Lobar Genjot Pelatihan Kurikulum 2013

Dikbud Mengawasi ke Sekolah

GIRI MENANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggenjot pelatihan kurikulum 2013. Pelatihan dilakukan secara maraton di beberapa lokasi. Diharapkan dengan pelatihan ini semua guru di Lobar paham tentang kurikulum 2013.
Pelatihan kurikulum mendatangkan tutor nasional dan instruktur nasional. Untuk tingkat SD pelatihan dipusatkan di sembilan tempat, untuk jenjang SMP dipusatkan di SMPN 4 Gerung, jenjang SMA di pusatkan di SMAN 1 Narmada dan SMAN 1 Gerung
Sedangkan untuk di SMK dipusatkan di SMKN 1 Gunungsari dan SMKN 1 Lingsar.
“Kami siap melaksanakan kurikulkum 2013 di semua jenjang pendidikan. Sudah ada beberapa guru yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan dan sekarang sudah menjadi instruktur nasional kurikulum 2013,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat Ispan Junaedi pada Lombok Post, kemarin.
Diungkapkan, penerapan kurikulum 2013 di Lombok Barat bisa dilaksanakan dengan baik. Bukan hanya guru saja yang sudah disiapkan, namun juga dilengkapi buku semester ganjil tahun ini.
“Buku kurikulum 2013 sebagian besar sudah diterima sekolah,” katanya.
Dikatakan, penyiapan buku kurikulum 2013 sudah didistribusikan ke sekolah dengan pembiyaan melalui dana BOS dan dana dekonsentrasi (dekon).
“Untuk semester pertama ini pembelian buku menggunakan dana BOS yang sudah ditender. Untuk semester kedua rencananya akan menggunakan dana DAK,” jelasnya.
Kata Ispan, sebelumnya beberapa guru di Lombok Barat juga pernah mengikuti pelatihan kurikulum 2013.Sekarang mereka ditunjuk menjadi instruktur nasional. Guru inti yang menjadi instruktur nasional diharapkan memberikan pemahaman kepada guru lainnya di sekolah.
“Sehingga nantinya semua guru di Lombok Barat bisa mengimplementasikan kurikulum 2013 secara serentak,” katanya.
Ispan mengatakan, saat ini pihaknya akan melakukan pemantauan di sekolah. Para guru harus siap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Ispan menilai kurikulum baru ini mengajarkan siswa untuk bisa beradaptasi dengan model pembelajaran yang dilaksanakan. “Tidak monoton seperti kurikulum tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.
Menurut Ispan, kurikulum 2013 yang akan diterapkan di sekolah ini dapat memberikan revitalisasi pembelajaran. Guru dan siswa dituntut mampu beradaptasi (adaptif) dengan konten pembelajaran yang dilaksanakan.
“Sekarang guru tidak bisa mengajar seperti dulu pada era 90-an,” kata Ispan.

