BUPATI FAUZAN KHALID Tinjau sekaligus memberikan bantuan Korban Bencana Tanah Longsor Di Desa Dasan Tereng,Narmada.

Narmada, Diskominfotik; Cuaca Ekstrem akhir-akhir ini perlu diwaspadai karena bisa saja bencana-bencana seperti hujan deras disertai angin kencang, angin puting beliung, banjir dan tanah longsor bisa terjadi setiap saat tanpa dapat kita perkirakan sebelumnya. Namun semua itu dapat kita antisipasi dengan melakukan berbagai persiapan seperti selalu siap siaga dengan keadaan saat ini, jika terjadi bencana seperti itu agar segera melapor kepada Petugas terkait seperti Kepala Desa dan jajarannya, Babinsa dan Babinkamtipmas yang ada di Desa masing-masing atau ke BPBD maupun ke Basarnas agar segera mendapatkan pertolongan.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada, Selasa, 8/12/2020.

Turut mendampingi Bupati pada kesempatan tersebut Kepala BPBD Mahnan, Kepala Dinas PU-TR I Made Artadhana, Kadis Perkim L.Winengan, Kadis Sosial L. Martajaya, Kasat Pol-PP Bq. Yeni S. Ekawati, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan H. Lalu Moh. Hakam, dan Plt. Camat Narmada Muhammad Busyairi.

Ada 14 rumah yang terdampak dan 3 rumah yang paling parah di Dusun Karang Taliwang Desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada.

Dalam kesempatan tersebut Bupati menyerahkan bantuan kepada korban yang terdampak  berupa sembako dan makanan siap saji.

Terkait dengan bencana tanah longsor ada tiga tindakan yang akan dilakukan Pemerintah Daerah yang itu jangka pendeknya berupa tanggap darurat langsung turun ke lokasi bencana memberikan bantuan oleh pihak-pihak terkait, untuk jangka menengah akan dilakukan kajian teknis, dalam hal ini, tim dari Dinas PU-TR sudah bergerak untuk melakukan pengecekan, sedangkan dalam konteks jangka panjang ini butuh keterlibatan masyarakat sekitar dan atensi dari Pemerintah Desa untuk mengajak masyarakat bagaimana menyelesaikan permasalahan ini,

“ini juga akan direlokasi karena ini yang dilawan alam, dari konteks ini juga Pemerintah Daerah sudah melakukannya di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada walaupun masih dalam proses dan itu nantinya bisa menjadi contoh untuk masyarakat kita yang banyak tinggal di pinggir sungai,” katanya.

Masalah relokasi, pemerintah terlebih dahulu akan melakukan rapat dengan dinas-dinas terkait dan perwakilan dari masyarakat setempat.

“Mudah-mudahan masalah bencana ini cepat terselesaikan dan menemukan jalan keluarnya. Intinya kita harus tetap bersama-sama dengan TNI-Polri dan dinas-dinas terkait untuk tetap selalu berkoordinasi dan bersinergi,” Ungkapnya. (Diskominfotik/zul/ sumber Emi ProKopi Lobar)

HUT DWP Ke-21, DWP Lobar Perkenalkan Website Resmi Kerjasama dengan Dinas Kominfotik Dalam Bidang Kehumasan

Giri Menang, Diskominfotik – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Lombok Barat menyelenggarakan peringatan puncak HUT DWP ke 21 Tahun 2020, dengan tema, ” Peran Dharma Wanita Persatuan Dalam Pemberdayaan Perempuan di Era digital untuk mendukung terwujudnya ketahanan keluarga” acara tersebut berlangsung di Aula kantor Bupati Lobar, Selasa, (8/12/2020).

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekda Lobar, H. Baehaqi, Penasehat DWP Lobar Hj. Khairatun Fauzan Khalid, Ketua DWP Lobar Hj. Nurhikmah Baehaqi, Kepala Dinas DP2KBP3A Lobar, Sekertaris Dinas Kominfotik Lobar, Ketua Organisasi wanita se aspirasi dan para pengurus DWP Kabupaten Lombok Barat.
DWP merupakan Organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina istri pegawai ASN dengan kegiatan pendidikan, ekonomi dan sosial budaya.

