Satpol PP Hentikan Pembangunan Villa

GIRI MENANG-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lombok Barat (Lobar) menghentikan pembangunan sebuah villa di wilayah Batu Bolong, Senggigi. Ini dilakukan karena izin untuk memulai pembangunan belum diterbitkan dari instansi terkait.
”Kita ke sini menegakkan peraturan daerah. Karena belum memiliki izin resmi, maka pembangunan untuk sementara dihentikan,” kata Kasatpol PP Lobar, I Nengah Sugiartha di lokasi pembangunan villa tersebut.
Dikatakan, saat ini, izin pembangunan villa tersebut masih diproses. ”Jika izin resmi sudah ada, pembangunan boleh dilanjutkan kembali,” tandasnya.
Pantauan Koran ini di lokasi, kedatangan Satpol PP bersama instansi terkait sempat mendapatkan penolakan dari warga. Karena, jika dihentikan, warga lokal yang bekerja di proyek tersebut juga secara otomatis tidak akan bekerja dan tidak akan memperoleh pemasukan. ’’Kalau kami tidak kerja, kami mau makan apa?” cetus salah seorang warga.
Bahkan warga yang bekerja di proyek tersebut bersama tokoh masyarakat dan kepala dusun Batu Bolong membuat surat pernyataan dukungan. Mereka meminta pembangunan villa milik Rosihan Taufik di tanah seluas 1,850 hektare itu dilanjutkan.
Dukungan diberikan karena masyarakat sekitar merasakan manfaat dari pembangunan tersebut. Bila dalam proses pembangunan villa tersebut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tanah longsor atau material batu jatuh menimpa bangunan lain milik warga, pengembang akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Sementara itu, perwakilan pengembang Wawan menuding tindakan Satpol PP Lobar ditumpangi kepentingan salah seorang oknum. “Kenapa hanya proyek ini saja yang dihentikan, yang lain kok tidak dihentikan juga,” ujar pria berambut gondrong ini.
Ia mengakui, izin pembangunan villa tersebut sedang diproses. Jadi bukan tidak memiliki izin. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pertambangan terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi. ’’Izin sedang kami proses, dan kami lihat dari instansi terkait 80 persen menyetujui pembangunan. Hanya saja izin masih di proses,” tuturnya.
Setelah melakukan pembicaraan dengan tim penertiban, akhirnya pengembang bersedia menghentikan sementara pembangunan villa tersebut. ’’Kami akan hentikan sementara pembangunan villa sampai izin selesai diproses. Namun jangan sampai ada oknum yang menunggangi permasalahan ini,” pintanya.
Sementara, salah seorang warga, John Howard Singleton menilai pembangunan villa yang diketahui milik investor dari Jakarta mengancam keselamatan dirinya. Bebatuan hasil pengerukan tanah itu kembali menghantam rumahnya.
Ia mengatakan, batu berukuran besar yang berasal dari lokasi pembangunan villa mengancam nyawa warga dan dirinya. Apa lagi, sejumlah material berupa batu telah menimpa rumahnya, yang tepat ada dibawah proyek tersebut. “Batu ukuran besar kembali menimpa rumah saya. Pembantu saya nyaris menjadi korban,” kata John Howard Singleton didampingi rekannya Sri Mulyani, kemarin.
Ia mengaku, sejak awal dirinya sudah menyampaikan protes langsung kepada orang yang mengerjakan villa tersebut dan meminta untuk menghentikan. Hanya saja, mereka enggan merespon.

