedangkan benteng atas perilaku negatif itu adalah keluarga. Ia menekankan, seluruhnya berbasis pada kedekatan keluarga.

“Kalau kita lihat fenomena sosial rata-rata anak-anak nakal yang terjangkit akan gaya hidup bebas, sebenarnya kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga. Fenomena sekarang ini semakin banyak. Coba hampir tidak ada tempat angkringan atau taman yang tak dijadikan sebagai tempat yang tidak baik oleh anak kita. Lucunya, taman yang disalahkan,” ungkapnya.

Menurut Bupati Lobar, berdasarkan basis keluarga, masyarakat memiliki kesadaran penuh untuk saling memperhatikan dan mengontrol. Ia mengamati, hal ini bermula dari pergaulan bebas dan gaya hidup yang tidak benar, sehingga mereka terjangkit HIV. 

Bupati juga membandingkannya dengan narkoba. Mengganti jarum suntik dan sebagainya juga bisa menularkan penyakit HIV/Aids. “Dan ini butuh perhatian kita semua. Rakor seperti ini tidak cukup, ini butuh kerja bersama. Misalnya kita minta Puskesmas, bila perlu di masing-masing Puskesmas sesuai desa binaan dan ada sekolah di sana bisa giliran jadi Inspektur upacara untuk menyampaikan bahaya HIV/AIDS, narkoba dan bahkan hal-hal lain yang bisa mengakibatkan masyarakat kita terjangkit akan virus HIV/Aids,” ujarnya.

Ia melanjutkan, beberapa hal yang kerap tidak disadari ketika keluarga baru sadar ketika salah satu anggotanya sudah terkena penyakit itu. Apabila tidak ada yang terkena, mereka tidak terlalu memperhatikan persoalan itu.

“Kita tidak anggap sebagai ancaman. Namun, kalau keluarga kita sudah terkena baru rebut-ribut. Semua hal yang negatif harus kita anggap sebagai bagian dari ancaman kita. Walaupun keluarga kita belum kena, sehingga bisa dilakukan tindakan preventif untuk melindungi keluarga kita,” ucapnya.

Fauzan berharap, rakor ini bisa menemukan solusi untuk mengatasi persoalan ini, terutama menekankan ketegasan dari pemangku kepentingan.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Lombok Barat. H Djunaidi, SH melaporkan, di Lombok Barat sampai dengan tahun 2018 lalu tercatat sebanyak 174 orang warga di Lombok Barat terkena HIV, dimana 121 lainnya dipastikan sebagai penderita AIDS. Angka tersebut mengalami tren kenaikan dari beberapa tahun sebelumnya.

“Diketahui kawasan Lombok Barat yang terbanyak memiiki suspect HIV-AIDS yakni Kecamatan Batulayar yang sampai tahun 2018, lalu berjumlah 35 orang, dibandingkan kecamatan lainnya. Artinya pertumbuhan pariwisata di Senggigi dan kawasan lainnya juga berkontribusi dan potensial terhadap penyebaran HIV-AIDS yang harus disikapi secara baik,” kata Djunaidi. (her)

TNI dan Warga Desa Batulayar Bersihkan Sungai

Giri Menang, Selasa 15 Oktober 2019 – Puluhan anggota TNI bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR), warga, dan Bhabinkamtibmas desa sejak pagi sudah mulai melakukan pengerukan jalur sungai di Dusun Teloke Lauq, Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Selasa (15/10). Pengerukan ini menjadi pra kegiatan restorasi sungai dalam rangka Karya Bhakti Terpadu TNI di jalur sungai sepanjang satu kilometer yang melintasi Dusun Tanak Empat Timur, Dusun Tanak Embet Barat, Dusun Teloke Tengah, dan Dusun Teloke Lauq.

“Jadi pekerjaan untuk restorasi sungai di Batulayar ini kita untuk sekarang mengarah ke hulu dulu sekitar 300 meter,” kata Babinsa Desa Batulayar, Dedy H.

“Untuk pekerjaan kita akan mulai dari jam 08.00 sampai jam 11.00 dan akan dilanjutkan lagi dari jam 02.00 sampai jam 05.00 sore. Untuk besok pagi kita tetap melakukan pengerukkan dan penaludan. Untuk restorasi pengerukkannya sekitar kurang lebih 21 hari kedepan,” sambungnya.

Dedy melihat antusias warga sangat luar biasa. Hal itu terlihat sejak datangnya alat berat yang dibawa pihak TNI satu hari sebelumnya.

“Kesan dari masyarakat disini sangat antusias sekali karena kemarin setelah kami bawa alat berat ke lapangan mereka semua antusias. Tadi kita gelar apel di lapangan Galaxy Teloke, hadir kurang lebih 80 orang,” ungkap Dedy.

Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. H. Abdulwahab, Kepala Dusun Teloke Lauq berharap banjir tidak menghampiri daerahnya lagi. Ia juga berharap dengan bantuan para TNI, masyarakat semakin sadar untuk menjaga kebersihan khususnya di wilayah sungai.

“Kami sangat terbantu dengan adanya pengerukan kali ini. Karena dimana setiap tahun kami langganan banjir disebabkan penangkalan kali apalgi setiap hujan,” ujarnya.

Dijelaskannya, banjir disebabkan dua hal yakni penyempitan kali di hilir dan sampah yang dibuang masyarakat.

“Mudah-mudahan jangan lagi masyarakat buang sampah di sembarangan tempat. Mari kita menjaga sama-sama,” harapnya.

Karya Bahakti Terpadu, TNI Bersama Pemkab Lobar akan Gelar Restorasi Sungai

Giri Menang, Senin 14 September 2019 – Dalam rangka karya bhakti terpadu, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama Kodim 1606/Lobar akan melakukan restorasi sungai. Restorasi sungai dilakukan mulai dari Dusun Tanak Empat Timur, Dusun Tanak Embet Barat, Dusun Teloke Tengah, Dusun Teloke Lauk, Dusun Kekeran Desa Batulayar, Kec. Batulayar.

Hal itu disampaikan Dandim 1606/Lobar Kolonel Czi Efrijon Kroll dalam kegiatan sosialisasi restorasi sungai di Kantor Desa Batulayar, Senin (14/10).

“Kegiatan karya bhakti terpadu ini kita laksanakan dua kegiatan. Kegiatan fisik melaksanakan normalisasi sungai sepanjang satu kilometer, dan pembuatan tanggul sepanjang 65 meter dengan tinggi 4 meter,” katanya.

Efrijon Kroll menerangkan untuk kegiatan non fisik meliputi penyuluhan, baik itu penyuluhan mengenai narkoba, wawasan kebangsaan, penyuluhan pertanian, penyuluhan keluarga berencana dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan.

“Terkait Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Lombok Barat tidak dilaksanakan tahun ini, hanya kita laksanakan karya bhakti terpadu,” terangnya.

Efrijon Kroll berharap dengan dilaksanakan kegiatan restorasi sungai ini masyarakat yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) nantinya dapat memelihara lingkungan lebih baik lagi, dan meningkatkan rasa memiliki.

“Sehingga apabila terjadi musim hujan tidak menjadi banjir dan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Karena kita tahu bersama bahwa daerah ini tetap langganan banjir tiap tahun,” ungkapnya.

Selain sungai di Desa Batulayar Kecamatan Batulayar, restorasi sungai juga dilakukan di Dusun Lemper yang berada di Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan. Dusun Lemper dipilih menjadi lokasi restorasi karena setiap tahunnya mengalami banjir, baik disebabkan hujan lebat atau air kiriman dari wilayah Lombok Tengah.

Di lokasi ini akan dibuatkan beronjong sepanjang 62 meter dan menambah kedalaman sungai. Selain itu, TNI juga mendorong pihak desa untuk membuat tempat pembuangan sampah sementara yang reprenstatif. Tujuanya agar masyarakat tidak membaung sampah di sungai lagi.

“Karya bhakti ini juga ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk memelihara dan mejaga sungai dari prilaku hidup masyarakat yang kurang peduli terhadap keberlangsungan sungai. Selanjutnya pihak TNI akan mendorong warga Desa Jagaraga membentuk komunitas masyarakat peduli sungai, yang nantinya komunitas ini akan bertanggung jawab terhadap kebersihan sungai diwilayahnya,” jelas Kapten Infantri Anak Agung Rai Budiana saat ditemui di Kantor Desa Jagaraga.

Sementara itu, Bupati yang diwakili Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) I Made Artadhana menjelaskan, kegiatan ini menjadi wujud dari sinergitas dan integrasi dalam melaksanakan program karya bhakti ini. Restorasi sungai ini akan tersinergi dan terintegrasi beberapa pintu tugas yaitu Dinas PUTR Lobar, Balai Wilayah Sungai (BWS), Kodim 1606/Lobar, serta keterlibatan seluruh masyarakat di bagian sekitar wilayah sungai itu. Pekerjaan akan berlangsung selama 21 hari.

“Ini merupakan kegiatan yang tersinergi dalam wadah karya bhakti dari TNI. Kegiatan hari ini dilaksanakan sosialisasi dan besok (Selasa, red) pagi kita mulai bekerja di lapangan. Kegiatan besoknya mulai dari pekerjaan fisik meliputi normalisasi sungai. Dinormalkan kembali alur sungai itu sepanjang kurang lebih satu kilometer, dan perkuatan tebing sungai di beberapa titik yang memang berpotensi longsor akan diperbaiki dan diperkuat dengan beronjong.