Ketua DWP Hj. Nurhikmah Baehaqi dalam sambutannya mengatakan, “Adanya pandemic covid 19 bukan menjadi penghalang bagi DWP untuk terus berperan nyata, apalagi perempuan merupakan pemegang peran penting dalam pembangunan keluarga dan mewujudkan ketahanan keluarga. Di usia yang ke 21 tahun DWP tidak boleh patah semangat hanya karna di Uji Allah dengan wabah covid-19, namun menjadikan situasi ini sebagai titik balik untuk Organisasi DWP lebih baik dan bekerja nyata, bukan hanya program tertulis saja tanpa ada wujud yang nyata”.

Ia juga menyampaikan laporan terkait kinerja DWP yang bekerja sama dengan Diskominfo dalam mewujudkan program kehumasan DWP yaitu membuat subdomain website DWP (http://dwp.lombokbaratkab.go.id/) Dalam hal ini DWP sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dengan Diskominfotik Kabupaten Lombok Barat. DWP banyak memberi konstribusi dalam 1 tahun ini, beberapa program telah dilaksanakan misalnya bidang pendidikan yaitu memberikan santunan pada guru di daerah terpencil, di bidang Ekonomi juga turut andil menjual, mengenakan serta mempromosikan produk- produk lokal Lombok Barat, dan bidang social budaya memberikan bantuan social bagi siswa dan guru di SD 10 Buwun Mas Sekotong. Selain itu, DWP juga berkontribusi positif pada prestasi di tingkat Propinsi NTB, seperti pelaporan melalui ereporting DWP Pusat.

Sementara itu, Dewan Penasehat DWP Lobar Hj. Khairatun Fauzan Khalid mengucapkan Dirgahayu DWP ke-21 tahun 2020 tepat momennya saat mengakhiri tahun 2020 dan akan beranjak ke tahun 2021.
“Kita berbangga sekali di momentum HUT DWP ke-21, DWP Lobar berperan aktif membantu program pemerintah untuk penanganan Covid-19 selama kurang lebih 9 bulan dan secara serentak yang melibatkan semua organisasi wanita. Sehingga kasus positif Covid-19 bagi masyarakat di Lobar akhir akhir ini terus menurun,” ungkapnya.
“Kedepan tidak ada lagi masyarakat yang terkena Covid-19, sehingga masyarakat bisa melakukan aktivitas normal kembali seperti biasa,” harapnya.

Peran DWP sangat strategis di dalam bermasyarakat dan menjadi terdepan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas daripada perempuan di lingkup ASN di Lombok Barat.

Pada kesempatan yang sama, Sekda Lobar Dr. H. Baehaqi juga menyampaikan agar organisasi DWP tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan walau masih dicemaskan dengan Wabah Covid-19 yang diharuskan jaga Jarak. selalu mengucap rasa syukur, serta berfikir positif karna fikiran yang postif akan menghasilkan hal yang positif. Diskominfotik/Angge/Juan/Windi/YL

Sambut HUT Ke-21 Dharma Wanita Persatuan Lombok Barat Gelar Bansos Ke Sekolah Terpencil

Sekotong – Diskominfotik. Dharma Wanita Persatuan (DWP) tak henti membantu pemerintah kabupaten Lombok Barat dalam memberikan dukungan kepada masyarakat daerah terpencil yang belum terjangkau oleh bantuan pemerintah dalam memasuki fase new normal.

Bansos (DWP) hadir kembali dalam rangka menyambut hari jadinya ke-21 Tahun 2020 bagi warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Lobar.

Bertempat di SDN 10 Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lobar, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (5/12/2020), sebanyak 43 paket bantuan sosial DWP diserahkan oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Lobar, Hj. Nurhikmah Baehaqi.

Ketua dan Pengurus DWP Kab.Lombok Barat turun langsung memberikan bantuan kepada Guru dan Murid SDN 10 Buwun Mas dengan medan yang ekstream, tapi tidak menyurutkan semangat DWP dan Ketua Bhayangkari Lombok Barat Lina Bagus yang juga turut serta dalam kegiatan ini.

