Hasil kreatifitas dan rekayasa teknologi pertanian melalaui system kaji tindak dan ujicoba penanaman padi varietas Jajar Legowo Maxi yang diaplikasikan oleh para penyuluh pertanian khususnya dibawah binaan Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluh Pertanian (UPT BPP) Kecamatan Lingsar, Lombok Barat hasilnya sungguh luar biasa. Kesungguhan para penyuluh atau sering disebut pahlawan kemakmuran ini dengan mendorong para petani yang berada pada lahan uji coba seluas 70 are tersebut mampu meningkatkan nilai produktivitas padi atau beras yang selama ini dikhawatirkan tidak bisa menuai tingkat maksimal.
Keraguan itu akhirnya bisa dibuktikan pada panen raya padi sistim Jajar Legowo Maxsi, hasil kaji tindak penyuluh pertanian pada lahan percontohan UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Lingsar, beberapa waktu lalu. Kepercayaan diri para penyuluh pertanian bersama masyarakat petani setempat cukup beralasan. Karena hasil uji coba dimaksud hasil panen meningkat cukup drastis. Misalnya pada padi varietas Jajar Legowo Maxsi sistem 2:1 target Kementerian Pertanian perkiraan hasil tidak lebih tidak kurang dari 7 ton padi persatu satuan hektar. Namun oleh UPT Balai Penyuluh Kecamatan Lingsar mencoba kaji tindak tanam jajar legowo sistim 4:1 Maxi mampu menghasilkan 7,2 ton padi per hektar. Sedangkan dengan sistim 6:1 Maxi mampu menghasilkan 8 ton per satu satuan hektar.
Kerjasama yang baik antara para penyuluh pertanian dengan para kelompok tani di Kecamatan Lingsar juga menjadi semangat dan kolaborasi sistim yang selama ini cukupbagus dikembangkan dan terbina dengan baik. Karena itu tidak heran jika keberhasilan itu tidak mungkin datang sendiri. Namun kerjasama antara para penyuluh pertanian dan dan kelompok tani patut diberikan apresiasi. Sebagaimana dijelaskan Camat Lingsar, Rusditah S.Sos bahwa di wilayahnya terdapat 25 orang penyuluh baik penyuluh pertanian, perikanan maupun kehutanan. Sementara jumlah kelompok tani sebanyak 112 kelompok. Terbagi dalam 72 kelompok tani pangan, 25 kelompok tani perikanan dan 15 kelompok tani kehutanan. “Kecuali itu berkat sponsor dari PT Singenta Indonesia dan pupuk Kaltim dari segi penyediaan pupuk juga turut membantu kerhasilan ini,” kata Rusditah.
Kepala Balai Penyuluh Lombok Barat, HM. Halawi Mustafa menjelaskan, jumlah penyuluh di kabupaten Lombok Barat saat ini sebanyak 356 orang. Terdiri dari penyuluh pertanian tanaman pangan sebanyak 288 orang, penyuluh perikanan 33 orang dan penyuluh kehutanan 35 orang. Penyuluh sebanyak itu terdiri dari penyuluh yang bersatatus PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh tenaga kontrak pusat.
Kaji tindak di Kecamatan Lingsar ini akan ditindaklanjuti dengan desiminasi teknologi dalam bentuk media cetak, brosur, leaplet dll. Kegiatan ini akan dijadikan materi penyuluhan bagi para penyuluh di Lombok Barat. “Dibalik petani sukses ada penyuluh handal yang selalu mendampingi, menjadi pasilitator, desiminasi teknologi inovasi bagi petani di kabupaten Lobar.
Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid menyatakan, penyuluh harus mengikuti perkembangan terbaru di bidang teknologi pertanian dan tak boleh tertinggal. Ia member contoh, beberapa waktu lalu di kecamatan Lingsar ini mampu produktivitas padi melalui pendekatan teknologi pertanian dengan capaian 10, 64 ton/ha. Hasil ubinan dan kaji tindak teknologi tanam sistim jajar legowo telah menghasilkan padi sebanyak 8 ton per hektar. “Ini tentu tidak akan terjadi secara tiba-tiba tapi perlu ada satu pengelolaan/pendekatan dan juga tentu saja ada teknik-teknik di bidang pertanian yg mampu menghasilkan tingkat produksi yang sangat tinggi. Secara nasional produktivitas baru mencapai 5-6 ton/ha. Kita di Lombok Barat sudah bisa mencapai 7-8 ton/ha. Ini artinya sudah bisa diatas rata-rata nasional,” katanya.
Bupati mengakui saat ini areal pertanian semakin banyak berkurang. Namun di Lombok Barat mampu mencetak sawah baru tahun ini seluas 100 ha. Namun tetap saja terjadi pengurangan atau penyempitan lahan. Disebabkan makin banyaknya pembangunan perumahan, perkantoran, sekolah, pertokoan dll. Serba dilematis, disatu sisi diperlukan penyediaan lahan untuk pembangunan fhisik utk menunjang percepatan pembangunan ekonomi. Tapi di sisi lain lahan pertanian makin berkurang. Disinilah perlu adanya intensifikasi tapi juga ekstensifikasi, bahkan diversifikasi di bidang pertanian.
“Ini tugas penyuluh. Yang harus terus mendidik, melatih, membemibing para kelompok tani agar mampu mempertahankan stabilitas hasil. Katakanlah pada tahun 2008 lalu hasil produksi padi kita sebanyak 148 ribu ton. Sekarang sudah bisa mencapai 171 ribu ton ada peningkatan. Itu ekwivalen dengan 117 ribu ton beras, ada surplus, kata fauzan.
Panen raya akan sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan produktivitas di bidang beras dan lainnya. Dalam rangka peningkatan produktivitas beras NTB telah dijadikan satu daerah secara nasional yaitu dua hal pariwisata dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan terkait dengan upaya penyuluh, pertanian. Ketahanan pangan ini juga sangat terkait dengan keterjangkauan dan ketersediaan pangan setidaknya harus mampu menyediakan pangan yang berkualitas/padi yg berkualitas.
“Mudah-mudahan Lobar menjadi kiblat pertanian di NTB. Catatan dari Asosiasi Perbenihan Lombok Barat mencatat telah mampu mensuplay 60 persen kebutuhan benih petani dari Lobar. Dari 3.200 kebutuhan benih Lombok Barat mampu memenuhi 800 ton saja dari kebutuhan selebihnya dikiri ke seluruh NTB. Surplus kita sekarang 25 ribu ton. Kalau ini kita pertahankan lobar akan menjadi penyangga beras dan pangan nasional,” jelas Fauzan
Jurnalis Warga: Oleh Wardi, Labuapi