Sumber: Lombok Post, Kamis 26 Juni 2014

Pol PP Geledah Kos-Kosan di Senggigi

Antisipasi PSK Dolly
GIRI MENANG-Aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar razia kos-kosan di kawasan wisata Senggigi, kemarin.
Kegiatan itu sebagai langkah antisipasi masuknya pekerja seks komersial (PSK) dari lokalisasi prostitusi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, yang sudah ditutup secara resmi pemerintah daerah setempat. “Ini dalam rangka mencegah terjadinya eksodus dan pencemaran penyakit yang dibawa PSK Dolly,” kata Kepala Sat Pol PP Pemerintah Kabupaten Lobar I Nengah Sugiartha.
Seperti diketahui, lokalisasi prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara, yakni Dolly, ditutup secara resmi oleh pemerintah Kota Surabaya, pada Rabu (18/6). Ribuan PSK dipulangkan ke kampung halamannya untuk menekuni profesi yang lebih terhormat. Namun, sebagian diduga ada yang enggan berpindah jenis pekerjaan dan memilih ke daerah lain.
Ical sapaan akrab Kasat Pol PP Pemkab Lombok Barat, mengatakan, operasi ini juga dimaksudkan untuk razia penyakit masyarakat (Pekat) menjelang bulan Ramadhan. “Kami menginginkan masyarakat yang menjalankan ibadah puasa merasa nyaman, tidak terganggu oleh aktivitas-aktivitas yang menimbulkan gangguan,” ujarnya.
Kegiatan razia kos-kosan tersebut, kata dia, tidak hanya melibatkan anggota Sat Pol PP. Tapi juga jajaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Lombok Barat dan Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Lombok Barat. Mereka dilibatkan agar masalah kependudukan dan penyakit sosial ditangani masing- masing intansi terkait.
Tim razia terbagi dalam dua grup. Masing-masing bertugas menyisir kos-kosan di Desa Meninting dan Senteluk dan Desa Batulayar dan Senggigi . Dari hasil penyisiran ada belasan penghuni kos-kosan yang diamankan ke kantor Sat Pol PP Pemkab Lobar karena tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Dari seluruh warga yang diamankan, ada dua pasangan lain jenis ditemukan berdua dalam kamar. Mereka tidak memiliki akta nikah.
Kepala Disosnakertrans Lombok Barat H Fathurrahim, mengatakan, dari seluruh warga yang diamankan tidak satupun yang terbukti menjadi PSK. Mereka hanya tidak memiliki identitas kependudukan yang jelas. Semuanya sudah diinterogasi dan diminta untuk segera mengurus KTP di daerah masing-masing.
“Bagi pasangan bukan suami isteri dikembalikan ke orang tua dan mereka kami dorong untuk menikah supaya tidak melakukan perbuatan melanggar norma agama,” ujarnya.
Razia penyakit masyarakat kata dia, akan dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman, khususnya bagi umat muslim yang menunaikan ibadah puasa Ramadan 1435 Hijriah. “Ini bulan penuh ampunan jadi kami harus coba awali tindakan prefentif dengan menyisir kos-kosan di kawasan Senggigi,” kata Fathurrahim.

Sumber: Lombok Post, Kamis 26 Juni 2014

Upaya Pol PP dan Disperindag Lobar Jelang Ramadan

Sisir Toko dan Swalayan, Buru Makanan Tak Layak Konsumsi
Permintaan berbagai produk menjelang Ramadan diperkirakan mengalami kenaikan. Hal ini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menyetok barang dalam jumlah besar. Namun, di sisi lain mereka terkadang tidak memperhatikan kelayakan barang yang dijualnya.

MELIHAT fenomena itu, jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Lombok Barat (Lobar) menggelar inspeksi mendadak (Sidak). Mereka menyisir sejumlah toko dan swalayan serta pasar tradisional untuk mengetahui ada tidaknya produk tidak layak konsumsi diperdagangkan.
Kepala Satuan Pol PP Lobar I Nengah Sugiartha, mengatakan, operasi bertujuan guna mengawasi peredaran produk makanan yang tidak layak edar, sehingga merugikan konsumen. Misalnya rusak label, tidak ada label dan sudah kedarluarsa. ‘’Operasi ini dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen terutama memasuki bulan puasa ini,” katanya.
Ia menyebutkan. operasi kali ini terbagi dalam tiga zona, yakni wilayah selatan meliputi Kecamatan Lembar, Gerung dan Labuapi. Selain itu, wilayah tengah, meliputi Kecamatan Narmada, Lingsar, dan Kediri. Sedangkan wilayah utara, meliputi Kecamatan Lingsar, Batulayar dan Gunung Sari. “Ada beberapa temuan produk tidak layak edar. Itu kami dapat di pasar tradisional Keru,” sebut lcal sapaan akrab Kasat Pol PP.
Berdasarkan pantauan, belasan orang tim dari Disperindag dan Satpol PP yang bertugas di wilayah selatan, menyisir sejumlah toko di Kecamatan Lembar. Mulai dari pasar modern Indomaret dan AI- famart yang ada di jalur masuk ke Pelabuhan Lembar. Satu per satu mereka mengecek tanggal masa kadaluarsa dari produk makanan dan minuman yang dipajang. Termasuk fisik kemasan yang tidak boleh penyok. Tidak menemukan barang yang dicari, mereka kemudian bergerak ke arah utara hingga di Kecamatan Gerung.
Di wilayah ibu kota Kabupaten Lobar, ini petugas menemukan makanan ringan, minuman dan susu kaleng yang kadalurasa namun masih dijual bebas. “Kami mau angkut barang itu. Tapi pemilik bersedia tidak menjualnya dan mengganti dengan yang baru,” kata lcal.
Meskipun demikian, pedagang yang ditemukan menjual produk tak layak konsumen itu tetap diberikan peringatan. Jika nanti pada razia selanjutnya petugas menemukan hal serupa maka pemilik barang akan diberikan sanksi tegas. Bahkan bisa dikenakan hukuman pidana karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Kasi Perlindungan Konsumen Disperindag Lobar, H Wirejati, menambahkan, kegiatan pengawasan barang beredar ini sebagai upaya memberikan perlindungan bagi konsumen. Terutama menjelang Ramadan. “Ini sudah jadi agenda rutin setiap menjelang Ramadan,” katanya.
Untuk memberikan rasa aman dan nyaman, kata dia, pihaknya sudah menjadwalkan tiga kali operasi selama Ramadan. Itu belum termasuk gabungan dengan Pemerintah Provinsi NTB. Sasaran operasi yakni toko makanan, pasar dan swalayan.
Meskipun sudah menjadwalkan kegiatan operasi, namun tidak menutup kemungkinan ada pedagang yang luput dari pantauan. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap makanan yang dijual bebas di pasar. Terutama yang berwarna.