Sumber: Lombok Post, Senin 16 Juni 2014

Hj Nanik Santuni PAUD Al Hidayah

Apresiasi Kinerja Para Guru

GIRI MENANG-Kepedulian terhadap lembaga pendidikan kembali ditunjukkan Bunda PAUD Kabupaten Lombok Barat (Lobar) Hj Nanik Zaini Arony. Rabu (11/6) lalu, istri Bupati Lobar ini mewisuda murid-murid PAUD Al Hidayah di Desa Bug-Bug, Kecamatan Lingsar. Di kesempatan itu Hj Nanik juga menyerahkan bantuan uang sejumlah Rp 2,5 juta ke pengurus yayasan ini.
“Semoga dana yang saya berikan bisa digunakan sebaik mungkin,” pesan Hj Nanik kepada para pengurus.
Santunan tersebut diterima langsung Kepala PAUD Al Hidayah, Kartini. Ucapan terima kasih atas perhatian yang diberikan Ketua TP PKK Lobar itu disampaikan langsung Kartini dan para guru.
Dalam sambutannya di hadapan para tamu, Hj Nanik memberi apresiasinya atas kehadiran PAUD Al Hidayah di tengah- tengah masyarakat. Kepala PAUD beserta para guru telah menunjukkan keikhlasannya dalam mendidik dengan menggratiskan biaya pendidikan ke semua para murid.
Perempuan asal Malang ini pun meminta pihak desa tetap mendukung PAUD Al Hidayah agar bisa dapat terus berkembang. Dia juga mengingatkan para guru untuk tak segan-segan berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan (dikbud) setempat ketika menemukan kendala atau membutuhkan prasarana pendukung terkait kegiatan belajar mengajar.
“ Saya bangga dengan Ibu Kartini. Sebagai pemimpin PAUD, dia mendidik dan membantu pemerintah menuntaskan buta aksara. Apalagi pendidikan ini gratis,” puji Hj Nanik.
Sementara itu, Kepala PAUD Al Hidayah, Kartini mengungkapkan jika wisuda kali ini merupakan angkatan kedua sejak dibuka 2011 silam. Saat ini, jumlah peserta didiknya terus bertambah dari 37 orang di 2011 menjadi 67 orang di 2014 dengan 4 orang tenaga pengajar.
‘’Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bunda PAUD (Hj Nanik) yang tidak henti-hentinya menyemangati kami untuk membuka PAUD. Lembaga pendidikan ini merupakan ladang ibadah bagi kami,” ucap Kartini.
Hingga sekarang, lanjut dia, PAUD Al Hidayah belum memiliki gedung sekolah. Mereka masih menumpang di garasi mobil milik warga yang kebetulan cukup luas.”Jadi ketika waktunya kegiatan belajar-mengajar, mobilnya dikeluarkan agar bisa digunakan sebagai ruangan kelas,” sambungnya.
Kartini mengaku merasa prihatin karena sebelumnya banyak anak-anak usia dini di desanya terpaksa tidak mengenyam pendidikan lantaran tidak adanya PAUD. Kalaupun ada yang bersekolah, mereka harus ke luar desa dengan biaya yang dikeluarkan cukup besar.
“ Ini program kami agar anak-anak di desa bisa membaca sesuai visi Lobar yakni bangkit, mandiri dan bermartabat,” tandasnya.
Ditambahkan Kades Bug-Bug Suhaimi, dirinya merasa bangga karena meski desanya tergolong terbelakang dalam sisi infrastruktur namun bisa unggul di pendidikan. Saat ini, Desa Bug-Bug memiliki dua PAUD dan satu SD. “Kami bangga memiliki lembaga pendidikan ini,” tandasnya.
Pihaknya juga bahagia karena desa ini memiliki sosok Ibu Kartini di 2014. Tanpa memungut biaya. anak-anak di Desa Bug-Bug bisa mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan tersebut karenanya dukungan masyarakat dan wali murid sangat diharapkan agar PAUD Al Hidayah bisa terus maju.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 13 Juni 2014