Bantuan yang diberikan berupa 10 Paket Sembako dan Santunan kepada Guru Honorer, dan 33 Paket seragam dan Perlengkapan Sekolah pada siswa SDN 10 Buwun Mas.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Lobar, Hj. Nurhikmah Baehaqi , menyampaikan bahwa dirinya sering mengunjungi masyarakat guna memberikan bantuan sosial, namun baru kali ini merasakan pengalaman hidup yang tak terlupkan dalam menyalurkan bantuan secara langsung yang melewati medan ekstrem tapi menyenangkan.

“Saya mendapat laporan bahwa ada sebagian masyarakat disini yang belum mendapat bantuan. Disitulah kami DWP dalam rangka menyambut hari ulang tahun ke-21 kami hadir bersama beberapa pengurus, memberikan bantuan dan santunan,” katanya.

Dengan keadaan pandemi seperti ini, mudah-mudahan bisa meringankan beban bapak dan ibu guru dan siswa.

Hj.Nurhikmah menambahkan, santunan ini berasal dari alm. Ibu Nasrun yang merupakan istri dari kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lobar yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu. Untuk itu mari kita hadiahkan do’a untuk beliau dan keluarga.

Kehadiran Hj. Nurhikmah bersama rombongan diterima langsung oleh Kepala Sekolah SDN 10 Buwun Mas, Sekotong, Arifin.

“Saya merasa terharu dan berterima kasih, karena DWP sangat peduli kepada sekolah terluar dan terpencil. Tercatat baru kali ini kami menerima bantuan dari pemerintah daerah yang disalurkan langsung kepada kami,” kata Arifin.

Sebelumnya kami hanya berharap dari dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) yang tidak seberapa karena jumlah murid kami yang tidak banyak.

Seorang Guru Honorer, Komang, merasa bersyukur mendapat bantuan dan berbincang langsung dengan Ketua DWP yang merupakan istri dari Sekertaris Daerah Lobar ini.

“Sehari-hari saya pulang pergi dari Gerung ke sekolah. Selama 11 tahun saya mengabdikan diri untuk siswa di SDN 10 Buwun Mas ini dengan gaji yang dibayarkan per tiga bulan, tidak membuat saya patah semangat untuk mengabdikan diri dalam dunia pendidikan untuk membantu anak-anak daerah terpencil menempuh pendidikan,” katanya.

Semangat mereka tidak kalah dengan anak kota yang fasilitas yang lengkap, di sekolah ini walau tidak menggunakan sepatu ke sekolah, mereka sudah lebih awal datang menunggu kami para pengajar untuk menerima pelajaran beikutnya dari kami.

Solihin, seorang siswa yang duduk di kelas lima, tersenyum bahagia saat didatangi Hj.Nurhikmah dan Lina Bagus.

Untuk ke sekolah sehari-hari, ia dan teman-teman bisanya jalan kaki dengan menempuh perbukitan tanpa alas kaki karena jalan licin.

Ia lebih senang tidak menggunakan sepatu untuk ke sekolah, yang terpenting, kata pak guru, ia harus tetap sekolah walapun tidak menggunakan sepatu dan seragam.

“Saya dan teman-teman sangat berterimakasih kepada bapak dan ibu guru yang mau mengajar kami walaupun tidak berseragam,” tutur Solihin.

Hadir mendampingi Hj. Nurhikmah Baehaqi dalam penyaluran bantuan tersebut Wakil Ketua Bidang Pendidikan, Wakil Ketua Bidang Sosial Budaya DWP Kabupaten Lobar, dan Pengurus DWP Kab.Lobar lainnya, Sekertaris Desa Buwun Mas. Diskominfotik/YL

KOPI ROBUSTA LOMBOK SUKSES DI EKSPOR KE MANCANEGARA

Gerung – Diskominfotik; Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffea Canephora. Jenis kopi ini tumbuh baik di ketinggian 450-850 mdpl, temperatur 21-24° C, dan kini kopi jenis tersebut bisa anda temukan di Perbatasan Dua Kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) , yakni perbatasan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dan Lombok Utara (KLU).

Lalu Thoriq seorang distributor biji kopi sekaligus sebagai petani kopi yang sudah terdaftar sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dengan Nomor : 02.ETK-02.19.0234, merupakan masyarakat Lombok Barat satu-satunya yang telah menyuplai permintaan kopi Rosbusta ke Asia dan Eropa.