Sumber: Lombok Post, Rabu 25 Juni 2014

Peringati HUT Bhayangkara, Polres Lobar Gelar Khitan Massal

GIRI MENANG-Sebanyak 46 anak ambil bagian dalam acara khitan massal yang digelar Polres Lobar, Sabtu (21/6) lalu. Acara ini digelar dalam rangka HUT Bhayangkara yang ke 68. Kegiatan ini kerja sama antara Polres Lobar dengan Rumah Sakit Bhayangkara.
”Ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial polisi kepada lingkungan sekitar,” ujar Kapolres Lobar AKBP Yulianus Yulianto pada koran ini usai acara.
Pantauan koran ini, puluhan orang tua antusias mengantarkan anaknya mengikuti khitanan massal. Ruangan Satlantas Polres Lobar disulap menjadi ruang bedah. Acara ini diikuti anak-anak dari Kecamatan Gerung,Labuapi, Kuripan dan Lembar. Setelah dikhitan, tidak sedikit anak-anak ini yang menangis menahan nyeri. Untuk menghibur dan menghilangkan rasa sakitnya, anak-anak tersebut diberikan bingkisan berupa tas sekolah.
“ Rencananya acara khitan massal ini akan kita gelar tiap tahun,” imbuhnya.
Selain kegiatan khitan massal ini, dalam rangka HUT Bhayangkara Polres Lobar juga sudah menggelar berbagai macam kegiatan seperti lomba olahraga untuk anggota polisi Polres Lobar, bakti sosial, donor darah dan anjangsana baik di wilayah Lombok Barat maupun Lombok Utara. “ Dengan seluruh kegiatan yang sudah diselenggarakan kita berharap silaturahmi antar anggota tetap terjaga. Dan hubungan polisi dengan masyarakat juga semakin baik.” pungkasnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 23 Juni 2014

Retribusi Sampah Lampaui Target

GIRI MENANG-Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan (TKPK) Lombok Barat (Lobar) berhasil menghimpun retribusi pengelolaan sampah sebesar 29 persen pada triwulan pertama. Angka itu melampaui target yang ditetapkan.
Nilai retribusi yang berhasil disetor sebagai pendapatan asli daerah (PAD) yakni mencapai Rp 400 juta lebih. “Kami berhasil melampaui target pada triwulan pertama ini,” kata Kepala Dinas TKPK Lobar H Dahrun, di Giri Menang, kemarin.
Ia menyebutkan, retribusi sampah diperoleh dari tiga komponen yakni dari kerja sama PDAM, SKPD dan kecamatan. Sebagian besar retribusi berasal dari PDAM, yakni rata-rata Rp 70 juta per bulan. Sedangkan dari komponen lain tidak terlalu besar.
Dahrun mengatakan, pihaknya ditargetkan harus mampu mencapai retribusi pengelolaan sampah sebesar Rp 1,3 miliar pada 2014. Namun, dari hasil kajian dan perhitungan, kemungkinan yang bisa dicapai hanya Rp 1,1 miliar atau 80 persen.
Meski begitu, jajarannya akan berupaya agar target retribusi bisa mencapai 100 persen. Salah satu caranya adalah mengoptimalkan kerja sama dengan kecamatan. “ Makanya kami sudah minta pihak kecamatan untuk maksimal melakukan pengelolaan dan pemungutan,” katanya.
Untuk mengoptimalkan peranan kecamatan ini, ia memiliiki rencana kedepan akan membuat semacam pakta integritas dengan semua kecamatan. Camat diberikan target agar mampu mencapai target tersebut. “Jadi kalau yang tak bisa mencapai target maka tentu ada konsekuensi,” jelasnya.
Agar kecamatan mampu menggenjot PAD dari pengelolaan sampah, kata Dahrun, pihaknya memfasilitasi kerja sama dengan bank sampah syariah (BSS) untuk mengelola sampah dengan teknologi tepat guna (TTG). Kerja sama itu sebagai salah satu terobosan menangani masalah sampah yang volumenya terus meningkat setiap tahun.
Penggunaan TTG dalam mengolah sampah supaya dapat memberi dampak pada penghasilan masyarakat. Terkait dengan hal itu, pihaknya sudah membagikan mesin pengolah sampah pada kelompok masyarakat di Gerung. Program ini masih dalam proyek percontohan.
Setelah berhasil di Kecamatan Gerung, katanya, baru kemudian program itu dikembangkan di kecamatan lain di Kabupaten Lobar. Sehingga nantinya semua kecamatan melaksanakan pengolahan sampah secara terpadu dengan menerapkan TTG. Pola program ini melibatkan masyarakat yang dilatih terkait pengelolaan sampah.
” Sampah yang dikumpulkan diolah jadi produk benilai ekonomi sehingga masyarakat mendapatkan tambahan penghasilan,” ujarnya.