SMAN 1 Narmada Jadi Sekolah Percontohan

Dapat Bantuan Rehab Gedung

GIRI MENANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat telah menunjuk SMAN 1 Narmada sebagai sekolah percontohan penerapan sistem proses belajar mengajar dan kurikulum 2013. Sebagai sekolah percontohan, sekolah ini akan menerapkan secara penuh kurikulum baru tersebut.
Kepala Dinas Dikbud Lobar Ispan Junaedi menuturkan, ditunjuknya SMAN 1 Narmada menjadi sekolah percontohan tidak lepas dari animo masyarakat yang cukup tinggi menyekolahkan anaknya. Bahkan sekolah yang terletak di Nyur Lembang Narmada ini selalu menjadi sekolah yang paling diunggulkan di Lombok Barat. Apalagi sekolah ini cukup berpengalaman dalam penerapan kurikulum.
Di samping itu, kata Ispan, sekolah ini juga menjadi sekolah pencanang SMATerbuka di NTB. Siswa yang terkendala ekonomi dan geografis bisa melaksanakan proses belajar mengajar, dengan induk sekolah ini. Untuk menjadi sekolah percontohan maka sekolah ini dilakukan perubahan fisik bagian depannya.
“Gedung bagian depan sekolah ditingkatkan yang dananya dari dana APBD Lobar,” kata Ispan.
Ispan berharap, sekolah percontohan bisa memberikan kontribusi lebih dalam meningkatkan kompetensi siswa melaksanakan proses belajar. Menurutnya, sudah semestinya SMAN 1 Narmada Lombok Barat menjadi sekolah percontohan.
“ Sekolah ini sudah banyak meraih prestasi, baik di tingkat lokal maupun nasional. SMAN 1 Narmada akan menjadi sekolah paling lengka fasilitas dalam proses pembelajaran,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Narmada Mustaanullah menuturkan, pihaknya mengakui sekolah yang dipimpinnya menjadi sekolah percontohan di Lombok Barat. Sekolah yang dipimpinnya selalu meluluskan siswa 100 persen setiap tahun. Pihaknya tidak tahu sama sekali jika sekolah ini akan menjadi sekolah percontohan di Lobar.
“Animo masyrakat cukup tinggi menyekolahkan anaknya di sini. Untuk itu, kami membatasi jumlah siswa yang diterima pada tahun ajaran baru,” katanya.
Dijelaskan, proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya belajar seperti di SMA lainnya. Melainkan, siswa juga diberikan pembinaan secara intens untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.
“Kami melakukan pembinaan kepada siswa yang memiliki bakat dan minat. Kami melakukan pembinaan bakat sore hari,” katanya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 12 Juni 2014

Wakili Lobar Tingkat Nasional FLS2N

GIRI MENANG-Meski berasal dari daerah yang cukup jauh dari kota Kabupaten Lombok Barat, bukan berarti tidak bisa berprestasi. Paling tidak itulah yang dibuktikan Yusnita Jatiningtyas, siswi kelas X SMAN 1 Narmada Lombok Barat.
Siswi berjilbab ini menjadi satu-satunya yang mewakili Kabupaten Lombok Barat ke tingkat nasional setelah sebelumnya menjadi juara satu tingkat provinsi dalam lomba vcpta puisi pada Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).
Perjuangannya untuk menjadi yang terbaik pada tingkat provinsi tidaklah mudah. Ia harus menyingkirkan dulu pesaingnya se-NTB. Terutama sekolah unggulan yang sudah menjadi langganan juara.
Berbekal tekad, kemampuan dan kemauan siswi Narmada akhirnya berhasil melaju ke tingkat provinsi. Ia pun lagi-lagi berhasil membuktikan kalaudirinya masih menjadi yang terbaik.
“Ini semua berkat pembinaan guru di sekolah,” ujarnya. Tyas mengaku sebelum berhasil menyabet juara di tingkat provinsi dan melaju ke tingkat nasional ia mengalahkan pesaing di tingkat provinsi yang sebagian besarnya diwakili siswi favorit se-NTB. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran guru yang telah membimbingnya. “Terutama meluangkan waktu untuk melakukan pembinaan,”katanya.
Sumber: Lombok Post, Kamis 12 Juni 2014