“Jenis kopi yang memang memiliki cukup banyak peminat tersebut sudah sukses di Ekspor ke beberapa Negara di belahan dunia, salah satunya adalah Negara Korea,” kata Thoriq saat ditemui di kediamannya Jl. Menggaris II Blok AI No.20, BTN Pemda Lobar, Lingkungan Perumda Selatan, Kelurahan Dasan Geres, Kecamatan Gerung, Jumat (9/10/2020).

Dia menjelaskan, jenis Kopi ini ditanam di area perkebunan  seluas 1.000 hektare dan memiliki kapasitas produksi mencapai 600 ton,  dipanen sekali dalam satu tahun  dengan hasil panen bisa dibandingkan 1,2 ton per bulannya.

Dikatakan pula sama Toriq penanaman kopi ini mulai aktif tahun 2018 sampai dengan sekarang, dan tahun depan berencana bisa menanam jenis Kopi Arabika, serta mendapat Kontrak dari pihak terkait. Untuk tahun ini saja, kapasitas atau hasil panen kopi di Perbatasan Lobar itu mencapai 5 ton yang kemudian dibagi ke beberapa daerah, mulai dari Lombok, Surabaya dan ekspor ke mancanegara, dan untuk tahun ini akan di Ekspor menuju ke Kanada.

Pada kesempatan yang sama, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Lobar Lalu B. Marjan menyampaikan harapan untuk ke depannya agar bisa mencapai target sesuai dengan yang diharapkan, untuk itu Kadin berpesan untuk lebih memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini petani kopi.

Kemudian lanjut dia, perlu ditingkatkan Konsultasi serta koordinasi antara Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pemerintah, karena kedua Elemen ini berperan sebagai mediasi dan bahkan advokasi. Sebab elemen tersebut memang saling bersinergi untuk kelangsungan perkembangan UKM, khususnya di bidang Kopi.

Selain itu di tempat terpisah Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lalu Agha Farabi juga berharap kepada pemerintah agar mengedepankan sumber Daya Alam (SDA) atau produk lokal yang ada di Lobar, sebab sesuai dengan implementasi tentang Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2017 tentang Pemberdayaan Ekonomi Lokal yang ada di Lobar, mulai dari mesin peralatan untuk kopi sampai dengan bahan pokok Kopi sudah banyak Industri Kecil Menengah (IKM) yang mampu membuat mesin pengolahan kopi di Lombok Barat khususnya.

Ditambahkan, bukan hanya mesin pengolah kopi saja yang bisa dibeli di Lobar namun mesin mesin pengolahan lainnya seperti cool box untuk nelayan, penggilingan padi, dan lain sebagainya.

“Nantinya kita harapkan kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di Lobar untuk kita manfaatkan dalam pembuatan teknologi tepat guna yang tidak kalah dengan sekolah di luar Lobar. Kita ketahui bersama seperti SMK 2 Kuripan, SMK 2 Gerung, SMK 1 Lingsar memiliki SDM yang mampu menghasilkan alat-alat industri tersebut,” tutup dia. Diskominfotik/Windi/Juan/Yani

PENGUKUHAN 8 DHARMA WANITA PERSATUAN PROVINSI DILAKUKAN SECARA VIRTUAL

Giri Menang, Diskominfotik-Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama 8 Pengurus Dharma Wanita Persatuan Provinsi lainnya masa bakti 2019-2024 resmi di kukuhkan secara virtual dari Jakarta, Rabu (09/8/2020). Pengukuhan langsung dilakukan oleh Ketua Dharma Wanita Pusat, Erni Gunarti Tjahyo Kumolo.

 

Pengukuhan dilakukan bersamaan dengan 8 Provinsi lainnya yakni DWP Provinsi Maluku, DWP Provinsi Maluku Utara, DWP Provinsi Papua Barat, DWP Provinsi Bali, DWP Provinsi NTB, DWP Provinsi NTT, DWP Provinsi Kalimantan Timur, DWP Provinsi Sulawesi Tenggara.

Erni Gunarti Tjahyo Kumolo dalam sambutannya mengatakan, sangat bersyukur bahwa pengukuhan pengurus tetap dapat terlaksana ditengan pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada.

“Dengan segala keterbatasan yang ada, pengukuhan dapat tetap terlaksana. Meskipun dilakukan secara online, tentu tidak membatasi semangat DWP untuk berkarya bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.