Sumber: Lombok Post, Sabtu: 21 Juni 2014

Lobar Raih Emas Cabor Golf

GIRI MENANG-Atlet cabang olah raga golf asal Kabupaten Lombok Barat (Lobar) meraih medali emas pada ajang pekan olah raga provinsi (Porprov) NTB 2014. Masing-masing di klasifikasi perorangan, beregu dan berpasangan.
Sekretaris Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Golf Indonesia (PGI) Lobar, kepada Lombok Post, kemarin menyebutkan pada klasifikasi perorangan atletnya memborong medali emas, perak dan perunggu. ‘’Sedangkan pada klasifikasi beregu dan perorangan masing-masing meraih medali emas,” katanya.
Atlet yang memperoleh medali emas masing- masing Tonico Anggara Hermanto pada klasifikasi perorangan. Untuk klasifikasi beregu diraih Tonico Anggara Hermanto, Budiana, Syarifudin, Steven S.
Sedangkan klasifikasi berpasangan Tonico Anggara Hermanto dan Budiana. ‘’Perolehan medali dari cabor golf menambah raihan medali emas kontingen Porprov Lobar,” tandasnya.
Kontingen Porprov NTB, dari Kabupaten Lobar menargetkan bisa menjadi juara umum. Pasalnya, mereka memiliki atlet berkualitas hampir di seluruh cabang olah raga yang dipertandingkan.
Bupati Lobar H Zaini Arony, mengatakan, kontingennya mengikuti 21 dari 23 cabor yang dipertandingkan kecuali takraw dan tinju. “Dari semua yang diikuti kami targetkan mampu mendulang sebanyak 60 dari 125 medali emas,” kata Bupati Lobar H Zaini Arony, pada acara pelepasan kontingen Porprov 2014, di Bencingah Agung, Giri Menang, Gerung, beberapa waktu lalu.
Dilihat dari persiapan dan peta kekuatan lawan, bupati optimis target itu tercapai. Bagi dia, target itu realistis karena melihat hasil latihan dan eksebisi yang sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. “ Insyallah Lobar menjadi juara umum Porprov NTB 2014,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 20 Juni 2014

Warga Terima Program Bedah Rumah

GIRI MENANG-Sebanyak 70 kepala keluarga di Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dapat bantuan dana program bedah rumah. Masing-masing mendapatkan Rp 10 juta.
Bantuan dana tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kasubdit Pengembangan Kapasitas, Direktorat Penangguhan Kemiskinan Perdesaan, Kementerian Sosial (Kemensos), kepada Kepala Disosnakertrans Lobar H Fathurrahim, di kantor desa setempat, kemarin. Hadir pada acara itu Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disosdukcapil) NTB, H. Bachruddin.
Menurut Kadisosnakertrans Lobar, H. Fathurrahim, total nilai bantuan dana bedah rumah untuk warga Desa Meninting, mencapai Rp 700 juta. “Dana itu diberikan dalam bentuk cek oleh pusat. Tinggal kami siapkan pelaksanaan rehab rumah,” katanya.
Dikatakan, rumah yang menjadi sasaran untuk direnovasi sudah disurvei oleh tim dari kabupaten dan provinsi. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah layak atau tidak untuk diberikan bantuan perbaikan. “Semua rumah yang menjadi sasaran seluruh di satu desa. Tidak boleh menyebar supaya kelihatan hasilnya,” ujar Fathurrahim.
Bantuan bedah rumah tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan semangat kesetiakawanan sosial karena semua relawan ikut bekerja merenovasi rumah. Dengan adanya kerja sama ini akan lebih meningkatkan kepedulian, kebersamaan dan kegotong royongan masyarakat.
Selain itu, agar warga lanjut usia dimasa tuanya merasa nyaman tinggal di rumah yang layak huni. Oleh sebab itu, kata Fathurrahim, dalam penentuan rumah sasaran harus selektif. Sebab tidak semua rumah direnovasi, tetapi harus berdasarkan persyaratan dan kriteria tidak layak huni.
Kriteria beratap alas dinding, tidak memiliki MCK, penghuninya miskin dan sejumlah indikator lainnya. “Dana yang diberikan bukan untuk membangun ulang. Tapi merehab dengan cara swakelola atau bergotong royong,” pungkasnya
Sumber: Lombok Post, Kamis 19 Juni 2014