Dijelaskan Made, program restorasi sungai mulai muncul saat peringatan Hari Air Sedunia tanggal 23 Maret lalu. Bupati H. Fauzan Khalid saat itu menyampaikan restorasi sungai harus dimulai pada satu sungai di setiap kecamatan yang berdekatan dengan ibu kota kecamatan, maupun sungai yang berpotensi dan yang sebelumnya menimbulkan persoalan masalah banjir dan sebagainya.

“Dari itu setelah saya identifikasi dan memang semuanya penting. Tetapi melihat beberapa pertimbangan, dicoba dan diawali di Desa Batulayar Kecamatan Batulayar, dan Desa Jagaraga Kecamatan Kuripan,” terangnya.

Made berhadap kegiatan ini menjadi awal sehingga amanat yang disampaikan bupati sebelumnya dapat terus berlanjut, yakni satu sungai untuk satu setiap kecamatan.

POPKAB Lobar cari Bibit Olahraga Asal Lombok Barat

Gerung, Kominfotik-Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar POPKAB (Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten) Lombok Barat tahun 2019 di GOR Patut Patuh Patju Senin (14/10).

POPKAB tersebut diikuti 718 Atlet dari 71 Sekolah unit satuan pendidikan baik yang ada di SMP,MTS,SMA,SMK,MA sederajat se Kabupaten Lombok Barat. Lomba ini mempertandingkan 10 cabang olahraga. Diantaranya, sepakbola, bola basket, bola voli indoor, bola voli pasir, pencak silat, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis,renang dan sepak takrow.

Plt Kadispora Lombok Barat Maad Adnan menjlaskan, diadakannya POPKAB Lombok Barat tahun 2019 untuk mencari atlet yang betul-betul potensial dan menjadi salah satu tim cabang olahraga yang akan mewakili Kabupaten Lombok Barat pada pelaksanaan Politik POPDA NTB tahun 2020 yang akan dilaksanakan  antara bulan Maret- Juni 2020 di Mataram.

Popda tersebut tersebut dihadiri Bupati Lombok Barat, Anggota Forkopimda Lombok barat , Sekda, Asisten 1, sebagian para Kepala OPD Lombok Barat, para Kepala Sekolah yg mengikuti POPKAB 2019 tersebut.

“Saya mengajak kepada semua pihak khususnya kepada para Kepala Sekolah, pembina, pelatih olahraga di sekolah-sekolah khususnya SMP/SMA sederajat,untuk terus membina dan melatih para calon atletnya agar bisa berbicara ditingkat yang lebih tinggi, seperti di tingkat nasional,” kata Bupati Lombok Barat, H fauzan Khalid dalam sambutannya.

Popda Lobar ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya perhelatan pekan olahraga pelajar tersebut. (Aroel).

Tiga Des di Kecamatan Gunungsari Gelar Perjusami

Giri Menang, Sabtu 12 Oktober 2019 – Untuk membangkitkan semangat sekaligus membentuk karakter dan kedisiplinan para siswa, tiga desa yakni Desa Penimbung, Mekar Sari, dan Bukit Tinggi menggelar kegiatan Perkemahan Jum’at-Sabtu-Minggu (Perjusami). Ada sekitar 500 siswa/siswi mulai dari tingkat RA, SD, SMP, SMA dan MA yang mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan yang digelar di Desa Penimbung itu rencananya berlangsung mulai tanggal 11-13 Oktober 2019. Kegiatan dibuka Camat Gunung Sari M. Mudasir, Jum’at (11/10).

Mudasir yang juga Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) mengapresiasi pihak-pihak yang telah mencetus kembali kegiatan perkemahan itu. Terlebih koordinasi para pencetus atau yang peduli terhadap pendidikan yakni Pemerintah Desa dan para Kepala Sekolah. Melihat bangkitnya motivasi khususnya melalui pendidikan pramuka, Mudasir rencananya akan mengandakan kegiatan ini menjadi acara tahunan.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang sudah 10 tahun terbenam, sekarang muncul lagi. Melalui kegiatan perjusami ini diharapkan dapat membangkitkan kembali nilai-nilai kepramukaan dalam dunia pendidikan,” katanya semangat.

“Nilai-nilai pramuka yang mengajarkan banyak hal positif diharapkan kembali untuk diterapkan di dunia pendidikan seperti kedisiplinan, bekerja sama, empati serta tanggung jawab,” tambahnya.