Ia berharap, DWP tetap bisa menjalankan program DWP sesuai dengan keadaan pandemi saat ini, yakni dengan menghimbau protokol kesehatan ke masyarakat.

“Jadi saya himbau program DWP tetap mematuhi protokol kesehatan dan dapat mensosialiasikan kemasyarakat tentang protokol kesehatan,” ujarnya.

Selain itu, seluruh Pengurus DWP yang baru dikukuhkan, harus aktif bekerja sama dalam menyelesaikan setiap tugas. Karena kekompakan antar anggota menjadi kunci sukses organisasi DWP untuk menjadi mitra kerja pemerintah.

“Hal itu membuat organisasi DWP dapat semakin dirasakan manfaatnya bagi keluarga dan seluruh anggota masyarakat,” tuturnya.

Di Lombok Barat pelantikan secara virtual ini diikuti secara langsung di Aula Diskominfo Lombok Barat. Pengukuhan ini dihadiri Ketua DWP Lobar Hj. Nurhikmah Baehaqi beserta 5 orang pengurus  dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (Prokes) yang sudah ditentukan, termasuk jumlah peserta yang dibatasi.

Pelaksanaan pengukuhan DWP Propinsi ini juga dihadiri secara virtual  oleh 9 kabupaten kota lainnya se NTB. (Tim IKP)

ZIARAH, SELAKARAN, DAN HAJI DI LOBAR

Ibadah Haji bagi umat Islam adalah kewajiban personal (fardhu ‘ain), namun dikhususkan bagi yang memiliki kemampuan, baik fisik, ekonomi, dan terutama dalam aspek mental.

Khusus bagi masyarakat muslim di Pulau Lombok, ibadah haji ini dianggap sebagai ibadah puncak penghambaan seseorang kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan dengan cara peribadatan tertentu, ritual tertentu, waktu tertentu, bahkan tempat-tempatnya pun telah ditentukan oleh ajaran Islam (syari’at).

Oleh karenanya, perlakuan terhadap ibadah ini menjadi sangat spesial. Seseorang yang berniat haji, jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri. Apalagi dengan kebijakan kuota, maka persiapan (terutama dalam hal pembiayaan) dilakukan belasan tahun dari waktu keberangkatannya.

Bagi mereka di Pulau Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Barat, persiapan menuju keberangkatan haji dilalui dengan banyak proses ritual, baik yang bersifat personal maupun sosial. Secara personal, persiapannya tidak hanya dengan mencukupkan biaya perjalanan, namun juga secara fisik dengan melatih diri ber-manasik (ritual haji).

Untuk persiapan secara sosial, seorang Calon Jama’ah Haji (CJH) di Lombok Barat menyelenggarakan ziarahan di mana ia membuka rumahnya untuk dikunjungi masyarakat.

Ziarahan (kunjungan warga) biasanya diawali acara buka ziarahan. Ziarahan haji memiliki filosofi yang cukup dalam, baik bagi CJH maupun para tamunya yang berziarah. Mereka tidak hanya hadir untuk mengucapkan kata selamat dan mendo’akan si CJH, namun juga memberi kesempatan bagi CJH untuk saling mengikhlaskan kesalahan-kesalahan selama belum berangkat.

Bagi masyarakat Suku Sasak, keberangkatan haji ke tanah suci seperti menuju medan perang dengan resiko kematian. Mereka beranggapan bahwa keberangkatan mereka adalah “memerangi” diri sendiri dan dikelilingi oleh banyak godaan dan cobaan. Dengan banyaknya resiko dalam perjalanan, maka berangkat Haji seperti juga menyongsong jihad kematian sebagai resiko terbesar dalam peperangan.

Di masa lampau ketika transportasi masih menggunakan jalur laut, maka keberangkatan haji adalah menghadapi gelombang laut dalam waktu yang cukup lama. Itu mengapa, bagi masyarakat muslim Suku Sasak (Suku Asli Pulau Lombok), berangkat haji sampai saat ini disebut “belayar”.

Resiko perjalanan tersebut adalah kematian, maka prosesi ziarahan bagi CJH menjadi ajang saling memaafkan.