Kembangkan Budidaya Kerapu

GIRI MENANG-Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Lombok Barat (Lobar), mulai menggiatkan budidaya kerapu di kawasan perairan Sekotong. Apalagi kondisi lingkungan di wilayah tersebut mulai membaik pasca maraknya penambangan emas tradisional.
Kepala Dislutkan Lobar H. Ahmad Subandi, kepada wartawan kemarin mengatakan, upaya pengembangan komoditas tersebut akan dilakukan dengan pola keramba jaring apung (KJA). “Kami akan memberikan bantuan kepada tiga kelompok nelayan di Kecamatan Sekotong,” katanya.
Bantuan tersebut, kata dia, bersumber dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pada sektor perikanan dan kelautan.
Disebutkan, jenis ikan kerapu yang akan dibudidayakan oleh kelompok tersebut yakni kerapu bebek dan kerapu macan. Para kelompok nelayan itu diberikan bantuan karena memiliki komitmen membudidayakan ikan kerapu dengan sistem KJA.
Selain komitmen, perairan laut di wilayah Sekotong juga sudah mulai pulih atau berkurang dari dampak pertambangan emas yang selama ini telah mencemarkan perairan Sekotong. Sehingga kualitas air dan perikanan kurang mendukung untuk budi daya laut. “Dari hasil penelitian biomasa ikan di wilayah Sekotong sudah mulai pulih, memang dulu perairan Sekotong terkena dampak mercuri,” ujarnya.
Menurut dia, perairan laut di wilayah Sekotong berpotensi dikembangkan sebagai budi daya ikan kerapu sekitar 350 hektare. Dari luasan itu baru sekitar 10 persen saja yang sudah dikembangkan dengan menggunakan teknologi KJA.
Dari beberapa musim budi daya kerapu yang dilakukan bersama kelompok nelayan di kawasan tersebut hasilnya cukup memuaskan. “Bahkan menjanjikan untuk perekonomian masyarakat setempat,” tandas Subandi.

Sumber: Lombok Post, Kamis 19 Juni 2014

Lobar Kantongi 11 Emas

GIRI MENANG-Kontingen Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berhasil mengemas 11 emas dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) NTB. Kendati kompetisi tingkat provinsi ini baru mulai digelar Minggu (15/6) lalu, para kontingen sudah mampu mendulang 11 emas, 4 perunggu dan 6 perak.
Ketua harian KONI Lobar Muhazam Fadli kepada wartawan kemarin, mengatakan, pihaknya masih berharap emas yang akan diraih para atlit akan terus bertambah sehingga target 60 emas bisa tercapai. ”11 emas yang sudah diraih berasal dari cabang olah raga (cabor) karate sebanyak 2,sepeda 3,atletik 1 dan senam sebanyak 5,” ujarnya.
Menurut dia, emas akan berpeluang di dapat dari cabor kempo yang sudah masuk final dengan target 6 emas, golf 3 emas, renang, voli putra-putri, basket, motor cross. Termasuk pencak silat sebagai cabor andalan.” Kami optimis akan mampu meraih target dari 125 emas yang diperebutkan,” tandasnya.
Namun lanjut dia, kontingen Lobar sedikit berduka dengan kekalahan kontingen cabor sepak bola yang sudah gugur karena kalah oleh kontingen sepak bola dari Kota Bima. Namun Lobar masih memiliki harapan di cabor futsal karena beberapa kali main belum terkalahkan.
Muhazam juga mengkritisi panitia penyelenggara porprov yang dinilai tidak maksimal melayani atlet seperti konsumsi dan transportasi, padahal lanjutnya masing-masing daerah menyumbang anggaran untuk acara ini. “Kalau konsumsi dan transportasi tidak baik, maka ini menjadi salah satu faktor kegagalan atlet kami,” tandas Muhazam protes.
Politis Golkar itu tak ingin mendengar ada sabotase dari panitia terhadap para kontingen. Muhazam berharap panitia netral dan melayani atlet dengan professional. “Kita tidak gratis, semua kita bayar kok, jadi wajar kalau saya menagih fasilitas,” tegasnya.
Dalam porprov tersebut, Lobar mengirim atlet untuk 21 cabor kecuali tinju dan sepak takraw. Sebagai bentuk dukungan, Bupati H Zaini Arony berjanji akan memberi bonus kepada atlet yang mampu meraih emas. “Saya siapkan hadiah dan bonus untuk siapa saja yang berprestasi,” tandasnya.
Bonus atau hadiah tidak saja akan diberikan kepada atlet namun pemkab juga akan memberikan ke para pelatih dan official. Mereka dianggap sangat menentukan prestasi atlet.
Sumber: Lombok Post, Rabu 18 Juni 2014