SDN 1 Labuan Tereng Sukses Hijaukan Lingkungan

Pertama (1)
Tanam 15 Ribu Pohon, Wakili NTB dalam KMDM Tingkat Nasional
Satu lagi sekolah pinggiran di Kecamatan Lembar mampu mengharumkan nama Lombok Barat (Lobar). SDN 1 Labuan Tereng baru-baru ini berhasil menjuarai lomba KMDM (Kecil Menanam Dewasa Menanen) tingkat provinsi.
BERKAT keberhasilannya menjuarai KMDM tingkat provinsi, sekolah yang memiliki murid 220 orang ini mampu memboyong hadiah jutaan rupiah plus piala. Prestasi ini pun secara otomatis makin menyemangati mereka untuk melakukan pemeliharaan lingkungan di sekitar sekolah maupun desa setempat.
Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah, Spd yang ditemui mengatakan, pelestarian lingkungan hidup memang menjadi prioriras utama pihaknya. Selain terintigerasi dengan mata pelajaran juga dengan muatan lokal (mulok) bina lingkungan.
‘’Gerakan menanam memang telah dilakukan sejak lima tahun lalu. Namun khusus untuk mengikuti KMDM kami baru ikut sekarang karena tahun-tahun lalu kami ikut adiwiyata,” jelas Erni kepada Lombok Post.
Para murid di sekolah ini, kata dia, sejak dini memang diajarkan menanam pohon dan memanen dengan cara yang benar. Program ini pun sejalan dengan visi sekolah yakni terwujudnya warga sekolah yang beriman, berbudaya, cinta lingkungan dan berdaya saing dengan memperhatikan pendidikan untuk semua.
Sejak digulirkan 2009 silam, kini sudah ada sekitar 15 ribu pohon yang ditanam para murid dan guru. Pohon-pohon tersebut tidak hanya ditanam di sekitar sekolah namun juga di 25 hektare lahan milik masyarakat. Jenis-jenis pohon yang ditanam seperti sengon, mahoni, jati putih, buah-buahan berupa nangka dan mangga.
Sesuai siklus penanaman mereka, para siswa biasanya mulai melakukan pembibitan pada bulan Agustus dan akan menanam di Oktober. Ketika sekolah kekurangan bibit mereka akan berkoordinasi dengan dinas kehutanan, BLH (badan lingkungan hidup) setempat untuk menyuplai bibit tambahan. Kerja sama serupa juga mereka jalin dengan Ponpes Nurul Haramain di Narmada.
Gerakan penghijauan yang dilakukan sekolah ini bukan asal tanam saja. Namun mereka juga memikirkan keberlangsungan usia tumbuhan tersebut. Karena itu, sekolah memiliki seorang pendamping penyuluh pertanian. Salah satu guru di sekolah ini juga merupakan kader konservasi tingkat nasional. “’Jadi bukan asal tanam saja. Para siswa juga diajarkan cara bercocok tanam yang benar sehingga rata-rata pohon yang ditanam tidak mati,” tandas Erni. (bersambung)

Kedua (2)
Produksi Pupuk Kompos, Tularkan Ilmu ke Sekolah lain
Usaha Erni Rohanah selama beberapa tahun membimbing para murid dan guru untuk memperhatikan lingkungan disekitar sekolah ternyata tak sia-sia. Keberhasilan mereka mengubah lahan tandus di sekolah menjadi hijau telah diganjar dengan berbagai penghargaan. Salah satunya juara dalam lomba KMDM (kecil menanam dewasa memanen) tingkat provinsi.

SAAT INI, SDN 1 Labuan Tereng, Kecamatan Lembar tengah sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba KMDM tingkat nasional. Sekolah yang dipimpin Erni Rohanah ini berharap mereka bisa mengukir prestasi gemilang di kancah nasional mengharumkan nama Lombok Barat dan NTB.
Program kepedulian terhadap pelestarian lingkungan mulai dikenalkan sekolah ke peserta didik di bangku kelas 3 hingga kelas 6. Mula-mula siswa diajarkan cara menanam yang benar. Setiap Sabtu mereka diminta para guru untuk membawa poly bag dua buah.
Untuk menyalurkan minat siswa menanam, sekolah menyediakan lahan di area belakang seluas 2 are. Lahan ini selain ditanami buah-buahan juga sayur mayur yang diyakini memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Namun selama lima tahun digulirkan program penanaman secara massif, lahan yang dimiliki sekolah pun tak dapat menampungnya sehingga lahan kosong milik masyarakat sekitar yang memang belum digarap dimanfaatkan mereka untuk ditanami.
”Saya tertarik untuk menggerakkan program penanaman di sekolah ini lantaran wilayah kami tergolong tandus. Banyak lahan kosong dan sebagian lagi tanahnya dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bahan batu bata. Alhamdulillah pelan-pelan wilayah di sekitar sekolah sudah mulai hijau,” kata Kepala SDN 1 Labuan Tereng Erni Rohanah.
Agar penanaman yang dilakukan tak setengah-setengah, sekolah juga dibantu seorang tenaga penyuluh pertanian lapangan. Kebetulan juga salah satu guru di sekolah ini merupakan kader konservasi tingkat nasional. Kemampuan kedua pembina ini pun disalurkan ke para murid. Sehingga kemampuan peserta didik tak hanya jago dalam bercocok tanam namun ternyata juga mampu memproduksi pupuk kompos.
Erni menyebut para siswanya sejak beberapa tahun terakhir sudah mulai memproduksi pupuk kompos untuk digunakan dalam kegiatan penanaman mereka. Sampah-sampah organik diolah mereka dengan sistem takakura untuk menjadi pupuk kompos. Ternyata, ada juga pupuk yang dijual mereka secara bebas dengan dibandrol Rp 3000 per satu kantong plastik.
Tak cukup sampai di situ, sampah- sampah anorganik di sekolah juga tak luput dari perhatian mereka. Kreativitas para siswa pun dikembangkan dengan mengolah sampah-sampah tersebut menjadi prakarya. Ada yang diolah menjadi vas bunga, taplak meja dan tempat tisu.
Atas kepeduliannya terhadap lingkungan, sekolah ini pun dilirik oleh beberapa organisasi yang konsen terhadap lingkungan. Salah satunya program pertukaran pelajar dari Jepang bemama JICA. Beberapa kali kunjungan para siswa asal negeri matahari terbit itu dilakukan di sekolah ini dan rencananya pertengahan bulan nanti kegiatan serupa akan kembali dilakukan.
Hal yang cukup membanggakan juga, sekolah ini ternyata tak hanya ingin sukses sendirian. Program menghijaukan lingkungan sekitar juga mereka tularkan ke sekolah-sekolah lain yang ada di Kecamatan Lembar sejak 2012 lalu. Mereka juga membuat MoU (memorandum of understanding) dengan sekolah- sekolah yang diajak bekerja sama agar bantuan bibit yang telah diberikan bisa ditanam sebagaimana mestinya dan dipelihara dengan baik.