Sejak ziarahan dibuka, tetangga, kerabat, dan sahabat pun berdatangan. Mereka kadang “beselawat” (memberi tambahan sangu) buat si CJH. Tradisi “beselawat” ini tidak memandang status ekonomi si CJH atau peziarah. Mereka memberikan sebagai tanda suka citanya atas perjalanan CJH.

Di sore atau malam hari, sang CJH pun kerap menyelenggarakan acara “selakaran”. Selakaran ini adalah melantunkan zikir dan sholawat Nabi Muhammad Saw secara bersama-sama, sambil berdiri, dan membentuk lingkaran.

Selakaran ini menjadi penghantaran para warga, kerabat, dan sahabat kepada si CJH sebelum dan ketika berada di tanah suci. Mereka mendo’akan para jama’ah supaya tetap sehat selama ibadah haji. Selakaran ini, biasanya, semakin intensif dilakukan ketika ada kabar kurang mengenakkan yang menimpa si CJH.

Haji bagi umat Islam Suku Sasak adalah ibadah puncak. Siapapun ingin berhaji walaupun sesungguhnya secara ekonomi belum mampu, kecuali hanya mencukupkan biaya perjalanan. Itu mengapa, seseorang yang berstatus “haji” tidak mesti adalah orang kaya. Mereka berkeyakinan, haji adalah kewajiban personalnya di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di Kabupaten Lombok Barat, jumlah CJH tahun 2018 ini adalah sebanyak 574 CJH. Mereka terbagi dalam dua Kelompok Terbang (Kloter) di embarkasi Mataram.

Menurut Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lobar, melalui Kepala Sub Bagian TU, Muhammad Iqbal, S. Ag., Kloter 3 (keberangkatan pertama CJH Lobar) diberangkatkan tanggal 21 Juli sebanyak 442 jama’ah dan 3 orang petugas.

“Pelepasan dilakukan tanggal 20 Juli dengan sholat subuh bersama di Bencingah, karena CJH harus sudah ada di Asrama Haji pada pukul 07.30 WITA. Setelah pemeriksaan kesehatan dan pemberian kelengkapan lainnya, CJH diharapkan bisa beristirahat karena mereka akan diberangkatkan menuju Madinah pada pukul 01.00 dini hari,” ujarnya.

Sisa CJH lainnya dimasukkan dalam Kloter Campuran. Sebanyak 132 CJH Lobar digabungkan dengan CJH dari Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah untuk menenuhi kuota satu Kloter. Mereka dijadwalkan berangkat tanggal 29 Juli 2018 dan masih tetap terkategori sebagai Jama’ah Haji Indonesia Gelombang Pertama. Gelombang terbang itu diberangkatkan dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Internasional di Kota Madinah Arab Saudi.

Berburu Durian organik Di Lingsar

??????????Berburu durian oganik memang penuh liku. Wajar saja masyarakat memburu durian organik mengingat bahan pemupukan yang digunakan untuk semua jenis tanaman pertanian maupun perkebunan saat ini sudah keranjingan menggunakan pupuk kimia. Tapi warga tak perlu kkhawatir khususnya warga NTB tak perlu risau karenanya. Karena perburuan durian organik taklah sulit menemukannya. Datang saja ke Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

Produksi durian organik di wilayah yang dikenal sebagai kandang durian ini tak sedikitpun menggunakan zat-zat kimia dalam pemupukannya. “Kami tak ingin konsumen mengeluh dan bahkan menghindar jika ketahuan menggunakan pupuk an organik. Konsumen saat ini cukup jeli membedakan mana durian organik maupun an organik,” bilang Sakdudin, petani sekalian penjual durian di Karang Bayan, Lingsar.

Kepiwaian konsumen memilih durian organik dan an organik bisa dijadikan tolok ukur akan tingkat kecerdasan dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, segar dan bugar. “Durian organik bisa dilihat dari ciri-ciri kulitnya yang segar, bugar dan isinya yang mengeluarkan aroma khas alami yang langsung bisa dimakan ditempat. Sebaliknya durian an organik, pertumbuhan buahnya terlihat dipaksakan. Bahkan isinyapun menyembulkan aroma campuran dengan rasa yang kurang legit,” Dari warga Karang Pule, Mataram saat ditanya beda durian organik dan an organik.