Acara Silaturahmi DWP Lobar

Sembilan SKPD Digabung, Dihadiri Ibu penasihat
Program silaturahmi yang dilakukan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) di setiap unit SKPD terus berjalan. Jumat (13/6) lalu acara serupa kembali digelar. Namun bedanya kegiatan ini tak hanya melibatkan satu unit SKPD melainkan sembilan unit SKPD.

AULA kantor bupati Lobar pagi itu ramai dipenuhi para ibu berseragam oranye muda. Mereka adalah para istri PNS yang tergabung dalam organisasi DWP. Menggunakan atribut seragam lengkap, para wanita ini duduk rapi membentuk huruf “U”.
Istimewanya lagi, kegiatan silaturahmi ini juga dihadiri ibu penasihat DWP Lobar, Hj Nanik Zaini Arony dan Ketua GOW Lobar dan Ketua Iiswara Lobar. Ada juga Pembina DWP Lobar HL Saswadi dan beberapa kepala SKPD datang memenuhi undangan.
Dalam sambutannya, Pembina DWP Lobar HL Saswadi mengatakan, pertemuan ini sangat dinanti keluarga besar DWP. Jika sebelumnya kegiatan silaturahmi dijadwalkan dilakukan per SKPD namun khusus kali ini digabung karena kesibukan ibu penasehat.
‘’Alhamdulillah dari 25 SKPD, sudah ada 9 kepala SKPD yang hadir,” katanya.
Kegiatan semacam ini, lanjut Sekretaris DPRD Lobar ini, sangat penting karena mereka meyakini bahwa apa yang menjadi visi misi pemkab akan dapat diraih maksinmal jika didukung seluruh komponen masyarakat. Karena itu, mereka meminta Hj Nanik untuk untuk memberikan arahannya.
‘’Kami pembina di masing-masing unit SKPD juga sudah menyampaikan ke para istri bahwa kegiatan rutin dharma wanita ini sangat penting. Silaturahim dapat memperpanjang umur dan mendekatkan rizki,” ujarnya kembali.
Sementara itu, Hj Nanik dalam arahannya kembali menggugah semangat para anggota DWP agar bisa bangga menjadi bagian dari organisasi ini. Karena tidak semua perempuan bisa masuk dalam organisasi para istri abdi negara tersebut.
Istri bupati ini juga mengingatkan mengenai peran ibu di keluarga. Menurutnya, sekolah yang benar-benar ril adalah kehidupan di masyarakat dan keluarga. Karena itu, pendidikan ke buah hati harus bisa ditanamkan orang tua sejak dini dimulai dari lingkungan keluarga.
“ Para orang tua juga harus bisa mengendalikan tingkah laku di depan anak. Jangan memberi contoh yang tidak baik karena itu akan ditiru anak-anak kita,” pesannya.
Para anggota DWP juga diminta bisa mengenal lingkungan kerja suami. Tujuannya agar ketika menemukan masalah, yang bersangkutan bisa saling membantu dengan rekan kerja suami. ‘’Jangan suami dilepas begitu saja di lingkungan kerjanya. Itu bahaya ibu-ibu,” pungkas Hj Nanik sambil disambut tepuk tangan para peserta silaturahmi.

Sumber: Lombok Post, Selasa 17 Juni 2014

1 19 20 21 22 23 53