Sumber: Lombok Post 9,10 Juni 2014

SMAN 1 Gerung Juara I Nasional Adiwiyata Kemen LH

Lomba Lingkungan Hidup

GIRI MENANG-SMAN 1 Gerung, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berhasil keluar sebagai peringkat satu nasional program Adiwiyata. Sekolah ini mendapatkan penilaian terbaik dari Kementerian Lingkungan Hidup, sehingga menyisihkan sekolah lain di Indonesia.
Sertifikat tanda peringkat satu nasional diterima kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Mulyadin. Selain peringkat satu nasional, Kabu¬paten Lobar juga masuk nominasi nasional untuk jenjang sekolah dasar. Sedangkan jenjang sekolah menengah pertama hanya mendapatkan peringkat ketiga di tingkat Provinsi NTB.
“Ini adalah juara nasional pertama yang diraih sekolah di Kabupaten Lobar, untuk bidang lingikungan hidup,” kata Mulyadin, kepada Lombok Post, di kantornya, kemarin.
Dijelaskan, Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, nurid dan pekerja lainnya). Sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung awab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam berperikehidupan. Antara lain kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Menurut Mulyadin, ada empat aspek penilaian program Adiwiyata, yakni kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Selain itu, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif dan sarana prasarana pendukung ramah lingkungan. “Aspek penilaian utama adalah sekolah hijau. Dalam artian bahwa lingkungan sekolah itu hijau, bersih rapi dan asri. Kemudian pengolahan limbah, terutama sampah,” jelasnya.
BLH, kata dia, juga menjalin kerja sama den¬gan JICA dalam membina sekolah-sekolah yang mengikuti program Adiwiyata. Selain menjalin koordinasi dengan masing-masing pengelola sekolah. “Dalam tiga bulan kami benar-benar kompak dengan sekolah untuk menjalankan tuntutan dari program Adiwiyata tersebut,” ujarnya.
Di Lobar, sambung Mulyadin, ada 77 sekolah yang ikut dalam program Adiwiyata. Mulai dari jenjang SD hingga SMA. Termasuk di dalamnya madrasah. Namun, hanya SMAN 1 Gerung yang berhasil mendapatkan peringkat satu nasional.
Ke depan, kata dia, pihaknya akan menyasar seluruh sekolah di Lobar, untuk diberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Sebagai salah satu bentuk informasi bagi mereka bahwa Lobar mampu menjadi juara satu nasional green school.
Melalui upaya itu diharapkan pembinaan tentang lingkungan hidup mulai usia dini bisa membuahkan hasil. “Kami juga akan memberikan penghargaan kepada SMAN 1 Gerung berupa mesin pengolah sampah. Itu untuk memotivasi mereka mempertahankan prestasi sekaligus menjadi sa¬rana edukasi bagi siswa,” tandas Mulyadin.