Sebagaimana diketahui durian menjadi makanan paforit  yang selalu diburu saat musim durian tiba dki Lombok, khususnya sentra penghasil durian yang ada di Lingsar, Narmada dan Gunjungsari, Lombok Barat. Buah pencuci mulut ini disukai, karena rasanya yang enak dan melegakan tenggorokan dengan aromanya yang harum mengundang selera. Biasanya setiap musimnya tiba selalu menjadi buruan dan biasanya laris terjual.

Karang Bayan, kecamatan Lingsar merupakan salah satu areal yang setiap tahun menjadi pasar dadakan, dimana para pedagang durian menjajakan dagangannya  kepada konsumen yang datang dari Lombok Barat,Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur.

Pedagang sekaligus petani durian lainnya, Lalu Mustaan mengungkapkan, durian yang ia budidayakan merupakan durian organik dengan pemupukan ala sederhana yang diambilkan dari campuran kotoran berbagai jenis ternak yang ia pelihara sendiri maupun dari peternak lainnya. Menggunakan pupuk organik dari kotortan kandang ternakpun bagi Mamiq Mustaan begitu ia biasa dipanggil cukuplah praktis. Dari awal penanaman hingga usia pohon rambutan puluhan tahun lamanya ia tetap memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuknya. “Hasilnya cukup memuaskan. Pertumbuhan durian lebih segar, bagus, daunnyapun lebih tebal dan cepat berbunga. Daging buahnyapun lebih berisi serta aromanya yang khas. Karena itulah banyak dicari konsumen,” kata Mamiq.

Jurnalisme Warga, Wardi-Labuapi.

Peluang Pasar Hortikultura Di Lobar Cukup Cerah

??????????Harga komoditi tanaman hortikultura jenis sayur-mayur ternyata masih cukup prospektif. Meski harganya sempat menurun di pasaran, namun penurunan tersebut tidak terlalu membuat petani rugi. Penurunan harga terjadi mengingat  stok di pasar berlimpah. Namun dari sisi ekonomi petani dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan, petani  mengaku masih beruntung.

Hamdi (35) petani sayuran kembang kol asal Labuapi, membandingkan jika pada musim panen sebelumnya, harga perkilonya bunga kol di pasaran bisa menembus Rp 8000. Ia menyadari pada saat itu, petani lainnya masih jarang yang menanam sayuran jenis ini. “Namun sebaliknya saat ini banyak yang mencoba menanam kembang kol dan panen secara bersamaan. Akibatnya harga turun menjadi Rp 5000 perkilonya,” kata Hamdi yang ditemani istrinya saat panen di Labuapi, belum lama ini.

Ditanya soal pemasaran, Hamdi tak terlalu mengkhawatirkannya. Selama ini ia memasarkannya ke sejumlah pasar seperti pasar Kebon Roek, Pasar Bertais, Pasar Pagesangan (Mataram), Pasar Labuapi, Pasar Perampuan, Pasar Kediri, Pasar Gerung di Lombok Barat. “Di sejumlah pasar tersebut kebutuhan sayur-mayur permintaannya masih tinggi. Karena itu peluang pasar tanaman holtikultura ini tetap stabil,” jelas Hamdi yang juga anggota Kelompok Tani Labuapi 4.

Terkait penyakit yang suka menyerang tanamannya, Hamdi tidak menampiknya. Paling banter serangan hama ulat daun seringkali mengancam tanaman sayurnya. Salah satu cara untuk membasminya dengan menyemprotkan insektisida ulat daun.

Hamdi juga melakukan persemaian bibit kol sebelum di tanam di sebidang tanah yang luasnya 15 are. Ia membeli bibit sebanyak 10 gram dengan harga Rp. 70 ribu. “Dari 10 gram bibit tersebut menjadi 1.500 batang. Masa panen terhitung sampai 45 hari. Dan untuk 15 are ini rata-rata kami bisa menghasilkan antara 5-6 kwintal kembang kol,” kata Hamdi.