Di tempat terpisah Waka Binawasa Kwartir Cabang Lombok Barat, Muhdar mengatakan, acara perkemahan Perjusami juga akan dirangkai dengan acara pengukuhan dan pelantikan Mabigus dan pengurus gugus depan untuk Kecamatan Gunungsari.

Siapkan Generasi Lombok Barat yang Sehat, Bupat Canangkan Aksi Bergizi

Giri Menang, Jum’at 11 Oktober 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pagi tadi (11/10) mencanangkan program Aksi Bergizi di Kabupaten Lombok Barat. Pencanangan dirangkai dengan senam bersama dan aksi minum Tablet Tambah Darah (TTD) oleh ratusan pelajar yang hadir.

Bentuk dari program Aksi Bergizi ini sendiri adalah intervensi kepada para remaja dengan memberikan suplemen gizi maupun perubahan perilaku sehat dan gizi. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku para remaja tentang kesehatan reproduksinya.

Intervensi dari program ini memiliki tujuan yang cukup besar, yaitu memperbaiki status gizi makro, gizi mikro serta perilaku yang lebih sehat. Program Aksi bergizi ini akan memiliki dampak yang sangat besar bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena aksi bergizi ini tidak hanya berdampak pada pencegahan stunting, namun juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi yang pada akhirnya dapat meningkatkan umur harapan hidup, sehingga juga akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lombok Barat.

“Sekitar tahun 2016 lewat Dinas Kesehatan sudah melakukan sensus tentang kondisi gizi anak di Lombok Barat, terutama yang perempuan. Kita di Lombok Barat tingkat persentasenya tinggi sekali, sekitar 60-70 persen terutama pada perempuan. Pertama, anemia dan kedua kekurangan gizi,” terang Bupati H. Fauzan Khalid.

Aksi ini sebenarnya sudah mulai dijalankan jajaran Dinas Kesehatan Lombok Barat sejak awal tahun 2019. Melalui Surat Edaran Bupati Lombok Barat Nomor 444/91/DIKES/I/2019, seluruh sekolah tingkat SLTP dan SLTA di Lombok Barat diminta untuk melaksanakan aksi tersebut. Praktiknya, setiap hari Rabu selama 45 menit semua sekolah diminta untuk melakukan sarapan bersama, meminum TTD, dan menyelenggarkaan kegiatan literasi dengan “modul aksi bergizi”.

Untuk lebih memaksimalkan program ini, Pemkab Lombok Barat kemudian menuangkan aksi ini dalam Peraturan Bupati (Perbup) No. 49 Tentang Aksi Bergizi di satuan pendidikan. Perbup ini memberikan celah kepada setiap satuan pendidikan untuk bisa menganggarkan bantuan kepada para siswa/siswi, kemudian anggaran sosialisasi kepada siswa/siswi termasuk orang tua/wali untuk memperhatikan gizi dan nutrisi.

“Masa depan bangsa kita itu ada pada pundak mereka. Saya kira tidak ada artinya kita berbicara tentang Four Point O (4.0) tanpa menyiapkan generasi muda kita dari sekarang supaya mereka sehat dari sisi jasmani dan tentunya juga rohani,” terang bupati.

Kabupaten Lombok Barat sendiri memiliki progres yang sangat baik dalam penurunan angka kasus stunting. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, Kabupaten Lombok Barat mampu menurunkan kasus stunting secara signifikan. Dari angka 49.8% di tahun 2007 menjadi 25.4% di tahun ini. Melalui intervensi sejak pre kehamilan dengan program Aksi Bergizi ini diharapkan target Lombok Barat bebas stunting tahun 2024 dapat tercapai.

“Penurunan stunting di Lombok Barat ini hasil dari perjuangan bersama sekaligus bentuk kepedulian dari UNICEF, bahwa Lombok Barat dijadikan pilot project sebagai salah satu daerah yang berhasil menurunkan stunting dengan progresnya sangat bagus,” ungkap Fauzan.

Sementara itu Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI, Kartini Rusnandi menyambut baik program Aksi Bergizi yang dicanangkan Lombok Barat. Kartini menilai masyarakat Indonesia masih kurang dalam melakukan aktivifas fisik, dan makan buah dan sayur. Ia berharap dengan dicanangkannya program ini prilaku masyarakat dapat menjadi lebih sehat.

“Saya ucapkan terima kasih sudah digemakan bagaimana beraktivifas fisik dengan senam bersama tadi. Satu hal lagi kami meminta bahwa Lombok Barat bisa mencanangkan juga bagaimana anak-anak di sekolah harus setiap hari bisa berolahraga. Semoga kegiatan ini juga dapat memacu masyarakat Lombok Barat untuk menjadikan anak-anak yang sehat, bugar, produktif dan berprestasi,” harapnya.

1 211 212 213 214 215 429