Sumber: Lombok Post, Selasa 10 Juni 2014

Dapat DAK Revitalisasi Gedung

GIRI MENANG-SMPN 4 Gerung Lombok Barat mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN senilai Rp 1,3 miliar pada tahun 2012/2013. Dana tersebut diperuntukkan untuk revital¬isasi gedung ruang kelas sebanyak empat lokal. Proyek sekolah ini kerjakan secara swakelola dengan batas waktu pengerjaan tiga bulan. “Sekarang sudah tuntas,” kata wakasek SMPN 4 Gerung Nahar kemarin.
Diungkapkan, pengerjaan proyek ini tidak ditender karena dari APBN. Kalau dananya dari APBD kemungkinan akan ditender walaupun nilainya kecil. Namun, lantaran dana dari APBN tidak dilakukan proses tender. Pengerjaan revitalisasi ini untuk empat lokal. Kata dia, ruang kelas dibangun ini empat lokal bertingkat menggunakan gedung lama. Artinya gedung sekolah ditingkatkan dengan menggunakan dana DAK ini dengan bangunan lama di sekolah. Namun karena ada sisa dana maka ada tembahan dua RKB.
Dijelaskan, pengerjaan revitalisasi tidak ada masalah. Semua dikerjakan tepat waktu sesuai anggaran. Bahkan sekarang seko¬lah lebih terasa megah dengan adanya gedung berlantai dua yang sudah dimanfaatkan siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Diungkapkan semua dana dari APBN biasanya dilaksanakan secara swakelola. Seperti pembanguan gedung sekolah di sepanjang jalan menuju BIL. ‘’Semuanya dilakukan secara swakelola,” paparnya.
Ditambahkan, rencananya, pada tahun ini pihaknya juga akan merubah pintu masuk sekolah yang terletak di sebelah selatan bundaran Giri Menang Square yang akan menghadap jalan menuju BIL. Rencananya, dalam waktu dekat ini sekolah akan menghadap jalan BIL. Namun untuk pintu semula juga akan tetap dibuka bagi siswa untuk mengindari hal yang tidak diinginkan.”Biasanya kendaraan di jalan BIL tidak ada yang pelan. Maka kami tetap akan membuka pintu yang dulu,” tukasnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 9 Juni 2014

PDAM Tanam 3000 Pohon

Rangkaian HUT ke-34

pdamGIRI MENANG- Kepedulian terhadap kelestarian sumber mata air kembali ditunjukkan PDAM Giri Menang. Setelah sebelumnya menggerakkan kelompok sekitar mata air melakukan penanaman secara massif, Jumat (6/6) lalu, jajaran PDAM melaksanakan penanaman 3000 pohon. Lokasinya sama seperti tahun lalu, di sekitar sumber mata air Sarasute, Lingsar. (lebih…)

Sekolah di Lobar Mulai Data Aset

GIRI MENANG-Guru dan kepala sekolah semua jenjang pendidikan Lombok Barat disibukkan mengirim Sistem Menejemen Informasi Aset Daerah (Simda) ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk menertibkan aset-aset yang ada di lingkup sekolah.
Pantauan koran ini, kemarin, guru dan Kepala SDN 1 Labuapi sibuk menyiapkan Simda sekolah tersebut. Para guru mengambil tugasnya masing-masing, ada yang mencetak, ada yang mengambil foto. Satu persatu aset sekolah seperti alat praktik, gedung, dan sebagainya difoto untuk menjadi laporan di DPPKA Lombok Barat.
“Kami secara begiliran menyiapkan Simda karena ada jam mengajar,” kata Kepala SDN 1 Labuapi Sabariah, pada Lombok Post, kemarin.
Terpisah, Kepala Tata Usaha (KTU) SMPN1 Gerung Lombok Barat Ahmad Zaed menuturkan, persiapan aset di sekolah dinilai waktunya cukup singkat yang membuat sekolah harus lembur dengan kegiatan ini. Meski demikian, pihaknya telah tuntas menyiapkan aset sekolah yang diminta DPPKA Lombok Barat.
“Persiapan aset tersebut membuat kepala sekolah sakit,” paparnya.
Menurutnya, DPPKA harusnya menginformasikan jauh hari sebelumnya pendataan aset di sekolah Lombok Barat. Sehingga, pihak sekolah bisa menyiapkan dengan cara yang tidak tergesa-gesa seperti sekarang ini.
“Kalau seperti ini kan membuat pihak sekolah harus kerja ekstra,” terangnya.