Jurnalisme warga: Wardi, Labuapi

Perang Topat Wujud Keluhuran Budaya dan Toleransi Ummat Beragama

perangtopatSelain wisata alam yang tersebar di berbagai penjuru, di Lombok juga terdapat banyak sekali wisata budaya, diantaranya adalah “TRADISI PERANG TOPAT” yang merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok.
Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Sebagaimana evennya digelar, Selasa (13/12-2016) di pelataran Pura Lingsar digelar tradisi tahunan bernama Perang Topat. Keunikan tradisi ini mengundang kalangan pejabat seperti Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, beserta segenap anggota Muspida, Kadis Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi dan tentunya wisatawan asing yang dibawa para tour operator turut menyaksikan tradisi yang merupakan bentuk manifestasi kerukunan dua ummat beragama Muslim di Lombok dan Hindu Bali yang tinggal di Lombok.
Ketua Pengelola Kemaliq Lingsar, Lalu Suparman Taufik menjelaskan, prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30.Perang Topat yang merupakan acara ritual sekaligus bagian dari Pujawali menggunakan makanan sajian berupa ketupat yang juga merupakan sesajian dalam upacara. Setelah itu ketupat yang sudah dipakai untuk perang ini dibawa pulang oleh masyarakat khususnya petani, karena diyakini dapat dipergunakan sebagai bubus untuk dijadikan pupuk yang ditaburkan di sawah dan kebun pada saat malam hari seraya mohon doa pada Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan kesuburan bumi dan hasil pertanian yang semakin melimpah.
Perang topat merupakan rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta.
Ber bagai kegiatan digelar sebelum dan sesudah terlaksananya Perang Topat. Diantaranya gotong royong masyarakat yang dilaksanakan ummat Hindu dan warga suku Sasak di Pelataran Pura dan Kemaliq Lingsar. Memasang Abah-Abah atau memasang perlengkapan upacara dan Sabun Rah  juga dilaksanakan ummat Hindu dan Ummat Muslim Ssaak.  Napak Tilas Negelingan Kerbau oleh Ummat Islam Sasak dan Ummat HIndu. Persembahyangan Ummat Hindu dan Perang Topat, Bebeteh/Ngelukar yang dilaksanakan ummat Hindu dan ummat Muslim-Sasak.
Jurnalisme warga; Wardi, Labuapi

Cegah Infljuenza Hingga Sesak Napas Dengan Mangga

ManggaBanyak varietas mangga dan tidak kurang dari 200 jenis ragam dan varietasnya. Dibalik kelezatannya, mangga memiliki banyak khasiat yang cukup bermanfaat. Yakni dapat menyembuhkan penyakit influenza, penambah nafsu makan, menyembuhkan luka pada kulit, radang tenggorokan atau batuk dan masih banyak penyakit lainnya.

Khasiat dari buah mangga begitu banyak, Seperti bila menaruh mangga di kamar akan mampu mengusir nyamuk, karena baunya yang harum tak disukai nyamuk. Dan bila influenza menhyerang, makanlah manbgga tiga biji bakal dapat terobati. Dan untuk menguatkan rasa anggur yang bias disajikan dalam jamuan makan malam hanya dengan menyajikan satu biji buah mangga dapat memperkuat rasa anggur.

Mangga memiliki kandungan vitamin A, C dan E yang sangat bagus untuk keremajaan kulit dan mencegah kanker. Karena dalam mangga terdpat karotenoid yakni bahan penumpas kanker yang baik. Kandungan asam galat yang ada pada mangga, sangat baik buat pencermaan. Selain itu kesehatan mata, mulut dan tenggorokan gunakanlah buah mangga.

Jika belanja mangga jangan pilih yang terlalu matang atau mentah, pilihlah kualitas yang pas yaitu matang di pohon. Teksturnya padat tapi tak tyerlalu keras. Baunya harum tapi tak menyengat.

Untuk tips mengobati influenza. Siapkan buah mangga satu buah, ambil dagingnya, tambahkan jahe seukuran satu jari dan dua bawang putih . Semua bahan direbuas dengan 500 cc air sampai tersisa setengahnhya. Kemudian saring dan minum selagi hangat.

Sedangkan untuk batuk atau sesak napas, siapkan mangga satu buah, satu sendok makan jeruk nipis, dua sendok madu, 100 ml air hangat . Campur semua bahan dan belebder halus . Minum dua kali sehari. Untuk itu disarankan mengkonsumski mangga tkidak saja memenuhi kebutuhan vitamin, namun bias dicampur dengan bahan lain sebagai obat.

Wardi, Jurnalisme  warga Labuapi

1 51 52 53 54 55 71