Sumber: Lombok Post, Rabu 4 Juni 2014

Wartawan Diminta Gali Informasi Pajak Online

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony meminta kepada anggota Forum Wartawan (Forta) Lobar untuk menggali berbagai informasi mengenai pajak online di Kota Bogor. Hal itu penting dilakukan karena bisa diadopsi di daerah.
Pesan itu disampaikan bupati saat memberikan pembekalan kepada anggota Forta Lobar, di ruang kerjanya kemarin. ‘’Wartawan dikirim untuk melakukan press tour dengan harapan memberi wawasan komprehensif mengenai pelaksanaan pajak online di Kota Bogor,” katanya.
Sebanyak 10 orang anggota Forta Lobar akan berangkat studi banding ke Kota Bogor untuk mempelajari penerapan sistem pajak online oleh Pemkot Bogor. Kegiatan itu dilaksanakan selama empat hari, mulai 4-7 Juni 2014. Hasil dari studi banding itu diharapkan bisa diinformasikan melalui media masing-masing.
Dikatakan, pendapatan asli daerah (PAD) Lobar dari sektor pajak pariwisata, hotel, restoran dan reklame (PHRR) setiap tahun ada peningkatan. Namun belum semua potensi pajak dikelola dengan optimal, sehingga mungkin dengan pajak online bisa lebih baik lagi.
Wartawan bisa mengkaji cara meningkatkan pajak melalui online yang sudah diterapkan Pemkot Bogor. Baik itu, tentang cara pengelolaan pemanfaatan pajak dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Selain itu, bagaimana strategi Pemkot Bogor menggali sumber pajak baru. Serta apa kelemahan dari sistem pajak online. “ Apakah betul bisa lebih baik. Sektor apa yang paling menonjol yang terdongkrak pajaknya dengan sistem pajak online,” tandasnya.
Sekretaris Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Dae¬rah (DPKD) Lobar, Fauzan Husniadi, mengakui, potensi besar di sektor PHRR di daerahnya cukup besar. Namun, yang tergarap belum seluruhnya. Kondisi ini tidak saja karena faktor teknis. Tapi juga adanya dugaan kecurangan dari wajib pajak (WP).
Untuk itu, pihaknya mencoba untuk menekan kebocoran itu. Langkah yang diambil adalah menyiapkan tim deteksi intelijen bisnis. Mereka nantinya bertugas mengawasi dan melaporkan WP yang nakal dalam membayar kewajibannya kepada pemerintah daerah.
“Deteksi intelijen bisnis ini sudah kami pikirkan,” kata Sekretar¬is Dispenda Lobar Fauzan Humiadi, kepada wartawan kemarin.
Dijelaskan, intelijen bisnis itu akan bergerak setelah pembayaran pajak di sektor PHRR secara online diluncurkan. Rencananya sistem itu resmi digunakan pada 2014. Setiap WP nantinya akan membayar kewajibannya tanpa harus menyetor ke Dispenda atau didatangi petugas.
Masing-masing WP memiliki kas register yang terhubung dengan alat yang sudah disiapkan oleh vendor mitra Dispenda Lobar. “Dari vendor ikut menyiapkan perangkat deteksi. Kalau bergeser sedikit, alat itu akan memberikan sinyal ke kami yang mengelola server,” jelasnya.
Fauzan menambahkan, pihaknya juga sedang membentuk tim reaksi cepat. Mereka nantinya ditugaskan untuk menangani masalah pada sistem online. Misalnya, jika listrik mati atau sengaja dimatikan oleh WP. “Jadi kalau sistem di kas register mati, kami akan terima sinyal sebagai pemberitahuan,” terangnya.
Dengan sistem online, sambung Fauzan, semua transaksi pembayaran di sektor PHRR bisa terekam. Selama ini, pihaknya cukup kesulitan menarik pajak dari sektor tersebut dan terkadang terjadi kebocoran. Terutama dari bisnis jasa hiburan. “Berbeda dengan hotel dan restoran lebih mudah karena sudah ada tim independen yang melakukan audit,” tandasnya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 3 Juni 2014

1 20 21 22 23 24 53